Anatomi Fisiologi Kulit
Anatomi Fisiologi Kulit
Lapisan Kulit
Epidermis
Dermis
Jaringan subcutan.
EPIDERMIS
Terdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut
dari atas ke bawah :
Stratum corneum
Stratum lucidum
Stratum garanulosum
Stratum spinosum/ spongiosum
Stratum basale
Stratum Corneum
Lapisan paling luar terdiri dari sel-sel gepeng dan tidak berinti lagi,
setiap hari
Stratum Lucidum
Hanya terdapat pada kulit yang tebal.
keratinocytes
DERMIS
Dermis membentuk bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisan
ini tersusun dari dua lapisan yaitu :
Lapisan papillaris yaitu bagian yang menonjol ke
Kelenjar ekrin
- Ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya
bermuara langsung ke permukaan kulit. Keringat
dikeluarkan dari kelenjar ekrin sebagai reaksi terhadap
kenaikan suhu sekitarnya dan kenaikan suhu tubuh.
Kelenjar apokrin
–Kelenjar apokrin terdapat di daerah aksila, anus,
skrotum dan labia mayora. Kelenjar apokrin menjadi
aktif pada pubertas. Kelenjar ini memproduksi keringat
yang keruh dan diuraikan oleh bakteri sehingga
menghasilkan bau yang khas.
Rambut
–Rambut terdiri atas akar rambut yang terbentuk dari dermis dan
batang rambut yang menjulur keluar dari dalam kulit. Rambut
tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut.
Proliferasi sel-sel dalam bulbus pili menyebabkan pembentukan
rambut.
–Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan dan istirahat.
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi, pertumbuhan rambut
janggut berlangsung paling cepat dan kecepatan pertumbuhan
ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila serta alis mata.
Pada kulit kepala pertumbuhan rambut biasanya 3 mm perhari.
–Fase pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai selama 6
tahun untuk rambut kulit kepala, sementara fase istirahat
(telogen) kurang lebih selama 4 bulan.
–Selama fase telogen, rambut akan rontok dari tubuh.
Fungsi Kulit
Perlindungan (proteksi)
–Kulit melindungi tubuh dari segala pengaruh luar, misalnya bahan kimia, mekanis, bakteriologis
dan lingkungan sekitarnya yang senantiasa berubah-ubah. Fungsi proteksi ini terutama
dilakukan oleh stratum corneum, dalam hal ini juga dimungkinkan karena adanya bantalan
lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai
pelindung terhadap gangguan fisis
Sensibilitas/fungsi sensori
–Ujung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan tubuh untuk memantau secara
terus menerus keadaan lingkungan disekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk
mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan yang ringan dan tekanan. Berbagai ujung saraf
bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap setiap stimuli yang berbeda.
- Ujung reseptor saraf berupa mekanoreseptor yaitu sel Merkel di epidermis, korpuskulus
Meissner’s di stratum papillare, dan korpuskulus paccinian di jaringan subkutan serta ujung
serabut saraf bebas (free nerve endings (nyeri, tekanan dan reseptor temperatur).
–Korpus Meisner’s: reseptor yang terdapat pada kulit tidak berambut (banyak diujung jari dan
bibir) untuk mendeteksi objek yang sangat ringan dan vibrasi dengan frekuensi rendah.
–Sel Merkel terdapat didaerah dimana terdapat korpus Meisner’s berfungsi untuk melokalisasi
sensasi raba pada daerah permukaan tubuh dan menentukan teksture benda yang dipegang.
–Korpus Paccini berperan penting untuk mendeteksi vibrasi
•Keseimbangan air
–Stratum corneum memiliki kemampuan untuk menyerap
air dan dengan demikian akan mencegah kehilangan air
serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal
tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam
jaringan subkutan. Bila kulit mengalami kerusakan
misalnya pada luka bakar, cairan dan elektrolit dalam
jumlah yang besar dapat hilang dengan cepat.
•Pengaturan suhu (thermoregulator)
–Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas
sebagai hasil metabolisme makanan yang
memproduksi energi. Panas ini akan hilang terutama
lewat kulit.
TRIMAKASIH