Bisnis
Nonny Nadhira Yusuf 1807025006
Reike Angelina Handayani 1807025018
Zulfayeni 1807025019
Pelaksanaan Bisnis
Setelah semua perencanaan bisnis telah siap, selanjutnya yaitu merealisasikan semua rencana yang telah disusun berdasarkan data dan juga
informasi. Jika proses pengembangan bisnis dapat berjalan dengan lancar, maka tahap selanjutnya hanyalah tinggal melakukan operasional bisnis
secara berkelanjutan. Dan tetap memantau perkembangan dari semua tahapan yang sudah dijalankan. Dengan demikian semua semua rencana
dapat dikontrol dan diketahui kendala apa saja yang muncul pada saat proses berjalan.
Hasil dari studi kelayakan bisnis merupakan sebuah kumpulan dokumentasi secara lengkap dalam bentuk tertulis yang dapat memperlihatkan
mengenai rencana bisnis yang memiliki nilai positif dari berbagai aspek yang sudah diteliti. Apabila hasil laporan studi kelayakan bisnis dapat
menunjukkan banyak nilai yang positif, maka proyek bisnis tersebut layak dan mampu dijalankan. Namun, justru sebaliknya akan gagal atau batal
jika tidak memiliki nilai positif.
Identitas Pelaksana Bisnis
Identitas pelaksana bisnis atau orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis:
• Pemilik
⚬ Wiraswasta (entrepreneur), orang yang mengorganisasi, mengelola, dan mengasumsi resiko yang dihadapi untuk memulai bisnis.
⚬ Pemegang saham (shareholder/stockholder). Saham adalah sertifikat kepemilikan suatu perusahaan, Pemegang saham adalah seseorang yang
secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan.
• Karyawan
⚬ Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan.
⚬ Manajer adalah karyawan yang mempunyai tanggung jawab mengelola pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawan lain dan membuat
keputusan penting perusahaan.
• Kreditor
⚬ Institusi keuangan atau individu yang memberikan pinjaman.
• Pemasok
⚬ Penyedia bahan baku dan mengantarkannya tepat waktu.
• Pelanggan
⚬ Pihak yang menerima produk atau jasa dengan nilai/harga tertentu
Identitas Pelaksana Bisnis
Produk yang akan dihasilkan dari bisnis yang akan didirikan harus memperhatikan
legalitas sebagaimana sudah disebutkan. Mengabaikan legalitas akan menimbulkan
resiko hukum berupa tuntutan hukum dari dinas dan instansi berwenang. Jika hal
ini terjadi, perkembangan dan kemajuan usaha yang sudah dirintis dengan susah
payah oleh para pendirinya akan terhambat.
Legalitas Produk
Produk atau barang yang diperdagangkan akan turut menentukan perjalanan usaha yang akan dijalankan. Analisis produk dalam aspek ini
berkaitan dengan hukum negara dan legalitas menurut syariat agama. Komoditas usaha yang akan dipasarkan di dalam negeri harus
memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
Produk yang akan di hasilkan dari bisnis yang akan didirikan harus memperhatikan legalitas berikut:
Barang tidak berwujud 1. Software/Produk Seni lainnya 1. Hak Paten/HAKI 1. Departemen HAM dan
Perundang-undangan
Legalitas Produk
Legalitas Produk dalam suatu Bisnis ada dalam berbagai macam sisi, seperti dari sisi merek produknya, BPOM, dan kehalalan produk dalam
bisnis.
1. Merek
Ketentuan tentang merek diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek, adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Syarat dan Tata Cara Permohonan Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001:
• Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia, untuk merek bahasa asing atau di dalamnya terdapat huruf selain huruf Latin wajib
disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
• Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan dilampiri bukti pembayaran biaya.
• Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan dalam satu permohonan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Legalitas Produk
Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001,permohonan harus ditolak jika merek:
• Terdapat persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek orang lain yang sudah terdaftar terlebih dahulu untuk barang dan/atau
jasa yang sejenis, Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis, dan Indikasi-geografis yang sudah terkenal.
• Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto dan nama badan hukum tang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulus yang
berhak.
• Merupakan tiruan, menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara, lembaga nasional maupun
internasioanal, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
• Merupakan tiruan atau menyerupai tanda, cap, atau stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
Legalitas Produk
Sertifikat Merek diberikan kepada orang atau badan hukum yang mengajukan permohonan pendaftaran selambat-lambatnya 30 hari sejak merek
didaftar di dalam Daftar Umum Merek (DUM), sertifikat merek juga memuat jangka waktu berlakunya merek, menurut ketentuan Pasal 28
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 adalah 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan dapat diperpanjang. Perpanjangan tersebut dilakukan 12
bulan sebelum berakhirnya jangka waktu merek tersebut dan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama,yaitu 10 tahun. Sertifikat tersebut
memuat:
• Nama dan alamat lengkap pemilik atau kuasanya merek yang didaftar
• Tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan
• Nama negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila permohonan tersebut diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas
• Etiket merek yang didaftar
• Kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang mereknya didaftar
• Jangka waktu berlakunya merek.
Legalitas Produk
2. BPOM
BPOM adalah sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang bertugas menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Legalitas Halal
Label halal merupakan pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud
berstatus sebagai produk halal. Label halal diperoleh setelah mendapatkan sertifikat halal. Sertifikat halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat halal ini merupakan syarat untuk
mendapatkan izin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. Adapun yang dimaksud dengan produk
halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat Islam.
1. Peraturan Perijinan
UU Perdagangan merupakan pencapaian penting karena berarti satu lagi produk hukum nasional dihasilkan. Semua peraturan perundang-
undangan bidang perdagangan harus menyesuaikan dengan UU Perdagangan baru. Semua harus tunduk pada UU Perdagangan dan otomatis
aturan Belanda tahun 1934 itu tidak berlaku. UU ini mengakomodasi kepentingan nasional.
2. Kelengkapan Perijinan
Banyaknya dokumen yang akan diteliti sangat tergantung dari jenis usahanya. Yang terpenting adalah urusan prioritas dokumen yang menjadi
pokok perhatian. Urutan prioritas menunjukkan bahwa dokumen ini sangat penting bagi usaha yang akan diajukan nanti.
Secara umum, dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum ini sebagai berikut:
• Bentuk Badan Usaha
• Bukti Diri
• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Izin-izin Perusahaan
THANK YOU