Anda di halaman 1dari 13

MODUL 12

APLIKASI BAHASA
INDONESIA DALAM ARTIKEL
ILMIAH

1
KAIDAH
Bahasa merupakan salah satu
bekal utama penulisan karya
ilmiah, sebab bahasa merupakan
pengungkap gagasan
BAHASA
penulis.Artikel ilmiah dituntut
untuk mengungkapkan gagasan
keilmuan secara tepat sehingga
pembaca dapat menangkap
gagasan yang disampaikan oleh
penulis.

Pemakaian bahasa yang salah


dapat menyebabkan pemahaman
pembaca bertolak belakang
dengan gagasan penulis

Penggunaan paragraf
Bahasa Tulis Ilmiah
yang benar
Merupakan perpaduan
ragam bahasa tulis dan Suatu paragraf
ragam bahasa ilmiah dinyatakan memenuhi
syarat apabila paragraf
itu mengandung satu
gagasan pokok

Pemilihan kata dan


Penataan Kalimat
Istilah
Kalimat akan dikatakan
Setiap kata yang akan baik apabila memiliki
dipakai dalam tulisan kesatuan pikiran yang
ilmiah harus dipahami utuh sehingga mudah
Pertanyaan 1 :
kesesuaian maknanya dipahami maksudnya. Pada butir penataan kalimat,
agar tepat dalam Penggunaan kalimat
menyajikan gagasan yang efektif dapat
terdapat kata yang digaris
ditingkatkan jika penulis bawahi. Apa maksud kata
memiliki banyak variasi
pilihan kata
tersebut?
CIRI RAGAM BAHASA ILMIAH

Kosakata yang digunakan dipilih


secara cermat
1

Pembentukan kata dilakukan secara


sempurna
2

Kalimat dibentuk dengan struktur


yang lengkap
3

Paragraf dikembangkan secara


lengkap dan padu
4

Hubungan antargagasan terlihat 5


jelas, rapi dan sistematis
BAHASA ILMIAH MEMILIKI
KARATERISTIK :

Cendekia

Lugas

Jelas

Bertolak dari gagasan

Formal

Objektif

Ringkas dan Padat

Konsisten
01 Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat
sehingga gagasan yang disampaikan dapat disampaikan oleh penulis dan
diterima secara tepat oleh pembaca.

Kecendiakaan berhubungan dengan ketepatan dalam memilih dan


menggunakan kata

Perhatikan contoh di bawah :


1 2
Pemaparan Paparan
Pembuatan Buatan
Pembahasan Bahasan
Pemerian Perian

Contoh 1 : Menggambarkan suatu proses


Contoh 2 : Menggambarkan suatu hasil

 Suatu kata dipilih secara cermat apabila kata itu tidak mubazir.

1 Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung. Menurut
para ahli psikologi bahwa korteks adalah pusat otak yang paling rumit

2 Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung. Menurut para
ahli psikologi, korteks adalah pusat otak yang paling rumit

Pilihan kata maka dan bahwa pada contoh pertama (1) termasuk mubazir, sehingga
kata tersebut dihilangkan lalu diganti dengan koma(,) seperti pada contoh kedua (2)
02 Lugas
Setiap gagasan hendaknya diungkapkan secara langsung sehingga makna
yang ditimbulkan oleh pengungkapan itu menjadi lugas

Dengan paparan yang lugas , kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan


isi kalimat akan terhidarkan

Perhatikan contoh di bawah :


1 Para pendidik yang kadang kala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah
sebagian mahasiswa mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.

2 Para pendidik yang kadang kala atau bahkan sering terkena akibat oleh ulah
sebagian mahasiswa mempunyai tugas berat.

Kalimat pertama (1) bermakna tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena
getahnya dan tidak bisa dikatakan ringan. Sehingga kedua ungkapan itu diganti
dengan kata akibat dan berat yang memiliki makna langsung seperti pada contoh
kedua (2)

Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak mengugkapkan sesuatu secara


langsung (lugas)

Pertanyaan 2 :
Soal yang diberikan oleh dosen tidak bisa
dianggap mudah.

Ubalah kata yang dicetak tebal menjadi kata


bermakna langsung (lugas)
03 Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan dalam bahasa yang
jelas serta hubungan antara gagasan yang satu dan lainnya jelas.

Ketidak jelasan akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Kalimat
panjang boleh digunakan apabila penulis cermat dalam menyusun kalimat
sehingga hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas.

Perhatikan contoh di bawah :


1 Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari
penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran. Pendidikan
moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena
langsung menyangkut tentang moral Pancasila. Selain itu penanaman moral
pancasila juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, dan
Kesenian.

2 Penanaman moral di sekolah merupakan kelanjutan dari penanaman moral di


rumah yang dilaksanakan melalui mata pelajaran PMP. PMP merupakan mata
pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral Pancasila.
PMP juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, dan
Kesenian.

Contoh (1) tidak dapat mengungkapkan gagasan secara jelas karena


kalimat terlalu panjang. Hubungan antar gagasan menjadi kabur. Berbeda
dengan contoh (2) kalimat-kalimatnya dibuat menjadi lebih pendek
sehingga gagasannya menjadi lebih jelas.
04 Bertolak Dari Gagasan
Bahasa ilmiah berorientasi pada gagasan. Penonjolan diarahkan pada
gagasan atau hal-hal yang diungkapkan, bukan pada penulisnya/pelaku.

Kalimat yang cocok digunakan adalah kalimat pasif. Kalimat aktif dengan
penulis sebagai pelaku utama perlu dihindari.

Perhatikan contoh di bawah :


1 Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan
membina anak berbakat sangat penting.

2 Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak
berbakat sangat penting.

Contoh (1) berorientasi pada penulis. Penulis menjadi sentral pada kalimat tersebut
Contoh (2) berorientasi pada gagasan dengan menyembunyikan kehadiran penulis

Paparan yang melibatkan pembaca sebagai pelaku dalam konteks juga perlu dihindari

3 Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam


penanaman moral pancasila

4 Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam


penanaman moral pancasila

Pertanyaan 3 :
Pada contoh 3 dan 4, yang manakah yang berorientasi pada pelaku?
05 Formal
Bahasa yang digunakan dalam artikel ilmiah bersifat formal. Tingkat
keformalan dapat dilihat dari kosakata, bentukan kata dan kalimat.

Memilih kata formal harus cermat agar terhindar dari pemakaian kata
informal.

Perhatikan contoh di bawah :


1. Kata Formal 2. Kata Informal
Berkata Bilang
Membuat Bikin
Daripada Ketimbang
Memberi kasih

Dalam memilih kosakata ilmiah, perlu kecermatan agar tidak mengarah pada kata
ilmiah populer

Kata ilmiah Teknis Kata ilmiah populer

Anarki Kekacauan

Antipati Rasa benci

Antisipasi Perhitungan ke depan

Keformalan kalimat ditandai dengan kelengkapan unsur wajib


(subject dan predikat) dan ketepatan penggunaan kata
06 Objektif
Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan
gagasan sebagai pangkal tolak, tapi juga dalam penggunaan kata.

Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.

Perhatikan contoh di bawah :


1 Contoh-contoh itu telah memberi bukti betapa besarnya peranan orang tua
dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan tersebut kiranya dapat
disimpulkan sebagai berikut:
2 Contoh-contoh itu telah memberi bukti besarnya peranan orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:

Kata betapa dan kiranya pada contoh (1) memberikan kesan subjektif. Berbeda
dengan contoh (2)

Perhatikan contoh di bawah


3 Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti diawali
adanya masalah.

4 Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian diawali adanya masalah.

Kata yang bersifat ekstrem dapat memberikan kesan subjektif dan emosional.
Seperti kata : harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti.

Sebagai mana pada contoh (3) yang disempurnakan pada contoh (4)
07 Ringkas dan Padat
Ringkas merujuk pada unsur bahasa yang digunakan. Dengan
menggunakan bahasa yang hemat dan menghindari bahas yang mubazir.

Padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan. Apabila


makna suatu gagasan sudah terpenuhi tanpa ada pemborosan kata, maka
sifat kepadatan telah dipenuhi.

Perhatikan contoh di bawah :


1 Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap warga negara indonesia

2 Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan
dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga negara Indonesia.

Contoh (1) merupakan bahasa yang ringkas dan padat. Sedangkan contoh (2) adalah
bahasa yang tidak ringkas. Hadirnya kata “sebagaimana tersebut pada paparan” dan kata
“dan dasar pegangan hidup dan kehidupan” pada kalimat (2) tidak memberi tambahan
makna yang berarti. Hadirnya kata-kata tersebut mubazir.

Pertanyaan 4
Berikan 1 contoh kalimat yang tidak ringkas dan padat dan
sempurnakan kalimat tersebut menjadi ringkas dan padat.
08 Konsisten
Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah
telah digunakan sesuai kaidah, maka semua itu digunakan secara
konsisten

Sebagai contoh kaidah :


Kata “untuk” digunakan mengantar tujuan dan kata “bagi” digunakan mengantar objek
(Suparno, 1998)

1 Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang lebaran, pengusaha


angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.

Pelucutan senjata di wilayah Bosnia tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi
mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.

2 Untuk penumpang yang melimpah menjelang lebaran, telah disiapkan


kendaraan ekstra.

Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Yang
penting Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.

Contoh (2) tidak konsisten pada kaidah yang berlaku, sedangkan contoh (1) konsisten.

Apabila pada uraian awal terdapat singkatan STTIB (sekolah Tinggi Teknologi Industri
Bontang) , maka selanjutnya cukup digunakan kata STTIB secara konsisten
NEXT ISSUE :
KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BAHASA
INDONESIA DALAM ARTIKEL ILMIAH

Anda mungkin juga menyukai