ASUHAN KEPERAWATAN
MASALAH PSIKOSOSIAL
(RISIKO) KEPUTUSASAAN
Kelompok 5:
Laelika Ramadanti (19.0601.0002)
Dera Adinda (19.0601.0005)
Randhika Alfhan Al Fattaah (19.0601.0018)
1. DEFINISI
Keputusasaan merupakan kondisi
individu yang memandang adanya
keterbatasan atau tidak tersedianya
alternatif pemecahan pada masalah
yang dihadapi (SDKI, 2017).
Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan
solusi untuk permasalahannya, dan ia
percaya bahwa baik dirinya atau
siapapun tidak akan bisa
membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan
kehilangan harapan,
ketidakmampuan, keraguan, duka cita,
apati, kesedihan, depresi, dan bunuh
diri.
2. ETIOLOGI
a. Stres jangka panjang.
b. Penurunan kondisi
fisiologis.
c. Kehilangan kepercayaan
pada kekuatan spiritual.
d. Kehilangan kepercayaan
pada nilai-nilai penting.
e. Pembatasan aktivitas
jangka panjang.
f. Pengasingan.
A. MAYOR
- SUBJEKTIF
1. MENGUNGKAPKAN KEPUTUSASAAN.
- OBJEKTIF
1. BERPERILAKU PASIF
B. MINOR
- SUBJEKTIF
1. SULIT TIDUR.
2. SELERA MAKAN MENURUN.
- OBJEKTIF
1. AFEK DATAR.
2. KURANG INISIATIF.
3. MENINGGALKAN LAWAN BICARA.
4. KURANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS PERAWATAN.
5. MENGANGKAT BAHU SEBAGAI RESPON PADA LAWAN BICARA.
3. Manifestasi Klinis
4. PATHWAY
Harga diri rendah
Keputus-asaan
ketidakberdayaan
5. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
a. Psikofarmaka Terapi dengan obat- Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk
obatan sehingga dapat meminimalkan memberikan pendidikan ulang yang maksudnya
memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu
gangguan keputusasaan. b. Psikoterapi lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan
Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
harus diberikan apabila penderita telah telah mengalami keretakan menjadi
diberian terapi psikofarmaka dan telah kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit,
mencapai tahapan di mana kemampuan psikologi kognitif, dimaksudkan untuk
memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir
menilai realitas sudah kembali pulih dan dan daya ingat) rasional sehingga penderita
pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi mampu membedakan nilai-nilai moral
ini bermacam-macam bentuknya antara etika. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk
lain psikoterapi suportif dimaksudkan memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
untuk memberikan dorongan, semangat menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan
diri, psikoterapi keluarga dimaksidkan untuk
dan motivasi agar penderita tidak merasa memulihkan penderita dan keluarganya.
putus asa dan semangat juangnya.
LANJUTAN.....
c. Terapi Psikososial
e. Rehabilitasi
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar
mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan Program rehabilitasi penting
sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri
tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak dilakukan sebagai persiapan
menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani
terapi psikososial ini hendaknya masih tetap penempatan kembali
mengkonsumsi obat psikofarmaka.
kekeluarga dan masyarakat.
d. Terapi Psikoreligius Terapi keagamaan ternyata
masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Program ini biasanya
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum
komitmen agama berhubungan dengan manfaatnya
dilakukan di lembaga
di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa (institusi) rehabilitasi misalnya
kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang,
berdoa, memanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, di suatu rumah sakit jiwa.
ceramah keagamaan, kajian kitab suci.
6. KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN - Pengkajian 13 domain Nanda
1. Health Promotion
a. Pengkajian Keperawatan
2. Nutrition
- Identitas
3. Elimination
1. Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur,
4. Activity/rest
jenis kelamin, status, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nomor Rekam Medis, diagnosa medis. 5. Perception/cognition
- Riwayat kesehatan 6. Self perception
1. Keluhan utama yaitu keluhan yang paling 7. Role relationship
dirasakan pasien untuk mencari bantuan. 8. Sexuality
2. Riwayat kesehatan sekarang yaitu apa yang
9. Coping/stress tolerance
dirasakan sekarang
10. Life principles
3. Riwayat kesehatan dahulu yaitu apakah
kemungkinan pasien belum sakit seperti ini atau 11. Safety/protection
sudah pernah. 12. Comfort
13. Growth/development
LANJUTAN.........
- Pemeriksaan fisik a. Inspeksi (mengkaji kulit, melihat warna
membran mukosa, melihat penampilan umum,
1. Keadaan umum Keadaan umum melihat pola pernapasan, melihat gerakan dinding
meliputi, kesan umum, postur tubuh, dada).
warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan b. Palpasi (palpasi bertujuan untuk mengetahu
diri. adanya nyeri tekan dengan cara meraba benjolan
atau aksila, jaringan payudara ,dan sirkulasi
2. Gejala kranial Gejala kranial meliputi, perifer).
suhu, nadi tekanan darah, dan respirasi c. Perkusi (perkusi bertujuan untuk mengetahui
3. Keadaan fisik. Keadaan fisik meliputi cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja
diagfragma).
pemeriksaan dari kepala sampai
ekstremitas bawah. d. Auskultasi (Auskultasi bertujuan untuk
mengetahui bunyi yang tidak normal, bunyi
murmur, bunyi gesekan atau suara napas
tambahan).
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN:
- KEPUTUSASAAN
B.D. STRESS
JANGKA PANJANG
(D. 0088)
c. Rencana Keperawatan
- Tujuan
1. Harapan (L. 07055)
a. Inisiatif meningkat.
b. Verbalisasi keputusasaan
menurun.
c. Perilaku pasif menurun.
- INTERVENSI
KEPERAWAT
AN
1. Promosi Harapan (I. 09307)
a. Identifikasi harapan pasien dan
keluarga dalam pencapaian hidup.
b. Pandu mengingat kembali kenangan
yang menyenangkan.
c. Libatkan pasien secara aktif dalam
perawatan.
d. Kembangkan rencana keperawatan
yang melibatkkan tingkat pencapaian
tujuan sederhana sampai dengan
kompleks.
e. Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga terlibat dengan dukungan
kelompok.
f. Ciptakan lingkungan yang
memudahkan mempraktikkan kebutuhan
spititual.
G. ANJURKAN MENGUNGKAPKAN PERASAAN TERHADAP
KONDISI DENGAN REALISTIS.
H. ANJURKAN MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN
TERAPEUTIK DENGAN ORANG LAIN.
I. LATIH MENYUSUN TUJUAN YANG SESUAI DENGAN
HARAPAN.
J. LATIH CARA MENGEMBANGKAN SPIRITUAL DIRI. K.
LATIH CARA MENGENANG DAN MENIKMATI MASA LALU
(MIS. PRESTASI, PENGALAMAN).
LANJUTAN.......
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Proses keperawatan b. Diagnosa Keperawatan
a. Kondisi klien : - Keputusasaan b.d. Stress jangka panjang
Ny. K usia 28 tahun datang ke RSJ Medika, dengan (D. 0088)
wajah tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan
tidak terawat saat ditanya pasien hanya diam c. Tujuan umum
menjawab pertanyaan seperlunya saja dan dengan
tatapan kosong, keluarga yang mengantarkan - Klien mampu menurunkan verbalisasi
mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak keputusasaan.
pasien ditinggal tunangannya selingkuh dengan
wanita lain, pasien hanya mengurung diri dikamar - Klien mampu menurunkan sikap
tidak mau ber sosialisasi dengan lingkungan terlebih pasifnya.
dengan keluarga. Klien putus asa dan tidak mau
mengenal laki-laki lagi. Pasien pernah mencoba d, Tujuan tindakan keperawatan
untuk mengakhiri hidupnya.
- Mengidentifikasi harapan pasien dan
keluarga dalam pencapaian hidup.
- MEMANDU MENGINGAT KEMBALI
KENANGAN YANG MENYENANGKAN
- MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA
PASIEN DAN KELUARGA TERLIBAT
DENGAN DUKUNGAN KELOMPOK.
- MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG
MEMUDAHKAN MEMPRAKTIKKAN
KEBUTUHAN SPITITUAL
Lanjutan................
E. TINDAKAN KEPERAWATAN
- Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup.
- Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan.
- Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan.
- Kembangkan rencana keperawatan yang melibatkkan tingkat pencapaian tujuan sederhana
sampai dengan kompleks.
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan kelompok.
- Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan spititual.
- Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis.
2. STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN PERAWATAN
a. Fase orientasi a. Fase orientasi
“ Jika mbak merasakan perasaan sedih “ Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi
atau sedang ada beban pikiran bisa untuk berbincang-bincang, mungkin disini
melakukan kegiatan – kegiatan positif, saja kurang lebih 25 menit saja. Sekarang
tunjukkan kemampuan yang mbak miliki saya pamit dulu sampai bertemu besok ya
atau menyibukkan diri dengan hal – hal bu. Selamat pagi ”.
yang positif ya mbak. Saya harap mbak
bisa terus melaukan apa yang sudah kita
diskusikan tadi.”