Anda di halaman 1dari 13

Interaksi Obat dan Makanan

Nama: Amien Hainur Hadi


NIM:181131005
Cara Pemberian Obat
Efek sistemik
a.Enteral
Enteral adalah rute pemberian obat yang nantinya akan
melalui saluran cerna.

1. Oral: memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara


pemberian obat yang paling umum tetapi paling bervariasi
dan memerlukan jalan yang paling rumit untuk mencapai
jaringan. Beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun,
duodenum sering merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi
sistemik karena permukaan absorbsinya yang lebih besar.
Minum obat bersamaan dengan makanan dapat
mempengaruhi absorbsi. Keberadaan makanan dalam
lambung memperlambat waktu pengosongan lambung
sehingga obat yang tidak tahan asam, misalnyapenisilin
menjadi rusak atau tidak diabsorbsi. Oleh
karena itu, penisilin atau obat yang tidak tahan asam
lainnya dapat dibuat sebagai salut enterik yang dapat
melindungi obat dari lingkungan asam dan bisa mencegah
iritasi lambung. Hal ini tergantung pada formulasi,
pelepasan obat bisa diperpanjang, sehingga menghasilkan
preparat lepas lambat.

 

Pemberian Obat Oral


2. Sublingual:
penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi
kedalam anyaman kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam
sirkulasi sistemik. Pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai
keuntungan obat melakukan bypass melewati usus dan hati dan obat tidak
diinaktivasi oleh metabolisme.
3. Rektal:
50% aliran darah dari bagian rektum memintas sirkulasi portal; jadi,
biotransformasi obat oleh hati dikurangi. Rute sublingual dan rektal
mempunyai keuntungan tambahan, yaitu mencegah penghancuran obat oleh
enzim usus atau pH rendah di dalam lambung. Rute rektal tersebut juga
berguna jika obat menginduksi muntah ketika diberikan secara oral atau jika
penderita sering muntah-muntah. Bentuk sediaan obat untuk pemberian rektal
umumnya adalah suppositoria dan ovula.

Contoh Obat Rektal (Suppositoria)


 Tempat Pemberian Obat untuk Proses Absorbsi Obat
b. Parenteral
Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang
absorbsinya buruk melalui saluran cerna, dan untuk obat
seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna.
Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan
pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat.
 Intravena (IV): suntikan intravena adalah cara pemberian obat
parenteral yang sering dilakukan. Untuk obat yang tidak
diabsorbsi secara oral, sering tidak ada pilihan. Dengan pemberian
IV, obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itu
menghindari metabolisme first pass oleh hati. Rute ini
memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekali
atas kadar obat dalam sirkulasi.

Rute Parenteral IM, SC, IV, dan Intradermal


Intramuskular (IM): obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat
berupa larutan dalam air atau preparat depo khusus sering berpa suspensi
obat dalam vehikulum non aqua seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam
larutan cepat sedangkan absorbsi preparat-preparat depo berlangsung lambat.
Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot, obat tersebut mengendap pada
tempat suntikan. Kemudian obat melarut perlahan-lahan memberikansuatu
dosis sedikit demi sedikit untuk waktu yang lebih lama dengan efek terapetik
yang panjang.

Subkutan: suntukan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan


dengan suntikan intravaskular. Contohnya pada sejumlah kecil
epinefrinkadang-kadang dikombinasikan dengan suatu obat untuk
membatasi area kerjanya. Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor lokal dan
mengurangi pembuangan obat seperti lidokain, dari tempat pemberian.
Efek lokal :
1. Inhalasi: inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel
paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena.
Rute ini efektif dan menyenangkan penderita-penderita dengan keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru
obstruktif kronis karena obat diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis minimal.

2. Intranasal: Desmopressin diberikan secara intranasal pada


pengobatan diabetes insipidus; kalsitonin insipidus;
kalsitonin salmon, suatu hormon peptida yang digunakan
dalam pengobtana osteoporosis, tersedia dalam bentuk
semprot hidung obat narkotik kokain, biasanya digunakan dengan
cara mengisap.
3. Intratekal/intraventrikular: Kadang-kadang perlu untuk memberikan
obat-obat secara langsung ke dalam cairan serebrospinal, seperti metotreksat
pada leukemia limfostik akut.

4. Topikal: Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam
bentuk krem secara langsung pada kulit dalam pengobatan dermatofitosis
dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata untuk mendilatasi
pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.
5. Transdermal: Rute pemberian ini mencapai efek sistemik
dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya melalui suatu
“transdermal patch”. Kecepatan absorbsi sangat bervariasi
tergantun pada sifat-sifat fisik kulit pada tempat pemberian. Cara
pemberian obat ini paling sering digunakan untuk pengiriman
obat secara lambat, seperti obat antiangina,nitrogliserin.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai