Anda di halaman 1dari 39

PENGETAHUAN

DASAR
PERPAJAKAN

PELATIHAN TEKNIS DASAR


KEPABEANAN DAN CUKAI
TA 2020
Pokok Bahasan
Konsep Dan Teori Pajak

Hukum Pajak Formal

Implikasi Keputusan
Pejabat Fiskus
KEPUTUSAN FISKUS

 Keputusan menurut UU No. 14 Tahun 2002


adalah penetapan tertulis di bidang
perpajakan yang dikeluarkan pejabat yang
berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Pejabat yang berwenang menurut UU
pengadilan Pajak adalah Dirjen Pajak dan
Dirjen BC (Pajak Pusat) dan Gubernur,
bupati atau Walikota (Pajak Daerah)
JENIS-JENIS
KEPUTUSAN FISKUS

 SKP (SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB)


 STP
 SURAT PAKSA
 PENYEGELAN
SURAT KETETAPAN PAJAK

Terdapat beberapa jenis surat ketetapan pajak,


yaitu :

 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT)
 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Hal-hal yang menyebabkan diterbitkannya SKPKB adalah :

 Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang


tidak atau kurang dibayar.

 Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana


dimaksud dalam pasal 3 ayat 3 (Undang-undang tentang Ketentuan Umum
dan Tata Perpajakan) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan
pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran

 Berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan


Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif
0% (nol persen).

 Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 dan pasal 29 (Undang-


undang) tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan) tidak
dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)

Kegunaan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar


Tambahan:
 Menampung kemungkinan terjadinya suatu Ketetapan Pajak
Kurang Bayar yang menyatakan telah ditetapkan lebih rendah,
atau

 Telah dilakukan pengembalian pajak yang tidak seharusnya


sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar, atau

 Pajak yang terutang dalam suatu Surat Ketetapan Pajak Nihil


ditetapkan lebih rendah.
 Jangka waktu menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan adalah 10 tahun sesudah
saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dengan syarat
adanya data baru (novum) dan atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan
penambahan pajak yang terutang dalam Surat
Ketetapan Pajak sebelumnya.

 Dalam hal Wajib Pajak dipidana SKPKBT masih


dibenarkan untuk diterbitkan, ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar, meskipun
jangka waktu 10 tahun telah dilampaui.
Penerbit Surat Ketetapan Pajak Nihil
(SKPN)

 Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat


keputusan yang menentukan jumlah pajak
yang terutang sama besarnya dengan
jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
Surat Ketetapan Pajak Nihil diterbitkan apabila :

 Untuk PPh, jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang


terutang
atau
pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

 Untuk PPN, jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak


yang terutang,
atau
pajak tidak terutang yang dipungut oleh pemungut PPN,

 Untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah, jumlah pajak


yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau
pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak.
Penerbit Surat Ketatapan Pajak Lebih
Bayar (SKPLB)

 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah


surat keputusan yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak
yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.
SKPLB diterbitkan apabila :
 Untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah
pajak yang terutang, atau telah dilakukan
pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang;
 Untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah
pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran
pajak yang seharusnya tidak terutang.
 Untuk PPn BM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar
dari jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan
pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
Surat Tagihan Pajak (STP)

 Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk


melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.
Surat Tagihan Pajak diterbitkan apabila terdapat :

 Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang


dibayar.
 Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan
pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung.
 Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasiberupa denda
dan/atau bunga.
 Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 tetapi tidak melaporkan kegiatan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
 Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak tetapi membuat Faktur Pajak atau Pengusaha yang telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak membuat
atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak.
PENAGIHAN SEKETIKA DAN
SEKALIGUS

 TANPA MENUNGGU J.T. PEMBAYARAN


 TERHADAP SELURUH UTANG PAJAK
 PP AKAN MENINGGALKAN INDONESIA UTK
SELAMANYA (BERNIAT UNTUK ITU)
 PP MEMINDAHTANGANKAN BARANGNYA UTK
MEMPERKECIL USAHA
 ADA TANDA2 PP AKAN MENGUBAH BENTUK
USAHA
 DIBUBARKAN OLEH NEGARA
 BARANG PP DISITA PIHAK LAIN (PAILIT)
HAK MENDAHULUI
 POKOK PAJAK
 SANKSI : DENDA, BUNGA,
KENAIKAN
 BIAYA PENAGIHAN PAJAK
PENGECUALIAN HAK
MENDAHULU

 Biaya Perkara Yang Semata-mata Disebabkan Suatu


Penghukuman Untuk Melelang Suatu Barang
 Biaya Untuk Menyelamatkan Barang Tsb.
 Biaya Perkara Yang Semata-mata Disebabkan Pelelangan
Dan Penyelesaian Suatu Warisan
DALUWARSA PENAGIHAN
Lewat 10 Tahun Setelah :
 Saat Terutangnya Pajak
 Berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, Atau Tahun
Pajak
Kecuali :
 Terbit St & Sp (Sejak Tgl Penyampaian Sp)
 Ada Pengakuan Wp
 Terbit SKPKB/SKPKBT (Sejak Tgl Terbit)
IMPLIKASI
KEPUTUSAN FISKUS

 KEBERATAN
 BANDING
 GUGATAN
KEBERATAN
 Adalah keberatan yang diajukan oleh Wajib
Pajak kepada Dirjen Pajak berdasarkan pasal
25 ayat (1) UU KUP atas :
• Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
• Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT);
• Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
• Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
• Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ke III
berdasarkan ketentuan perundang-undangan
perpajakan.
KEBERATAN
 Dalam 12 bulan harus dijawab (diputuskan) Dirjen Pajak
(Psl 26 ayat (1) UU KUP) sejak surat keberatan diterima.
 Tidak semua keberatan Wajib Pajak dapat
dipertimbangkan untuk diambil keputusan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) UU KUP.
 Surat keberatan yang dapat dipertimbangkan hanyalah
keberatan yang memenuhi persyaratan formal yang
ditentukan dalam UU KUP.
Persyaratan formal meliputi 2 (dua) hal :
 Batas waktu pengajuan keberatan yaitu 3 (tiga)
bulan sejak tanggal :
– Surat Ketetapan Pajak
– Pemotongan
– Pemungutan Kecuali keadaan di luar
kekuasaan
 Materi Surat Keberatan
Persyaratan formal mengenai materi surat keberatan
adalah :
– Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan
menyatakan alasan-alasan secara jelas (Pasal 25 ayat (2) UU KUP).
– Wajib Pajak dalam keberatannya wajib menyebutkan jumlah pajak yang
menurut perhitungannya seharusnya terhutang.
KEBERATAN YANG TIDAK MEMENUHI
PERSYARATAN FORMAL (lanjutan)

– tidak dicatat dalam buku “Register Penerimaan Surat


Keberatan”.

– Untuk kepastian hukum, KPP hendaknya segera


memberitahukan kepada Wajib Pajak bahwa
keberatannya tidak memenuhi persyaratan Pasal 25 ayat
(3) UU KUP., selanjutnya segera menerbitkan
Keputusan Penolakan Keberatan.
BANDING
PERMOHONAN BANDING KE PENGADILAN PAJAK

Pasal 27 ayat (1) KUP:


 Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada badan
peradilan pajak terhadap keputusan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak mengenai keberatannya dalam
jangka waktu tiga bulan sejak tanggal keputusan
ditetapkan dengan melampirkan salinan surat keputusan
tersebut.
 Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam
Bahasa Indonesia.
SYARAT-SYARAT BANDING
 Diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak.

 Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal


diterima Keputusan (kecuali dalam keadaan di luar kekuasaan
pemohon Banding).

 Diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan


dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding.

 Dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding.

 Dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya Jumlah Pajak yang


terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang
terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen).
SIAPA YANG MENGAJUKAN
BANDING
– Banding diajukan oleh Wajib Pajak,

– Ahli warisnya,

– Seorang pengurus atau kuasa hukumnya.


PENCABUTAN BANDING
– Terhadap Banding dapat diajukan surat
pernyataan pencabutan kepada Pengadilan
Pajak.

– Banding yang dicabut dihapus dari daftar


sengketa

– Banding yang telah dicabut tidak dapat


diajukan kembali.
GUGATAN
 Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.

 Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak


adalah 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan.

 Jangka waktu untuk mengajukan Gugutan terhadap Keputusan selama Gugatan


dimaksud pada angka (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima
Keputusan yang digugat.

 Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat.

 Perpanjangan jangka waktu pada angka (4) adalah 14 (empat belas) hari terhitung
sejak berakhirnya keadaan di luar kekuasaan penggugat.

 Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu)


Surat Gugatan.
SIAPA YANG MENGAJUKAN GUGATAN

Gugatan dapat diajukan oleh:


 penggugat,
 ahli warisnya,
 seorang pengurus atau kuasa hukumnya

Gugatan disertai alasan-asalan yang jelas,


mencantumkan tanggal diterima, pelaksanaan
penagihan, atau Keputusan yang digugat dan
dilampiri salinan dokumen yang digugat.
PENCABUTAN GUGATAN

 Terhadap Gugatan, dapat diajukan surat


pernyataan pencabutan kepada Pengadilan Pajak.
 Gugatan yang dicabut dihapus dari daftar sengketa
 Gugatan yang telah dicabut tidak dapat diajukan
kembali.
PENGENALAN PDRI

 Bea masuk
 Bea keluar
 Cukai
 PPN
 PPn BM
 PPh Ps 22
Tarif PPh Pasal 22 atas Impor
1. barang-barang tertentu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor
175/PMK.011/2013, sebesar 7,5% (tujuh setengah persen)
dari nilai impor;
2. selain barang-barang tertentu sebagaimana dimaksud pada
angka 1, yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API),
sebesar 2,5% (dua setengah persen) dari nilai impor, kecuali
atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu sebesar 0,5%
(setengah persen) dari nilai impor;
3. selain barang-barang tertentu sebagaimana dimaksud pada
angka 1, yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor
(API), sebesar 7,5% (tujuh setengah persen) dari nilai impor;
dan/atau
4. yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% (tujuh setengah persen)
dari harga jual lelang.
Tarif PPh Pasal 22 atas Impor
 Barang impor yang tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri, dikenakan tarif
10% (sepuluh persen) dari nilai impor.
 Barang tertentu lainnya yang tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri,
dikenakan tarif 7,5% (tujuh koma lima persen) dari nilai impor.
 Barang yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API),
dikenakan tarif 2,5% (dua koma lima persen) dari nilai impor.
 Barang impor kedelai, gandum, dan tepung terigu, dikenakan tarif
0,5% (nol koma lima persen) dari nilai impor.
 Barang yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API),
dikenakan 7,5% (tujuh koma lima persen) dari nilai impor.
PPh Ps 22 Ekpor
 Tarif PPh ps 22 ekspor 0%, kecuali
 Ekspor komoditas tambang batu bara, mineral logam, dan
mineral bukan logam, sesuai uraian barang dan pos tarif
atau Harmonized System (HS), dikenakan tarif 1,5% (satu
koma lima persen) dari nilai ekspor.
Tarif PPN
 Tarif PPN sebesar 10%
untuk penyerahan dalam negeri. 
 Tarif PPN sebesar 0% untuk ekspor 
barang kena pajak berwujud maupun tidak
berwujud, dan ekspor jasa kena pajak. 
 Tarif pajak tersebut dapat berubah minimal
sebesar 5% dan maksimal sebesar 15%
Tarif PPnBM
Pengenaan tarif Barang Kena Pajak tergolong mewah
digolongkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut ini:
 Tarif 10% = Kendaraan umum kategori tertentu, alat rumah
tangga, alat pendingin, hunian mewah, televisi, dan
minuman non-alkohol.
 Tarif 20% = Kendaraan bermotor kategori tertentu, alat
fotografi, berbagai jenis permadani, peralatan olahraga
impor, dan barang
 Tarif 25% = Kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar
solar, misalnya combi, pick up, dan minibus.
 Tarif 35% = Minuman bebas alkohol, bahan berbahan kulit
impor, batu kristal, bus, dan barang pecah belah
MENGHITUNG PDRI
Importir I (mempunyai API), mengimpor , 100 boxes a. 50 pcs , aparat
penyimpanan data elektronik (USB Drive), merek : Kingston, 2 GB,
Made in China, dengan harga CNY 120/pc, Freight CNY 40,000.- dan
Asuransi CNY 6,000.-. Pos tarif BTBMI : 8471.70.50.00, BM : 0% dan
PPN 10 % , NDPBM : CNY 1.- =Rp. 1.176,-

FOB = 100 x 50 x CNY 120 .- = CNY 600.000.-


FREIGHT = CNY 40,000.-
Insr = CNY 6,000.-
--------------------
CIF = CNY 646.000,-
Nilai Pabean 646.000 X Rp.1.176(NDPBM) = Rp. 759.696.000.-
BM = 0 % = Rp. 0,-
Nilai Impor : Rp. 759.696.000 + 0 = Rp. 759696.000,-
PPN = 10 % X (Rp. 759.696.000,- + 0 ) = Rp. 75.969.600,-
PPh = 2,5 % x (Rp. 759.696.000,- + 0 ) = Rp. 18.992.400,-
---------------------
Jumlah = Rp. 94.962.000,-
Importir I (mempunyai API) mengimpor : 90 units, Microwave
Oven, merek : Sharp, 500 watt, Made in Japan, harga FOB
JPY 2.615/unit, Freight JPY 18,000.-, Asuransi JPY 4,000.-.
Pos Tarif BTBMI : 8516.50.00.00, BM 15 % , PPN : 10 % ,
PPnBM : 20 % , NDPBM : JPY 100.- = Rp. 7.652,

FOB = 90 X JPY 2.615.- = JPY 235.350.-


FREIGHT = JPY 18.000.-
Insr = JPY 4.000.-
--------------
CIF = JPY 267.350,-
Nilai Pabean = 267.350 /100*7.652= Rp. 19.692.422,-
BM = 15 % x Rp.19.692.422,- = Rp. 2.953.863,-
Nilai Impor Rp. 19.692.242,- + Rp. 2.953.863,-) = Rp. 22.646.284,-

PPN = 10 % *22.646.284 = Rp. 2.264.628,-


PPnBM = 20 % * 22.646.284 = Rp. 4.529.257,-
PPh = 2,5 % * 22.646.284 = Rp. 566.157,-
---------------
JUMLAH = Rp. 10.313.905,-
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai