Anda di halaman 1dari 215

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN

BERBAHAYA DAN BERACUN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA
TENGAH
TAHUN 2017 1
Apa Itu BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN?

Bedanya
B3 dengan
Limbah
B3?
Definisi B3 (UU 32/2009)
zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain.
Klasifikasi B3 Berdasarkan
Sifat/Karakteristiknya

a. mudah meledak (explosive);


b. pengoksidasi (oxidizing );
c. sangat mudah sekali menyala ( extremely
flammable) titik nyala < 0°C;
d. sangat mudah menyala (highly flammable) titik
nyala 0°-21°C;
e. mudah menyala (flammable ) titik nyala < 60°C;
f. amat sangat beracun (extremely toxic );
g. sangat beracun ( highly toxic);
Klasifikasi (lanjutan)
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif ( corrosive );
k. bersifat iritasi ( irritant );
l. berbahaya bagi lingkungan ( dangerous to
the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic );
n. teratogenik ( teratogenic );
o. mutagenik (mutagenic).
IDENTIFIKASI / PENGGOLONGAN B3

B3 yang dapat digunakan :


1
(lampiran I ada 209 macam B3 Dapat
contoh: lar asam, lar basa, HFC (s.d 2040), dll dipergunakan

Bebas di impor, hanya diberikan nomor registrasi

B3 yang terbatas digunakan


2
(lampiran II tabel 1, 45 macam B3) Terbatas
- contoh: senyawa BPO: CCl4, CFC, Halon, dll dipergunakan
Impor, dibutuhkan notifikasi dan registrasi

B3 yang dilarang digunakan


3
(lampiran II tabel 2, 10 macam B3 Dilarang
contoh: senyawa POPs dipergunakan

Dilarang produksi, impor, dan digunakan


Contoh Produk yang Mengandung B3

No Sumber Produk Yang Berpotensi Menjadi Limbah B3


1 Dapur Pembersih lantai, pembersih , pembersih kaca,
racun tikus, korek gas dll
2 Tempat cucian Pembersih lantai, pemutih, deterjen,
pengharum pakaian dll
3 Kamar mandi Shampo, pembersih lantai, kamper/pewangi,
sabun botolan, dll
4 Kamar tidur Obat nyamuk, pembersih lantai, pembersih
furniture, pembersih kaca dll
5 Gudang/Workshop Oli, aki, minyak pelumas, cat, tinner, lem,
tinner, pemadam kebakaran, dll
6 Ruang tamu Batu baterai, pewangi, pengkilap kayu,
pembersih lantai, pembersih kaca, dll
7 Taman Pestisida, fungisida, pupuk kimia, dll
di KAMAR MANDI / TOILET :
Pembersih beralkohol toksik, reaktif
Pembersih kamar mandi toksik, korosif, karsinogen

Obat penghilangkan rambut toksik, alergen


Pembersih permanen toksik, karsinogen
Kapur barus toksik
Pembersih toilet toksik, karsinogen
Pembersih lantai/bak mandi toksik, karsinogen, korosif, reaktif

di GARASI / AREA PARKIR : di DAPUR / PANTRY :


Antifreeze toksik, karsinogen, reaktif Kaleng aerosol toksik, korosif
di RUANGAN KANTOR / RUMAH / WORKSHOP :
Pembersih toksik, karsinogen

Oil perseneling toksik, reaktif Cairan penghilang karat toksik , korosif Penyemprot hama toksik, reaktif, korosif
Dempul, cat, tinner toksik, korosif, reaktif
Cat & pengencer cat toksik, korosif, reaktif Pembersih saluran toksik , karsinogen
Baterai toksik , korosif Cairan pengkilapkan mebel toksik, korosif, reaktif Pembersih lantai toksik, karsinogen
Minyak rem toksik, korosif, reaktif
Lem toksik, reaktif Pengkilat kayu toksik, korosif
Cairan pembersih mobil toksik Bahan kimia fotografi toksik, reaktif, Pengkilat logam toksik, reaktif
Baterai / Aki toksik, reaktif, korosif,
Solar, bensin, minyak, toksik, reaktif karsinogen Pembersih jendela toksik, karsinogen
pelumas
Pembersih badan mobil toksik Pemadam kebakaran toksik, reaktif Pembersih oven toksik, karsinogen

Cairan pembersih kaca toksik


mobil
di TAMAN / LANDSCAPING :
Fungisida toksik , korosif, karsinogen Pestisida toksik, eksplosif, karsinogen

Herbisida toksik, eksplosif Racun tikus toksik, reaktif


Simbol B3 (Permenlh No 3 Tahun 2008)
1. Explosive 2. Oxidizing 3.Flamable 4. Toxic
Cara
mengenal
B3
dengan 5. Harmfull 6. Irritant 7. Corrosive 8. Dangerous for Env
mudah
dan cepat
Melalui
Simbol 9. Carciogenic 10. Pressure gas

selain
MSDS
Mengenal B3 melalui Simbol
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN
Definisi Limbah B3
“ ……. adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung B3” yang antara lain dihasilkan
dari kegiatan:
• Rumah Tangga
• Rumah Sakit
• Industri
• Pertambangan
• Kegiatan lain
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3
wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkannya 13
DASAR HUKUM
PERIZINAN DAN KEWAJIBAN PENGELOLAAN LIMBAH B3

1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan


pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan.
2) Dalam hal B3 yang telah kadaluarsa, pengelolaannya mengikuti
ketentuan pengelolaan limbah B3.
3) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada
pihak lain.
4) Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
5) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota wajib mencantumkan
persyaratan lingkungan hidup yang harus dipenuhi dan
kewajiban yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 dlm izin. 14
6) Keputusan pemberian izin wajib diumumkan.
PASAL 29
1. Setiap orang dilarang:
a. Memasukkan sampah ke dalam wilayah NKRI;
b. Mengimpor sampah;
c. Mencampur sampah dengan limbah B3;
d. Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan;
e. Membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan dan
disediakan;
f. Melakukan penanganan sampah dengan sistem open dumping di
TPA; dan/atau
g. Membakar sampah yang melanggar persyaratan.
Ketentuan a, c, dan d diatur PP sedangkan ketentuan e, f, dan g diatur
Perda dimana Perda tersebut harus menetapkan sanksi pidana atau
denda. 15
Prinsip Pengelolaan Limbah B3
Polluter pays principle
• Penghasil bertanggung jawab
terhadap limbah B3 yang
dihasilkan
From cradle to grave
• Pengawasan sejak limbah B3
dihasilkan sampai dengan
pengelolaan akhir
Minimisasi Limbah B3
• Mendahulukan reduksi dan hirarki
pengelolaan limbah B3 yg
dihasilkan
Proximity
• Pengelolaan/pengolahan sedekat
mungkin dengan tempat 16

dihasilkan
COLD STORAGE?
MALANG, 14/12 - LIMBAH MEDIS. Seorang polisi memeriksa barang bukti berupa
puluhan kilogram sampah medis diantaranya botol infus dan alat suntik yang
berhasil disita di Mapolwil, Malang, Jawa Timur, Minggu (14/12). Polwil Malang
berhasil menggagalkan praktek penjualan sampah medis yang seharusnya
dimusnahkan dan kini sedang memeriksa 3 petugas IPL (Instalasi Pengolahan
Limbah) RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) yang diduga terlibat dalam kasus
tersebut. Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto/ss/mes/08.
14/12/2008 15:47 [http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1229244476/limbah-medis]22
23
Kasus Vaksinasi Palsu
DAMPAK LIMBAH MEDIS
(WHO Fact Sheet No. 281, October 2004)

Jarum suntik yang terkontaminasi mengakibatkan:


• 21 juta infeksi hepatitis B virus (HBV), 32% dari kasus baru
• 2 juta infeksi hepatitis C virus (HCV), 40% dari kasus baru
• Paling sedikit 260.000 infeksi HIV, 5% dari kasus baru

Sekitar 22-53% kasus hepatitis B, 31-59% kasus hepatitis C,


dan 7-24% kasus HIV/AIDS diasosiasikan dengan pengelolaan
limbah medis yang tidak aman.

04/07/21 Sosialisasi pengelolaan limbah B3 40


Siklus Pencemaran Akibat
Pengelolaan limbah B3 tidak
sesuai ketentuan
 Limbah B3 Kategori 1
(Lampiran I PP 101 Thn 2014)

Penetapan  Limbah B3 kategori 2


Limbah B3 (Lampiran I PP 101 Thn 2014)

 Limbah B3 kategori 1 dan 2 :


• Limbah B3 sumber tidak spesifik
• Limbah B3 sumber spesifik
• Limbah B3 dari B3 kadaluarsa,
B3 yang tumpah, kemasan bekas
B3 42
Limbah B3 kategori 1
(Lampiran I PP 101 Thn 2014)

Penetapan B3
ADALAH:
limbah B3 yang berdampak akut
dan langsung thd manusia dan
dapat dipastikan akan berdampak
negatif thd lingk. Hidup. Misal :
aki baterai, larutan asam basa,
refrigant bekas, limbah lab.CFC,
DDT, abu dr insinerator, limbah
infeksius, sludge oil treatment dll

43
Limbah B3 kategori 2
(Lampiran I PP 101 Thn 2014)

Penetapan B3
ADALAH:
limbah yang mengandung B3,
memiliki efek tunda, dan berdampak
tidak langsung thd manusia dan LH
serta mpy toksisitas sub kronis atau
kronis . Misal : kemasan bekas B3,
minyak pelumas bekas, lampu TL,
limbah elektronik, kain majun
bekas, dll

44
Limbah B3 sumber tidak spesifik
(Lampiran I tabel 1 PP 101/2014)

Penetapan B3

45
Penetapan B3

46
Penetapan B3

47
Limbah B3 Sumber Spesifik Rumah Sakit
berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 (Kode 37)
Sumber Limbah Kode dan Uraian Limbah Kategori
Bahaya
1. Seluruh rumah sakit dan A337-1 Limbah klinis memiliki 1
lab klinis karakteristik infeksius
2. Fasilitas insinerator A337-2 Produk farmasi daluwarsa 1
3. IPAL yang mengolah efluen A337-3 Bahan kimia daluwarsa 1
rumah sakit dan
laboratorium klinis
A337-4 Peralatan laboratorium 1
terkontaminasi B3
1. pusat kesehatan A337-5 Peralatan medis 1
masyarakat; mengadung logam berat, termasuk
2. klinik pelayanan merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan
kesehatan atau sejenis; sejenisnya
dan B337-1 Kemasan produk farmasi 2
3. rumah sakit.
LIMBAH B3 DARI RS DAN FASYANKES

PP No 101 tahun 2014

49
JENIS LIMBAH FASYANKES
BERDASARKAN KARAKTERISTIKNYA

04/07/21 Sosialisasi pengelolaan limbah B3 50


Jumlah Jumlah
No Jenis Limbah B3
Kegiatan (ton)/thn
1 Limbah B3 Non Medis yang 147 683.869,28
dihasilkan (63 jenis limbah)
2 Limbah B3 padat Medis yang 208 3.177,89
dihasilkan oleh Rumah Sakit

3 Diprediksi total limbah medis 294 5.500


yang dihasilkan minimal

51
52
Sebaran Timbulan
Limbah B3 Medis 13.69

30.08 20.54
41.40 76.50

102.29 83.87
0.000 18.60
49.46 246.36
12.42 471.06 67.12
3.60
23.76
65.80
0.000
74.54
35.29 59.35
18.06 316.98 64.43 94.01
351
115.34 21.78
438.53
36.94 0.000
117.79 102.82 4.49

0.000
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Karakteristik limbah B3 meliputi :


a) mudah meledak;
b) mudah menyala;
c) reaktif;
d) infeksius;
e) korosif; dan
f) beracun.
54
 MUDAH MELEDAK
(EXPLOSIVE – E)

 MUDAH MENYALA
(IGNITABLE – I)

 REAKTIF
(REACTIVE – R)

 INFEKSIUS
(INFECTIOUS – X)

 KOROSIF
(CORROSIVE – C)

 BERACUN
(TOXIC – T)

55
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Kriteria Identifikasi
A. Limbah mudah meledak
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C; 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya
Contoh : asam pikrat (bahan utk peledak, pewarna), amonium nitrat.
Sedangkan Campuran eksplosif, dapat terjadi pula akibat pencampuran
beberapa bahan, terutama bahan oksidator dan reduktor dalam suatu
reaktor maupun dalam penyimpanan. Debu-debu seperti debu karbon
dalam industri batu bara, zat warna diazo dalam pabrik zat warna dan
magnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan
ledakan.
Contoh campuran eksplosif: Oksidator Reduktor KCIO 3 Asam Nitrat Kalium
Permanganate, Krom Trioksida Karbon, belerang Etanol Gliserol Hidrazin
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

B. Limbah mudah menyala


Limbah yang memiliki salah satu sifat-sifat berikut :
1) Limbah yang berupa cairan
- mengandung alkohol < 24% volume dan/atau
- memiliki titik nyala < 60 0C (1400F)
akan menyala apabila kontak dg api pd P=760mmHg
2) Limbah yang bkn berupa cairan

Limbah yang pada temperatur dan tekanan standar 250C dapat


mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap
air, atau perubahan kimia secara spontan, dan apabila terbakar
dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus selama 10
detik.

Contoh : vernis, pelarut cat, gasoline, dll


Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

C. Limbah yang bersifat reaktif :


Adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :
1) Limbah yang dalam keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa ledakan. (ciri khusus : gelembung gas,
asap atau warna). Misal : styrene, nitro glycerine
2) Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi menimbulkan
ledakan, gas, uap, atau asap beracun dlm jumlah yang membahayakan
bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Misal : asam sulfat, soda api,
senyawa phospor
3) Limbah Sianida, Sulfida yang pada kondisi pH 2 dan 12,5 dpt
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dlm jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Lanjutan KARAKTERISTIK LIMBAH B3
:

D. Limbah Beracun :
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat
racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit serius apabila
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit
atau mulut dengan berdasarkan :
1. Uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching
Procedure)
2. Uji Toksikologi LD50 (Lethal Dose Fifty)
3. Uji Sub-Kronis
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

E. Limbah kategori infeksius


a) jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan
laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien yang
mempunyai penyakit menular
b) atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak
dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, botol
infus, serbet, gaun, pampres, kantong urin, sarung tangan dan
sebagainya)
c) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita
penyakit menular
d) Darah dan cairan tubuh misal : serum, plasma, komponen darah
lainnya
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

F. Limbah yang bersifat korosif


Limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pad kulit ditandai dengan
adanya kemerahan dan pembengkakan;
2) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat
asam dan sama atau lebih dari 12,5 untuk limbah bersifat
basa.
3) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE
1020) dengan laju korosi 6,35 mm/thn dengan temperatur
pengujian 55 0C;
contoh : NaOH, asam cuka, asam sulfat
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI
LIMBAH KITA?

1 2
PENCATATA
IDENTIFIKASI N JENIS &
LIMBAH B3 VOLUME
LIMBAH B3
Limbah Rumah Sakit

Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan
ALUR SUMBER LIMBAH B-3 NON- limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan di
LIMBAH PADAT MEDIS rumah sakit di luar medis
RUMAH yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan
SAKIT halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya

Air  limbah infeksius,


GAS LB3 MEDIS  imbah patologi,
 limbah benda tajam,
 Limbah farmasi,
 limbah sitotoksis,
Limbah filter udara yang semua air buangan  limbah kimiawi,
berasal dari kegiatan termasuk tinja yang berasal  limbah radioaktif,
pembakaran di rumah dari kegiatan rumah sakit  limbah kontainer
sakit seperti insinerator yang kemungkinan bertekanan, dan
mengandung  limbah dengan
mikroorganisme, bahan kandungan logam
kimia beracun dan berat yang tinggi.
radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan, sludge IPAL
64
Perkiraan Jumlah Limbah Medis
Yang dihasilkan
No Jenis Penghasil Limbah Perkiraan Jumlah Limbah
1 RS Tipe A 0.4-0.7 kg/tt/hr
2 RS Tipe B (penimbangan rs) 0.4-0.5 kg/tt/hr
3 RS Tipe C (penimbangan rs) 0.2-0.35 kg/tt/hr
4 RS Tipe D (penimbangan rs, WHO 2003) 0.15-0.3 kg/tt/hr
5 BP, Puskesmas rawat Inap (penimbangan) 0.1-0.14 kg/tt/hr
6 RS. Ortopredi (study akademis) 0.49 kg/tt/hr
7 Laborat (penimbangan) 16.98 gr/pasien
8 RS berdasar sampel di 100 RS se-Jawa dan Bali 0,7 kg/tt/hr
thn 2007 oleh Depkes
9 Pasien puskesmas (studi Depkes thn 2003) 7,5 gr/pasien/hr
Catatan :
Jumlah limbah yang dihasilkan tergantung dari jumlah tindakan (operasi, melahirkan dll)
SUMBER UTAMA LIMBAH MEDIS
LIMBAH B3 PADAT MEDIS

04/07/21 Sosialisasi pengelolaan limbah B3 67


ENERGI POTENSI LIMBAH B3

1. PENERANGAN 1. LAMPU
PLN 2. MESIN / ALAT 2. KOMPONEN LISTRIK

1. LAMPU
GENSET PENERANGAN 2. KOMPONEN LISTRIK
3. MINYAK PELUMAS
4. AKI

1. MESIN / ALAT
BOILER 2. PROSES 1. FLY/BOTTOM ASH
2. SLUDGE PARTIKEL PENGENDALI
LAMPU

Umur pakai 1.000 jam

PIJAR Estimasikan jumlah


lampu dan jenisnya
Umur pakai 10.000 jam kemudian konfirmasikan
data di TPS dan dokumen
TL manifes

Umur pakai 35.000 jam

LED
• Genset
Filter solar, filter oli : 500 jam
• Mesin zising : 20-60 ltr/3 bln
• Kompresor : 17 ltr/3500 jam
• Finishing : Mesin bakar
bulu : 6 ltr/thn
Cuci kain : 50 ltr/thn
Mercer : 100 ltr/thn
Starter : 240 ltr/thn
Sanforice : 9 ltr/thn
1. Umur pakai antara 2-5 tahun
2. Pemeliharaan memerlukan asam
sulfat
3. Potensi menghasilkan wadah
bahan B3 (H2SO4)
AKI BASAH
4. Logam Pb

1. Umur pakai maksimum 2 tahun


2. Tidak ada system pemeliharaan

AKI KERING
AIR

AIR+BHN
AIR LIMBAH

• FISIKA
IPAL • KIMIA
• BIOLOGI

(SLUDGE) POLUTAN = BAHAN AIR < BMLC

 Data debit air limbah


BERAPA VOLUME ?  Kualitas sebelum terolah
 Dosis treatmen jika
proses kimia
KUANTITASI LB3 DI IPAL PROSES FISIKA
• Sangat dipengaruhi oleh karakter fisik air limbah
• Parameter yang dapat dipakai sebagai dasar estimasi
adalah total solid (TSS + TDS)
AIR LIMBAH
Debit 500 m3/hari
TS: 100 mg/L AIR TEROLAH
EF
80%

IPAL
SEDIMENTASI

SLUDGE ?
w sludge = 0,1 x 0,8 x 500 Kg/hr
= 40 Kg/hr
= 1,2 ton/bln
AIR LIMBAH

Debit 500 m3/hari


TSS: 500 mg/L
COD: 1000 mg/L
Dosis alum: 10 mg/L
Dosis alkali: 4,5 mg/L AIR TEROLAH

EF
80%

SLUDGE ?
w sludge = (TSS + COD + Alum + Alkali)
= (0,5 + 1 + 0,01 + 0,0045) x 0,8 x 500 Kg/hr
= 605 Kg/hr
= 18,174 ton/bln
• Proses Biologi
• Metode aerobic → activated
sludge
Umumnya 20 – 30 % dari volume
limbah menjadi lumpur basah
• Metode anaerobic
Volume sludgenya jauh lebih kecil
sekitar 2-3%
• BAHAN KIMIA
• SAMPEL
• AIR

• Sisa bahan
• Kemasan
bekas
• Sisa reagen
AIR LIMBAH TEROLAH IPAL • Air limbah
SLUDGE • Baterai
• Lampu
• Kain majun
ATK Kantor
Cartridge
•Umur pakai?
•Refill 2-3 kali
•Membutuhkan 450 – 1000
th untuk terdekomposisi

• Lampu
• Toner
Zat kimia
Limbah Medis
a) limbah non klinis/umum;
b) limbah infeksius;
c) limbah benda tajam;
d) limbah patologis;
e) limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
f) limbah radioaktif;
g) limbah farmasi;
h) limbah sitotoksik;
i) limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi; dan
j) limbah tabung gas atau kontainer bertekanan.
Klasifikasi Limbah Medis
• Limbah umum : limbah yang tidak berbahaya dan tidak
membutuhkan penanganan khusus, contoh : limbah
domestik
• Limbah benda tajam : obyek atau alat yang memiliki
sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang
dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur,
pecahan gelas, pisau bedah
• Limbah patologis : Jaringan atau potongan tubuh
manusia, contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh
yang lain termasuk janin
• Limbah farmasi : Limbah yang mengandung bahan
farmasi contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau
tidak diperlukan lagi
• Limbah sitotoksik : limbah dihasilkan dari terapi
kanker, yaitu zat karsinogenik (benzen,antrasen),
chlorozotocin, cisplatin.
• Limbah kimia : limbah yang mengandung bahan
kimia contoh reagen di laboratorium, desinfektan
yang kadaluwarsa atau bahan kimia lainnya.
• Limbah alat yang mengandung logam berat :
Baterai, pecahan termometer, tensimeter
• Limbah radioaktif : bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radio nukleida.
• Wadah bertekanan tinggi : Tabung gas anestesi,
gas catridge, kaleng aerosol, peralatan terapi
pernafasan,
• Limbah berpotensi menularkan penyakit (infeksius):
mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari
konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit
a) jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan
laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien
yang mempunyai penyakit menular
b) atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak
dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung,
filter, botol infus, serbet, gaun, sarung tangan dan
sebagainya)
c) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang
menderita penyakit menular
d) Darah dan cairan tubuh misal : serum, plasma, komponen
darah lainnya
FILOSOFI :TRANSPORTASI DAN TRANFORMASI

86
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengurangan limbah B3 (Pasal 10 ayat (1) PP 101 Tahun 2014)

I. Substitusi Bahan II. Modifikasi III. Penggunaan Teknologi


Proses/kegiatan Ramah Lingkungan

Penggantian radiologi Pengambilan sampel Tindakan operasi dengan


cair dengan digital, darah dengan alat menggunakan laser
menggunakan rapid test, pemakaian
termometer digital, USG dengan sistem
mengganti bahan yang komputerisasi
sifatnya sangat
berbahaya dengan yang
kurang berbahaya
(cleaner)
87
Minimisasi limbah B3 dilakukan melalui :

– hindari penggunaan material yang mengandung


bahan berbahaya dan beracun;
– Menggunakan produk atau bahan kimia sampai
dengan habis
– melakukan tata kelola yang baik u/ bahan kimia dan
bahan farmasi untuk menghindari kedaluwarsa.
CONTOH PENGURANGAN

TERMOMETER TERMOMETER
MERKURI DIGITAL

SPYGNOMETER SPYGNOMETER
MERKURI DIGITAL
CONTOH PENGURANGAN

90
Setiap orang yang menghasilkan
limbah B3
Wajib melakukan Dilarang Wajib memiliki
penyimpanan melakukan izin pengelolaan
limbah B3 pencampuran limbah B3 untuk
limbah B3 kegiatan
penyimpanan
limbah B3
AMDAL
Izin UKL
Lingkungan UPL
91
Prinsip Penyimpanan sementara limbah B3
– Limbah B3 disimpan di tempat penyimpanan
sementara
– TPS limbah B3 mampu menampung limbah yang
disimpan
Pengemasan Limbah
B3
a) Bahan sesuai dengan jenis limbah
b) Dapat mengungkung limbah tetap dlm kemasan
c) Memiliki penutup yg kuat
d) Kondisi baik, tidak bocor, tidak karat/tidak rusak
WARNA KEMASAN LIMBAH B3 MEDIS
DAN SIMBOL MEDIS
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
Pengemasan Limbah Medis
KATEGORI WARNA JENIS KEMASAN
KEMASAN/KONTAINER
Tajam Kuning Anti bocor, anti tusuk, dan
tidak mudah terbuka

Infeksius, patologis dan Kuning Kantong plastik/box yang


anatomi kuat, anti tusuk

Sitoktosis Ungu Kantong plastik, box yang


kuat dan anti bocor

Kimia dan farmasi Coklat Kantong plastik atau box


yang anti bocor

Radioaktif Merah Kantong box dengan simbol


radioaktif

kapasitas maksimal ¾ volume total wadah


CONTOH WADAH
LIMBAH MEDIS &
KANTONGNYA

95
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS

96
CONTOH WADAH LIMBAH
BENDA TAJAM

97
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

1. Hanya limbah infeksius 2. Limbah harus ditempatkan


yang boleh dimasukkan ke dalam wadah sesuai dengan jenis
dalam wadah ini – limbah dan karakteristik limbah (lihat
terkena darah atau cairan KEPMENKES 1204/2004). Tarik
tubuh – [limbah benda tajam plastik secara perlahan sehingga
ditempatkan pada wadah udara dalam kantong minimum.
limbah benda tajam] Jangan mendorong kantong ke
bawah atau melobanginya untuk
mengeluarkan udara.
98
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

3. Putar ujung atas 4. Gunakan kepang 5. Letakkan penutup


plastik untuk plastik untuk membentuk wadah dan tempat pada
membentuk kepang ikatan tunggal. tempat penyimpanan
tunggal. sementara (atau pada
Dilarang mengikat
lokasi pengumpulan
dengan model “telinga
internal).
kelinci”.

99
PENGIKATAN KANTONG
LIMBAH YANG SALAH

Beberapa contoh pengikatan kantong limbah yang TIDAK


BENAR:
1.Kantong limbah tidak boleh dibiarkan terbuka;
2.Kantong limbah tidak boleh diikat model “kuping anjing”;
3.Kantong limbah tidak boleh diikat dengan selotipe atau sejenis.
100
PERSYARATAN IZIN
MENYIMPAN LIMBAH B3
Persyaratan Administrasi

a) Identitas pemohon
b) Akta pendirian badan usaha
c) Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah B3
d) Dokumen ttg tempat penyimpanan limbah B3
e) Dokumen ttg pengemasan limbah B3
f) Dokumen lain sesuai Permenlh

103
Dokumen ttg Tempat Penyimpanan
Limbah B3

a) Lokasi penyimpanan limbah B3


b) Fasilitas penyimpanan limbah B3
c) Peralatan penanggulangan keadaan darurat
d) SOP penyimpanan dan tanggap darurat

104
Peniadaan persyaratan untuk :
a) Jarak lokasi fasilitas pengelolaan LB3 thd
fasilitas lainnya (jln, permukiman dll)
b) Izin HO, IMB
106
CONTOH TPS LIMBAH INFEKSIUS (COLD STORAGE)

107
Dokumen Pengemasan Limbah B3

a) Bahan pengemas sesuai dengan karakteristik limbah


b) Dapat mengungkung limbah tetap dlm kemasan
c) Memiliki penutup yg kuat
d) Kondisi baik, tidak bocor, tidak karat/tidak rusak
e) Tata cara pengemasan
PERSYARATAN ADMINISTRASI PERIZINAN
PENGELOLAAN LIMBAH B3 SCRA DETAIL

1. Identitas tentang pemohon (nama, alamat, no telp, copy


ktp)
2. Info dan dokumen perusahaan (nama, alamat, no telp,
SIUP, NPWP, akta pendirian, izin lingkungan, rekomendasi
UKL UPL/AMDAL, izin lokasi)
3. Keterangan tentang lokasi (luas, ukuran bangunan, lay out
dan desain, titik koordinat)
4. MOU dengan pihak ke 3 apabila tidak bisa melakukan
pemanfaatan/pengolahan sendiri (kebijakan Kab/Kota)
5. Uraian proses produksi/kegiatan yang menghasilkan limbah
B3
6. Jumlah, Jenis dan Karakteristik limbah yang akan disimpan
110
PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT PENYIMPANAN
LIMBAH B3 (2)

Persyaratan Bangunan Penyimpanan Limbah B3


 Memilki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang
sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang
dihasilkan atau akan di simpan.
 Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung
maupun tidak langsung;
 Dibuat tanpa plafon dan memilki sistem ventilasi udara yang
memadai yang dilengkapi dengan kasa atau bahan lain untuk
mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke
dalam ruang penyimpanan.
 Memiliki sistem penerangan (lampu) yang memadai untuk
operasional penggudangan atau inspeksi rutin.
Persyaratan Bangunan Penyimpanan Limbah B3
 Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang,
kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke
arah bak penampungan dengan kemiringan minimum 1%. Pada
bagian luar bangunan,kemiringan lantai diatur sedemikian rupa
sehingga air hujan dapat mengalir ke arah menjauhi bangunan
penyimpanan.
 Bila yg disimpan cair maka lantai miring 1% dan mempunyai bak
penampung dengan volume 110% dan dikelilingi saluran air
 Dilengkapi titik koordinat
 Papan nama TPS, simbol di bagian luar TPS dan dalam ruangan
TPS
 Apabila tdpt limbah dgn karakteristik berbeda maka wajib diberi
sekat
 Apabila tidak tdpt limbah cair B3 maka tdk wajib menggunakan bak
penampung
PERSYARATAN TEMPAT PENYIMPANAN
SEMENTARA LIMBAH B3

• Dilengkapi pintu untuk proses loading unloading


• Kondisi (tidak ada ceceran, lantai bersih dll)
• Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
• Memiliki Emergency Response System (ERS)/SOP tanggap
darurat
• Terdapat kotak P3K yang disesuaikan dengan potensi jenis
kecelakaan
• Tersedia denah detail penataan ruang/lay out TPS LB3
• Pengisian log book
• Shower atau sejenisnya, sesuai dengan fungsinya.
• APAR dan APD ( sarung tangan, google, masker dll )
disesuaikan dengan sifat limbah
Kompabilitas Limbah B3
Mekanisme Perizinan Penyimpanan Limbah B3

Verifikasi Permohonan Izin PLB3 Diumumkan dimedia


cetak/media
Pemohon elektronik paling
lama 1 hr

Evaluasi Permintaan
kelengkapan Tolak
Administrasi
kelengkapan Penetapan
persyaratan &
ketentuan
Lengkap ? Tidak Tidak
teknis yang
dimuat dalam
Ya izin

Verifikasi Review & Sesuai Ya


Teknis Evaluasi teknis?
Izin Terbit paling
•Pemberitahuan paling lama 2 hari sejak permohonan diterima lama 7 hari sejak
•Verifikasi teknis paling lama 45 hari kerja hasil verifikasi

119
• Melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai jenis limbah
dan masa penyimpanan
• Mefungsikan TPS untuk menyimpan limbah B3
• Melakukan pengemasan limbah B3 sesuai karakteristik
• Melekatkan label dan simbol pada kemasan
• Melakukan pencatatan dan menyampaikan hasil
pencatatan (Log book,neraca) kepada Bupati tembusan
kepada Menteri
• Melakukan pemanfaatan/penimbunan/pengolahan
limbah B3 yang dilakukan sendiri atau menyerahkan ke
pihak ketiga yang berizin
Kewajiban Penghasil Dgn Pihak 3

• Memastikan bahwa pihak yang diajak MOU


memiliki perizinan dan masih berlaku
• Memastikan kegiatan pengangkutan menggunakan
plat nomor sesuai dlm rekomendasi pengangkutan
dan izin angkutan
• Memastikan manifest pengangkutan berbarcode
dr KLHK
• Wajib ajukan perubahan izin jika tjd perubahan :

a) Identitas pemegang izin

b) Akta pendirian badan usaha

c) Nama limbah B3 yang disimpan


d) Lokasi tempat penyimpanan LB3

e) Desain dan kapasitas fasilitas penyimpanan LB3


PERIZINAN BERAKHIR

123
PENCATATAN PENGELOLAAN
LIMBAH B3 (LOG BOOK)
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah
puluh) kilogram per hari atau B3 dihasilkan
lebih;

Limbah B3 yang dihasilkan kurang 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
dari 50 (lima puluh) kilogram per Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 1;

Limbah B3 yang dihasilkan kurang 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
dari 50 (lima puluh) kilogram per sejak Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 2
dari sumber tidak spesifik dan dari
sumber spesifik umum;

Limbah B3 kategori 2 dari sumber 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
spesifik khusus. sejak Limbah B3 dihasilkan
127
• Penyimpanan Limbah padat medis harus
sesuai iklim tropis yakni pada musim hujan
paling lama 48 jam dan musim kemarau paling
lama 24 jam.
• Waktu penyimpanan lebih dari 48 jam maka
wajib disimpan pada fasilitas dgn suhu 0
derajat atau dibawahnya
Masa Penyimpanan > Jangka Waktu

Pemegang izin pengelolaan limbah B3


u/ penyimpanan wajib :

• Melakukan pemanfaatan limbah B3,


pengolahan limbah B3, dan/atau
penimbunan limbah B3
• Menyerahkan limbah B3 kpd pihak lain
yang berizin
129
memiliki izin izin (hasil perpanjangan)
0 th 10 th
2 bln 5 th

 Jika diajukan sebelum masa berlaku izin berakhir (dalam waktu 2 bulan),
tidak ada penolakan, maka setelah masa berlaku izin berakhir izin
otomatis diperpanjang.
 Jika diajukan sebelum masa berlaku izin berakhir (dalam waktu 2 bulan),
ada penolakan, maka setelah masa berlaku izin berakhir izin otomatis
berakhir.
 Jika diajukan sebelum masa berlaku izin berakhir sebelum waktu 2 bulan
dari masa berlaku izin berakhir, maka permohonan perpanjangan wajib
ditolak.
 Jika diajukan sesudah masa berlaku izin berakhir, maka izin otomatis
berakhir setelah masa berlaku berakhir.
 Jika tidak diajukan perpanjangan izin oleh pemegang izin sampai dengan
masa berlaku izin berakhir, maka izin otomatis berakhir setelah masa
berlaku izin berakhir.
 Jika diajukan sesudah masa berlaku izin berakhir, maka permohonan izin
dapat ditolak atau diperpanjang. 131
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

132
SIMBOL dan LABEL
 Simbol adalah gambar yang menunjukkan
karakteristik limbah B3
 Label adalah setiap keterangan mengenai limbah B3
yang berbentuk tulisan yang berisi informasi
penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan,
jumlah, waktu dihasilkan
 Wajib diberikan pada setiap kemasan atau
tempat/wadah untuk penyimpanan
Tujuan
Pemberian Simbol dan Label
• Sebagai penandaan pada tempat penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan
Limbah B3
• Memberikan informasi, identitas limbah B3 sehingga
dapat dikenali oleh :
1) Pelaksana pengelolaan limbah B3
2) Pengawas pengelolaan limbah B3 dan
3) Setiap orang/masyarakat di sekitarnya
Syarat
Simbol dan Label
• Bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat. Warna garis sama dengan warna gambar simbol.
Bagian bawah simbol terdapat blok segi lima terbalik.
• Simbol pada bangunan luar dan dalam minimal ukuran 25 x 25
cm/dapat terlihat jelas pada jarak minimal 20 meter sedang
pada kemasan ukuran 10 x 10 cm)
• Ukuran label sekurang-kurangnya 15 x 20 cm dan tulisan wajib
mudah terbaca
• Warna dan tulisan simbol label tidak boleh luntur dan tidak
mudah rusak
• Label untuk kemasan kosong ( 10 x 10) cm
• Label penunjuk tutup wadah (7x15) cm
JENIS SIMBOL

MUDAH MELEDAK Reaktif


Mudah Menyala : Cairan dan Padatan
Beracun Korosif
Infeksi Berbahaya thd Lingkungan
Label Limbah B3

a) Memuat nama limbah B3

b) Identitas penghasil limbah B3

c) Tanggal dihasilkannya limbah B3

d) Tanggal pengemasan limbah B3

141
PERINGATAN !
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PENGHASIL : PT. Praboby
ALAMAT : Ds. Srondol, Kec. Banyumanik,
Semarang
TELP : 024 320802
FAX :
NO. PENGHASIL :
NAMA LIMBAH : Fly ash
TGL. DIHASILKAN : 19 Maret 2015
TGL. DIKEMAS : 19 Maret 2015
KODE LIMBAH : B109
JUMLAH LIMBAH : 20 kg
SIFAT LIMBAH : Padat/Beracun
CONTOH PEMASANGAN SIMBOL DAN
LABEL LIMBAH B3
Pengangkutan Limbah B3
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
(PP 101/2014)
 Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang tertutup untuk Limbah
B3 kategori 1.
 Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang terbuka untuk Limbah
B3 kategori 2.
 Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
 rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
 izin Pengangkutan Limbah B3.
 Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 menjadi dasar
diterbitkannya izin Pengangkutan Limbah B3 oleh
Menteri Perhubungan.
 Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 diterbitkan oleh
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
145
Lanjutan
Pengangkutan Limbah B3 wajib disertai

dengan manifes Pengangkutan Limbah B3
Pengangkut Limbah B3 wajib dilakukan oleh
badan usaha berbadan hukum (PT, Koperasi,
Yayasan)  tidak termasuk CV, NV, UD. 
cirinya terdaftar sebagai badan hukum di
Kementerian Hukum dan HAM
Dasar Hukum:
• UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
• PP 74 Tahun 2014; dan
• PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3.
146
Muatan Rekomendasi
Pengangkutan

1. Kode manifest pengangkutan LB3


2. Nama dan karakteristik LB3 yang diangkut
3. Masa berlaku rekomendasi
4. Nomor plat kendaraan, nomor mesin
5. Kewajiban barcode
MANIFES/DOKUMEN
LIMBAH B3
• Fungsi untuk mengendalikan perpindahan limbah B3
dari penghasil ke tujuan pengelolaan limbah B3
selanjutnya;
• Manifes penting bagi penghasil/pengirim limbah B3
karena merepresentasikan tanggungjawab untuk
mengelola lebih lanjut atas limbah B3 yang
dihasilkannya jika tidak mampu dikelola sendiri;
• Penting bagi penghasil/pengirim limbah B3 untuk
mengetahui dan menjalankan sistem manifes limbah
B3;
• Sistem manifes saat ini berbasis pada Kepdal No. 02
Tahun 1995 tentang Dokumen Limbah B3
MANIFES LIMBAH B3
KEPDAL NOMOR 02 TAHUN 1995
TENTANG DOKUMEN LB3
Kode
manifes

BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH


PENGHASIL(Harus terisi semua)

BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH


PENGANGKUT (Cek kesesuaian
Nomor kendaraan dengan
rekomendasi dan izin)

BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH


PENERIMA LIMBAH (cek tanggal
penerimaan limbah)

Dokumen No 1 (putih): Pengangkut


Dokumen No 2 (kuning): Bapedal/KLH
Dokumen No 3 (hijau): Penghasil
Dokumen No 4 (merah muda):
pengumpul/pengolah
Dokumen No 5 (biru): Bapedal/KLH
Dokumen No 6 (krem): Provinsi
Dokumen No 7 (ungu): Penghasil
DISTRIBUSI MANIFES (DOKUMEN LIMBAH B3)

Pengirim
KLH
LB3

Pengang Gubernur
kut LB3

Penerima
1 Putih
LB3
2 Kuning
Hijau
Pengirim 3 7
3
Pengangkut 1
4 Merah
Muda KLH 2 5
5 Biru

6 Krem Penerima 4
7 Ungu Gubernur 6
150
Dokumen Limbah B3

Bagian Pertama: No. 1-12


diisi oleh pengirim/
penghasil LB3: pengumpul,
pemanfaat, pengolah

Bagian Kedua: 13-22


diisi oleh pengangkut
LB3

Bagian Ketiga: No. 23-36


diisi oleh penerima LB3:
pengumpul, pemanfaat,
pengolah LB3
151
• Dalam Surat rekomendasi
memuat nomor unik [KODE]
manifes yang berbeda-beda
untuk setiap pengangkut,
contoh: JV, BC, AA, XU, dan
lain-lain yang dirangkai
dengan nomor urut manifes

DIMANA BARCODE
Kementerian
Lingkungan Hidup DITEMPATKAN ? [saat ini]
 Ditempelkan pada bagian
sebelah kiri atas.
 Ditempelkan pada setiap
lembar manifes 152
Mulai tahun 2013, manifes telah
menggunakan STIKER BARCODE

Kementerian Lingkungan Hidup

Bagian dari pengawasan, dapat diperoleh di KLHK,


ditempelkan pada setiap lembar manifes

153
POLA PENGANGKUTAN VS REKOMENDASI
& MANIFES

POLA 1 POLA 2 POLA 3 POLA 4 POLA 5


REKOMENDASI     
MANIFES     
157
Hal-hal yang wajib diperhatikan :
• Lembar manifest 2 dikirim ke KLHK RI
• Pastikan plat nomor pengangkut pada saat
mengangkut sesuai pada rekomendasi
pengangkutan
• Pastikan wilayah angkut sesuai keberadaan
penghasil
• Pastikan tulisan pada manifest cukup jelas
• Pastikan MoU dengan pihak 3 secara detail
nama limbah yang dikelolakan
Pengembangan Festronik
• Mengatasi persoalan yang muncul dalam
penggunaan manifes manual;
• Memberikan jaminan lebih baik penghasil
dalam pengiriman limbah B3 nya sehingga
mampu taat terhadap peraturan yang berlaku;
• Mereduksi beban kewajiban untuk pelaporan
manifes limbah B3;
• Memberikan peluang bagi pemerintah untuk
mengembangkan kebijakan pengelolaan
limbah B3 secara holistik;
Persyaratan untuk MENDAPATKAN
HAK AKSES
Festronik.menlhk.go.id
162
Prosedur Umum Pengisian Festronik
• Pengangkut mengisi, sesuai informasi dari pengirim limbah B3, informasi
pengirim limbah B3, dan keterangan terkait limbah b3 yang akan dikirim;
• Pengangkut mengisi tujuan pengiriman (tahap awal akan terisi secara otomatis
berdasarkan data base yang terdapat dalam sistem festronik;
• Pengangkut mengirim rencana pengangkutan dimaksud ke pengirim limbah B3;
• Pengirim mengkonfirmasi untuk menyetujui atau menolak rencana
pengangkutan limbah B3;
• Jika disetujui penghasil/pengirim, pengangkut dapat melakukan pemuatan dan
pengiriman limbah B3 ke tujuan pengiriman;
• Penerima limbah mengkonfirmasikan kebenaran atas limbah B3 yang
diterimanya;
• Paska konfirmasi oleh penerima limbah B3, Pengangkut melaporkan
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan ke KLHK;
Flow Proses

164
printout manifest
elektronik
• Seluruh informasi dapat
dibaca karena tercetak
jelas
Benefit Penggunaan Dokumen
Pengangkutan Limbah B3 Secara Elektronik
• Ketaatan dalam pengiriman limbah B3 lebih terjamin;
• Administrasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perpindahan
limbah B3 lebih singkat;
• Tujuan pengiriman dapat dipantau oleh penghasil/pengirim limbah
B3;
• Fleksibilitas dalam jumlah salinan yang dipergunakan/dibutuhkan;
• Mempermudah proses pelaporan pelaksanaan pengiriman limbah
B3;
• Mempermudah proses pelaporan kegiatan pengelolaan limbah B3
bagi para pihak;
• Ramah lingkungan/paperless;
PERMENLHK No 56 TAHUN 2015 TENTANG Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pelayanan Kesehatan
TUJUAN DAN BATASAN
PENGATURAN

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk


memberikan panduan bagi Penghasil Limbah B3
dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam
mengelola Limbah B3 yang dihasilkan.

Sumber: [Pasal 2, PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015]

168
 Fasilitas pelayanan kesehatan
yang wajib terdaftar di instansi
yang bertanggung jawab di
bidang kesehatan.
FASYANKES  Fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut meliputi:
YANG a. pusat kesehatan masyarakat;
MANA? b. klinik pelayanan kesehatan
atau sejenis; dan
c. rumah sakit.

Sumber: [Pasal 3, PERMEN LHK


P.56/Menlhk-Sekjen/2015]
169
PENGELOLAAN LIMBAH B3 Medis
menurut Permenlhk 56 tahun 2015

MODEL I
Pengolahan
dengan Insinerator
Penghasil RS A

Perusahaan
“X”
Penghasil yang telah
RS B mendapatkan izin dari KLH

Landfill
Kelas I
Penghasil RS C
ABU
PT. PPLi

170
MODEL II

Penghasil
Landfill
Kelas I
RS B

ABU
Rumah Sakit
RS C “A” PT. PPLi
(Penghasil+Pengolah)

Penghasil

RS D RS E
Penghasil Penghasil

171
PENGELOLAAN LIMBAH B3 Medis
menurut Permenlhk 56 tahun 2015

MODEL III
Pengolahan
Puskemas Non INAP dengan Insinerator
RS A sbg
Klinik Non INAP
Tranfer Depo
Praktek non INAP Perusahaan
“X”
yang telah
Puskemas Non INAP mendapatkan izin dari KLH

Klinik Non INAP RS B sbg Landfill


Tranfer Depo Kelas I
Praktek non INAP

ABU
Puskemas Non INAP
PT. PPLi
RS B sbg
Klinik Non INAP Tranfer Depo
Praktek non INAP 172
MASA PENYIMPANAN LIMBAH B3
Untuk limbah dengan karakteristik Untuk limbah bahan kimia kedaluwarsa,
infeksius; benda tajam; dan patologis; tumpahan, atau sisa kemasan; radioaktif;
disimpan di tempat Penyimpanan Limbah farmasi; sitotoksik; peralatan medis yang
B3 sebelum dilakukan Pengangkutan memiliki kandungan logam berat tinggi;
dan tabung gas atau kontainer bertekanan
Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
disimpan di tempat Penyimpanan Limbah
dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling B3 sebelum dilakukan Pengangkutan
lama: Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
1. 2 (dua) hari, pada temperatur lebih dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling
besar dari 0oC (nol derajat celsius); atau lama:
2. 90 (sembilan puluh) hari, pada 1. 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah
B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima
temperatur sama dengan atau lebih
puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
kecil dari 0oC (nol derajat celsius), sejak
2. 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk
Limbah B3 dihasilkan.
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
50 kg (lima puluh kilogram) per hari
Pasal 8 ayat (2) huruf a untuk Limbah B3 kategori 1, sejak
Limbah B3 dihasilkan.
[Pasal 8 ayat (2) huruf b, 173
BAGAIMANA JIKA LIMBAH B3 MELEBIHI
MASA PENYIMPANAN?

Dalam hal Penghasil Limbah B3 tidak melakukan


Penyimpanan Limbah B3, Limbah B3 yang dihasilkan
wajib diserahkan paling lama 2 (dua) hari sejak Limbah
B3 dihasilkan kepada pemegang Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang
tempat penyimpanan Limbah B3nya digunakan sebagai
depo pemindahan.
•[Pasal 9, PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015]

174
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB
DEPO PEMINDAHAN (TRANSFER DEPO)
 Memiliki:
a. fasilitas pendingin yang memiliki temperatur sama dengan atau
lebih kecil dari 0oC (nol derajat celsius), apabila Limbah B3
disimpan lebih dari 2 (dua) hari sejak Limbah B3 dihasilkan;
b. fasilitas Pengolahan Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; dan/atau
c. kerjasama dengan Pengolah Limbah B3 yang memiliki Izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3,
untuk Limbah B3 dengan karakteristik infeksius; benda tajam;
dan patologis.
 Ketentuan mengenai penggunaan tempat Penyimpanan Limbah B3
sebagai depo pemindahan di atas harus dicantumkan dalam Izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah
B3.

Sumber: [Pasal 10, PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015]


175
3.
PENGANGKUTAN
Dilakukan oleh:
a.Penghasil Limbah B3 terhadap Limbah B3 yang dihasilkannya
dari lokasi Penghasil Limbah B3 ke:
1. tempat Penyimpanan Limbah B3 yang digunakan sebagai
depo pemindahan; atau
2. Pengolah Limbah B3 yang memiliki izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; atau
b.Pengangkut Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk Kegiatan Pengangkutan Limbah B3, jika
Pengangkutan Limbah B3 dilakukan di luar wilayah kerja fasilitas
pelayanan kesehatan.

176
CONTOH ALAT
ANGKUT
PT. EDELWEIS
Wajib memenuhi persyaratan teknis yang telah
TRANSPORTASI ditetapkan Kementerian LHK dan Kementerian
HALWA Perhubungan
Apabila terjadi kecelakaan,
hubungi Telp. (021) 85906527
1.Memiliki rekomendasi pengangkutan dari
Menteri LHK RI
2.Memiliki izin penyelenggaraan angkutan
barang khusus dari Menteri Perhubungan

Alat angkut ini khusus oleh penghasil limbah B3


(bukan jasa) untuk mengangkut dari lokasi
penghasil ke:
1.Transfer depo, atau
2.Fasyankes yang dapat mengolah limbah B3.
Persyaratan teknis:
1.Boks bersifat permanen;
2.Tinggi boks maksimum 900 mm (terhitung dari
sadel pengemudi);
3.Lebar boks maksimum 1000 mm.
Persyaratan Administrasi :
Wajib mendapatkan persetujuan dari Ka. 177
Instansi LH setempat
MEKANISME PENGANGKUTAN
Wajib memiliki:
MENGGUNAKAN KENDARAAN RODA 3
-fasilitas pendingin
-persetujuan sebagai Depo 1.Harus mendapat persetujuan dari:
a.Kepala Instansi LH provinsi apabila lintas kab
Pemindahan
-kerjasama dengan pengolah limbah b.Kepala Instansi LH kab/kota apabila dalam
wilayah kab/kota
B3 berizin untuk limbah infekius,
2. Persetujuan berlaku 5 tahun
benda tajam , patologis
3. Kode manifest diberikan ke fasyankes
4. Manifest dikirim dari penerima limbah paling
lambat 30 hari sejak limbah diterima
DEPO
PEMINDAHAN

RS SEBAGAI PENGOLAH FASYANKES


LIMBAH B3 BERIZIN
Dokumen Limbah B3

Bagian Pertama: diisi oleh


pengirim/penghasil LB3:
pengumpul, pemanfaat,
pengelola

Bagian Kedua: diisi oleh


pengangkut LB3

Bagian Ketiga: diisi oleh


penerima LB3: pengumpul,
pemanfaat, pengelola LB3
179
MEKANISME PERJALANAN DAN
ALIRAN MANIFES LIMBAH B3

180
4. PENGOLAHAN
Pengolahan merupakan proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun menjadi tidak
berbahaya

PENGOLAHAN TERMAL PENGOLAHAN NONTERMAL


AUTOKLAF DISINFEKSI KIMIAWI
MICROWAVE PROSES BIOLOGIS
IRADIASI ENKAPSULASI
INSINERATOR INERTISASI
TEKNOLOGI LAIN SESUAI
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI.
181
Hal yang harus diperhatikan Pemilihan
Teknologi Pengolahan Limbah
Fasyankes
• efisiensi pengolahan;
• pertimbangan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan;
• reduksi volume dan masa (berat);
• jenis dan kuantitas Limbah yang diolah;
• infrastruktur dan ruang (area) yang diperlukan;
• biaya investasi dan operasional;
• ketersediaan fasilitas pembuangan atau penimbunan
akhir;
• kebutuhan pelatihan untuk personil operasional
(operator);
• pertimbangan operasi dan perawatan;
• lokasi dan/atau keadaan di sekitar lokasi pengolahan;
• persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
182
PENGOLAHAN SECARA TERMAL
1. AUTOKLAF
 untuk autoklaf tipe gravity flow, desinfeksi limbah medis dilakukan pada:
 Temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 60
menit;
 temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 45
menit; atau
 temperatur > 149oC dan tekanan 52 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 30
menit.
 untuk autoklaf tipe vacuum, desinfeksi limbah medis dilakukan pada:
 temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 45
menit; atau
 temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 30
menit.

184
LIMBAH DILARANG DI AUTOKLAF

 limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan,


sisa kemasan, atau buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi;
 limbah patologis dan jaringan anatomi;
 limbah radioaktif;
 limbah farmasi; dan
 limbah material sitotoksik (genotoksik).

185
Rekaman proses
desinfeksi limbah botol
infus bekas
menggunakan alat
autoklaf

Contoh limbah botol infus bekas yang


Indikator tekanan dalam telah dilakukan desinfeksi
proses desinfeksi limbah menggunakan alat autoklaf
botol infus bekas
menggunakan alat
autoklaf
186
2. MICROWAVE

 Persyaratan teknis disinfeksi limbah medis menggunakan


peralatan microwave dilakukan pada temperatur 100oC
(seratus derajat celsius) dengan waktu tinggal sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) menit.
 Peralatan microwave dilarang digunakan untuk disinfeksi:
 limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa
kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi;
 limbah patologis dan jaringan anatomi;
 limbah radioaktif;
 limbah farmasi;
 limbah material sitotoksik (genotoksik); dan
 limbah logam.
187
3. IRRADIASI FREKUENSI RADIO
(radiofrequency irradiation)
 Dilakukan pada temperatur > 90oC (sembilan puluh
derajat celsius).
 Peralatan irradiasi frekwensi radio dilarang digunakan
untuk disinfeksi:
 limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa
kemasan, atau buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi;
 limbah patologis dan jaringan anatomi;
 limbah radioaktif;
 limbah farmasi; dan
 limbah material sitotoksik (genotoksik).

188
lat-alat pengontrol yang lain; dan
kpsi sistem pemutus umpan limbah yang bekerja otomatis.

4. INSINERATOR
ur ruang bakar utama (p rim a ry ch a m ber) dan temperatur ruang
dua (s e con d a ry ch a m b er).
n cerobong.
pengambilan contoh uji emisi berupa lobang pengambilan
ji yang memenuhi kaidah dan fasilitas penunjangnya (tangga,
dll).

 Efisiensi pembakaran > 99,95%;


 Temperatur pada ruang bakar utama
(primary chamber) 800-1000oC;
 Temperatur pada ruang bakar kedua
(secondary chamber) minimum 1000-
1200oC (temperatur operasional),
dengan waktu tinggal minimum 2
(dua) detik;
 Memiliki alat pengendali pencemaran
udara;
 Ketinggian cerobong minimum 14
meter dari permukaan tanah; dan
 Memenuhi baku mutu emisi.
 Pengolahan limbah sitotoksik
(genotoksik) pada suhu > 1200oC.
Gambar 3. Contoh insinerator tipe statis dan tipe rotari.

inerator dioperasikan secara terus menerus atau kontinu, 189


melakukan uji coba pembakaran (tria l b u rn te s t). Uji coba ini
PARAMETER DAN BAKU MUTU
EMISI INSINERATOR

3 bln
1x

190
Mahal dan harus diluar negeri 2 thn 1 x
PENGOLAHAN SECARA KIMAIWI
PENGOLAHAN SECARA KIMIAWI
Tujuan pengolahan secara kimiawi adalah mengubah
karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga
potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak
ada

Langkah-langkahnya :
1.Pengosongan
2.Pembersihan
3.Desinfeksi
4.Penghancuran/pencacahan
HAL-HAL YANG HRS
DIPERHATIKAN !
1.Berapa volume desinfektan yang dibutuhkan
u/konsentrasi 4-6 % misal mengolah botol infus tiap
50 pcs?
2.Berapa volume air yang dibutuhkan untuk
pengenceran desinfektan pada bak pengolah?
3.Bagaimana kriteria design untuk bak pengolah?
4.Berapa waktu tinggal yang sesuai agar benar-benar
terolah?
5.Bagaimana cara mengetahui telah terbebas dari
virus, bakteri?diuji setiap kali selesai proses?
6.Bagaimana lay out saluran pembuangan air limbah
yang menuju ke IPAL?
7.Mengubah izin pembuangan air limbah karena
terdapat sumber air limbah baru dari pengolahan
botol infus?
8.Mengubah dokumen lingk.tidak yg sblmny tdk
Pengolahan chemical tercantum kegiatan pengolahan limbah b3 botol
Tanpa Izin? infus?sesuai PP 27 Tahun 2012 Wajib melakukan revisi
BAKU MUTU TERHADAP AUTOCLAP, MICROWAVE,
IRRADIASI
5. PENGUBURAN
 Fasilitas penguburan limbah medis wajib mendapatkan persetujuan dari BLH kabupaten/kota.
 Limbah medis yang dapat dilakukan pengelolaan dengan cara penguburan yaitu:
 limbah patologis; dan/atau
 limbah benda tajam.
 Persyaratan teknis pengolahan limbah medis dengan cara penguburan dilakukan sebagai berikut:
 Harus berada di daerah hilir lokasi tersebut, jarak dgn muka air tanah sekurang2-4 mtr
 lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak sekurang-kurangnya 20 m (lima
puluh meter) dari sumur, perumahan, fasilitas umum, dan kawasan lindung;
 kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter, diisi dengan limbah medis sebanyak-
banyaknya setengah dari jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur dengan ketebalan
sekurang-kurangnya 50 cm (lima puluh sentimeter) sebelum ditutup dengan tanah;
 kuburan harus dilengkapi pagar pengaman;
 apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan, tanah dengan ketebalan sekurang-
kurangnya 10 cm (sepuluh sentimeter) ditambahkan pada setiap lapisan limbah;
 penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat; dan
 kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau kegiatan yang melakukan
penguburan.

196
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH BENDA TAJAM

197
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH PATOLOGIS

198
6. PENIMBUNAN LB3

199
200
1) INERTISASI
Proses solidifikasi limbah yang menggunakan semen dan material
lainnya sebelum limbah ditimbun di fasilitas penimbunan
sanitary landfill atau control landfill
a) limbah dicampur dengan pasir dan
semen dengan perbandingan limbah,
pasir dan semen 3:1:2.
b) Hasil pencampuran dituangkan dalam
cetakan dengan dimensi 40 x 40 x 40 cm
yang dilapisi plastic
c) Setelah pengeringan 5 hari dilakukan uji
kuat tekan dan TCLP

201
2)ENKAPSULASI
Proses enkasulasi pada prinsipnya melakukan solidifikasi terhadap
limbah untuk menghindari terjadinya pelindian terhadap limbah.

Proses enkasulasi pada prinsipnya melakukan solidifikasi


terhadap limbah untuk menghindari terjadinya pelindian
terhadap limbah.

a)Enkapsulasi dilakukan dengan cara memasukkan limbah


sebanyak 2/3 dari volume wadah dan selanjutnya
ditambahkan material immobilisasi sampai penuh sebelum
wadahnya ditutup dan dikungkung.

b)Material immobilisasi dapat berupa pasir bituminus dan/atau


semen. Wadah yang digunakan dapat berupa high density
polyethylene (HDPE) atau drum logam.

202
STANDAR TEKNIS
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR

203
Perbedaan Permenlh 56 Thn 2015 dgn UU, PP
No Perihal Permenlh no 56 Tahun 2015 Peraturan Pemerintah

1 Pengelolaan Penguburan, UU 32 Thn 2009 pasal 59 ayat (4)


limbah B3 Penimbunan, Pengelolaan limbah B3 wjb
Pengangkutan,  memiliki izin sesuai
persetujuan Kepala kewenangannya
Instansi LH
2 Mekanisme Penguburan, PP 101 Thn 2014 : Penyimpanan,
Pengelolaan Penimbunan, Pengumpulan, Pengangkutan,
Limbah B3 desinfektan, Pemanfaatan, Pengolahan,
Pengangkutan, Penimbunan wajib memiliki izin
3 Izin Lingkungan Pasal 37 : perubahan izin PP 27 Thn 2012 : pasal 50 ayat
lingk. Apabila penghasil (2) perubahan izin lingk. Apabila
menerima limbah dari terdapat perubahan pengelolaan
penghasil lain lingk.
4 Pengangkutan Pengangkutan limbah B3 PP 74 Thn 2014 ttg Angkutan Jalan,
cukup dengan Psl 53, 88 : izin angkutan barang
persetujuan Kepala khusus wajib izin dari Menteri
Instansi LH---RODA 3 apabila melewati jalan umum—
RODA 4
KEWENANGAN PENERBITAN IZIN
(UU 23/2014+PP 101/2014)

BUPATI/WALIKOT
GUBERNUR MENTERI
A
PENYIMPANAN 
PENGUMPULAN   
PENGANGKUTAN 
PEMANFAATAN 
PENGOLAHAN 
PENIMBUNAN  205
No Nama Perizinan

1 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan


Limbah B3
2 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan
Limbah B3
3 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan
Limbah B3
4 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pemanfaatan
Limbah B3
5 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan
Limbah B3
6 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penimbunan
Limbah B3
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3

Pasal 102 :
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
limbah B3 tanpa Izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah).
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3

Pasal 103 :
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan
tidak melakukan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah).
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3

Pasal 104 :
Setiap orang yang melakukan dumping limbah
dan/atau bahan ke media lingkungan hidup
tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)
Pengawasan
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3

Pasal 106 :
Setiap orang yang memasukkan limbah B3
ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 69 ayat (1) huruf d, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah)
Waktu Penyimp.
No Nama Kategori Kode
Max (<50 kg)
1 Amonium Hidroksida 1 A101c 180
2 Natrium Hidroksida 1 A108c 180
3 Asam Suflat 1 A109c 180
4 Asam Klorida 1 A110c 180
5 Persistent Organic Pollutants (POPs) DDT, 1 A101d 180
PCDD, PCDF
6 Aki/baterai bekas 1 A102d 180
7 Air lindi yang dihasilkan dari fasilitas 1 A104d 180
penimbusan akhir
8 Limbah dari laboratorium yang mengandung 1 A106d 180
B3
9 Pelarut bekas lainnya yang belum 1 A107d 180
dikodifikasi
10 Limbah terkontaminasi B3 1 A108d 180
11 Limbah asam lainnya yang belum dikodifikasi 1 A109d 180
12 Refrigerant bekas 1 A111d 180
13 Lead scrap 2 B103d 365
Waktu Penyimp.
No Nama Kategori Kode
Max (<50 kg)
14 Kemasan bekas B3 2 B104d 365
15 Minyak pelumas bekas antara lain 2 B105d 365
minyak pelumas bekas hidrolik,
mesin, gear, lubrikasi, insulasi, heat
transmission, grit chambers,
separator dan/atau campurannya
16 Limbah resin (Urea-Formaldehid, 2 B106d 365
lem), (cairan kental yang mengeras
menjadi padatan transparan, pernis
dan perekat)
17 Limbah elektronik termasuk cathode 2 B107d 365
ray tube (CRT), lampu TL, printed
circuit board (PCB), karet kawat
(wire rubber)
18 Filter bekas dari fasilitas 2 B109d 365
pengendalian pencemaran udara
19 Kain majun bekas 2 B110d 365
20 Copper slag (Proses peleburan bijih 2 B401 365
tembaga (smelter) dari proses
primer dan sekunder)
Waktu Penyimp.
No Nama Kategori Kode
Max (<50 kg)
21 Steel slag (Proses peleburan bijih dan/atau 2 B402 365
logam besi dan baja dengan menggunakan
teknologi electric arc furnace (EAF), blast
furnace, basic oxygen furnace (BOF), induction
furnace, kupola, dan/atau submerge arc
furnace)
22 Fly ash (Proses pembakaran batubara pada 2 B409 365
fasilitas PLTU, boiler dan/atau tungku industry)
23 Bottom ash (Proses pembakaran batubara 2 B410 365
pada fasilitas PLTU, boiler dan/atau tungku
industry)
24 Sludge IPAL (Proses Pengolahan Air Limbah 2 B411 365
dari industri pulp)
25 Refraktori bekas yang dihasilkan dari fasilitas 2 B417 365
termal
(Proses industri yang menggunakan fasilitas
termal antara lain berupa tungku bakar, boiler,
pot lining, dan fasilitas sejenis)
26 Sludge IPAL tekstil 2 B322-3 365
27 Sludge IPAL rumah sakit 2 B337-2 365
Waktu
No Nama Kategori Kode Penyimp. Max
(<50 kg)
21 Limbah klinis 1 A337-1 180
22 Produk farmasi kadarluarsa 1 A337-2 180

23 Bahan kimia kadarlaursa 1 A337-3 180

24 Peralatan lab. Terkontaminasi B3 1 A337-4 180

25 Peralatan medis mengandung Hg, Cd,dll 1 A337-5 180

26 Kemasan produk farmasi 2 B337-1 180

27 Sludge IPAL 2 B337-2 180


215

Anda mungkin juga menyukai