SLIDE LB3 Fasyankes Cilacap 2017 - Setyo DLHK Prov
SLIDE LB3 Fasyankes Cilacap 2017 - Setyo DLHK Prov
Bedanya
B3 dengan
Limbah
B3?
Definisi B3 (UU 32/2009)
zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain.
Klasifikasi B3 Berdasarkan
Sifat/Karakteristiknya
Oil perseneling toksik, reaktif Cairan penghilang karat toksik , korosif Penyemprot hama toksik, reaktif, korosif
Dempul, cat, tinner toksik, korosif, reaktif
Cat & pengencer cat toksik, korosif, reaktif Pembersih saluran toksik , karsinogen
Baterai toksik , korosif Cairan pengkilapkan mebel toksik, korosif, reaktif Pembersih lantai toksik, karsinogen
Minyak rem toksik, korosif, reaktif
Lem toksik, reaktif Pengkilat kayu toksik, korosif
Cairan pembersih mobil toksik Bahan kimia fotografi toksik, reaktif, Pengkilat logam toksik, reaktif
Baterai / Aki toksik, reaktif, korosif,
Solar, bensin, minyak, toksik, reaktif karsinogen Pembersih jendela toksik, karsinogen
pelumas
Pembersih badan mobil toksik Pemadam kebakaran toksik, reaktif Pembersih oven toksik, karsinogen
selain
MSDS
Mengenal B3 melalui Simbol
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN
Definisi Limbah B3
“ ……. adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung B3” yang antara lain dihasilkan
dari kegiatan:
• Rumah Tangga
• Rumah Sakit
• Industri
• Pertambangan
• Kegiatan lain
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3
wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkannya 13
DASAR HUKUM
PERIZINAN DAN KEWAJIBAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
dihasilkan
COLD STORAGE?
MALANG, 14/12 - LIMBAH MEDIS. Seorang polisi memeriksa barang bukti berupa
puluhan kilogram sampah medis diantaranya botol infus dan alat suntik yang
berhasil disita di Mapolwil, Malang, Jawa Timur, Minggu (14/12). Polwil Malang
berhasil menggagalkan praktek penjualan sampah medis yang seharusnya
dimusnahkan dan kini sedang memeriksa 3 petugas IPL (Instalasi Pengolahan
Limbah) RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) yang diduga terlibat dalam kasus
tersebut. Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto/ss/mes/08.
14/12/2008 15:47 [http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1229244476/limbah-medis]22
23
Kasus Vaksinasi Palsu
DAMPAK LIMBAH MEDIS
(WHO Fact Sheet No. 281, October 2004)
Penetapan B3
ADALAH:
limbah B3 yang berdampak akut
dan langsung thd manusia dan
dapat dipastikan akan berdampak
negatif thd lingk. Hidup. Misal :
aki baterai, larutan asam basa,
refrigant bekas, limbah lab.CFC,
DDT, abu dr insinerator, limbah
infeksius, sludge oil treatment dll
43
Limbah B3 kategori 2
(Lampiran I PP 101 Thn 2014)
Penetapan B3
ADALAH:
limbah yang mengandung B3,
memiliki efek tunda, dan berdampak
tidak langsung thd manusia dan LH
serta mpy toksisitas sub kronis atau
kronis . Misal : kemasan bekas B3,
minyak pelumas bekas, lampu TL,
limbah elektronik, kain majun
bekas, dll
44
Limbah B3 sumber tidak spesifik
(Lampiran I tabel 1 PP 101/2014)
Penetapan B3
45
Penetapan B3
46
Penetapan B3
47
Limbah B3 Sumber Spesifik Rumah Sakit
berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 (Kode 37)
Sumber Limbah Kode dan Uraian Limbah Kategori
Bahaya
1. Seluruh rumah sakit dan A337-1 Limbah klinis memiliki 1
lab klinis karakteristik infeksius
2. Fasilitas insinerator A337-2 Produk farmasi daluwarsa 1
3. IPAL yang mengolah efluen A337-3 Bahan kimia daluwarsa 1
rumah sakit dan
laboratorium klinis
A337-4 Peralatan laboratorium 1
terkontaminasi B3
1. pusat kesehatan A337-5 Peralatan medis 1
masyarakat; mengadung logam berat, termasuk
2. klinik pelayanan merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan
kesehatan atau sejenis; sejenisnya
dan B337-1 Kemasan produk farmasi 2
3. rumah sakit.
LIMBAH B3 DARI RS DAN FASYANKES
49
JENIS LIMBAH FASYANKES
BERDASARKAN KARAKTERISTIKNYA
51
52
Sebaran Timbulan
Limbah B3 Medis 13.69
30.08 20.54
41.40 76.50
102.29 83.87
0.000 18.60
49.46 246.36
12.42 471.06 67.12
3.60
23.76
65.80
0.000
74.54
35.29 59.35
18.06 316.98 64.43 94.01
351
115.34 21.78
438.53
36.94 0.000
117.79 102.82 4.49
0.000
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
MUDAH MENYALA
(IGNITABLE – I)
REAKTIF
(REACTIVE – R)
INFEKSIUS
(INFECTIOUS – X)
KOROSIF
(CORROSIVE – C)
BERACUN
(TOXIC – T)
55
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
Kriteria Identifikasi
A. Limbah mudah meledak
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C; 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya
Contoh : asam pikrat (bahan utk peledak, pewarna), amonium nitrat.
Sedangkan Campuran eksplosif, dapat terjadi pula akibat pencampuran
beberapa bahan, terutama bahan oksidator dan reduktor dalam suatu
reaktor maupun dalam penyimpanan. Debu-debu seperti debu karbon
dalam industri batu bara, zat warna diazo dalam pabrik zat warna dan
magnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan
ledakan.
Contoh campuran eksplosif: Oksidator Reduktor KCIO 3 Asam Nitrat Kalium
Permanganate, Krom Trioksida Karbon, belerang Etanol Gliserol Hidrazin
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3
D. Limbah Beracun :
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat
racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit serius apabila
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit
atau mulut dengan berdasarkan :
1. Uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching
Procedure)
2. Uji Toksikologi LD50 (Lethal Dose Fifty)
3. Uji Sub-Kronis
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3
1 2
PENCATATA
IDENTIFIKASI N JENIS &
LIMBAH B3 VOLUME
LIMBAH B3
Limbah Rumah Sakit
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan
ALUR SUMBER LIMBAH B-3 NON- limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan di
LIMBAH PADAT MEDIS rumah sakit di luar medis
RUMAH yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan
SAKIT halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya
1. PENERANGAN 1. LAMPU
PLN 2. MESIN / ALAT 2. KOMPONEN LISTRIK
1. LAMPU
GENSET PENERANGAN 2. KOMPONEN LISTRIK
3. MINYAK PELUMAS
4. AKI
1. MESIN / ALAT
BOILER 2. PROSES 1. FLY/BOTTOM ASH
2. SLUDGE PARTIKEL PENGENDALI
LAMPU
LED
• Genset
Filter solar, filter oli : 500 jam
• Mesin zising : 20-60 ltr/3 bln
• Kompresor : 17 ltr/3500 jam
• Finishing : Mesin bakar
bulu : 6 ltr/thn
Cuci kain : 50 ltr/thn
Mercer : 100 ltr/thn
Starter : 240 ltr/thn
Sanforice : 9 ltr/thn
1. Umur pakai antara 2-5 tahun
2. Pemeliharaan memerlukan asam
sulfat
3. Potensi menghasilkan wadah
bahan B3 (H2SO4)
AKI BASAH
4. Logam Pb
AKI KERING
AIR
AIR+BHN
AIR LIMBAH
• FISIKA
IPAL • KIMIA
• BIOLOGI
IPAL
SEDIMENTASI
SLUDGE ?
w sludge = 0,1 x 0,8 x 500 Kg/hr
= 40 Kg/hr
= 1,2 ton/bln
AIR LIMBAH
EF
80%
SLUDGE ?
w sludge = (TSS + COD + Alum + Alkali)
= (0,5 + 1 + 0,01 + 0,0045) x 0,8 x 500 Kg/hr
= 605 Kg/hr
= 18,174 ton/bln
• Proses Biologi
• Metode aerobic → activated
sludge
Umumnya 20 – 30 % dari volume
limbah menjadi lumpur basah
• Metode anaerobic
Volume sludgenya jauh lebih kecil
sekitar 2-3%
• BAHAN KIMIA
• SAMPEL
• AIR
• Sisa bahan
• Kemasan
bekas
• Sisa reagen
AIR LIMBAH TEROLAH IPAL • Air limbah
SLUDGE • Baterai
• Lampu
• Kain majun
ATK Kantor
Cartridge
•Umur pakai?
•Refill 2-3 kali
•Membutuhkan 450 – 1000
th untuk terdekomposisi
• Lampu
• Toner
Zat kimia
Limbah Medis
a) limbah non klinis/umum;
b) limbah infeksius;
c) limbah benda tajam;
d) limbah patologis;
e) limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
f) limbah radioaktif;
g) limbah farmasi;
h) limbah sitotoksik;
i) limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi; dan
j) limbah tabung gas atau kontainer bertekanan.
Klasifikasi Limbah Medis
• Limbah umum : limbah yang tidak berbahaya dan tidak
membutuhkan penanganan khusus, contoh : limbah
domestik
• Limbah benda tajam : obyek atau alat yang memiliki
sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang
dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur,
pecahan gelas, pisau bedah
• Limbah patologis : Jaringan atau potongan tubuh
manusia, contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh
yang lain termasuk janin
• Limbah farmasi : Limbah yang mengandung bahan
farmasi contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau
tidak diperlukan lagi
• Limbah sitotoksik : limbah dihasilkan dari terapi
kanker, yaitu zat karsinogenik (benzen,antrasen),
chlorozotocin, cisplatin.
• Limbah kimia : limbah yang mengandung bahan
kimia contoh reagen di laboratorium, desinfektan
yang kadaluwarsa atau bahan kimia lainnya.
• Limbah alat yang mengandung logam berat :
Baterai, pecahan termometer, tensimeter
• Limbah radioaktif : bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radio nukleida.
• Wadah bertekanan tinggi : Tabung gas anestesi,
gas catridge, kaleng aerosol, peralatan terapi
pernafasan,
• Limbah berpotensi menularkan penyakit (infeksius):
mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari
konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit
a) jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan
laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien
yang mempunyai penyakit menular
b) atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak
dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung,
filter, botol infus, serbet, gaun, sarung tangan dan
sebagainya)
c) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang
menderita penyakit menular
d) Darah dan cairan tubuh misal : serum, plasma, komponen
darah lainnya
FILOSOFI :TRANSPORTASI DAN TRANFORMASI
86
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengurangan limbah B3 (Pasal 10 ayat (1) PP 101 Tahun 2014)
TERMOMETER TERMOMETER
MERKURI DIGITAL
SPYGNOMETER SPYGNOMETER
MERKURI DIGITAL
CONTOH PENGURANGAN
90
Setiap orang yang menghasilkan
limbah B3
Wajib melakukan Dilarang Wajib memiliki
penyimpanan melakukan izin pengelolaan
limbah B3 pencampuran limbah B3 untuk
limbah B3 kegiatan
penyimpanan
limbah B3
AMDAL
Izin UKL
Lingkungan UPL
91
Prinsip Penyimpanan sementara limbah B3
– Limbah B3 disimpan di tempat penyimpanan
sementara
– TPS limbah B3 mampu menampung limbah yang
disimpan
Pengemasan Limbah
B3
a) Bahan sesuai dengan jenis limbah
b) Dapat mengungkung limbah tetap dlm kemasan
c) Memiliki penutup yg kuat
d) Kondisi baik, tidak bocor, tidak karat/tidak rusak
WARNA KEMASAN LIMBAH B3 MEDIS
DAN SIMBOL MEDIS
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
Pengemasan Limbah Medis
KATEGORI WARNA JENIS KEMASAN
KEMASAN/KONTAINER
Tajam Kuning Anti bocor, anti tusuk, dan
tidak mudah terbuka
95
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
96
CONTOH WADAH LIMBAH
BENDA TAJAM
97
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR
99
PENGIKATAN KANTONG
LIMBAH YANG SALAH
a) Identitas pemohon
b) Akta pendirian badan usaha
c) Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah B3
d) Dokumen ttg tempat penyimpanan limbah B3
e) Dokumen ttg pengemasan limbah B3
f) Dokumen lain sesuai Permenlh
103
Dokumen ttg Tempat Penyimpanan
Limbah B3
104
Peniadaan persyaratan untuk :
a) Jarak lokasi fasilitas pengelolaan LB3 thd
fasilitas lainnya (jln, permukiman dll)
b) Izin HO, IMB
106
CONTOH TPS LIMBAH INFEKSIUS (COLD STORAGE)
107
Dokumen Pengemasan Limbah B3
Evaluasi Permintaan
kelengkapan Tolak
Administrasi
kelengkapan Penetapan
persyaratan &
ketentuan
Lengkap ? Tidak Tidak
teknis yang
dimuat dalam
Ya izin
119
• Melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai jenis limbah
dan masa penyimpanan
• Mefungsikan TPS untuk menyimpan limbah B3
• Melakukan pengemasan limbah B3 sesuai karakteristik
• Melekatkan label dan simbol pada kemasan
• Melakukan pencatatan dan menyampaikan hasil
pencatatan (Log book,neraca) kepada Bupati tembusan
kepada Menteri
• Melakukan pemanfaatan/penimbunan/pengolahan
limbah B3 yang dilakukan sendiri atau menyerahkan ke
pihak ketiga yang berizin
Kewajiban Penghasil Dgn Pihak 3
123
PENCATATAN PENGELOLAAN
LIMBAH B3 (LOG BOOK)
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)
Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah
puluh) kilogram per hari atau B3 dihasilkan
lebih;
Limbah B3 yang dihasilkan kurang 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
dari 50 (lima puluh) kilogram per Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 1;
Limbah B3 yang dihasilkan kurang 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
dari 50 (lima puluh) kilogram per sejak Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 2
dari sumber tidak spesifik dan dari
sumber spesifik umum;
Limbah B3 kategori 2 dari sumber 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
spesifik khusus. sejak Limbah B3 dihasilkan
127
• Penyimpanan Limbah padat medis harus
sesuai iklim tropis yakni pada musim hujan
paling lama 48 jam dan musim kemarau paling
lama 24 jam.
• Waktu penyimpanan lebih dari 48 jam maka
wajib disimpan pada fasilitas dgn suhu 0
derajat atau dibawahnya
Masa Penyimpanan > Jangka Waktu
Jika diajukan sebelum masa berlaku izin berakhir (dalam waktu 2 bulan),
tidak ada penolakan, maka setelah masa berlaku izin berakhir izin
otomatis diperpanjang.
Jika diajukan sebelum masa berlaku izin berakhir (dalam waktu 2 bulan),
ada penolakan, maka setelah masa berlaku izin berakhir izin otomatis
berakhir.
Jika diajukan sebelum masa berlaku izin berakhir sebelum waktu 2 bulan
dari masa berlaku izin berakhir, maka permohonan perpanjangan wajib
ditolak.
Jika diajukan sesudah masa berlaku izin berakhir, maka izin otomatis
berakhir setelah masa berlaku berakhir.
Jika tidak diajukan perpanjangan izin oleh pemegang izin sampai dengan
masa berlaku izin berakhir, maka izin otomatis berakhir setelah masa
berlaku izin berakhir.
Jika diajukan sesudah masa berlaku izin berakhir, maka permohonan izin
dapat ditolak atau diperpanjang. 131
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
132
SIMBOL dan LABEL
Simbol adalah gambar yang menunjukkan
karakteristik limbah B3
Label adalah setiap keterangan mengenai limbah B3
yang berbentuk tulisan yang berisi informasi
penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan,
jumlah, waktu dihasilkan
Wajib diberikan pada setiap kemasan atau
tempat/wadah untuk penyimpanan
Tujuan
Pemberian Simbol dan Label
• Sebagai penandaan pada tempat penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan
Limbah B3
• Memberikan informasi, identitas limbah B3 sehingga
dapat dikenali oleh :
1) Pelaksana pengelolaan limbah B3
2) Pengawas pengelolaan limbah B3 dan
3) Setiap orang/masyarakat di sekitarnya
Syarat
Simbol dan Label
• Bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat. Warna garis sama dengan warna gambar simbol.
Bagian bawah simbol terdapat blok segi lima terbalik.
• Simbol pada bangunan luar dan dalam minimal ukuran 25 x 25
cm/dapat terlihat jelas pada jarak minimal 20 meter sedang
pada kemasan ukuran 10 x 10 cm)
• Ukuran label sekurang-kurangnya 15 x 20 cm dan tulisan wajib
mudah terbaca
• Warna dan tulisan simbol label tidak boleh luntur dan tidak
mudah rusak
• Label untuk kemasan kosong ( 10 x 10) cm
• Label penunjuk tutup wadah (7x15) cm
JENIS SIMBOL
141
PERINGATAN !
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PENGHASIL : PT. Praboby
ALAMAT : Ds. Srondol, Kec. Banyumanik,
Semarang
TELP : 024 320802
FAX :
NO. PENGHASIL :
NAMA LIMBAH : Fly ash
TGL. DIHASILKAN : 19 Maret 2015
TGL. DIKEMAS : 19 Maret 2015
KODE LIMBAH : B109
JUMLAH LIMBAH : 20 kg
SIFAT LIMBAH : Padat/Beracun
CONTOH PEMASANGAN SIMBOL DAN
LABEL LIMBAH B3
Pengangkutan Limbah B3
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
(PP 101/2014)
Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang tertutup untuk Limbah
B3 kategori 1.
Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang terbuka untuk Limbah
B3 kategori 2.
Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
izin Pengangkutan Limbah B3.
Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 menjadi dasar
diterbitkannya izin Pengangkutan Limbah B3 oleh
Menteri Perhubungan.
Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 diterbitkan oleh
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
145
Lanjutan
Pengangkutan Limbah B3 wajib disertai
…
dengan manifes Pengangkutan Limbah B3
Pengangkut Limbah B3 wajib dilakukan oleh
badan usaha berbadan hukum (PT, Koperasi,
Yayasan) tidak termasuk CV, NV, UD.
cirinya terdaftar sebagai badan hukum di
Kementerian Hukum dan HAM
Dasar Hukum:
• UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
• PP 74 Tahun 2014; dan
• PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3.
146
Muatan Rekomendasi
Pengangkutan
Pengirim
KLH
LB3
Pengang Gubernur
kut LB3
Penerima
1 Putih
LB3
2 Kuning
Hijau
Pengirim 3 7
3
Pengangkut 1
4 Merah
Muda KLH 2 5
5 Biru
6 Krem Penerima 4
7 Ungu Gubernur 6
150
Dokumen Limbah B3
DIMANA BARCODE
Kementerian
Lingkungan Hidup DITEMPATKAN ? [saat ini]
Ditempelkan pada bagian
sebelah kiri atas.
Ditempelkan pada setiap
lembar manifes 152
Mulai tahun 2013, manifes telah
menggunakan STIKER BARCODE
153
POLA PENGANGKUTAN VS REKOMENDASI
& MANIFES
164
printout manifest
elektronik
• Seluruh informasi dapat
dibaca karena tercetak
jelas
Benefit Penggunaan Dokumen
Pengangkutan Limbah B3 Secara Elektronik
• Ketaatan dalam pengiriman limbah B3 lebih terjamin;
• Administrasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perpindahan
limbah B3 lebih singkat;
• Tujuan pengiriman dapat dipantau oleh penghasil/pengirim limbah
B3;
• Fleksibilitas dalam jumlah salinan yang dipergunakan/dibutuhkan;
• Mempermudah proses pelaporan pelaksanaan pengiriman limbah
B3;
• Mempermudah proses pelaporan kegiatan pengelolaan limbah B3
bagi para pihak;
• Ramah lingkungan/paperless;
PERMENLHK No 56 TAHUN 2015 TENTANG Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pelayanan Kesehatan
TUJUAN DAN BATASAN
PENGATURAN
168
Fasilitas pelayanan kesehatan
yang wajib terdaftar di instansi
yang bertanggung jawab di
bidang kesehatan.
FASYANKES Fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut meliputi:
YANG a. pusat kesehatan masyarakat;
MANA? b. klinik pelayanan kesehatan
atau sejenis; dan
c. rumah sakit.
MODEL I
Pengolahan
dengan Insinerator
Penghasil RS A
Perusahaan
“X”
Penghasil yang telah
RS B mendapatkan izin dari KLH
Landfill
Kelas I
Penghasil RS C
ABU
PT. PPLi
170
MODEL II
Penghasil
Landfill
Kelas I
RS B
ABU
Rumah Sakit
RS C “A” PT. PPLi
(Penghasil+Pengolah)
Penghasil
RS D RS E
Penghasil Penghasil
171
PENGELOLAAN LIMBAH B3 Medis
menurut Permenlhk 56 tahun 2015
MODEL III
Pengolahan
Puskemas Non INAP dengan Insinerator
RS A sbg
Klinik Non INAP
Tranfer Depo
Praktek non INAP Perusahaan
“X”
yang telah
Puskemas Non INAP mendapatkan izin dari KLH
ABU
Puskemas Non INAP
PT. PPLi
RS B sbg
Klinik Non INAP Tranfer Depo
Praktek non INAP 172
MASA PENYIMPANAN LIMBAH B3
Untuk limbah dengan karakteristik Untuk limbah bahan kimia kedaluwarsa,
infeksius; benda tajam; dan patologis; tumpahan, atau sisa kemasan; radioaktif;
disimpan di tempat Penyimpanan Limbah farmasi; sitotoksik; peralatan medis yang
B3 sebelum dilakukan Pengangkutan memiliki kandungan logam berat tinggi;
dan tabung gas atau kontainer bertekanan
Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
disimpan di tempat Penyimpanan Limbah
dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling B3 sebelum dilakukan Pengangkutan
lama: Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
1. 2 (dua) hari, pada temperatur lebih dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling
besar dari 0oC (nol derajat celsius); atau lama:
2. 90 (sembilan puluh) hari, pada 1. 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah
B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima
temperatur sama dengan atau lebih
puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
kecil dari 0oC (nol derajat celsius), sejak
2. 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk
Limbah B3 dihasilkan.
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
50 kg (lima puluh kilogram) per hari
Pasal 8 ayat (2) huruf a untuk Limbah B3 kategori 1, sejak
Limbah B3 dihasilkan.
[Pasal 8 ayat (2) huruf b, 173
BAGAIMANA JIKA LIMBAH B3 MELEBIHI
MASA PENYIMPANAN?
174
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB
DEPO PEMINDAHAN (TRANSFER DEPO)
Memiliki:
a. fasilitas pendingin yang memiliki temperatur sama dengan atau
lebih kecil dari 0oC (nol derajat celsius), apabila Limbah B3
disimpan lebih dari 2 (dua) hari sejak Limbah B3 dihasilkan;
b. fasilitas Pengolahan Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; dan/atau
c. kerjasama dengan Pengolah Limbah B3 yang memiliki Izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3,
untuk Limbah B3 dengan karakteristik infeksius; benda tajam;
dan patologis.
Ketentuan mengenai penggunaan tempat Penyimpanan Limbah B3
sebagai depo pemindahan di atas harus dicantumkan dalam Izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah
B3.
176
CONTOH ALAT
ANGKUT
PT. EDELWEIS
Wajib memenuhi persyaratan teknis yang telah
TRANSPORTASI ditetapkan Kementerian LHK dan Kementerian
HALWA Perhubungan
Apabila terjadi kecelakaan,
hubungi Telp. (021) 85906527
1.Memiliki rekomendasi pengangkutan dari
Menteri LHK RI
2.Memiliki izin penyelenggaraan angkutan
barang khusus dari Menteri Perhubungan
180
4. PENGOLAHAN
Pengolahan merupakan proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun menjadi tidak
berbahaya
184
LIMBAH DILARANG DI AUTOKLAF
185
Rekaman proses
desinfeksi limbah botol
infus bekas
menggunakan alat
autoklaf
188
lat-alat pengontrol yang lain; dan
kpsi sistem pemutus umpan limbah yang bekerja otomatis.
4. INSINERATOR
ur ruang bakar utama (p rim a ry ch a m ber) dan temperatur ruang
dua (s e con d a ry ch a m b er).
n cerobong.
pengambilan contoh uji emisi berupa lobang pengambilan
ji yang memenuhi kaidah dan fasilitas penunjangnya (tangga,
dll).
3 bln
1x
190
Mahal dan harus diluar negeri 2 thn 1 x
PENGOLAHAN SECARA KIMAIWI
PENGOLAHAN SECARA KIMIAWI
Tujuan pengolahan secara kimiawi adalah mengubah
karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga
potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak
ada
Langkah-langkahnya :
1.Pengosongan
2.Pembersihan
3.Desinfeksi
4.Penghancuran/pencacahan
HAL-HAL YANG HRS
DIPERHATIKAN !
1.Berapa volume desinfektan yang dibutuhkan
u/konsentrasi 4-6 % misal mengolah botol infus tiap
50 pcs?
2.Berapa volume air yang dibutuhkan untuk
pengenceran desinfektan pada bak pengolah?
3.Bagaimana kriteria design untuk bak pengolah?
4.Berapa waktu tinggal yang sesuai agar benar-benar
terolah?
5.Bagaimana cara mengetahui telah terbebas dari
virus, bakteri?diuji setiap kali selesai proses?
6.Bagaimana lay out saluran pembuangan air limbah
yang menuju ke IPAL?
7.Mengubah izin pembuangan air limbah karena
terdapat sumber air limbah baru dari pengolahan
botol infus?
8.Mengubah dokumen lingk.tidak yg sblmny tdk
Pengolahan chemical tercantum kegiatan pengolahan limbah b3 botol
Tanpa Izin? infus?sesuai PP 27 Tahun 2012 Wajib melakukan revisi
BAKU MUTU TERHADAP AUTOCLAP, MICROWAVE,
IRRADIASI
5. PENGUBURAN
Fasilitas penguburan limbah medis wajib mendapatkan persetujuan dari BLH kabupaten/kota.
Limbah medis yang dapat dilakukan pengelolaan dengan cara penguburan yaitu:
limbah patologis; dan/atau
limbah benda tajam.
Persyaratan teknis pengolahan limbah medis dengan cara penguburan dilakukan sebagai berikut:
Harus berada di daerah hilir lokasi tersebut, jarak dgn muka air tanah sekurang2-4 mtr
lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak sekurang-kurangnya 20 m (lima
puluh meter) dari sumur, perumahan, fasilitas umum, dan kawasan lindung;
kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter, diisi dengan limbah medis sebanyak-
banyaknya setengah dari jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur dengan ketebalan
sekurang-kurangnya 50 cm (lima puluh sentimeter) sebelum ditutup dengan tanah;
kuburan harus dilengkapi pagar pengaman;
apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan, tanah dengan ketebalan sekurang-
kurangnya 10 cm (sepuluh sentimeter) ditambahkan pada setiap lapisan limbah;
penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat; dan
kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau kegiatan yang melakukan
penguburan.
196
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH BENDA TAJAM
197
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH PATOLOGIS
198
6. PENIMBUNAN LB3
199
200
1) INERTISASI
Proses solidifikasi limbah yang menggunakan semen dan material
lainnya sebelum limbah ditimbun di fasilitas penimbunan
sanitary landfill atau control landfill
a) limbah dicampur dengan pasir dan
semen dengan perbandingan limbah,
pasir dan semen 3:1:2.
b) Hasil pencampuran dituangkan dalam
cetakan dengan dimensi 40 x 40 x 40 cm
yang dilapisi plastic
c) Setelah pengeringan 5 hari dilakukan uji
kuat tekan dan TCLP
201
2)ENKAPSULASI
Proses enkasulasi pada prinsipnya melakukan solidifikasi terhadap
limbah untuk menghindari terjadinya pelindian terhadap limbah.
202
STANDAR TEKNIS
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
203
Perbedaan Permenlh 56 Thn 2015 dgn UU, PP
No Perihal Permenlh no 56 Tahun 2015 Peraturan Pemerintah
BUPATI/WALIKOT
GUBERNUR MENTERI
A
PENYIMPANAN
PENGUMPULAN
PENGANGKUTAN
PEMANFAATAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN 205
No Nama Perizinan
Pasal 102 :
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
limbah B3 tanpa Izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah).
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3
Pasal 103 :
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan
tidak melakukan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah).
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3
Pasal 104 :
Setiap orang yang melakukan dumping limbah
dan/atau bahan ke media lingkungan hidup
tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)
Pengawasan
Ancaman pidana terkait
pengelolaan limbah B3
Pasal 106 :
Setiap orang yang memasukkan limbah B3
ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 69 ayat (1) huruf d, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah)
Waktu Penyimp.
No Nama Kategori Kode
Max (<50 kg)
1 Amonium Hidroksida 1 A101c 180
2 Natrium Hidroksida 1 A108c 180
3 Asam Suflat 1 A109c 180
4 Asam Klorida 1 A110c 180
5 Persistent Organic Pollutants (POPs) DDT, 1 A101d 180
PCDD, PCDF
6 Aki/baterai bekas 1 A102d 180
7 Air lindi yang dihasilkan dari fasilitas 1 A104d 180
penimbusan akhir
8 Limbah dari laboratorium yang mengandung 1 A106d 180
B3
9 Pelarut bekas lainnya yang belum 1 A107d 180
dikodifikasi
10 Limbah terkontaminasi B3 1 A108d 180
11 Limbah asam lainnya yang belum dikodifikasi 1 A109d 180
12 Refrigerant bekas 1 A111d 180
13 Lead scrap 2 B103d 365
Waktu Penyimp.
No Nama Kategori Kode
Max (<50 kg)
14 Kemasan bekas B3 2 B104d 365
15 Minyak pelumas bekas antara lain 2 B105d 365
minyak pelumas bekas hidrolik,
mesin, gear, lubrikasi, insulasi, heat
transmission, grit chambers,
separator dan/atau campurannya
16 Limbah resin (Urea-Formaldehid, 2 B106d 365
lem), (cairan kental yang mengeras
menjadi padatan transparan, pernis
dan perekat)
17 Limbah elektronik termasuk cathode 2 B107d 365
ray tube (CRT), lampu TL, printed
circuit board (PCB), karet kawat
(wire rubber)
18 Filter bekas dari fasilitas 2 B109d 365
pengendalian pencemaran udara
19 Kain majun bekas 2 B110d 365
20 Copper slag (Proses peleburan bijih 2 B401 365
tembaga (smelter) dari proses
primer dan sekunder)
Waktu Penyimp.
No Nama Kategori Kode
Max (<50 kg)
21 Steel slag (Proses peleburan bijih dan/atau 2 B402 365
logam besi dan baja dengan menggunakan
teknologi electric arc furnace (EAF), blast
furnace, basic oxygen furnace (BOF), induction
furnace, kupola, dan/atau submerge arc
furnace)
22 Fly ash (Proses pembakaran batubara pada 2 B409 365
fasilitas PLTU, boiler dan/atau tungku industry)
23 Bottom ash (Proses pembakaran batubara 2 B410 365
pada fasilitas PLTU, boiler dan/atau tungku
industry)
24 Sludge IPAL (Proses Pengolahan Air Limbah 2 B411 365
dari industri pulp)
25 Refraktori bekas yang dihasilkan dari fasilitas 2 B417 365
termal
(Proses industri yang menggunakan fasilitas
termal antara lain berupa tungku bakar, boiler,
pot lining, dan fasilitas sejenis)
26 Sludge IPAL tekstil 2 B322-3 365
27 Sludge IPAL rumah sakit 2 B337-2 365
Waktu
No Nama Kategori Kode Penyimp. Max
(<50 kg)
21 Limbah klinis 1 A337-1 180
22 Produk farmasi kadarluarsa 1 A337-2 180