Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

TRAUMA ABDOMEN

MK : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


DOSEN : Ns. Olvin Manengkey, S.Kep., M.Kes
 
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :
1. Tesalonika Karundeng
2. Nadya K. Lengkong
3. Nevi Paransi
4. Sri Angelica Kosasi
PENGERTIAN

Trauma abdomen didefinisikan sebagai


kerusakan terhadap struktur yang terletak
diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh cedera fisik berupa trauma
tumpul dan tembus.
KLASIFIKASI

1. Trauma penetrasi
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke
dalam rongga peritoneum (Luka tembus)

2. Trauma non-penetrasi
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke
dalam rongga peritoneum (Luka tumpul)
Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :

1.Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-


penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat
cedera intra abdomen.
2.Laserasi atau luka robek terdapat pada dinding
abdomen.
Trauma abdomen pada isi abdomen terdiri dari:
1. Perforasi organ viseral intraperitoneum
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti
adanya cedera pada dinding abdomen.
2. Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
3. Cedera thorak abdomen
ETIOLOGI
1. Trauma Tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga

peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh


jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan
bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan,
deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari 50%
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

2.Trauma Tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam
rongga peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan
oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.
PATOFISIOLOGI
Jika terjadinya trauma penetrasi/non penetrasi 
perdarahan intra abdomen yg serius. Pasien akan
memperlihatkan tanda2 iritasi yg disertai penurunan
hitung sel darah merah yg akhirnya gambaran klasik syok
haemoragik.
Tanda-tanda dalam trauma abdomen meliputi nyeri tekan,
nyeri spontan, nyeri lepas disertai abdomen tanpa bising
usus bila telah terjadi peritonitis umum.
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami, takikardi
dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala umum trauma abdomen :
 Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat,
nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat
nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.

 Darah dan cairan


Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium
yang disebabkan oleh iritasi. Cairan atau udara dibawah
diafragma

 Mual dan muntah


Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah) Yang disebabkan
oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragik.
 

1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga


peritonium)
 Terdapat luka robekan pada abdomen
 Luka tusuk sampai menembus abdomen
 Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam
abdomen
 Kontaminasi bakteri
 Penanganan yang kurang tepat biasanya memperbanyak
perdarahan/memperparah keadaan
 

2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga


peritonium)
 Memar/jejas pada dinding perut.
 Terjadi perdarahan intra abdominal
 Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity)
dinding perut
 Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA
TUMPUL ABDOMEN PADA TN. A
 A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Nama  : Tn. A
Umur  : 50 tahun
Pendidikan  : SMA
Pekerjaan  : Wiraswasta
Agama  : Kristen Protestan
Alamat : Tepurejo RT 3/2 Sumber Banjarsari Surakarta
Tanggal pengkajian  : 10 Mei 2019
2. Riwayat Penyakit

a) Keluhan Utama
Sakit pada perut sebelah kanan.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit, ketika sedang mengendarai
sepeda motor, klien mengalami kecelakaan. Sepeda motor klien menabrak
truk yang ada di depannya. Klien terjatuh dengan posisi dada dan perut kanan
membentur aspal. Setelah kejadian, klien masih bisa pulang sendiri dengan
mengendarai sepeda motornya. Tapi setelah beberapa saat dirumah, klien
merasa perut sebelah kanan ampeg sampai punggung dan terasa sesak napas.
Oleh karena itu keluarga langsung membawa klien ke RS.
c) Riwayat Keluarga
Keluarga dan klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
3. Primary Survey
a) Airway
Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
b) Breathing
Klien bernafas secara spontan. Klien menggunakan O² 2l/menit
R : 26x/menit, pernafasan reguler
c) Circulation
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/menit
Capillary reffil : < 2 detik
d) Disability
GCS : E4M5V6
Kesadaran : Compos Mentis
e)Exposure
Terdapat luka lecet ,jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
B. Analisis Data
N
o
Data Masalah Etiologi
1
Nyeri akut Trauma Abdomen
DS : Klien mengatakan perut sebelah
kanan sakit
P: Bila bergerak dan bernapas
Q: Seperti tertusuk-tusuk
R: Perut sebelah kanan
S: 7
T: Hilang timbul

DO :
- Klien tampak mengerang-ngerang
menahan sakit
- Terdapat luka lecet dan jejas
2
Pola napas tidak efektif Penurunan ekspansi paru
DS :    
 
- Klien mengatakan sesak napas  
 
- Klien mengatakan perut sebelah kanan  
terasa ampeg  

 
DO :
- Klien terlihat gelisah
R = 26x/menit
 
C. Diagnosa Keperawatan

1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan


ekspansi paru
2) Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen
atau luka penetrasi abdomen
D. Intervensi Keperawatan
N
o Diagnosa Kep Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Keperawatan
11. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi Utama “Manajemen Jalan Napas”
berhubungan dengan penurunan selama 1x60 menit, pola napas kembali Observasi
ekspansi paru efektif dengan KH:  Monitor pila napas (frekuensi, kedalaman, usaha
  napas)
-Sesak napas berkurang
 Monitor bunyi napas (mis. Mengi,wheezing,
-Klien rileks ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
-Pernapasan normal
Terapeutik
20-24x/menit
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-
tift dan chin-lift
 Posisikan fowler atau semi-fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Berikan oksigen (02)

Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak


kontraindikasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian bronkodilator,


eksprektoran, mukolitik, jika perlu.
 
2. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama “Manajemen Nyeri”
adanya trauma abdomen atau keperawatan 1x60 menit, nyeri Observasi
luka penetrasi abdomen teratasi dengan KH:  Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,
  - Nyeri berkurang / hilang frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
-Klien tenang tidak mengerang-  Identifikasi skala nyeri
ngerang kesakitan  Identifikasi respons nyeri non verbal
- Skala nyeri 1-3  Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri


 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Ajarkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.


 
E. Implementasi dan Evaluasi
N
o Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi
1
Pola napas tidak efektif 10 Mei 2019 (13:30)
berhubungan dengan penurunan (11:00)  
ekspansi paru S : Pasien mengatakan sesak napas
1. Mengkaji Tanda-tanda vital
  berkurang, R : 24x/menit
2. Posisikan fowler atau semifowler  
O : Pasien terlihat tidak sesak lagi
3. Mengkaji pola nafas pasien
 
A : Masalah teratasi
 
(11:30)
P : Intervensi dihentikan
4. Memberikan nasal kanul 2L/menit
 
2
Nyeri berhubungan dengan 10 Mei 2019 (15:00)
adanya trauma abdomen atau (14:00)  
luka penetrasi abdomen
1. Berikan posisi yang nyaman S: Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang
 

2. Identifikasi skala nyeri  


3. Memberikan injeksi ketorolac 2ml O : - Klien masih tampak gelisah dan kesakitan
(14:30)  
4.Mengajarkan nafas dalam bila nyeri timbul A : Masalah teratasi sebagian

5. Memberikan obat analgetik jika nyeri  


masih terasa P : Lanjutkan intervensi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai