Wawasan Kebangsaan CPNS
Wawasan Kebangsaan CPNS
KEBANGSAAN
OLEH:
Tim Widyaiswara
PILAR
KEBANGSAAN
INDONESIA
BHINNEKA
TUNGGAL IKA
NKRI
SALINAN PUTUSAN MK
NOMOR 100/PUU-XI/ 2013
TGL 3 APRIL 2014
TENTANG
4 PILAR KEBANGSAAN
MENJADI
4 KONSENSUS DASAR BANGSA
Sejarah Lahirnya Pancasila
Pancasila tidaklah lahir secara mendadak pada
tahun 1945, melainkan melalui proses yang
panjang, dengan didasari oleh sejarah perjuangan
bangsa dan dengan melihat pengalaman bangsa lain
di dunia.
Perumusan konseptualisasi Pancasila dimulai pada
masa persidangan pertama Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945
Anggota BPUPKI menyodorkan pandangannya.
Rangkaian ini ditutup dengan pidato Soekarno ( 1
Juni 1945) yang menawarkan lima prinsip dari
dasar Negara yang diberi nama PANCASILA
Sejarah Lahirnya Pancasila (Lanjutan)
Rumusan Soekarno digodok melalui Panitia Delapan.
Dibentuk Panitia Sembilan untuk menyempurnakan rumusan
Pancasila dari Pidato Soekarno ke dalam rumusan versi
PIAGAM JAKARTA pada 22 Juni 1945.
Fase “pengesahan” dilakukan tanggal 18 Agustus 1945 oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
menghasilkan rumusan Final Pancasila yang mengikat secara
konstitusional dalam kehidupan bernegara.
Rumusan PANCA SILA (Soekarno)
1 Juni 1945
Pertama : Kebangsaan Indonesia
Kedua : Internasionalisme atau peri-kemanusiaan
Ketiga : Mufakat atau Demokrasi
Keempat : Kesejahteraan Sosial
Kelima : Ketuhanan yang Berkebudayaan
Rumusan Rancangan Pembukaan UUD (Piagam Jakarta)
22 Juni 1945
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh karena itu, maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri- kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia merdeka yang melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tanggal 18 Agustus 1945 kesepakatan yang terdapat dalam PIAGAM
JAKARTA tersebut diubah pada bagian akhirnya oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Hal penting yang diubah oleh panitia ini
adalah tujuh kata setelah Ke-Tuhanan,
yang semula berbunyi “Ke-Tuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah
menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Juga
diubahnya klausul pasal pada batang
tubuh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
6 ayat (1) mengenai syarat presiden.
Semula ayat itu mensyaratkan presiden
harus orang Islam, tetapi kemudian
diubah menjadi hanya “harus orang
Indonesia asli.”
Rumusan Pancasila, baik yang terdapat pada pidato
Ir. Soekarno maupun rumusan Panitia Sembilan
yang tertuang pada Piagam Jakarta merupakan sejarah
dalam proses penyusunan dasar negara. Rumusan
seluruhnya autentik sampai akhirnya disepakati
sebagaimana terdapat pada alinea keempat
Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Lanjutan
Tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya Bung Karno menyampaikan pidatonya yang
monumental tentang Pancasila sebagai dasar negara di depan sidang BPUPKI. Pada hari itulah, lima
prinsip dasar Negara dikemukakan diberi nama Pancasila, dan sejak itu jumlahnya tidak
pernah berubah. Meskipun demikian, untuk diterima sebagai Dasar Negara, Pancasila mendapatkan
persetujuan kolektif melalui perumusan Piagam Jakarta (22 Juni 1945) dan akhirnya
mengalami perumusan final lewat proses pengesahan konstitusional pada tanggal 18 Agustus 1945.
Implementasi NILAI’S KEBANGSAAN yg BERSUMBER dr “ PANCA SILA (5 Nilai)
NILAI RELIGIUS
1. MILIKI NILAI SPIRITUAL YG TINGGI ( AGAMA & YAKIN)
2. MILIKI TOLERANSI YG TINGGI THD AGAMA & K’YAKIN
3. MENGAKUI ADANYA TUHAN YME
NILAI KEKELUARGAAN
1. MILIKI NILAI-2 KEBERSAMAAN & SEPENANGGUNGAN.
2. SESAMA WARGA ( TDK. BEDA ASAL USUL & BUDAYA)
3. KONSEWEKSI BANGSA YG BERSIFAT MAJEMUK.
NILAI KESELARASAN
1. MILIKI K’PUAN BERADAPTASI & MENERIMA BUDAYA DAERAH /
KEARIFAN LOKAL.
2. KONSEKWENSI BANGSA B’SIFAT PLURAL/MAJEMUK.
NILAI KERAKYATAN
1. MILIKI SIFAT KEPERPIHAKAN KPD. RAKYAT.
2. DATANG DARI RAKYAT UNTUK RAKYAT.
3. PERWUJU& DARI KEDAULATAN RAKYAT.
NILAI KEADILAN
1. MEMILIKI KEMAMPUAN MENEGAKAN KEADILAN U/ RAKYAT.
2. MAMPU MENSEJAHTERAKAN SEMUA WARGA BANGSA
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi
Negara
menempati tata urutan peraturan perundang-undangan tertinggi
dalam negara. Dalam konteks institusi negara, konstitusi
bermakna permakluman tertinggi yang menetapkan antara lain
pemegang kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk negara,
bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan
dan berbagai lembaga negara serta hak-hak rakyat.
JENIS DAN HIERARKI PERUNDANG-UNDANGAN RI:
UU 10/2004 Pasal 7
Implementasi NILAI-NILAI KEBANGSAAN yg BERSUMBER dari “ UUD NRI1945 (3 Nilai)
1. NILAI DEMOKRASI
1. Nilai Demokrasi (Kebebasan)
MAKNA : KEDAULATAN DITANGAN RAKYAT
2. Nilai Kesederajatan SETIAP WARGA PUNYA KEBEBASAN YANG
3. Nilai Ketaatan Hukum BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
PENYELENGGARAAN KEPEMERINTAHAN.
2. NILAI KESEDERAJATAN
SETIAP WARGA NEGARA MEMILIKI HAK YANG
SAMA DIDEPAN HUKUM
17
17
IMPLEMENTASI
NILAI-NILAI DEMOKRASI
DI LINGKUNGAN KELUARGA
- Menerima kehadiran sanak saudara
- Hargai pendapat anggota keluarda yang lain
- Musyawarah dalam pembagian kerja, wewenang dan tanggung
jawab
- Terbuka terhadap masalah yang dihadapi bersama
DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
- Berani mengakui kesalahan sendiri
- Hidup bersama masayarakat tanpa diskriminasi
- Hormati pendapat yang berbeda
- Selesaikan masalah dengan musyawarah untuk mufakat
18
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI Lanjutan
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
- Bergaul tanpa bedakan sesama & latar belakang
- Hargai pendapat teman walau berbeda
- Utamakan musyawarah untuk mufakat
- Anti kekerasan
DI LINGKUNGAN BERNEGARA
- Jamin persamaan hak dan kewajiban laki dan perempuan
- Jamin persamaan hak dan kewajiban bagi semua suku, agama, ras, etnis, gol
- Jamin hak penyandang cacat
- Jamin hak dan kewajiban beragama
- Jamin hak mendapat pekerjaan yang layak
- Jamin persamaan hak didepan hukum
- Jamin hak kebebasan berserikat, berkumpul, menyatakan pendapat
- Jamin hak masyarakat untuk tahu
21
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KESEDERAJATAN Lanjutan
DI LINGKUNGAN KELUARGA
- Kesamaan hak ayah dan ibu dalam mendidik anak
- Anak melaksanakan hak dan kewajibannya
- Tidak membedakan laki-laki dan perempuan
DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
- Gotong royong dalam membangun desa
- Hormati ibadah agama lain
- Hadir dalam pertemuan warga
- Tidak membedakan orang lain
DI LINGKUNGAN SEKOLAH/PENDIDIKAN
- Menyamakan prilaku terhadap laki-laki dan perempuan
- Meningkatkan kerja sama dalam kelompok
- Beribadah bersama sesuai agamanya masing-masing
22
IMPLEMENTASI DALAM DIRI PRIBADI
NILAI TAAT HUKUM
- Mendukung upaya penegakkan hukum secara pribadi
- Mendukung upaya alat penegak hukum melaksanakan
tugas
- Meningkatkan pemahaman hukum masyarakat
- Meningkatkan sadar hukum masyarakat
- Patuh aturan hukum dan perundangan
DI LINGKUNGAN KELUARGA
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
- Tidak aniaya anggota keluarga
- Taat pada aturan keluarga - Disiplin masuk sekolah
- Tidak menghina anggota keluarga - Jujur tidak menyontek
- Selalu ikut upacara
- Bayar spp tepat waktu
17.508 pulau
6.000 pulau
Wilayah Indonesia berpenghuni
meliputi 2/3 lautan 5 Agama besar 1 aliran
Daratan 1.937 kepercayaan
dan 1/3 daratan. Juta Km²
27
27
Sejarah
Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka (beragam)
Tunggal (satu)
Bahasa Jawa Kuno
Ika (Itu)
Bunyi lengkap dari ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam Kitab Sutasoma
yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab
tersebut Mpu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki
rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa
(Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan
Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua).
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
dimasukkan kedalam lambang
Negara Republik Indonesia dalam
bentuk Garuda Pancasila secara
resmi lambang tersebut dipakai
dalam sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat yang dipimpin
Bung Hatta pada 11 Pebruari 1950
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM “ BHINNEKA TUNGGAL IKA“
1. TOLERANSI
2. GOTONG ROYONG/KERJASAMA
3. KEADILAN (MERUPAKAN SIKAP MAU MENERIMA HAK &
TIDAK MAU MENGGANGU HAK ORANG LAIN)
31
31
Nilai Tolerasi
1. Meningkatkan integrasi nasional
2. Membangun multikulturalisme (toleransi, kesamaan
hak dan kewajiban, keadilan dan gotong royong)
3. Mengembangkan organisasi
nonprimordial/nasionalistik
Nilai Keadilan
1. Peningkatan kesejahteraan secara merata dan adil
2. Peningkatan akses pada berbagai fasilitas secara adil
3. Menjamin kepastian hukum
4. Menghargai HAM
Nilai Gotong Royong/Kerja sama
1. Meningkatkan daya saing bangsa dan inovasi
2. Menjamin perluasan lapangan kerja
3. Penguasaan kualitas iptek
4. Peningkatan kualitas produk lokal dan penguasaan
pasar lokal
5. Pengelolaan SDA secara berdaulat dan mandiri
6. Pengelolaan energi
7. Pengembangan sikap wiraswasta
EMPAT KONSENSUS
35
DASAR BANGSA
NEGARA
SESANTI
IDEOLOGI KESATUAN
UUD NRI 1945 BHINNEKA
PANCASILA REPUBLIK
TUNGGAL IKA
INDONESIA