Sifat&Morfologi kuman:
• = sifat umum Mycobacterium
• Intraseluler obligat
• Solid, fragmented, 0,2-1,4µm x 1,7µm
• Pd sel lepra (epitheloid cells)
• Packet of cigars (globi)
• Generation time = 20 hari
• BTA, tunggal dalam ikatan/dalam massa yang secara reguler
didapati dari kulit atau membrana mukosa
• Sering dijumpai dalam sel endotel pembuluh darah atau sel
MN
• Jika basil dari leprossy manusia (kerokan bagian dalam
jaringan nasal) diinokulasi pada tapak kaki mice, lesi
granulomatous lokal berkembang dengan multiplikasi basil
yang terbatas
• Dapat ditemukan di kulit, folikel rambut, kelenjar keringat,
sputum dan Air susu ibu
Lepra
• Kusta,leprossy,Hanseniasis, Hansen’s disease,
Morbus hansen
• TT LL
Kulit : Makrofag(histiosit)
WHO (1988)
• MB : ~ BTA (+)
• PB : ~ BTA (-)
Klasifikasi
Klasifikasi Zona Spektrum kusta
• Madrid (1953) • Tuberkuloid Borderline
• Lepromatosa
• TT,BT,BB,BL,LL
• Ridley&Jopling • Pausi Basiler (PB)
• WHO (1981/1988) • Multibasiler (MB)
• PB, MB
• Puskesmas
Bagan Dx Kinis WHO (1995)
PB MB
• Lesi kulit 1-5 >5
Hipopigmentasi simetris
eritema, asimetris
Hilang sensasi jelas < jelas
• Syarat:
- Jumlah minimal kuman tiap lesi:100
- Dimulai dari IB 3+
Tes Serologis
• Lepromin
Tujuan utama:
• Mengetahui ketahanan hospes
Tujuan lain
• Menentukan prognosis
• Membantu menegakkan dx
• Bahan : ekstrak leproma
• Cara Kerja:0,1 ml subkutan
• Interpretasinya:
72 jam reaksi Fernandez
3-4 mgg reaksi Mitsuda
+1 : indurasi 1-2 mm
+2 : 3-5 mm
+3 : 5mm
• Fernandez (+) : baru kena infeksi
• Mitsuda (+) : baru kena
kebal
Pengobatan
• DDS (Diamin-Difenil Sulfon)
• Clofazimin
• Rifampisin
Bacillus
• P= 3-5 um, L= 1-1,5 um
• Koloni:
agar darah: putih abu-abu, permukaan tidak
rata,tepi spt rambut, mirip kaca diukir, non motil
Agar tegak: pohon cemara terbalik
• Spora
Endospora central & elips diantara basil yang
bergerak
• Resisten terhadap pemanasan, desinfektan
• Dapat hidup lama pada tanah kering
• Vegetatif : di jaringan yang terinfeksi, rantai
tampak lebih pendek, simpai jelas & spora tidak
terbentuk
• Zoonosis
• Sapi, kambing, domba , babi, kuda
• Sumber penularan: feces, urine, saliva yg
mengandung spora
BACILLUS
Bacillus anthracis
Gram positip, fakultatif anaerob, panjang 3-5 µm
non motil, berspora ditengah.
Kapsul berupa polipeptida (asam D-glutamat),
terbentuk bila ada CO2.
Faktor virulensi B. anthracis terdiri dari :
1. Kapsul/simpai mukoid, polipeptida ( D asam glutamat),
BM tinggi
tidak menstimuler pembentukan antibodi yang protektif
(hapten)
2. Polisakarida somatik
3. Eksotoksin
Eksotoksin terdiri dari 3 faktor yaitu EF
(edema factor), PA (protective factor) dan LA
(lethal factor).
• Dipengaruhi plasmid,Sub kultur berulang
pada 42oC avirulen (kehilangan plasmid
yang mengkode toksin) toksin tidak
diproduksi
• Respon toksik yg sering : edema kulit,
kematian
PATOGENESIS
B. anthracis menyebabkan penyakit antraks pada binatang
herbifora (kambing, sapi, kuda) manusia, karena:
Pengobatan
Penisilin, tetrasiklin, eritromisin
streptomisin, klindamisin
Px
• Cairan, Pus, darah, sputum
• Gram (+), batang besar, rantai panajanh
• Biakan: agar darah
• Disuntikkan mencit (pus kuman) mati
MYCOPLASMA
Sifat-sifat