Anda di halaman 1dari 40

PPOK

Nugraha Ilhamsyah (2008320057)


Dwi Nurul Rahmadhani (2008320042)
Khofifah Indrawati Tanjung (2008320050)
Khairatul Fithriyah (2008320062)

dr. Muhammad Zainul Akbar, M.Ked (Paru) Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN PULMONOLOGY RSUD DELI SERDANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
2021
Definisi
PPOk merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang ditandai
oleh gejala respirasi yangmenetap dan hambatan aliran udara yang
disebabkan oleh kelainan saluran nafas dan atau alveoli biasanya disebabkan
oleh pajanan bermakna partikel noksa atau beberapa gas`
Faktor resiko

Faktor genetik
Umur dan gender
Pajanan partikel ( merokok)
Asma dan hiperkativitas saluran nafas
Bronkitis ronis
infeksi
Patofisiologi PPOK - Hipersekresi Mukus Dan Disfungsi Cilliar

● Toxik partikel dan gas dari asap rokok yang terhirup oleh tubuh akan memicu respon
imun innate yang berakibat pada inflamasi pada epitelium saluran nafas besar central da
pada mukus produksi mngakibatkan batuk dan produksi sputum yang menjelaskan
kronik bronchitis.

Kronik hipersekresi dari mukus dapat berkontribusi sebagai penigkat


risiko dari eksaserbasi kasus dan mempercepat penurunan dari FEV 1

Lee S Do. COPD: Heterogeneity and personalized treatment. COPD Heterog Pers Treat.
Published online 2017:1-341. doi:10.1007/978-3-662-47178-4
Patofisiologi PPOK - Obstruksi saluran nafas

● Konsekunesi patologik dari PPOK dapat menyebabkan perubahan pisiologi. Elastin


proteolisi menyebabkan penurunan dari tekanan elastis rekoil pada paru-paru.

penyempitan dengan penurunan aliran udara yang signifikan disertai


tejebaknya udara di paru. Lokasi yang sering mengalami penyempitan
atau obstruksi adalah saluran udara penghubung yang relatif
berukuran kecil

Lee S Do. COPD: Heterogeneity and personalized treatment. COPD Heterog Pers Treat.
Published online 2017:1-341. doi:10.1007/978-3-662-47178-4
Patofisiologi PPOK - Hiperinflasi

● Hiperinflasi utamanya disebabkan oleh dyspnea, gaya hidup yang buruk, dan prognosis
penyakit tidak begitu dipahami yang berhubungan dengan COPD. Kerusakan pada elastin
dan penyempitan saluran nafas adalah penyebab utama terjabaknya udara pada PPOK

Barel-shape pada dada di PPOK merupakan hasil dari hiperinflasi dari


paru-paru.

Lee S Do. COPD: Heterogeneity and personalized treatment. COPD Heterog Pers Treat.
Published online 2017:1-341. doi:10.1007/978-3-662-47178-4
Patofisiologi PPOK - Pertukaran gas yang abnormal

● FEV1 yang kurang dari 25% dapat menyebabkan elevasi carbondioksida level pada
arterial.
Hypoxemia dapat terjadi pada saat olahraga pada fase dini namun
dapat juga terjadi saat istirahat saat terjadi perkembangan penyakit.

Lee S Do. COPD: Heterogeneity and personalized treatment. COPD Heterog Pers Treat.
Published online 2017:1-341. doi:10.1007/978-3-662-47178-4
diagnosa
Berikut indikator kunci dalam
Diagnosa berdasarakan mendiagnosa PPOK
keluhan dan pajanan faktor
resiko .
• Umur > 40 tahun dengan
pajanan paling sering asap
rokok
• Mengi
Gambaran klinis

Anamnesis
● Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
● Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
● Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
● Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksisaluran napas berulang, lingkungan asap rokok
dan polusi udara
● Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
● Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Gambaran klinis

Pemeriksaan Fisik

PPOK dini umumnya tidak ada kelainan


Gambaran klinis

Inspeksi
● Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup/mencucu)
● Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)
● Penggunaan otot bantu napas
● Hipertropi otot bantu napas
● Pelebaran sela iga
● Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di
leher dan edema tungkai
● Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi
● Suara napas vesikuler normal, atau melemah
● Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
● Ekspirasi memanjang
● Bunyi jantung terdengar jauh
● Pink puffer adalah gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus,
kulit kemerahan dan pernapasan pursed-lips breathing.
● Blue bloater adalah gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita
gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan rongki basah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer.
● Pursed-lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas dengan
mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai
mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO 2 yangterjadi pada
gagal napas kronik.
Assesmen PPOK

Untuk mengetahui keparahan hambatan aliran udara

Komponen assesmen adalah :


- Abnormalitas dan keparahn spirometri
- Keluhan dan gejala
- Riwayat eksaserbasi dan resiko eksaserbasi yang akan
datang
- Komorbid
Klasifikasi keparahan hambatan aliran udara (post bronkodilator)
Pada pasien FEV1/FVC <0,70
GOLD 1 Ringan FEV ≥ 80% prediksi

GOLD 2 Sedang 50% ≤ FEV 1 < 80% prediksi

GOLD 3 berat 30% ≤ FEV1 < 50% prediksi

GOLD 4 Sangat berat FEV1 < 30% prediksi


Assesmen

Assesmen gejala
Terdapat 2 kuesioner yang sering digunakan yiatu mMRC ( Modified British
Medical Reseach Counsil) dan CAT ( COPD assesment test ).

Kuesioner CAT lebih mudah dipakai karena sudah ada validasi dalam bentuk
bahasa indonesia
Assesmen gejala dan eksaserbasi
Tatalaksana pada PPOK stabil

Terapi farmakologi

Untuk mengurangi gejala dam resiko keparahan eksaserbasi


PPOK Eksaserbasi

Kejadian akut yang dtandai oleh perburukan gejala respirasi melebihi variasi
normal sehari-hari dan perlu perubahan terapi.
Eksaserbasi PPOK merupakan kejadian penting dalam perjalanan penyakit
PPOk karena :
● Berefek negatif pada kualitas hidup pasien
● Memperburuk gejala dan fungsi paru yang membutuhkan waktu
beberapa minggu untuk pulih
● Memepercepat laju penurunan fungsi paru
● Berhubungan secara bermakna dengan mortalitas terutama yang
memerlukan rawat inap
● Menimbulkan beban sosioekonomi tinggi
Etiologi

Infeksi saluran nafas ( bakteri/ virus)

Pada beberapa jurnal dikatakan PPOK berat ( GOLD 3dan 4) ditemukan P.


aeruginosa
tatalaksana

Tujuan terapi ppok eksaserbasi adalah meminimalkan dampak eksaserbasi


dan mencegah terjadinya eksaserbasi yang akan datang
Pasien datang ke IGD

Apa yang kita lakukan ???


1. Evaluasi keparahan gejala, pemeriksaan AGDA dan foto toraks
2. O2 nasal kanul / venturi mask ( target saturasi 80%-92%)
3. Bronkodilator kerja singkat, (dosis dan atau frekuensi ditingkatkan )
4. Berikana SABA + SAMA dengan nebuliser
5. Berikana corticosteroid oral atau IV
6. Berikana Antibiotik ( oral atau IV) bila adaa tanda infeksi bakteri
Diagnosis Banding
Pencegahan PPOK

● Berhenti merokok
● Hindari polusi udara
● Hindari pajanan ocuupational
Gagal nafas

Gagal nafas memiliki 2 tipe :


● Tipe 1
● Tipe 2
Gagal nafas Tipe I

Gagal nafas tipe I atau dinamakan Hipoksemi adalah keadaan dimana :


● PaO2 = kurang ( <60 mmHg)
● PaCO2 = Normal Normal / Rendah ( <50mmHg)

Faktor terjadinya gagal nafas tipe 1 :


● V/Q Mismatch -> Emboli paru
● Alveolar Ventialtion -> Otot pernafasan paru
● Gangguan diffusi gas -> ARDS, Pneumonia
● Right to leh shunt Blood
Gagal nafas Tipe II

Gagal nafas tipe II atau dinamakan Hiperkapnia adalah keadaan dimana :


● PaO2 = kurang ( <60 mmHg)
● PaCO2 = Meningkat ( >50mmHg)
● Ph = Menurun

Faktor terjadinya gagal nafas tipe II :


● Peningkatan resistensi paru -> COPD, Asma
● Penurunan usaha nafas -> gangguan pada batang otak
● Peningkatan dead space-> chronic bronkitis
● Gangguan Neuromuscular -> GBS
● Deformitas tulang yang menggangu pernafasan -> kifosis
Pengobatan PPOK eksaserbasi

GOLD mengindikasikan untuk rawat inap


● Gejala semakin parah, seperti dysnpnea semakin memburuk walaupun
istirahat, peningkatan respiratory rate, saturasi oksigen berkurang,
confusing, drowsiness
● Acute respiratory failure
● Onset pemeriksaan fisik yang baru ( cyanosis, peripheral edema)
● Failure of an exacerbation dengan terapi awal
● Adanya komorbid ( gagal jantung, muncul aritmia, dll)
● Kurangnya pengobatan dirumah
Poin penting dalam tatalaksana eksaserbasi berdasarkan GOLD

● SABA inhaled, dengan atau tidak short-acting anticholinergic,


merupakan terapi bronkodilator awal dalam eksaserbasi (Evidence C)
● Sistemik kortikosteroid bisa meningkatkan fungsi paru (FEV 1),
Oksigenasi, dan mempercepat penyembuhan dan durasi rawat inap.
Durasi terapi tidak lebih 5-7 hari (Evidence A)
● Antibiotik, jika terdapat indikasi, bisa memercepat proses penyembuhan,
mengurangi resiko kekambuhan, mengurangi kegagalan terapi, dan
mengurangi durasi rawat inap (Evidence B)
● Non-invasive mechanical ventilasi diharuskan menjadi mode ventlasi
pertama dalam pasien COPD dengan acute respiratory failure dengan
tanpa adanya kontraindikasi (Evidence A)
Glukokortikoid

● Rekomendasi obat adalah prednison dengan dosis 40mg per hari selama
5 hari
● Terapi oral dan IV memiliki efekstifitas yang sama
Antibiotik

● Antibiotik diberikan pada COPD eksaserbasi yang memeiliki 3 kardinal


symptomp (peningkatan dyspnea, volume sputum, dan sputum
purulence)
● Pengobatan rekomenadi antibiotik 5-7 hari
● Terapi empiric yag dianjurkan adalah aminopenicilllin dengan asam
klavulanat, makrolida, atau tetrasiklin

Anda mungkin juga menyukai