Anda di halaman 1dari 21

ASKEP

KETOASIDOSIS DIABETIKUM

ICU
• Saat pengkajian tanggal 27-07-2018 pasien
mengatakan badan terasa haus terus dan
badan lemas, keluar keringat dingin dan
pasien hanya bisa tiduran dengan posisi
semifowler.
Pemeriksaan fisik secara fokus

• Kesadaran : Kompos Mentis


• GCS : E4M6V5
• TD: 180/ 100 mmHg
• Nadi : 135 x/menit
• Suhu : 37,2 0C
• RR: 38 x/menit
• Sat O2 : 95%
• BB: 65 kg
• Pasien suka merasa lapar. Minum 8
gelas/24 jam = 1600 cc/. Pasien suka
merasa haus. Klien mengatakan BAB
belum.
• Mukosa bibir kering, keringat banyak.
• Infus: 2715 cc/24 jam, minum = 1600
cc/24 jam, Urine 3000 cc/24 jam, IWL =
650 cc/24 jam.
• Balance cairan = + 665 cc /24 jam.
Pemeriksaan laboratorium, tanggal 17 Juli 2018
Jam : 13:00 WIB
Jenis Hasil Satuan Batas normal

Hemoglobin 12,8 g/dL 11.9-15.5

Leukosit 42.49 K/uL 3.6-11.0

Hematokrit 38,8 % 33-42

Trombosit 460 K/ uL 150-440

Glukosa sewaktu 440 mg/dL 80-180

AGD

Ph 7.297 7.370-7.450

P CO2 18.6 mmHg 32.0-45.0

P O2 137 mmHg 83-108

HCO3 9 mmol/L 22-29

O2 Saturasi 99 % 94-98

Base Excess -15.6 mmol/L -2-4


Pemeriksaan laboratorium, tanggal 27 Juni 2018
Jam : 06:00 WIB

Jenis Hasil Satuan Batas normal

GDS
420 mg/dl mg/dl 80-180
Therapi
• Infus :
• Nacl 0.9% 2000 cc/24 jam
• Nacl 0,9% 500 cc drip Bicnat 100 Meq
habis 6 jam ( 1 siklus ).
 
Obat :
• Ceftriaxone 1 x2 gr IV
• Ranitidin 2 x 50 mg IV
• Omeprazole 1 x 40 mg IV
• Tamolive 1 gram IV (PRN)
• Insulin drip 1-5 UI/jam (bila GDS dibawah
200 mg/dl, insulin drip 1 UI/jam.
Data Etiologi Masalah

DS: Defisiensi insulin Kekurangan


 Klien merasa haus dan volume cairan
Produksi glukosa tidak terukur
tubuh lemas oleh hati

DO : Hiperglikemia
 GCS: E4 V5 M6
Menurunnya penyerapan oleh
 Kesadaran compos mentis ginjal

 Keringat dingin. Glukosuria


 Akral dingin
Diuresis osmotic
 Poli uria
Poli uria
 Mukosa bibir kering
 Keringat banyak Volume cairan kurang

 Urine: 3000/19 jam


 GDS : 420 mg/dl
Data Etiologi Masalah
Defisiensi insulin
DS : Ketidakefektifan
 Klien merasa sesak lipolisis meningkat pola napas
DO: Asam lemak bebas meningkat
 Klien sesak
Asam lemak bebas teroksidasi
 Retraksi dinding dada
Ketonuria
 RR:38 x/menit
Ketoasidosis
 GDS: 420 mg/dl
 PH : 7.297 Asidosis metabolic

 HCO3: 9 Peningkatan Ventilasi


 P O2 : 137
Kelelahan otot pernafasan

Pola napas tidak efektif


Data Etiologi Masalah
DS : - Defisiensi insulin Resiko tinggi infeksi
DO:  
Lemah Hiperglikemia (sepsis)
GDS: 420 mg/dl  
Leukosit: 16.02 K/uL
Pergerakan chemotaxis neutrofil
dan monosit menjadi lebih lambat
 
 Menurunnya proses fagositosis
  
Resiko tinggi infeksi (sepsis)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan pengeluaran
cairan berlebih (deuretik osmotic)
akibat hiperglikemia
2. Ketidakefektifan pola napas
berhubungan dengan kelelahan
otot pernapasan
3. Resiko tinggi infeksi (sepsis)
berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa, penurunan fungsi
lekosit, perubahan pada sirkulasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI
DX
1 Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor TTV dan kesadaran klien.
keperawatan selama 2x 24 2. Ukur balance cairan
jam diharapkan volume 3. Beri cairan sesuai kebutuhan (35-50
cairan tubuh teratasi dengan ml/kg BB) atau sesuai output.
kriteria hasil: 4. Observasi turgor kulit, selaput mukosa
 Mukosa bibir lembab tiap 1 jam
 Nadi normal dan teraba 5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
 Turgor kulit baik dan HB,HT, Natrium, Kalium
capillary reffil <3 detik 6. Catat warna urine dan periksa BJ urine
 Balance cairan urin output 7. Timbang BB klien tiap hari jika
seimbang memungkinkan
 Elektrolit dalam darah 8. Beri cairan infus sesuai program dokter
normal
 GDS normal (80-180
mg/dl)
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI
DX
2 Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi suara nafas dan catat adanya
keperawatan selama 2x 24 kelainan
jam diharapkan ketidak 2. Catat kedalaman, kecepatan, dan
efektifan pola nafas teratasi pengembangan dada.
dengan kriteria hasil : 3. Tinggikan kepala 300,
 Pola nafas kembali teratur 4. Ajarkan teknik nafas dalam efektif.
Respirasi normal 16- 5. Ciptakan lingkungan tenang
24x/menit 6. Lakukan fisioterafi dada
Suara nafas vesikuler 7. Bersihkan jalan nafas
Hasil AGD normal 8. Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian O2, pemeriksaan AGD
9. Kolaborasi dengan tim medis untuk
terapi
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI
DX
3 Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi TTV tiap 2 jam
keperawa selama 2x24 jam 2. Laksanakan prinsip steril, septic, aseptic
diharapkan resiko infeksi setiap tindakan
tidak terjadi dengan kriteria 3. Lakukan personal hygiene
hasil : 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
 Suhu normal 36-37,50C dengan pasien
Leukosait normal (3.60- 5. Jelaskan tanda tanda infeksi dan cara
11.00 K/ uL) pencegahan
GDS normal (80-180 mg/dl) 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
Tidak terdapat tanda tanda tindakan keperawatan
infeksi seperti panas, 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diet
kemerahan, bengkak, 8. Monitor hasil lab : leukosit
nyeri, dan gangguan fungsi. 9. Kolaborasi tim medis untuk pemberian
antibiotik
IMPLEMENTASI
WAKTU NO DIAGNOSIS IMPLEMENTASI

Senin, 1 1. Melakukan pemeriksaan TTV


27/07/2018 Rh/ kesadaran CM, TD: 180/100 mmHg HR: 135 x/menit,
  RR : 38 x/ menit Suhu 37,2 0C
Jam 02.00 2. Mengobservasi turgor kulit, selaput mukosa
  Rh/Turgor kulit elastis, mukosa mulut lembab.
  3. Mencatat warna urine
  Rh/ Warna urine kuning jernih
Jam 03.00 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam terapi
  cairan
  Rh/ Infus Nacl 0,9% 300 cc/1 jam Insulin drip 1-5 UI/jam
5. Memonitoring pemeriksaan Lab
Jam 06.00 Rh/ GDS : 222 mg/dl
  6. Mengukur balance cairan
Jam 07.00 Rh/
Input : minum :1600 cc/24 jam
Cairan infus : 300 + 2000 + 415 = 2715 cc/24 jam
Out put : urine = 2100 cc /19 jam + 900 cc / 5 jam
IWL = 650 cc /24 jam
Balance Cairan = +665 cc
IMPLEMENTASI
Jam 02.00 2 1. Mengobservasi suara nafas dan catat adanya kelainan.
  Rh/ Suara nafas vesikuler
  2. Mengobservasi kecepatan dan pengembangan dada.
  Rh/Tidak terdapat pernapasan dinding dada.
  3. Mengajarkan teknik nafas dalam efektif.
  Rh/Pola nafas pasien lebih teratur
  4. Menciptakan lingkungan tenang.
  Rh/ Pasien tampak nyaman dan lebih tenang.
  5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk
  pemberian O2 nasal 3 liter/menit
  Rh/sesak nafas berkurang, saturasi 95-100%
Jam 03.00 6. Meninggikan kepala 45%
Rh/Klien terlihat tenang , sesak berkurang, RR ; 30
x/menit
IMPLEMENTASI
Jam 03.00 1. Menjelaskan tanda tanda infeksi dan cara pencegahan
  Rh/ Pasien dan keluarga sudah di edukasi tentang tanda
  tanda terjadinya infeksi
  2. Menganjurkan pengunjung cuci tangan sebelum dan
  sesudah berkunjung
  Rh/Setiap pengunjung pasien sudah di edukasi cuci
  tangan dan melakukan cuci tangan hand rub.
 Jam 07.00 3. Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian
diet DM
Rh/ porsi makan klien habis
EVALUASI
DX EVALUASI PARAF

1 07:00 WIB Shelvy


 
S:
Klien merasa masih lemas
O:
GDS : 222 mg/dl
SB : 37,10C
Mukosa mulut lembab
Klien tampak tiduran
Balance Cairan = +665 cc
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi diteruskan 1,2,3,4,5,8
DX EVALUASI PARAF

2 07:00 WIB Shelvy


 
S:
Klien merasa sesak berkurang
O:
Kesadaran Compos Mentis.
RR : 30 x/menit
HR : 99 x/menit
Klien terlihat tidur dengan posisi
semifowler
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8,9
DX EVALUASI PARAF
3 07:00 WIB Shelvy
 
S:
O:
Leukosit : 16.020 K/ul
GDS : 222 mg/dl
A; Masalah belum teratasi
P: intervensi diteruskan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai