PERMASALAHAN BUDAYA Kelompok 1 ; 1. Harmiati (113418003) 2. Nur izzati (113418008) 1. Pemilihan jenis kelamin pada anak
Kehadiran anak laki-laki dan anak perem
puan dalam suatu keluarga khususnya di t engah-tengah masyarakat memegang arti penting.tidak lengkap rasanya suatu kelua rga jika tidak memiliki anak.Salah satu tuj uan keluarga adalah untuk mendapatkan keturunan.Atau jika satu keluarga hanya memiliki anak perempuan saja atau anak l aki-laki saja juga dianggap tidak lengkap. Kehadiran anak laki-laki dalam ru mah tangga masyarakat sangat me miliki arti karena laki-laki adalah seb agai pemimpin.Oleh karena beratny a peran sebagai pemimpin, maka se jak dini anak laki-laki dibekali bagai mana menjadi pemimpin kelak dia d ewasa. Sedangkann kehadiran anak peremp uan tengah keluarga yaitu hanya akan menjadi ibu rumah tangga.
Oleh karena itu banyak usaha yang di
lakukan oleh suatu keluarga masyarak at dalam mencapai keseimbangan dal am keluarga tersebut. Hal yang dilakukan adalah dengan b erupaya sepenuh hati untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai keinginan nya mendapatkan anak laki-laki atau an ak perempuan yang sangat didambaka n.Meskipun harus melakukan suatu hal yang dianggap mitos yakni suatu hal ya ng dianggap oleh sebagian masyarakat belum tentu sepenuhnya benar. a. Mitos-mitos terkait dengan jenis kel amin dalam kandungan • Jenis kelamin laki-laki: ✓Perut terlihat runcing ke depan ✓Lebih menyukai daging, makanan yang asin dan gurih ✓Gerakan janin sangat aktif • Jenis kelamin perempuan ✓Perut terlihat melebar ke samping ✓Janin diperut condong ke bawah ✓Gerakan janin lambat b. Budaya masyarakat untuk mendapatkan jeis kelamin t ertentu
Berbagai macam usaha yang dapat di
lakukan demi bisa mendapatkan bayi d engan jenis kelamin tertentu.Usaha ya ng dilakukan oleh masyarakat dengan mendatangi tukang urut yang dikenal mampu dalam melakukan ini. Metode urut adalah salah satu cara y ang dilakukan dalam melakukan pertol ongan kepada yang membutuhkan. Se benarnya yang dilakukan oleh tukang u rut yang pertama kali adalah mengurut badan secara keseluruhan guna memp erbaiki jalannya peredaran darah.Setel ah itu barulah diberikan makanan atau ramuan yang digunakan pengobatan se lanjutnya. c.Persepsi masyarakat terhadap mitos
Keberadaan tanda-tanda dan us
aha yang tampak dalam keseharian ibu hamil dalam menjalankan aktivi tasnya memang tidak semuanya be nar berhubungan dengan jenis kela min anak. Bagi sebagian masyaraka t yang mempercayainya, maka mito s dari tanda-tanda itu akanmember ikan hubungan yang sangat erat. Berbeda dengan sebagian masy arakat yang tidak mempercayai mitos tersebut.Mereka hanya b erujar bahwa tanda tersebut ha nya kebetulan saja dengan jenis kelamin anak yang dilahirkan. U saha yang dilakukan tidak ada h ubungannya dengan jenis kelam in. 2.Vaginal birth af ter caesarean a. Definisi Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC) adalah persalinan pervaginam pa da seorang ibu hamil yang sebelumnya m empunyai riwayat seksio sesarea. Perenc anaan VBAC menunjuk ke setiap materna l yang memiliki riwayatseksio sesarea dan berencana untuk melahirkan pervaginam dibandingkan seksiosesarea ulangan elek tif. (SOGC Guidelines for Vaginal Birth Aft er PreviousCaesarean Birth, 2012. b. Kesuksesan VBAC
Persalinan pervaginam baik secara spontan
ataupun dengan bantuan pada maternal yang telah merencanakan VBAC menyatakan kesuk sesan VBAC. Rata-rata keberhasilan VBAC sec ara keseluruhan dilaporkan diantara 50% sam pai 85%. Maternal Faktor yang mengikuti dike nali sebagai kemungkinan hasil VBAC dan ber guna sebagai dasar seleksi yang tepat untuk p ersalinan percobaan VBAC. Persalinan dengan seksio sesarea darurat selama persalinan men unjukkan ketidaksuksesan VBAC. (RCOG Gree n-top Guideline No. 45: Birth After Previous C aesarean Birth, 2007) c. Keuntungan dan Risiko Berhubunga n dengan VBAC
Baik persalinan seksio sesarea berul
ang elektif maupun percobaan VBAC t etap memiliki risiko pada maternal ma upun neonatus. Risiko pada maternal seperti perdarahan, infeksi, luka opera si, tromboemboli, histerektomi, dan k ematian. Kebanyakan morbiditas mate rnal terjadi selama percobaan VBAC y ang membutuhkan seksio sesarea ber ulang. Oleh karena itu, VBAC dihubungkan d engan sedikit komplikasi dan gagalnya p ercobaan VBAC dihubungkan dengan ko mplikasi lebih banyak dibandingkan seks io sesarea berulang. Oleh karena itu, risi ko morbiditas maternal dihubungkan de ngan kemungkinan kesuksesan VBAC. (A merican College of Obstetrians and Gyn ecologist, 2010) Ruptur uterus atau terbukanya bekas s eksio sesarea dihubungkan denganperc obaan VBAC yang meningkatkan pena mbahan morbiditas maternal dan neon atus. Insiden ruptur uterus yang perna h dilaporkan bervariasi, beberapa pene litian setuju bahwa ruptur uterus meru pakan masalah besar bersama dengan bekas luka yang asimtomatik. Sebagai tambahannya, pada kasus yan g sejenis tidak dibuat tingkatan angka kejadian ruptur uterus berdasarkan ri wayat tipe insisi seksio sesarea sebelu mnya (seperti insisi tranversal bagian bawah atau klasik)(American College o f Obstetrians and Gynecologist, 2010) Salah satu faktor yang mempengaruhi ruptur uterus adalah riwayat lokasi ins isi pada uterus. Sebagian besar peneli tian pada maternal dengan riwayat ins isi uterus transversal bagian bawah dil aporkan dapat mengurangi angka rupt ur uterus sekitar 0,5-0,9% setelah perc obaan VBAC. (American College of Ob stetrians and Gynecologist, 2010) Sebagai pendukung pilihan maternal melahirkan dengan percobaan VBAC ad alah VBAC memiliki sebagian potensi k esehatan yang menguntungkan untuk maternal. Maternal yang menjalani VB AC berarti menghindari bedah besar pa da abdominal, sehingga menurunkan a ngka perdarahan, infeksi dan periode p enyembuhan yang lebih singkat diband ingkan dengan seksio sesarea berulang elektif. Selanjutnya, sebagai pertimbangan kelu arga besar, VBAC mungkin berpotensi k e depannya untuk menghindari konseku ensi maternal yang bersalin dengan sek sio sesarea multipel seperti, histerekto mi, luka perut atau kandung kemih, tan sfusi, infeksi serta letak plasenta abnor mal termasuk plasenta previa dan plase nta accrete. (American College of Obste trians and Gynecologist, 2010) Percobaan VBAC lebih banyak menu njukkan kemungkinan keberhasilan VB AC yaitu 60-80%. Tetapi, kesempatan V BAC pada setiap individu bervariasi ber dasarkan demografi dan karakteristik o bstetri. Sebagai contoh, maternal yang seksio sesarea pertama karena ganggu an kemajuan persalinan lebih rendah k esuksesan VBAC dibandingkan dengan seksio sesarea karena indikasi yang tida k berulang seperti presentasi sungsang. Sama seperti bukti yang konsisten men genai maternal yang mengalami induks i persalinan atau augmentasi memiliki k esuksesan VBAC lebih rendah saat diba ndingkan dengan usia kehamilan yang s pontan tanpa augmentasi. Faktor lain y ang mempengaruhi ketidaksuksesan ad alah peningkatan usia maternal, pening katan indeks massa tubuh, peninggian berat bayi, dan usia kehamilan saat mel ahirkan. Interval jarak persalinan yang pendek dan preeklamsia saat melahirkan me miliki hubungan dengan penurunan k esempatan percobaan VBAC. Sebalikn ya, maternal yang memiliki riwayat pe rsalinan pervaginam memiliki kesukse san percobaan VBAC yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak memiliki riw ayat tersebut. (American College of O bstetrians and Gynecologist, 2010) Kemungkinan maternal yang menjala ni percobaan VBAC akan bergantung pa da faktor individualnya. Beberapa peng amat mencoba membuat sistem skor u ntuk membantu prediksi VBAC tetapi s ebagian besar angka kesuksesannya se dikit. Tetapi, satu model yang berkemban g khusus untuk maternal yang menjal ani percobaan VBAC adalah maternal dengan riwayat insisi transversal bagia n bawah sebanyak satu kali, kehamila n tunggal, dan presentasi kepala bayi. Model ini memerlukan edukasi dan ko nseling pada pasien untuk masa perco baan VBAC (American College of Obst etrians and Gynecologist, 2010). TERIMAKASIH :)