Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Keperawatan

“’Teori Kepempinan Laissez-faire”’

KELOMPOK III
Definisi Kepemimpinan dan Gaya
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku
Gaya kepemimpinan adalah teknik-
bawahan, agar mau bekerja sama dan
teknik gaya kepemimpinan dalam
bekerja secara produktif untuk mencapai
mempengaruhi stafnya dalam
tujuan organisasi
melaksanakan tugasnya berdasarkan
kewenangan dan kekuasaan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
Teori Kepemimpinan Laissez-Faire

Laisses-faire berasal dari bahasa


prancis yang berarti “tinggalkan
itu sendiri”
Kepemimpinan “membiarkan” artinya pemimpin
melepas tanggung jawabnya meninggalkan
karyawan tanpa arah,supervisi dan koordinasi
yang jelas serta memaksa karyawan untuk
membuat perencanaan,mengimplementasikannya
dan menilainya menurut apa yang mereka
rasakan tepat tanpa adanya suatu standar yang
jelas
Sikap seorang pemimpin yang laissez
faire dalam memimpin organisasi
1.Sikap Permisif
2.Kepentingan dan kebutuhan para bawahan mendapat
3.perhatian besar
4.Memperlakukan bawahan sebagai rekan sekerja
Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
5. Pengambilan keputusan
6. Status duo organisasional tidak tertanggu
7. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan
8. Menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai
Ciri – ciri Gaya Kepemimpinan
Laissez-Faire
1. Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan
kepada bawahan,
2. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan untuk
mengemukakan ide, saran, dab pendapat.
3.Pemimpin menyerahkan kepada bawahan sepenuhnya dalam hal
pengambilan keputusan.
4.Pemimpin percaya bawahannya mampu melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik.
5.Pemimpin membiarkan bawahannya memilih cara-cara yang dikehendaki
dalam menyelesaikan tugas
Ciri – ciri Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire
Menurut William C. Miller dalam buku Creative
Edge

1.Memerintah (tell) contohnya “berdasarkan keputusan saya, ini adalah apa


yang saya ingin anda lakukan”
2.Membujuk (sell) contohnya “Berdasarkan keputusan, saya ingin anda
lakukuakan, karena .........”
3. Berkonsultasi (consul). Contohnya” Sebelum saya membuat kepyutusan
saya menginginkan masukan dari anda.”
4.Meminta Partisipasi ( partisipative) contoh “ Kita perlu membuat suatu ke
potudan bersama.”
5. Memdelegasikan (delegate) contoh “ Anda saja yang membuat
keputusaan”
Kelebihan Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire

1. Pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok


sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi keputusan bersama.
2. Ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan kemampuannya, daya
kreativitasnya untuk memikirkan dan memecahkahkan serta mengembangkan
rasa tanggung jawab.
3. Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang dianggap penting
sehingga proses penyelesaianya lebih cepat.
Kekurangan Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire

1.Tidak mampu melakukan koordinasi dan pengawasan yang baik.


2.Tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak ditakuti apalagi disegani oleh
bawahan.
3.Bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku dari bawahan serta mengakibatkan salah tindak dan
memaka bayak waktu bila bawahan kurang pengalaman.
Analisis Penerapan Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Daniel Tambunan, dkk. pada 14 responden di
Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS. HKBP Balige tahun 2012 ditemukan gaya
kepemimpinan kepala ruangan adalah Laissez Faire dengan produktivitas kerja tinggi
sebesar 15,38% dan produktivitas kerja rendah sebesar 84,61%. Gaya ini efektif
dijalankan dalam memimpin apabila perawat di ruangan tersebut memiliki pengalaman
yang banyak dalam merawat pasien dan keterampilan yang baik, kreativitas tinggi, pintar,
memiliki kinerja yang baik dan tanggap akan kondisi pasien sehingga tidak memerlukan
pengawasan dari atasan. Seperti yang telah dikemukakan dalam tinjauan pustaka bahwa
gaya kepemimpinan Laissez Faire ini memiliki gaya santai yang berpandangan bahwa
organisasi tidak menghadapi maslah yang serius dan kalaupun ada selalu dapat ditemukan
penyelesaiannya
Menurut kelompok kami, penerapan gaya kepemimpinan seperti ini harus
dikombinasikan dengan gaya kepemipinan yang lain, sehingga bisa
menjadi gaya kepemimpinan yang demokratis dengan kepercayaan tinggi.
Jadi, bukan berarti sepenuhnya buruk karena dalam menjalankannya
pemimpin menaruh kepercayaan yang tinggi pada karyawan. Tetapi
dalam penerapan di dunia kerja perawat hal ini tidak sertamerta baik
karena pendelegasian yang ekspansif, yang bisa menimbulkan kekacauan dalam
tanggunggugat

Anda mungkin juga menyukai