Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 1

ADELA EKA PUSPITA 19D30546 DITA ASPITA PUTRI 19D30560


ADITA RIFA AULIA 19D30547 ELISA IGNATIA 19D30561
AFIFA ZULFA AZZAHRA 19D30548 ENDAH SAFUTRI ARIANI 19D30562
AHRINA YUNIARTI 19D30549 ERLY ROGHAYAH 19D30563
AMELIA RIDHANI 19D30550 ESTERINA AMANDA 19D30564
ANNISA HALIMAYORA 19D30551 EVA DITYA TRI SARASWATY 19D30565
APRIAN FAHRIZA 19D30552 FADIA SHAFA SALSABILA. R 19D30566
APRILIA PASKATAMAYA 19D30553 FITRIA 19D30567
ARBAIN 19D30554 GILANG GUTINA 19D30568
ARYA BRILIAN 19D30555 GINA RAHMATIKA 19D30569
AURELIA FEBRIAN NINGSIH 19D30556 GUSTI FAISAL ANSHORI 19D30570
DEVI MAULIDA 19D30557
DHEA MAULIDA 19D30558
DINI FATIYA JANNATI 19D30559
1. SIFILIS
Sifilis merupakan penyakit/infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri yang dapat
menginfeksi kulit, mulut, alat kelamin, serta sistem saraf. Penyakit ini disebut juga dengan raja singa.
Sifilis biasanya dimulai dengan luka yang tidak menyakitkan pada alat kelamin, dubur, atau mulut.
Sifilis dapat menyebabkan komplikasi sangat serius.Penyakit ini dapat merusak jantung, otak,
kematian janin dan bahkan menyebabkan kematian bagi penderitanya bila terlambat diobati.
Sifilis sendiri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menular.
Umumnya, penyebaran akan penyakit sifilis melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui cairan tubuh pengidapnya, yaitu darah selain dari
hubungan intim. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui celah atau luka di kulit maupun selaput lendir
setelah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi sifilis. Penyakit ini tidak menular melalui
penggunaan toilet umum, bak mandi, pakaian, peralatan makan, gagang pintu, kolam renang, dan
pemandian air panas. Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder. Namun, kadang-kadang
penyakit raja singa ini juga dapat menular pada periode laten awal. Melihat cara penularannya, ada
beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular penyakit sifilis, yaitu: bergonta-ganti
pasangan seksual berhubungan seksual tanpa kondom, memiliki pasangan seksual penderita sifilis,
atau positif terinfeksi HIV.
• GEJALA
Sifilis dapat berkembang dalam beberapa tahap dan gejala yang muncul bergantung pada tahapan tersebut. Namun, tahap-tahap ini dapat
terjadi bersamaan dengan kemunculan gejala yang tidak selalu berurutan.
Adapun tahapan gejala penyakit sifilis adalah sebagai berikut:
a. Sifilis Primer
Seseorang dengan sifilis primer umumnya mengalami luka di tempat infeksi awal. Luka ini biasanya terdapat di sekitar alat kelamin, sekitar
anus, atau mulut. Luka ini biasanya berbentuk bulat dan dinamakan chancre. Gejala raja singa akan muncul 2-4 hari setelah infeksi terjadi,
termasuk chancre, yaitu saat bakteri masuk ke dalam tubuh. Sifilis jenis ini sering terasa pada alat kelamin, tetapi juga bisa dilihat di mulut
atau rektum jika kedua bagian tersebut terlibat dalam aktivitas seksual. Umumnya, gejala ini akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun
waktu 1-5 minggu.
b. Sifilis Sekunder
Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre yang asli, penderita mungkin akan mengalami ruam yang di sekujur tubuh,
termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam ini biasanya tidak gatal dan dapat disertai dengan munculnya kutil di mulut atau area kelamin
penderita. Beberapa orang dengan sifilis sekunder juga mengalami flu, rasa lelah, sakit kepala, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan,
hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Seperti tahap pertama (primer), gejala-gejala di atas dapat hilang dengan sendirinya. Namun,
menurut beberapa ahli menyebut tanda dan gejala ini dapat datang berkali-kali dan hilang selama satu tahun. Beberapa penderita yang
sudah berada pada stadium dua atau tiga mungkin tidak menunjukkan adanya gejala penyakit sifilis.
c. Sifilis Laten
Sifilis laten terjadi di antara tahap kedua (sekunder) dan tahap ketiga (tersier). Pada tahap laten, penderita tidak mengalami gejala apa pun
dari penyakit raja singa ini. Tahap laten ini bisa bertahan selama bertahun-tahun. Tanda dan gejala mungkin tidak akan pernah kembali lagi
atau justru berkembang menjadi tahap keempat, yaitu sifilis tersier.
d. Sifilis Tersier
Sekitar 15-30% orang yang terinfeksi sifilis tetapi tidak diobati kemungkinan berisiko mengalami komplikasi yang dikenal dengan nama sifilis
tersier. Tahap ke-4 dari gejala sifilis muncul 10-40 tahun setelah infeksi awal. Dalam tahap ini, sifilis akan merusak otak, saraf, mata,
jantung, aliran darah, hati, tulang, dan otot.
• DIAGNOSIS
Untuk menegakan diagnosis awal dari sifilis, dokter akan melakukan:
a. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh: Dokter akan memeriksa area genital serta mulut dan
tenggorokan penderita untuk memeriksa ruam atau pertumbuhan kutil.
b. Tes laboratorium darah: Sampel darah Penderita akan diambil dan diperiksa adanya antibodi sifilis
dalam tubuh penderita. Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah tes rapid plasma regain (RPR)
dan venereal disease research laboratory (VDRL).
c. Tes sampel luka: Jika penderita memiliki luka, sampel akan diambil sedikit untuk memeriksa ada
tidaknya bakteri sifilis.
d. Spinal tap: Jika terdapat masalah sistem saraf, biasanya dokter akan melakukan spinal tap
dengan mengambil cairan tulang belakang untuk memeriksa bakteri sifilis.
Pada ibu hamil, dokter juga akan memeriksa darah serta kandungan untuk mengetahui apakah
terdapat bakteri sifilis. Bakteri ini dapat datang tanpa disadari dan menyebabkan masalah
kesehatan pada bayi yang dapat berakibat fatal.

Kode ICD-10 : A53.9


• Terapi
PENGOBATAN PENCEGAHAN

Bagi sifilis primer dan sekunder, pengobatan dapat dilakukan dengan Cara agar terhindar dari penyakit
antibiotik penisilin melalui pemberian suntikan dengan biasanya sifilis, yaitu:
dilakukan selama kurang lebih 14 hari. Untuk sifilis tersier dan sifilis • Menghindari alkohol dan obat-
pada wanita hamil, waktu pengobatan akan lebih lama dan obat terlarang.
menggunakan antibiotik yang diberikan melalui infus. Selama • Memiliki satu pasangan tetap
pengobatan berlangsung, penderita tidak diperbolehkan untuk untuk melakukan hubungan
melakukan hubungan seksual hingga dinyatakan sembuh. Untuk seksual.
mencegah penularan, beri tahu pasangan tentang kondisi yang dilami • Secara terbuka mendiskusikan
agar pasangan segera melakukan tes sifilis dan segera diobati. Setelah riwayat penyakit kelamin yang
pengobatan, penderita tetap diminta untuk menjalani tes darah secara dialami bersama pasangan.
berkala guna memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Penderita • Menggunakan kondom
juga harus tetap waspada karena masih bisa terinfeksi sifilis kembali,
meski sudah diobati dan dinyatakan sembuh.
2. SINDROMA DUH GENITAL
Sindroma duh tubuh vagina (vaginal discharge) merupakan nama gejala yang diberikan saat keluarnya cairan atau
secret selain darah dari vagina.
Penyebab pastinya belum diketahui tetapi banyak
bakteri yang ditemukan meliputi : gardnerella vaginalis,
Mobiluncus, Bacteroides, provatella, dan spesies
Mycoplasma.
Duh bisa berbau busuk, di Asia terjadi sekitar 20-30%
dan meningkat pada orang yang aktif seksual ,
penggunaan AKDR merokok produk intravagina.

Gejala Klinis / manifestasi klinis :


1. 50-75% asimtomatik
2. Dh abnormal putih keabu abuan tipis yang
homogeny
3. Viskositas rendah
4. Berbau amis seperti ikan
5. Radang vagina, serviks normal
DIAGNOSA TERAPI
1. Amsel 3 dari 4 Terapi / tatalaksana :
2. Duh tubuh berwarna putih keabu-abuan yang • Metronidazole 500 mg diminum 2x sehari selama 7
hari
homogeny
• Metronidazole Gel 0,75% , satu aplikator penuh (5g)
3. Terdapat clue cell pada duh vagina secara intravaginal, 1x sehari selama 5 hari
4. Timbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi • Clindamycin cream 2%, satu aplikator penuh (5g)
KOH 10% secara intravaginal sebelum tidur selama berhari-hari
5. pH duh vagina >4,5
ICD 10 : N89.8
3. CYSTITIS
Infeksi saluran kemih bawah biasanya berkaitan dengan kandung kemih dan uretra. Kondisi ini disebut sistitis
(cystitis) atau infeksi saluran kemih pada kandung kemih. Cystitis adalah peradangan di kandung kemih yang
menimbulkan rasa nyeri ketika buang air kecil. Cystitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang juga
menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Cystitis dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita karena lubang uretra (lubang kencing)
wanita lebih pendek dan letaknya lebih dekat dengan anus sehingga mudah terkontaminasi bakteri dari anus,
apalagi jika terbiasa membersihkan area kelamin atau bercebok dari arah belakang ke depan.
PENYEBAB GEJALA
• Cystitis adalah istilah yang menggambarkan adanya Pada orang dewasa :
peradangan pada kandung kemih. Kondisi ini bisa • Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah
disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi. urine yang dikeluarkan sedikit-sedikit
• Cystitis yang disebabkan oleh infeksi atau disebut • Rasa sakit atau perih (seperti terbakar) saat buang
dengan infeksi kandung kemih paling sering air kecil
disebabkan oleh E.coli. Bakteri ini sebenarnya normal • Kram pada perut bagian bawah
dan tidak berbahaya jika ada di usus, namun ketika • Nyeri saat berhubungan seksual
masuk ke kandung kemih, bakteri ini bisa • Urine berwarna keruh atau berbau menyengat
menyebabkan peradangan. • Urine berdarah
• Cystitis noninfeksi umumnya disebabkan oleh • Lemas
kerusakan atau iritasi pada kandung kemih. Hal ini • Demam
dapat dipicu oleh bahan kimia yang mengiritasi, Pada anak-anak :
penggunaan kateter urine dalam jangka waktu yang • Demam
lama, aktivitas seksual, serta efek samping radioterapi • Sering mengompol atau buang air kecil
atau kemoterapi • Sakit perut
• Selain itu, salah satu jenis cystitis noninfeksi yang • Tubuh terasa lemas
belum diketahui penyebab pastinya adalah interstitial • Lebih rewel dari biasanya
cystitis. Radang kandung kemih ini bisa menyebabkan • Selera makan berkurang
nyeri kandung kemih dalam jangka waktu yang lama. • Muntah
• Diagnosis
Dianosis di icd 10 cystitis dengan kode N30.9 untuk cystitis unspecified.

• Terapi
Cystitis dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut:
 Jangan menahan buang air kecil.
 Jangan membersihkan organ intim dengan sabun berpewangi.
 Jangan menggunakan bedak pada organ intim.
 Gunakan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan, jika sudah pernah mengalami cystitis sebisa mungkin batasi penggunaan
diafragma dan spermisida.
 Biasakan buang air kecil setelah berhubungan seks.
 Biasakan membersihkan area kelamin dari arah depan ke belakang.
 Kenakan celana dalam berbahan katun, jangan mengenakan yang ketat, dan ganti setiap hari.
 Minum air putih dalam jumlah yang cukup, minimal 8 gelas per hari.
4. VULVITIS
Vulvitis adalah radang pada vulva yang ditandai
dengan rasa gatal dan perih di area kemaluan
wanita. Vulvitis umumnya bukan suatu kondisi
yang serius dan dapat dialami oleh wanita dalam
semua rentang usia. Kondisi ini juga dapat terjadi
sebagai gejala yang menandakan penyakit atau
kondisi medis lain, seperti infeksi dan iritasi.

PENYEBAB :
• Infeksi
• Iritasi
• Penyakit Kulit
• Esterogen Rendah
• Vulvodyna
• Vulva Tidak Bersih
• Pengunaan Obat-obatan
GEJALA DIAGNOSA
• Rasa sangat gatal di alat kelamin • Dilakukan Pemeriksa pada area panggul dan kelamin pasien,
• Keputihan untuk mencari tanda-tanda yang mengindikasikan vulvitis,
• Rasa seperti terbakar dan kulit pecah- seperti merah, bengkak, benjolan berisi cairan (blister), atau
pecah di sekitar vulva luka, pada vulva. Selain itu, dokter juga dilakukan pemeriksa
• Kulit vulva bersisik dan menebal ada tidaknya keputihan sebagai tanda-tanda infeksi.
• Bengkak dan merah di labia dan vulva • Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan tes darah, tes
• Benjolan berisi cairan (blister) pada vulva urine, dan pap smear guna mendeteksi penyebab yang lebih
serius, seperti peradangan, infeksi, atau tanda-tanda kanker.

KODE ICD : N76.2

TERAPI
• Menghentikan penggunaan produk yang dapat menyebabkan iritasi, misalnya produk-produk yang mengandung
parfum
• Membersihkan daerah kewanitaan dengan air hangat dan langsung menyekanya sehingga tidak lembab
• Menggunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun
• Tidak menggaruk bagian yang gatal karena dapat memperparah iritasi dan bisa memicu terjadinya infeksi
• Jika vulvitis disebabkan oleh infeksi,penggunan obat antibiotik atau antijamur.
• Jika tidak disebabkan oleh infeksi, prnggunaan salep kortikosteroid untuk meredakan peradangan dan mengurangi
rasa gatal.
• pemakaian krim atau tablet vagina yang mengandung hormon estrogen, bila vulvitis disebabkan oleh kadar hormon
estrogen yang rendah.
5. KONDILOMA AKUMINATA
 Definisi
Kondiloma akuminata atau biasa dikenal dengan istilah penyakit
kutil kelamin adalah manifestasi infeksi virus berupa kutil pada
kulit genitalia yang diakibatkan oleh Human papillomavirus (HPV).
Kondiloma akuminata memiliki gambaran klinis yang bervariasi
dan paling sering mengenai area mukosa anogenital yang rentan
terhadap mikrotrauma selama koitus, seperti introitus, kulit
perianal, dan mukosa intraanal. Gambaran klinis penyakit
kondiloma akuminata sebagai papul atau lesi bertangkai, dengan
papila granular pada permukaan yang menyebabkan
penampakan verukosa.

 Etiologi (penyebab)
Kutil ini disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV) dan
biasanya ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom.
GEJALA DIAGNOSA
• Munculnya bengkak kecil di Diagnosis Kondiloma akuminata umumnya dapat ditegakkan
daerah kemaluan. berdasar gambaran klinis, pemeriksaan fisik dengan
• Beberapa kutil tumbuh pencahayaan yang baik dan kaca pembesar.
berdekatan menyerupai bentuk Pada kasus yang meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
kembang kol. penunjang, antara lain :
• Rasa gatal atau rasa tidak • Tes asam asetat.
nyaman di daerah kemaluan. • Kolposkopi Pemeriksaan dengan alat pembesaran optik
• Keluar perdarahan saat (kolposkop)
hubungan seksual. • Pemeriksaan histopatologi.
• Pemeriksaan dermoskopi.
• Identifikasi genom HPV.

ICD 10 : condyloma acuminatum (A63.0)


• TERAPI

Obat-obatan
Beberapa obat yang diberikan dokter untuk menangani kondiloma akuminata adalah:
• Podofilotoksin yang dioleskan pada kutil di bagian luar kelamin untuk menghentikan pertumbuhan sel kutil.
• Imiquimod untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi HPV.
• Salep herbal yang mengandung katekin, yaitu senyawa aktif pada teh hijau yang dapat melawan HPV dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
• Obat-obatan di atas bisa digunakan secara mandiri di rumah. Selain itu, biasanya dokter juga akan memberikan
obat oles asam trikloroasetat setiap kontrol. Obat ini cukup ampuh untuk mengatasi kondiloma akuminata.
Namun, pengolesan obat hanya boleh dilakukan oleh dokter karena memerlukan kehati-hatian yang tinggi.

Operasi
Kutil yang tidak menunjukkan perbaikan setelah diberikan obat oles dapat ditangani dengan operasi. Opsi
tindakan pembedahan yang dilakukan untuk menangani kondiloma akuminata antara lain adalah:
 Eksisi, yaitu pembedahan untuk menghilangkan kutil.
 Cryosurgery atau teknik bedah beku, yaitu tindakan membekukan kutil kelamin dengan nitrogen cair.
 Terapi sinar laser, yaitu prosedur menghilangkan kutil kelamin dengan sinar laser.
 Electrocautery atau kauterisasi, yaitu prosedur menghilangkan kutil dengan arus listrik.
6. VAGINITIS
Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan rasa
gatal di vagina dan keputihan. Keputihan yang dialami penderita
vaginitis ini berbau tidak sedap. Vagina terus menerus memproduksi
cairan secara alami. Jumlah dan tekstur cairan vagina tersebut bisa
berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi. Oleh karena itu, normal
jika seorang wanita mengalami keputihan, namun keputihan yang
normal seharusnya tidak berbau.

Banyak faktor yang bisa menyebabkan vaginitis. Tetapi pada


sebagian besar kasus, vaginitis disebabkan oleh infeksi bakteri.
Vaginitis terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara jumlah bakteri
‘baik’ dan bakteri ‘jahat’ di vagina. Selain karena infeksi bakteri,
penyebab lain vaginitis adalah:
 Infeksi jamur, akibat perkembangan jamur yang berlebihan di
vagina.
 Iritasi atau reaksi alergi pada vagina, misalnya akibat
penggunaan pembersih kewanitaan.
 Penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis, klamidia, dan
herpes genital.
 Penipisan dinding vagina akibat penurunan kadar estrogen,
misalnya setelah menopause atau setelah operasi pengangkatan
rahim (histerektomi).
GEJALA DIAGNOSA
• Keputihan berwarna putih atau kuning • Pemeriksaan kadar asam dan basa vagina, atau
kehijauan yang berbau tidak sedap disebut juga pH vagina.
• Gatal di area vagina atau di sekitarnya, • Pemeriksaan bagian dalam vagina, untuk
misalnya pada vulva atau labia mayora. melihat tanda peradangan.
• Kemerahan dan nyeri di sekitar vagina • Pemeriksaan sampel cairan vagina di
(vulvitis). laboratorium, untuk mengetahui penyebab
• Flek atau perdarahan dari vagina. vaginitis.
• Nyeri saat buang air kecil dan • Pemeriksaan sampel jaringan.
berhubungan seks. ICD 10 Vaginitis : Acute Vaginitis = N76.0

TERAPI
• Pemberian obat antibiotik
• Metronidazole dan clindamycin adalah antibiotik yang paling sering digunakan pada
vaginitis yang disebabkan oleh bakteri.
• Pemberian obat antijamur
• Vaginitis akibat infeksi jamur dapat diatasi dengan obat antijamur, seperti miconazole,
clotrimazole, atau fluconazole.
• Terapi pengganti hormon
• Terapi pengganti hormon digunakan untuk mengatasi vaginitis yang dipicu oleh
penurunan hormon estrogen.
7. VAGINOSIS BAKTERIALIS
Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang
disebabkan oleh terganggunya keseimbangan
jumlah bakteri alami (flora normal) di dalam vagina.
Sebagian besar kasus vaginosis bakterialis terjadi
ketika wanita dalam masa reproduksi, yaitu usia
15–44 tahun. Vaginosis bakterialis bukan kondisi
yang berbahaya, tetapi dapat menimbulkan gejala
yang cukup mengganggu.

Etiologi (Penyebab)
 Jumlah bakteri jahat pada vagina (bakteri
Anaerob) yang melebihi batas normal
 Mengalami perubahan hormon akibat
menstruasi, kehamilan, dan menopause
 Menggunaan sabun cuci dengan kandungan
kimia yang keras untuk mencuci pakaian dalam
 Membersihkan vagina dengan semprotan air
atau menggunakan sabun yang dapat
menyebabkan iritasi pada vagina, seperti sabun
yang mengandung parfum dan sabun antiseptic
GEJALA DIAGNOSA
• Keputihan yang tidak normal, misalnya memiliki • Leukorrhea tipis, putih keabuan, homogen,
tekstur encer, berwarna abu-abu, putih atau berbau amis (fishy odor)
hijau, dan disertai dengan busa pada beberapa • pH > 4.5
kasus. • Tes Whiff positif
• Mengeluarkan bau amis, terutama ketika • Terdapat sel klu (clue cells) [1,3-5,15,23]
menstruasi atau melakukan hubungan seksual
dengan pasangan. Kode ICD 10 = N76
• Gatal atau iritasi pada vagina.
• Rasa terbakar dan nyeri saat buang air kecil.

TERAPI
Cara mengobati vaginosis bakteri adalah dengan meresepkan obat antibiotik.
Jenis antibiotik yang diberikan bisa meliputi:
• Metronidazole
• Clindamycin
• Tinidazole
8. SERVISITIS
Servisitis adalah peradangan yang terjadi pada serviks
atau leher rahim. Serviks merupakan bagian paling bawah PENYEBAB :
dari rahim yang terhubung dengan vagina. Layaknya  infeksi meliputi herpes simplex, chlamydia,
jaringan lain dalam tubuh, serviks juga dapat mengalami
peradangan karena berbagai alasan, yaitu infeksi menular trichomoniasis, HPV (human papillomavirus),
seksual dan faktor noninfeksi yaitu iritasi atau alergi. gonorrhea, bakteri
Peradangan ini dapat ditunjukkan dengan perdarahan dari
vagina di luar masa menstruasi, atau nyeri saat  iritasi akibat fisik, seperti penggunaan tampon atau
berhubungan seksual, serta keluarnya cairan abnormal diafragma
dari vagina.  alergi, misalnya karena kondom
 kehamilan, hormon yang meningkat membuat aliran
darah ke serviks meningkat
 kanker atau pengobatan kanker
 Beberapa faktor lain yang juga diduga dapat membuat
seseorang berisiko terkena servitis adalah:
 sering bergonta-ganti pasangan dan melakukan seks
yang tidak aman
 pernah terinfeksi penyakit menular seksual
 memiliki pasangan yang pernah mengidap penyakit
menular seksual
 pernah terkena servitis, karena penyakit ini dapat
kembali lagi
GEJALA DIAGNOSA
• perdarahan vagina yang abnormal Dokter akan menentukan diagnosis penyakit peradangan serviks
• keputihan berwarna putih atau berdasarkan wawancara medis mendetail mengenai gejala. Selain itu,
keabuan-abuan atau kekuningan dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik. Riwayat mengenai
yang bau hubungan seksual dalam 2 bulan terakhir juga akan ditanyakan oleh
• nyeri vagina dokter selama pemeriksaan. Pertanyaan biasanya mencakup
• nyeri ketika berhubungan seksual pasangannya, apakah menggunakan kondom atau kontrasepsi lainnya.
atau berhubungan intim Pemeriksaan dilakukan pada pelvis untuk menilai serviks. Dokter
• nyeri ketika BAK mungkin akan mengambil sampel usapan serviks untuk memeriksakan
• sensasi tertekan pada pelvis cairan vagina dan memeriksa apakah serviks mudah berdarah. Cairan
• nyeri punggung vagina dapat menunjukkan adanya infeksi.
• Demam
ICD 10 (Cervicitis) N72
TERAPI
Antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi bakteri, seperti
gonore, chlamydia, dan vaginosis bakterialis.
Antiviral: Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi virus, seperti 
herpes genital atau kutil kelamin.
Antijamur: Obat ini digunakan untuk mengatasi servisitis akibat infeksi jamur.
Cryosurgery. Dokter akan menggunakan media khusus yang dapat membekukan jaringan
yang terkena servisitis. Setelah dibekukan dengan suhu yang sangat dingin ini, jaringan
akan hancur dengan sendirinya.
Bedah listrik: Ini merupakan teknik bedah dengan menggunakan aliran listrik, untuk
membakar atau menghancurkan jaringan yang terkena servisitis.
Terapi laser: Dokter akan menggunakan sebuah alat khusus yang dapat mengeluarkan
gelombang cahaya kuat, untuk memotong, membakar, dan menghancurkan jaringan yang
terkena servisitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. SIFILIS
• https://www.alodokter.com/sifilis
• https://www.halodoc.com/kesehatan/sifilis
https://hellosehat.com/seks/sifilis/penyakit-sifilis/
• https://www.sehatq.com/penyakit/sifilis
2. SINDOMA DUH GENITAL
https://www.slideshare.net/eryputra1/vaginal-discharge-syndrome-management
3. CYSTITIS
• https://www.alodokter.com/cystitis#:~:text=Cystitis%20adalah%20peradangan%20di%20kandung,infeksi%20saluran%20kemih
%20(ISK)
.
• https://www.klikdokter.com/penyakit/infeksi-saluran-kemih#:~:text=Ditandai%20dengan%20adanya%20keluhan%20seperti,salu
ran%20kemih%20pada%20kandung%20kemih
.
4. VULVITIS
5. KONDILOMA AKUMINATUM
•https://hellosehat.com/seks/hpv/kutil-kelamin/
•https://www.alodokter.com/kondiloma-akuminata-kutil-kelamin-yang-mengganggu-dan-cara-penanganannya
6. VAGINITIS
https://www.alodokter.com/vaginitis
7. VAGINOSIS BAKTERIALIS
•https://www.alodokter.com/vaginosis-bakterialis
•https://www.halodoc.com/kesehatan/vaginosis-bakterialis
8. SERVISITIS
•https://www.google.com/search?q=materi+servisitis&oq=materi+servisitis+&aqs=chrome..69i57.24107j0j15&sourceid=chrome&ie
=UTF-8#
•https://www.klikdokter.com/penyakit/servisitis

Anda mungkin juga menyukai