MUHAMMADIYAH SIDOARJO
ANALISIS PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAS BRANTAS
SIDOARJO, 18 APRIL 2021
• Hasil penelitian Elvi Yetti dkk menemukan jika mayoritas sungai-sungai di kawasan DAS
Brantas Hulu Malang tidak lagi memiliki kualitas air layak, khususnya untuk peruntukan
perikanan dan pertanian berdasarkan indikator baku dari Keputusan Gubernur Jatim No.
2011 413 tahun 1987 ataupun Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001.
• Indeks Kualitas Air (IKA) tercatat sebesar 47,48 jauh menurun dari tahun sebelumnya
sebesar 47,68.
• Kualitas baku mutu menunjukkan perubahan yang cukup signifikan, yaitu tercatat BOD 6,61
2017 mg/lt dan COD 22,59 mg/lt, meningkat dari tahun 2016, BOD 4,52 mg/lt dan COD 12,11
mg/lt.
• Ecoton menemukan sampah popok di daerah hulu Surabaya sejumlah 7,5 ton popok dan
ditemukan juga sejumlah sampah popok di wilayah hilir (Malang).
• Ecoton berasumsi jika sekitar 4-9 dipakai oleh satu bayi perhari lalu dibuang ke sungai, maka
2018 akan terakumulasi 3-5 juta ton sampah popok perhari. Belum ditambahkan sampah plastik
dan sampah lainnya.
PENYEBAB PENURUNAN KUALITAS AIR
7
Konservasi SDA
Peran Serta
Pendayagunaann
Masyarakat dan
SDA
Sistem Koordinasi
Metabolic rift
(Keretakan
metabolisme)
8
Konservasi Sumber Daya Air
Peningkatan
Perencanaan dan pemahaman
Rehabilitasi hutan dan
Penetapan kawasan masyarakat mengenai
lahan
konservasi pengelolaan lingkungan
sungai dan konservasi
SDA Brantas dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, pemenuhan kebutuhan air industri,
rumah tangga dan perkotaan serta pemberian air untuk tambak dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Tedapat sekitar 20 instansi (Balai Besar WS Brantas, BP DAS, Dinas Kehutanan, Perhutani, Dinas PU Pengairan, PJT I, Satkorlak
Prov Jatim, PDAM, PLN, Industri, Bapedalda, Dinas Kesehatan, dll) yang terkait dengan pengelolaan SDA. Masing-masing
instansi tersebut memiliki dan mengelola informasi terkait dengan aktifitasnya dalam pengelolaan SDA.
1. Kegiatan yang dilakukan masing-masing instansi tidak jelas bagi instansi yang lain sehingga tidak ada kejelasan informasi
apa saja yang ada pada masing-masing instansi.
2. Informasi tidak tersedia dalam format yang mudah dibaca dan tidak mudah diakses.
Perlu dibentuk sistem pengolahan informasi SDA yang menghubungkan semua instansi (Inter Agency Management
Information System) yang memiliki dan mengolah data terkait dengan kegiatan pengelolaan SDA yang dilakukannya.
Peran Serta Masyarakat dan Sistem Koordinasi
16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SIDOARJO
TERIMAKASIH