Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SIDOARJO

ANALISIS PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAS BRANTAS
SIDOARJO, 18 APRIL 2021

DISAMPAIKAN PADA WEBINAR NASIONAL


“MENAKAR SEJARAH PENCEMARAN DI ALIRAN DAS BRANTAS DALAM PERSPEKTIF
KEBIJAKAN PUBLIK”
DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS

luasan wilayah sekitar 1.188.564,63 ha

Kabupaten Malang, Blitar,


Tulungagung, Trenggalek, Kediri,
Nganjuk, Jombang, Mojokerto,
Sidoarjo, kota Batu, kota Malang, kota
Blitar, kota Kediri, kota Mojokerto dan
kota Surabaya.

Wilayah sungai strategis nasional dan


menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat berdasarkan Permen PU No.
11A Tahun 2006.
PERMASALAHAN DAS BRANTAS

Penurunan dasar sungai Sedimentasi waduk yang


Kali Brantas mulai dari diakibatkan kerusakan
Ploso sampai Mojokerto Kerusakan prasarana pada daerah tangkapan
Pencemaran air akibat
serta di Kali Porong yang pengairan yang disebabkan hujan oleh penambahan Pemukiman penduduk di
pembuangan limbah yang
disebabkan penggalian antara lain oleh penggalian hutan, penebangan daerah sempadan
melampaui daya dukung
pasir secara liar pasir secara liar lindungan dan pola
pertanian yang tidak
sesuai.
PERMASALAHAN DAS BRANTAS

• Hasil penelitian Elvi Yetti dkk menemukan jika mayoritas sungai-sungai di kawasan DAS
Brantas Hulu Malang tidak lagi memiliki kualitas air layak, khususnya untuk peruntukan
perikanan dan pertanian berdasarkan indikator baku dari Keputusan Gubernur Jatim No.
2011 413 tahun 1987 ataupun Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001.

• Ada sekitar 49 pengaduan yang masuk ke DLH Provinsi Jatim.


• Periode 2013-2016, pengaduan soal lingkungan mencapai 252 laporan, pencemaran air

2016 sekitar 84 laporan, udara 76 laporan dan pencemaran tanah 92 laporan


PERMASALAHAN DAS BRANTAS

• Indeks Kualitas Air (IKA) tercatat sebesar 47,48 jauh menurun dari tahun sebelumnya
sebesar 47,68.
• Kualitas baku mutu menunjukkan perubahan yang cukup signifikan, yaitu tercatat BOD 6,61

2017 mg/lt dan COD 22,59 mg/lt, meningkat dari tahun 2016, BOD 4,52 mg/lt dan COD 12,11
mg/lt.

• Ecoton menemukan sampah popok di daerah hulu Surabaya sejumlah 7,5 ton popok dan
ditemukan juga sejumlah sampah popok di wilayah hilir (Malang).
• Ecoton berasumsi jika sekitar 4-9 dipakai oleh satu bayi perhari lalu dibuang ke sungai, maka

2018 akan terakumulasi 3-5 juta ton sampah popok perhari. Belum ditambahkan sampah plastik
dan sampah lainnya.
PENYEBAB PENURUNAN KUALITAS AIR

Banyaknya industri yang letaknya dekat dengan


sungai dan menjadikan sungai sebagai tempat
penampungan limbah sepanjang Mojokerto hingga
Surabaya dan Gresik.

Terdapat 130 lebih industri di sepanjang DAS


Brantas. Industri tersebut meliputi sektor
manufaktur, kertas, makanan, minuman, logam, dan
lainnya. (DLH Jatim, 2019)
Kebijakan terkait Pengelolaan DAS Brantas
• Undang-Undang Dasar 1945
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Daya Air Pencemaran Air.
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
• PeraturanPemerintahNo.35Tahun1991tentang Sungai.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan • PeraturanPemerintahNo.28Tahun1986tentang
PerlindunganHutan.
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan
Hidup • PeraturanPemerintahNo.23Tahun1982tentang Rawa.
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi • Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1981 tentang
Sumber Daya Alam Hayati. Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan
• Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Prasarana Pengairan.
Pengelolan Sumber Daya Air. • Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 tentang
• Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Pengelolaan Kawasan Lindung.
• Peraturan Menteri PU Nomor 11A Tahun 2006 tentang • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai. 04/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pembentukan
• Peraturan Pemerintah Nomor 16 T ahun 2005 tentang Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Wilayah Sungai.

7
Konservasi SDA

DAMPAK DAN STRATEGI

Peran Serta
Pendayagunaann
Masyarakat dan
SDA
Sistem Koordinasi
Metabolic rift
(Keretakan
metabolisme)

Sistem Informasi Pengendalian


SDA Daya Rusak Air

8
Konservasi Sumber Daya Air

Peningkatan
Perencanaan dan pemahaman
Rehabilitasi hutan dan
Penetapan kawasan masyarakat mengenai
lahan
konservasi pengelolaan lingkungan
sungai dan konservasi

Penetapan RTRW yang


Pembuatan bangunan
sesuai dengan fungsi
pengendali sedimen di
masing-masing
hulu
kawasan
Konservasi Sumber Daya Air

Penerapan pembuatan sumur


resapan pada setiap rumah yang
Peningkatan tumbuh-kembangnya ditetapkan dalam Perda yang dapat Penetapan peraturan-perundangan
sikap positif masyarakat, aparat dan dikaitkan sebagai syarat untuk baru yang mendorong usaha-usaha
instansi terhadap pelestarian air memperoleh Ijin Mendirikan pelestarian air
Bangunan (IMB), sambungan listrik
dan fasilitas-fasilitas yang lain

Program pendampingan dan


Pelarangan segala macam kegiatan
penyuluhan dalam konservasi dan
budidaya disekitar lokasi sumber air
pengelolaan lahan
Konservasi Sumber Daya Air

Penciptaan mekanisme Pelaksanaan kegiatan


Pengendalikan dan
insentif dan disinsentif Prokasih secara intensif dan
penanganan limbah
untuk pengelolaan air berkelanjutan

Pengendalian kualitas air


melalui instrumen ekonomi,
dengan penerapan Pay Penegakan hukum terhadap
Polluter Principle misalnya pembuang limbah
melalui iuran pembuang
limbah cair (IPLC)
Pendayagunaan Sumber Daya Air

SDA Brantas dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, pemenuhan kebutuhan air industri,
rumah tangga dan perkotaan serta pemberian air untuk tambak dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

1. Penyusunan penghitungan alokasi air secara terpadu dari berbagai sektor


2. Pembangunan prasarana baru, peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana
penyediaan air
3. Penegakan hukum dalam ketertiban pengambilan/penggunaan air
4. Perizinan penggunaan air dan alokasi air serta pengendalian distribusi air yang diupayakan
dengan optimasi manfaat airnya
5. Pengerukan sedimen dan mereview pola operasi waduk
6. Pengembangan sistem irigasi teknis
7. Penerapan dan pengembangan teknologi pertanian
Pengendalian Daya Rusak Air

Penegakan hukum dan


Penanggulangan dan
Perbaikan dan Penertiban
Perencanaan Penerapan/pembuatan pengendalian
pemeliharaan sungai penambangan pasir
pengendalian banjir system peringatan dini degradasi dasar sungai
secara (khususnya daerah sub
yang komprehensif berbasis masyarakat baik secara teknis
berkesinambungan DAS Brantas Tengah
maupun non teknis
dan Hilir)
Sistem Informasi Sumber Daya Air

Tedapat sekitar 20 instansi (Balai Besar WS Brantas, BP DAS, Dinas Kehutanan, Perhutani, Dinas PU Pengairan, PJT I, Satkorlak
Prov Jatim, PDAM, PLN, Industri, Bapedalda, Dinas Kesehatan, dll) yang terkait dengan pengelolaan SDA. Masing-masing
instansi tersebut memiliki dan mengelola informasi terkait dengan aktifitasnya dalam pengelolaan SDA.

1. Kegiatan yang dilakukan masing-masing instansi tidak jelas bagi instansi yang lain sehingga tidak ada kejelasan informasi
apa saja yang ada pada masing-masing instansi.
2. Informasi tidak tersedia dalam format yang mudah dibaca dan tidak mudah diakses.

Perlu dibentuk sistem pengolahan informasi SDA yang menghubungkan semua instansi (Inter Agency Management
Information System) yang memiliki dan mengolah data terkait dengan kegiatan pengelolaan SDA yang dilakukannya.
Peran Serta Masyarakat dan Sistem Koordinasi

Merumuskan dan menentukan


Pembentukan wadah keanggotaan, tupoksi dan
koordinasi kewenangan dalam wadah
koordinasi serta implementasinya
PENGENDALIAN • Berbagai kegiatan pembangunan yang
PENCEMARAN DAS dilaksanakan baik oleh pemerintah, swasta
BRANTAS maupun masyarakat harus mengacu pada
arahan pemanfaatan ruang (RTRW), sehingga
ruang yang terbatas dapat dimanfaatkan secara
optimum.

16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai