Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH TERAPI

KOMPLEMENTER KEPERAWATAN (AKUPUNKTUR)


TERHADAP MUAL PADA PENDERITA YANG MENJALANI PENGOBATAN TB
DI PUSKESMAS PAMEUNGPEUK DAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG


1.1 LATAR BELAKANG

 Di Dunia angka incident Cases penderita TB 9,4- 11,1 milyar,


kematian1,7 juta
 Di Indonesia ditemukan 528.063 kasus baru dengan kematian 91.369.
 Kab. Bandung, tercatat 2112 kasus kasus DO tercatat 33 orang.
Puskesmas Pameungpeuk memiliki kasus baru terbanyak tercatat 172
kasus, DO 14 kasus tahun 2010.4
 Hasil wawancara langsung terhadap 14 pasien DO, ditemukan 5 orang
mengatakan alasan mual hal ini diperkuat dengan penelitian Dinesh
Koju, pada 61 penderita TB ditemukan keluhan, 34 pasien (48,57%)
mengalami mual.
Lanjutan…..

Upaya Pemerintah mengatasi DO TB DOT


Upaya penanganan mual melalui pemberian obat, serta
memotivasi pasien, kasus DO masih saja ditemukan.
Masalah Baru pasien putus obat, resisten terhadap obat
tersebut sebagai pemicu MDR
Penerapan terapi keperawatan komplementer akupunktur
dapat menjadi suatu pertimbangan,
 penelitian Chistina Simadibrata pada tahun 2009,
Akupuntur efektif dalam mengatasi keluhan : mual, muntah,
(96,67%) terhadap 15 responden yang mengalami gangguan
dyspepsia fungsional.
1.2 Rumusan masalah pada penelitian ini
Adakah pengaruh akupunktur terhadap
penurunan mual pada penderita yang
menjalani pengobatan TB di wilayah kerja
Puskesmas Pameungpeuk dan Balaendah
Kabupaten Bandung.
Untuk mengetahui pengaruh
akupunktur terhadap perubahan mual
pada penderita yang menjalani
pengobatan TB

Mengidentifikasi keluhan mual pada penderita


yang sedang menjalani pengobatan TB.
Mengetahui perbedaan perubahan mual pada
kelompok kasus dan kontrol
1.4 Kegunaan

Secara keilmuan kegunaan penelitian ini


dapat mengembangkan intervensi
komplementer keperawatan dalam mengatasi
mual.

Terhadap tatanan praktis kegunaan penelitian


ini menjadi salah satu terapi alternatif pada
penderita TB yang mengalami keluhan mual.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Definisi TB
2.1.2 Terapi TB
1). Jenis Obat
Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin,
Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat,
Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan
Kanamisin.
Tabel 2.2 Efek samping
Ringan dari OAT

Sumber Pedoman Nasional Penggulangan TB (2002:55)


2.2 Akupunktur Medik

1) Karakteristik Titik
Titik akupunktur menurut ilmu biomedik
merupakan titik pada jaringan tubuh yang padat
jaringan dan ujung-ujung saraf, sel-sel mast dan
kapiler serta saluran limpatik.
a) Efek Lokal
b) Efek Regional
c) Efek Sentral
Studi neurofisiologi membuktikan bahwa
penusukan jarum akupunktur memberikan stimulus
yang berefek terhadap percepatan proses perbaikan
metabolisme sel yang dikatakan sebagai proses
penyembuhan.
e). Efek pada Sistem Pencernaan dan Metabolisme
 Pengaturan sistem saraf otonom dalam hal
menginhibisi sekresi asam lambung dan motilitas
usus.
 peningkatan sirkulasi.37
Lanjutan…..

2.3. Mual

2.2.1 Definisi Mual


Mual (nausea) adalah suatu sensasi atau perasaan
tidak menyenangkan yang mendahului muntah
(Dorland, 2002), disertai hipersalivasi, keringat
dingin, pucat, takikardi, hilangnya tonus gaster,
kontraksi duodenum dan refluks isi intestinal ke
dalam gaster.
1). Mekanisme Mual
 Kemoterapi menghambat aktivitas Siklooksigenase mukosa, yang
merupakan enzim yang penting untuk pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat.
 Kandungan asam dalam obat TB bersifat korosif sehingga dapat
merusak sel-sel epitel mukosa.55
 Keadaan ini menyebabkan hidrogen masuk ke mukosa gaster
sehingga keasaman mukosa gaster meningkat yang dapat merangsang
pengeluaran zat vasoaktif seperti histamine, serotonin dan kinin,
 Sehingga mengakibatkan meningkatnya permebialitas kapiler dan
vasodilatasi yang menimbulkan odema.
 Ujung-ujung saraf dari epithelium gastrointestinal mengirim serat-
serat aferen berjalan menuju saraf vagus teraktifasi reseptor 5-HT3
pada saraf vagus dan serat aferen nervus splanknikus yang kemudian
membawa sinyal sensoris ke formation retikularis medula oblongata
sehingga terjadi respons mual dan muntah. 19
1). Mekanisme Mual
 Kemoterapi menghambat aktivitas Siklooksigenase mukosa, yang
merupakan enzim yang penting untuk pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat.
 Kandungan asam dalam obat TB bersifat korosif sehingga dapat
merusak sel-sel epitel mukosa.55
 Keadaan ini menyebabkan hidrogen masuk ke mukosa gaster
sehingga keasaman mukosa gaster meningkat yang dapat merangsang
pengeluaran zat vasoaktif seperti histamine, serotonin dan kinin,
 Sehingga mengakibatkan meningkatnya permebialitas kapiler dan
vasodilatasi yang menimbulkan odema.
 Ujung-ujung saraf dari epithelium gastrointestinal mengirim serat-
serat aferen berjalan menuju saraf vagus teraktifasi reseptor 5-HT3
pada saraf vagus dan serat aferen nervus splanknikus yang kemudian
membawa sinyal sensoris ke formation retikularis medula oblongata
sehingga terjadi respons mual dan muntah. 19
EFEK AKUPUNKTUR

a) Saraf simpatis juga mempengaruhi medula adrenal melepaskan


epinefrin dan norepinefrin yang meningkatkan efek saraf simpatis,
sehingga penghambatan motilitas saluran gastrointestinal semakin
kuat (Silbernagl, 2006; Guyton dan Hall, 1996).

b) Akupuntur dapat menghambat sekresi asam lambung dan


menghambat pergerakkan lambung (Rowbotham, 2005; Guan-Yuan
Jin, 2006).

c) Akupuntur merangsang hipotalamus untuk mengaktivasi autonom


nervous systems, khususnya saraf eferen simpatis yang akan
mempengaruhi organ viscera (saluran gastroinstestinal) sehingga
terjadi penghambatan gerakan saluran gastrointestinal dan
pengurangan sekresi asam lambung.
2.3 Kerangka Pemikiran
Stadium Mual yang
Jenis Obat TB dan dikeluhkan Pasien
Efek Samping St. Mual
St. Retching
St. Muntah
PasienTB di Pirasinamid
PKM Nyeri sendi
Pameungpe
Rifampisin
uk dan •Mual, tidak ada Dilakukan Akupunktur
Baleendah nafsu makan, sakit Dengan menggunakan Titik :
Yang perut a.Zhusanli, b.Neiquan,
sedang
• Warna kemerahan
Mengalami
pada air seni
pengobatan
TB
INH Efek Akupunktur
Kesemutan s/d rasa
terbakar di kaki

Hilang Berkurang Tetap Bertambah


2.5 Hipotesis

Rumusan hipotesa pada penelitian ini yaitu :

Akupunktur berpengaruh terhadap penurunan mual


pada pasien TB yang sedang menjalani pengobatan.
(premis no 3 dan 4).

Ada perbedaan penurunan mual antara sebelum dan


setelah diberikan akupunktur.
METODE
PENELITIAN
3.1 Rancangan (Design) Penelitian
3.2 Populasi, Sampel, dan Setting Penelitian
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel Berumlah 16 Kasus dan 16
kontrol, sesuai dengan kriteria Inklusi
3.2.3 Setting Penelitian
1). Peralatan
2). Sterilisasi
3). Posisi Penderita
METODE
PENELITIAN
3.2 Instrumen Penelitian
3.3 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan usulan penelitian
3.4.2 Perizinan
3.4.3 Mendapatkan akses terhadap partisipan
3.4 Pengumpulan Data
3.5 Rancangan Penelitian
Penjaringan Home Visit
Penderita TB  Informed Consent
Paru (Data  Pre test
Sekunder dan
Pasien Baru di
PKM) Kelompok Kelompok
Kriteria : Intervensi kontrol
Mengeluh mual,
tidak sedang
pengobatan TB, Di Akupunktur -Edukasi
Hamil 7 kali -Motivasi
kunjungan

Di lakukan Observasi setiap


kunjungan (PRE TEST DAN POST TES) KESIMPULAN
1.Ada
Pengaruh
2.Tidak ada
PENGOLAHAN DATA Pengaruh
Lanjutan…..

3.6 Pertimbangan Etika Penelitian


3.7 .Lokasi dan Waktu Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Tes Normalitas data
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
postes .518 16 .000 .398 16 .000
ctrlpostes .492 16 .000 .484 16 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. pretes is constant. It has been omitted.
c. ctrlpretes is constant. It has been omitted.

Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai


p = 0.000 > dari α = 0.005. Hal ini menunjukan bahwa data tidak berdistribusi
normal,
Lanjutan…..

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh akupunktur


terhadap penurunan mual pada pasien yang
dilakukan intervensi dengan kelompok kontrol, maka
dilakukan uji statistik dengan uji Mann-Whitney
Test. Seperti pada tabel 4.3. Hasil uji statistik Mann-
Whitney Test didapat nilai p = 0,00 < 0,05 yang
berarti ada perbedaan signifikan pasien yang
dilakukan intervensi akupunktur dengan kelompok
kontrol terhadap penurunan mual pada pasien yang
sedang menjalani pengobatan TB.
Grafik 4.1 Hasil Observasi Harian Pada Klp Intervensi
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh akupunktur terhadap mual


Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Penelitian Chistina Simadibrata pada tahun 2009
Akupuntur efektif mengurangi keluhan : mual,
muntah, anoreksia (96,67%), nyeri uluhati (93,33 %),
kembung (84,48 %) dalam pengobatan pada kasus
dyspepsia fungsional. (7)
Fransiska Kristanto tahun 2010 terbukti bahwa
akupunktur pada titik Neiguan (PC6) dengan sekali
penusukan dapat menghilangkan mual pada
penderita morning sicknes.
Lanjutan…..

Apriliyani Indrawati, 2010. Efektivitas rangsangan


kombinasi titik akupunktur PC-6 (Neiguan)
dibandingkan pemberian ondansetron untuk
mencegah mual dan muntah pasca bedah ortopedi
dengan anestesi umum.
Tinjauan Cochrane menyimpulkan bahwa
akupunktur efektif dalam mengurangi resiko pasca
operasi mual dan muntah dengan efek samping yang
minimal, meskipun itu kurang dari atau sama dengan
efektivitas obat antiemetik pencegahan. Sebuah
tinjauan 2006
Lanjutan…..

Akupunktur mengatasi kondisi mual pada pasien TB


karena peningkatan asam lambung dan iritasi. Hal ini
dapat diatasi karena akupunktur dapat menghambat
sekresi asam lambung dan menghambat pergerakkan
lambung (Rowbotham, 2005; Guan-Yuan Jin, 2006).
Lanjutan…..

 Akupuntur merangsang hipotalamus untuk mengaktivasi


autonom nervous systems, khususnya saraf eferen
simpatis yang akan mempengaruhi organ viscera (saluran
gastroinstestinal) sehingga terjadi penghambatan gerakan
saluran gastrointestinal dan pengurangan sekresi asam
lambung.

 Saraf simpatis juga mempengaruhi medula adrenal


melepaskan epinefrin dan norepinefrin yang
meningkatkan efek saraf simpatis, sehingga
penghambatan motilitas saluran gastrointestinal semakin
kuat (Silbernagl, 2006; Guyton dan Hall, 1996).
Tabel 4.4 Hasil Observasi Harian Pada Kelompok Kontrol

kategori KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KI 5 KI 6 KI 7
mual 16 16 16 12 10 13 13
berkurang 0 0 0 4 5 2 0
hilang ,0 0 0 0 1 1 3
BAB IV

5.1 SIMPULAN

Terdapat perbedaan yang bermakna penurunan


mual pada pasien yang diintervensi dengan
kelompok kontrol. Hal ini dapat dibuktikan melalui
uji statistik dengan uji Mann-Whitney Test.
5.2 Saran

5.2.1 Institusi Pendidikan

1) Ilmu Akupunktur perlu dimiliki oleh seorang


perawat sebagai intervensi keperawatan pelengkap
(terapi komplementer) dalam melakukan asuhan
keperawatan.
2) Perlu dilakukan penelitian lanjut efektivitas media
lain selain jarum seperti laser akupunktur dalam
mengatasi mual.
3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
percepatan penyembuhan penyakit TB paru yang
dilakukan akupunktur.
4) Penelitian ini dapat dijadikan salahsatu rujukan
dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
5.2.2 Tatanan Praktis

1) Akupunktur dapat dijadikan alternatif intervensi


keperawatan dalam mengatasi mual pada pasien
yang sedang menjalani pengobatan TB
meminimalkan terjadinya DO.

2) Penelitian ini dapat dijadikan usulan penentuan


kebijakan dalam intervensi keperawatan
khususnya di puskesmas.
3 Mei 2011 Seminar UP Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai