Anda di halaman 1dari 29

PENOMORAN

Fungsi Penomoran (Numbering)

 Membedakan setiap pelanggan dengan


nomor yang unik
 Merutekan panggilan
 Mengaktifkan perangkat pembebanan
(charging)

Nomor pelanggan = nomor yang diputar atau


dipanggil untuk menghubungi pelanggan
dalamwilayah layanan lokal yang sama
 Switch dengan kapasitas 100 saluran 􀃆melayani 100
pelanggan dengan nomor telepon dari 00 s.d. 99

 Switch berkapasitas 10000 saluran (line) 􀃆dapat melayani


10000 pelanggan bernomor 0000 hingga 9999
– Contoh: 7 5 6 4 1 0 8

Identitas LE Identitas pelanggan

 Trunk prefix = suatu digit di muka nomor pelanggan yang


harus diputar apabila ingin menghubungi pelanggan lainnya di
luar jaringan lokal
KONSEP PENOMORAN
Penomoran SLI (Internasional)
Alokasi Penomoran Khusus dan Darurat
PENOMORAN SERAGAM
 Penomoran uniform: panjang digit nomor
pelanggan bersifat seragam dalam 1 daerah
lokal
 Penomoran non uniform: nomor pelanggan
memiliki jumlah digit yang bervariasi dalam
1 daerah lokal (numbering area)
 Suatu switch harus bisa membedakan
panggilan yang ditujukan untuk pelanggan
di luar atau di dalam daerah lokal
Ada 2 metode pembedaan panggilan lokal
atau SLJJ yang dapat digunakan:

 Metode timing 􀃆 perangkat sentral menunggu 3-5


detik setelah penerimaan 7 digit pertama; jika 1
atau lebih digit diterima dalam waktu tunggu, switch
menganggap panggilan tersebut 10 digit

 Metode prefix 􀃆 menggunakan prefiks 0 atau 1


untuk identifikasi bahwa panggilan tersebut
berformat 10 digit
KLASIFIKASI PENOMORAN
Klasifikasi penomoran berdasarkan ada/tidaknya prefiks
 Prefix numbering (sistem penomoran terbuka)􀃆: kode trunk
tidak harus diputar jika pelanggan akan menghubungi
pelanggan lainnya dalam wilayah lokal yang sama, prefiks
dan kode wilayah hanya diputar untuk interlokal

 Linked numbering (sistem penomoran tertutup) :􀃆


prefiks+kode trunk+directory number (DN) menjadi satu dan
menjadi nomor panggilan pelanggan call number = prefix +
trunk code + DN

 Mixed numbering (penomoran campuran) :􀃆campuran antara


prefix numbering denganinked numbering 􀃆 pada bagian-
bagian tertentu dari suatu negara dilakukan linked numbering,
sementara yang lain dilakukan prefix numbering
ALOKASI PREFIKS DAN
KODE TRUNK
Ada 2 cara alokasi kode trunk, yaitu cara acak (random) dan cara
sistematis

 Contoh cara acak adalah kode wilayah di USA

 Kelebihan:
 perencanaan lebih mudah karena tidak terikat pada bentuk
jaringan
 tidak ada nomor cadangan yang harus dipikirkan

 Kelemahan: proses routing dan pentarifan


 memerlukan semua digit kode trunk sebagai informasi untuk
pengolahan
 Register harus tahu ke mana jurusannya setelah seluruh angka
dari prefix + trunk code tersebutdiputar
 Memerlukan peralatan yang lebih rumit
CONTOH CARA ACAK
CARA SISTEMATIS
• Contoh di Indonesia
– Jakarta 021 Serang 0254
– Bogor 0251 Cianjur 0263
– Bandung 022 Garut 0262
– Surabaya 031

• Kelebihan
– Segi pelaksanaan teknis lebih sederhana (mudah)
– Memudahkan routing dan pentarifan, karena beberapa digit awal
sudah memberi informasi tentang jurusan

• Kelemahan
– Perencanaan lebih sulit (nomor-nomor cadangan dipikirkan)
– Terikat pada bentuk jaringan (hirarki sentral)
Trunk code di Indonesia : menurut FTP PT.
Telkom 1992

Digit 1 : untuk cadangan


Digit 2 : JABAR , JATENG, JKT &JOGJA
Digit 3 : JATIM, BALI, NTB, NTT
Digit 4 : SULAWESI
Digit 5 : KALIMANTAN
Digit 6 : ACEH DAN SUMUT
Digit 7 : SUMBAR, SUMSEL, RIAU, JAMBI, BENGKULU,
LAMPUNG.
Digit 8 : JAR STKB, JAR KOMUNIKASI DATA DAN FASILITAS
KHUSUS
Digit 9 : MALUKU DAN IRIAN JAYA
Digit 0 : Prefix Internal
Kode negara
– 1 digit: USA 1, Rusia 7
– 2 digit: Indonesia 62, Singapura 65
– 3 digit: negara-negara kecil

• Alokasi penomoran pelayanan khusus dan darurat


– Standar ITU-T: maksimal 3 digit, dimulai dengan digit 1
– Pelayanan khusus lokal 11X: pemadam kebakaran 113,
pengaduan gangguan 117,ramalan cuaca 111
– Pelayanan khusus terpusat 10X: informasi/penerangan
108, tagihan telepon 109

Anda mungkin juga menyukai