Anda di halaman 1dari 15

PERAWATAN

INTRAOPERATIF

OLEH

BETCHY A. MANILANI
FRANSISKA R. NDAMANGGILIK
GRACIA G. BANI

TINGKAT 2 REGULER A
PENGERTIAN KEPERAWATAN
INTRAOPERATIF

Keperawatan intraoperatif
dimulai sejak pasien ditransfer
ke meja bedah dan berakhir bila
pasien di trasfer ke wilayah
ruang pemulihan.
Aktifitas keperawatan pada intraoperatif

1. Pemeliharaan Keselamatan
1. Pemeliharaan Keselamatan
a. Atur Posisi Pasien 3. Dukungan Psikologis (Sebelum Induksi dan Jika
a. Atur Posisi Pasien 3. Dukungan Psikologis (Sebelum Induksi dan Jika
- Kesejajaran fungsional Pasien Sadar)
- Kesejajaran fungsional Pasien Sadar)
- Pemajanan area pembedahan a. Memberikan dukungan emosional pada pasien.
- Pemajanan area pembedahan a. Memberikan dukungan emosional pada pasien.
- Mempertahankan posisi selama di operasi. b. Berdiri dekat dan menyentuh pasien selama
- Mempertahankan posisi selama di operasi. b. Berdiri dekat dan menyentuh pasien selama
b. Memasang alat grounding ke pasien prosedur dan induksi.
b. Memasang alat grounding ke pasien prosedur dan induksi.
c. Memberikan dukungan fisik c. Terus mengkaji status emosional pasien.
c. Memberikan dukungan fisik c. Terus mengkaji status emosional pasien.
d. Memastikan bahwa jumlah jarum dan instrument d. Mengkomunikasikan status emosional pasien ke
d. Memastikan bahwa jumlah jarum dan instrument d. Mengkomunikasikan status emosional pasien ke
yang tepat. anggota kes yang sesuai.
yang tepat. anggota kes yang sesuai.
2. Pemantauan Fisiologis 4. Penatalaksanaan Keperawatan
2. Pemantauan Fisiologis 4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Memperhitungkan efek dari hilangnya atau a. Memberikan keselamatan untuk pasien
a. Memperhitungkan efek dari hilangnya atau a. Memberikan keselamatan untuk pasien
masuknya cairan yang berlebihan. b. Mempertahankan lingk aseptic dan terkontrol
masuknya cairan yang berlebihan. b. Mempertahankan lingk aseptic dan terkontrol
b. Mengobservasi kondisi kardiopulmunal c. Secara efektif mengelola SDM
b. Mengobservasi kondisi kardiopulmunal c. Secara efektif mengelola SDM
c. Melaporkan perubahan-perubahan pada TPRS
c. Melaporkan perubahan-perubahan pada TPRS
Fungsi Keperawatan Intraoperatif

Aktivitas perawat scrub :


Aktivitas perawat sirkulasi:
- Scrubing untuk pembedahan
- Mengatur ruang operasi
- Mengatur meja steril, menyiapkan alat jahitan, dan
- Melindungi keselamatan dan kebutuhan kesehatan
peralatan khusus;
pasien dengan cara :
- Membantu dokter bedah dan asisten dokter bedah selama
a. Memantau aktivitas anggota tim bedah
prosedur bedah dengan mengantisipasi instrument yang
b. Memeriksa kondisi di dalam ruang operasi.
dibutuhkan, spons, drainase dan peralatan lain ;
- Memastikan kebersihan, suhu yang tepat, kelembaban
- Terus mengawasi waktu pasien di bawah pengaruh
dan pencahayaan; menjaga peralatan tetap berfungsi;
anesthesia dan waktu luka dibuka.
dan ketersediaan perbekalan material.
- Mengecek peralatan dan material untuk memastikan bahwa
- Memantau praktik aseptis untuk menghindari
semua jarum, kasa dan instrument sudah dihitung lengkap
pelanggaran teknik,
saat insisi ditutup.
- Memantau pasien sepanjang prosedur operasi untuk
- Memberi label pada specimen dan dikirim ke petugas
memastikan keselamatan dan kesejahteraan individu.
laboratorium.
4 ZONA RUANG OPERASI

1. Sterile/ Zona terlarang : Ruang operasi


2. Clean : Scrub area, tempat menyimpan
pakaian steril
3. Protective / Zona bebas: Locker, ruang
ganti pakaian
4. Holding Area : ruang petugas
menyiapkan pasien pasien SYARAT RUANG OPERASI

1. Lemari dapat diundur untuk fasilitas dapat


dibersihkan
2. Tidak ada jendela
3. Pintu yang didorong (atau berayun buka-tutup)
4. Sistem filtrasi udara yang adekuat
5. Puncak langti-langit dilengkapi unit lampu
6. Sistem pembuangan alat-alat yang
terkontaminasi
7. Kelembaban relatif tinggi
8. Sistem intercom untuk komunikasi
PRAKTEK KEPERAWATAN
DI KAMAR OPERASI
• Tekhnik aseptik dan mengontrol infeksi
• Peraturan dasar pembedahan asepsis:
• Material steril hanya digunakan didaerah steril
• Pakaian anggota tim steril di steril terutama pada bagian depan
bahu dan siku
• Permukaan steril hanya kontak dengan daerah steril.tim kesehatan
yang tidak steril harus menghindar dari area steril

PAKAIAN SERAGAM

• Uniform: Pakaian untuk jalan berada


diperbatasan deretan kamar bedah
• Tutup Kepala
• Masker
• Sepatu penutup/sandal:
hanya digunakan dalam OK
Mencuci tangan

• Tujuan: Menurunkan
jumlah mikroba pada
kulit
• Menyikat tangan
secara halus dalam
waktu 10-15 menit.
• Kuku harus
pendek,tidak pakai cat
kuku
PRINSIP POSISI PASIEN

• Pengaturan posisi tidur di kamar operasi adalah:


1. Daerah operasi terbuka.nampak secara adekuat
2. Pasien di buat mudah untuk dilaksanakan induksi anestesi
3. Tidak banyak mengganggu sirkulasi
4. Proteksi dari cedera kepala,syaraf
5. mempertahankan fungsi pernapasan
6. Menjaga privasi pasien POSISI SAAT PEMBEDAHAN

• Supine/terlentang:
• Telungkup
• Trandelenburg
• Lytotomi
• Lateral: Bedah renal
INTERVENSI PENTING

• Meja OK dan kereta dorong aman dan terkunci


• Gerakan dari fraktur yang tidak dibidai adalah tanggung jawab dokter
• Spading/pelindung untuk menghindari cedera
• Memperhatikan tidak adanya tabung yang tersumabt atau salah letak
• Letak meja operasi lebih tinggi untuk mencegah tekanan pada tubuh
pasien

ANESTESI
• Merupakan suatu keadaan narkosis, analgesia, relaksasi dan hilangnya
refleks
• Anastesi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Anestesik yang menghambat sensasi di seluruh tubuh (anestesi
umum)
2. Anestesi yang menghambat sebagian tubuh (lokal, regional, epidural
atau spinal)
Ahli anestesi
- Adalah dokter yang secara khusus dilatih dalam seni dan sains ahli anestesi.
- Setelah berkonsultasi dengan ahli bedah, ahli anestesi biasanya memilih
anesthesia dan mengatasi segala masalah teknis yang berhubungan dengan
pemberian agens anestetik dan pengawasan kondisi pasien.
 
Anestetist
- Adalah perawat, dokter gigi, atau dokter yang berkualitas yang memberikan
anestetik.
- Kebanyakan anesthetist adalah perawat yang telah lulus dari program perawat
anesthesia berakreditasi dan telah lulus sertifikasi oleh American association of
nurse anesthetist untuk menjadi perawat anesthetist tedaftar bersertifikat
(Certified registered nursing anesthetist CRNA ).
o Pilihan agens anestetik dibicarakan, dan pasien diberi kesempatan untuk mengemukakan
reaksi dan informasi sebelumnya mengenai segala medikasi yang sedang digunakan yang
mungkin mempengaruhi pilihan terhadap suatu agens.
o Waktu tersebut, ahli anestesi mengkaji kondisi system kardiovaskuler dan paru-paru pasien
dan menyelediki tentang segala infeksi pulmonary yang sudah ada dan diperluas hingga
riwayat merokok pasien.
o Pada hari pembedahan, pasien diantar ke ruang operasi dan dipindahkan ke meja operasi, di
mana ahli anestesi atau perawat anesthetist akan melakukan lagi pemeriksaan kondisi fisik,
tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan dicatat secara teliti, selanjutnya anestetik
diberikan.
o Selama pelaksanaan pembedahan, ahli anestesi memantau tekanan darah nadi, dan pernapasan
pasien, juga elektrokardiagram (EKG), volume tidal, kadar gas darah, pH darah, konsentrasi
gas alveolar dan suhu tubuh.
 
Pertimbangan Gerontologi
 Pasien lansia mempunyai resiko anestesi dan pembedahan lebih tinggi dari orang dewasa.
 Resiko periop meningkat pada setiap sepuluh tahun di atas 60 tahun.
 Beberapa kemungkinan yang harus diperhatikan :
• Infuse iv berlebihan mengakibatkan edema pulmunari
• Penurunan TD mendadak atau berkepanjangan menyebabkan iskemik serebral,
infark.
• Menurunnya vaskularisasi menyebabkan termogulasi terganggu.
• Aksi siliaris dan refleks batuk efektif berkurang menyebabkan resiko Pneumonia
• Penurunan pertukaran gs menambah resiko hipoksia serebral.
 Lansia membutuhkan lebih sedikit anestetik untuk menyebabkan anestesia dan waktu
yang lama untuk menghilangkan anestesi. Agens anestetik mempunyai afinitas terhadap
jaringan lemak, berkumpul dalam lemah tubuh dan otak
ANESTESI UMUM
Anestesi yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak dan
menghilangkan kesadaran dan menimbulkan relaksasi serta hilangnya
sensasi rasa. Pada umumnya metode pemberiannya adalah inhalasi dan
intravena

ANESTESI REGIONAL
• Anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada ujung
syaraf, serta hilangnya rasa pada daerah tertentu,pasien masih dalam
keadaan sadar.
• Metode yang dilakukan: Blok syaraf, blok regional intravena dengan
tourniquet, blok daerah spinal dan melalui epidural

ANESTESI LOKAL

• Anestesi yang dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada


daerah yang akan dilakukan anestesi dan pasien dalam keadaan sadar.
• Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal
Tahap anestesi umum:

• Tahap I: pasien menghirup, hangat, pening dan merasa terpisah dari


lingkungan. Merasa tidak mampu menggerakan ekstremitas
• Tahap II: Excitement ditandai dengan gerakan melawan, teriak,berbicara,
menyanyi. Pupil berdilatasi tetapi berkontraksi bila terpajan cahaya
• Tahap III : Anestesia Bedah. Dicapai dengan pemberian kontinu uap atau
gas anestetik. Pasien dalam keadaan tidak sadar dan terbaring tenang
diatas meja operasi. dapat bertahan berjam-jam
• Tahap IV: Takarlajak. Tahap ini dicapai ketika terlalu banyak anestesia
yang telah diberikan. RR dangkal, pupil melebar dan tidk ada refleks
terhadap cahaya,cianosis.
• Bila terjadi tahap ini, anestetik segera dihentikan dan dibutuhkan
dukungan respiratori dan sirkulasi untuk mencegah kematian
• Pemberian anestetik dengan lancar, tidak akan terjadi tahap IV.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai