Anda di halaman 1dari 38

PETUNJUK PJJ MATERI SESI KE 13

MANAJEMEN SAAT KEJADIAN LUAR BIASA,


TANGGAL 17-18 JUNI 2020, Kelas 4A, 4B, 4C, 4D

1) ABSENSI KEHADIARAN 05 MENIT


2) MATERI TETANG KRITERIA &
PENYELIDIKAN KLB/WABAH
3) PENELAAHAN MATERI 30 MENIT
4) DISKUSI 30 MENIT
5) TUGAS KUIS 30 MENIT
6) CATATAN & KESIMPULAN 5 MENIT
MANAJEMEN SAAT KLB

1) KRITERIA KLB
2) PENYELIDIKAN KLB
III. KRITERIA KLB
3). KRITERIA KLB

Kep.Dirjen PPM dan PLP NO 451-1/PD-03-


04/1991 Tentang Pedoman Penyelidikan
Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Telah
Menetapkan Kriteria KLB
TIMBULNYA SUATU
1 PENYAKIT MENULAR
YANG SEBELUMNYA
TIDAK ADA ATAU TIDAK
DIKENAL
PENINGKATAN
KEJADIAN
2 PENYAKIT/KEMATIAN
TERUS MENERUS
SELAMA 3 KURUN
WAKTU BERTURUT
TURUT MENURUT
JENIS PENYAKITNHA
PENINGKATAN
3 KEJADIAN
KEMATIAN LEBIH
DARI 2 KALI
DIBANDINGKAN
DENGAN PERIODE
SEBELUMNYA
TAHUN 2019 MINGGU KE 21 KLB KAH ?
JAWABANNYA TIDAK

MINGGU KE 21 JUMLAH JULAH JUMLAH CFR IR


KASUS KEMATIAN PENDUDUK
2016 10 1 10000
2017 10 2 10000
2018 20 1 10000
2019 30 1 10000
JUMLAH PENDERITA
4 BARU DALAM SATU
BULAN MENUNJUKAN
KENAIKAN LEBIH DARI
2 KALI BILA
DIBANDINGKAN
DENGAN ANGKA RAT-
RATA PER BULAN
TAHUN SEBELUMNYA
2013 JANUARI KLB KAH ?
JAWABANNYA YA
AGKA RATA-RATA
PERBULAN SELAMA
SATU TAHUN
MENUNJUKAN
KENAIKAN LEBIH
5 DARI 2 KALI
DIBANDINGKAN
ANGKA RAT-RATA PER
BULAN DARI TAHUN
SEBELUMNYA
CFR DALAM PENYAKIT
DALAM SUATU KURUN
WAKTU TERTENTU
MENUNJUKAN
6 KENAIKAN 50% ATAU
LEBIH DIBANDINGKAN
CFR PERIODE
SEBELUMNYA
BUKAN KLB

MINGGU KE JUMLAH JULAH JUMLAH CFR IR


21 KASUS KEMATIAN PENDUDUK
2016 10 1 10000
2017 10 2 10000
2018 20 1 10000 1/20=0,05
2019 30 1 10000 1/30=0,03
PROPORSIONAL RATE
PENDERITA BARU DARI
SUATU PERIODE TERTENTU
MENUNJUKAN KENAIKAN
7 LEBIH DARI 2 KALI
DIBANDINGKAN PERIODE
YANG SAMA DALAM KURUN
WAKTU/TAHUN
SEBELUMNYA
TIDAK KLB
MINGGU JUMLAH JULAH JUMLAH CFR IR
KE 21 KASUS KEMATIAN PENDUDUK
2016 10 1 10000
2017 10 2 10000
2018 20 1 10000 20/10000=0,02
2019 30 1 10000 30/10000=0,03
BEBERAPA KHUSUS PENYAKIT:
KOLERA, DHF/DSS
- DAERAH ENDEMIS
PEN9NGKATAN KASUS DARI
PERIODE SEBELUMNYA
8 - TERDAPAT SATUAN ATAU LEBIH
PENDERITA BARU DIMANA PADA
PERIODE 4 MINGGU SEBELUMNYA
DAERAH TERSEBUT DINYATAKAN
BEBAS DARI PENYAKIT
BEBERAPA PENYAKIT
YANG DIALAMI SATU ATAU
LEBIH PENDERITA:
9 KERACUNAN MAKANAN
KERACUNAN PESTISIDA
TETANUS N
GIZI BURUK
DIFTERI
Kriteria Untuk Wabah Akibat Keracunan Makanan (CDC)
1. Ditemukannya dua atau lebih penderita penyakit
serupa, yang biasanya berupa gejala gangguan
pencernaan (gastrointestinal), sesudah memakan
makanan yang sama
2. Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan
makanan sebagai sumber penularan
3. Perkecualian diadakan untuk keracunan akibat toksin
(racun) Clostridium botulinum atau akibat bahan-
bahan kimia, didapatkan seorang penderita sudah
dianggap suatu KLB.
IV. PENYELIDIKAN KLB
TUJUAN
1. Memperoleh kepastian adanya kejadian luar biasa

2. Memperoleh gambaran kejadian luar biasa


berdasarkan variabel orang tempat dan waktu.
3. Mengidentifikasi penyebab kejadian luar biasa
Menetapkan sumber dan cara (pola) penularan
penyakit
4. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya kasus KLB

5. Merumuskan saran untuk tindakan menghentikan


kejadian luar biasa
PENYIDIKAN KLB MELIPUTI:
1. Dilaksanakan pada saat pertama kali mendapatkan
informasi adanya KLB atau dugaan KLB.
2. Penyelidikan perkembangan KLB atau penyelidikan
KLB lanjutan.
3. Penyelidikan KLB untuk mendapatkan data
epidemiologi KLB atau penelitian lainnya yang
dilaksanakan sesudah KLB berakhir.
Langkah-langkah Penyidikan KLB :

1. Persiapan Investigasi di Lapangan


2. Memastikan adanya Wabah
3. Memastikan diagnosis
4. a. Membuat definisi kasus b. Menemukan dan menghitung Kasus
5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
6. Membuat hipotesis
7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-­kontrol)

8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan
9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10. Menyampaikan hasil penyelidikan/Laporan KLB
LANGKAH 1, PERSIAPAN

1. Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai,


perlengkapan dan alat)
2. Pembentukan dan konsultasi team (peran
masing­masing
‐ petugas yang turun kelapangan)
3. Administrasi (prosedur administrasi dan perijinan)
Langkah 2: Memastikan adanya Wabah

1. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah


secara bermakna melampaui jumlah yang biasa
2. Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada
saat itu dengan jumlahnya beberapa minggu atau bulan
sebelumnya,
3. Atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu
yang sama di tahun-­tahun sebelumnya
Langkah 3: Memastikan Diagnosis
Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah
1. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis
dengan patut
2. Untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang
menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan
3. Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi
frekuensi
4. Distribusi gejala klinis pen<ng untuk menggambarkan spektrum
penyakit, menentukan diagnosis, dan mengembangkan definisi
kasus
5. Kunjungan terhadap beberapa penderita
Langkah 4a: Membuat Definis iKasus
• Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan
terutama dalam penyelidikan wabah dibatasi
oleh waktu, tempat dan orang
• •Bila penyakitnya belum terdiagnosis, diagnosis
kerja dibuat berdasarkan gejala‑gejala:
• Yang banyak diderita,
• Dapat dinilai secara objektif
• Sedapat mungkin dapat menggambarkan proses
penyakit yang pathognomonis (spesifik).
Langkah 4b: Menemukan dan Menghitung Kasus
• Dikumpulkan informasi berikut ini dari setiap kasus:
• Data indentifikasi -­nama, alamat, nomor telepon
• Data demografi-­ umur, jenis kelamin, ras, dan
pekerjaan
• Data klinis
• Faktor risiko-­harus dibuat khusus untuk tiap penyakit.
• Informasi pelaporè mencari informasi tambahan atau
memberikan umpan balik
Langkah 5 : EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
• Studi tentang kejadian penyakit atau masalah lain
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi
• Umumnya berkaitan dengan ciri-­ciri dasar seperti umur,
jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,
dan lokasi geografiknya
• Berdasarkan 1. Orang, 2. Tempat, 3. Waktu
Langkah 6: MEMBUAT HIPOTESIS
• Formulasikan hipotesis
• Meliputi sumber agen penyakit
• Cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
• Dan pemaparan yang mengakibatkan sakit
Langkah 7: Menguji Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan,

• Hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara


ini:
1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang
ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan
hubungan (ukuran asosiasi) dan uji hipotesis
statistik.
Langkah 8: Memperbaiki Hipotesis dan
mengadakan Penelitian tambahan

• Penelitian Epidemiologi
• Epidemiologi analitik
• Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
• Pemeriksaan serum
• Pemeriksaan tempat pembuangan tinja
Langkah 9: Melaksanakan Pengendalian
dan Pencegahan

• Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin


• Upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan
setelah sumber wabah diketahui
• Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada
matarantai yang terlemah dalam penularan penyakit.
• Upaya pengendalian diarahkan pada agen penyakit,
sumbernya, atau reservoirnya
Langkah 10: Menyampaikan Hasil
Penyelidikan
• Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara:
(1) Laporan lisan pada pejabat setempat
• dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka
yang bertugas mengadakan pengendalian dan
pencegahan
(2) laporan tertulis
METODE PENYELIDIKAN KLB

1. Epidemiologi deskriptif,
2. Epidemiologi analitik,
3. Penerapan hasil studi untuk mengendalikan
dan mencegah penyakit.
SUMBER INFORMASI
Sumber informasi untuk keperluan membandingkan
bervariasi bergantung pada situasinya
1. Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan
catatan hasil surveilans
2. Untuk penyakit/kondisi lain, digunakan data setempat
yang tersedia
3. Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari
wilayah di dekatnya atau data nasional
4. Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk
menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.
PEMBUKTIAN ADANYA WABAH PENYAKIT ENDEMIS
TIDAK DIPENGARUHI MUSIM

1. Dapatdilihatdari rata-­rata
‐ penderitanya setiap
bulan pada tahun-­tahun yang lalu
2. Mencari ambang wabah (Epidemic threshold),
yang didapat dari rata-­rata hitung (mean)
jumlah penderita pada waktu-­waktu yang lalu,
ditambah dengan 2 x SD­nya. ‐ Bila suatu saat
jumlah penderita melebihi garis ambang ini, maka
keadaan tersebut dinyatakan sebagai wabah
PEMBUKTIAN ADANYA WABAH PENYAKIT
ENDEMIS YANG BERSIPAT MUSIM
1. Jumlah penderita saat ini dibandingkan jumlah
penderita di musim yang sama tahun yang
lalu atau jumlah paling tinggi yang pernah terjadi
pada musim-­musim yang sama di tahun
yang telah silam
2. Mencari ambang wabah mingguan atau bulanan
sehingga tercermin variasinya berdasarkan musim,
baru kemudian ditentukan apakah kejadian yang
sedang dihadapi memang lebih tinggi dari pada
yang diharapkan
PEMBUKTIAN ADANYA PENYAKIT ENDEMIS
YANG TIDAK ENDEMIS

1. Dibutuhkan data tentang waktu penyakit tersebut


ditemukan dan berapa banyak penderitanya.
2. Dengan membandingkan hal ini akan dapat
ditentukan apakah kejadian yang diharapkan itu
di luar kebiasaan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai