Anda di halaman 1dari 48

REFERAT

PSIKOFARMAKA
Pembimbing :
dr. Purwa Riana Isnaya, SP.KJ, M.Kes

Oleh :
Sana Ghita Fauziah G4A019033
Ayugita Nurazizah Tamad G4A019035
Muhammad Rifqi F. N. G4A019032
Silvymay Nurbasuki G4A019049
Definisi

Obat yang bekerja secara selektif pada Sistem


Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama
terhadap aktivitas mental dan perilaku,
digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik
yang berpengaruh terhadap taraf kualitas
hidup pasien
01
Anti
Psikotik
Anti Psikotik

Anti-psikotik tipikal Anti-psikotik atipikal

Benzamide
Phenothiazine Dibenzodiazepine
Butyrophenone Benzisoxazole
diphenyl-butyl-piperidine
Golongan Fenotiazin
Farmakodinamik Farmakokinetik

Susunan Saraf Pusat


Paru, Hati, Limfa
efek sedasi yang disertai sikap acuh-
tak acuh terhadap rangsang dari
lingkungan
Otot rangka
Hidroksilasi dan konjugasi
relaksasi otot skelet yang
berada dalam keadaan spastik

Efek Endokrin
Sulfoksid yang kemudian
menghambat ovulasi dan diekskresi dalam feses maupun
menstruasi urin

Kardiovaskular
menimbulkan hipotensi berdasarkan masih ditemukan ekskresi
beberapa mekanisme diantaranya CPZ atau metabolitnya
selama 6-12 bulan
timbulnya efek inotropik pada
jantung
Efek Samping
Sedasi dan inhibisi
Indikasi psikomotor

Indikasi utama fenotiazin adalah skizofrenia Gangguan otonom


gangguan psikosis yang sering ditemukan
ketegangan, hiperaktivitas, combativennes,
hostality, halusinasi, delusi akut, anoreksia, Efek samping dari
negativisme , menarik diri. perluasan
farmakodinamiknya

Gangguan
Ekstrapramidal
Kontraindikasi

Gangguan Endokrin
penyakit hati , penyakit darah , epilepsy , kelainan
jantung , febris yang tinggi , ketergantungan alkohol ,
penyakit susunan saraf pusat dan, gangguan kesadaran
Golongan Butirofenon
Farmakodinamik Farmakokinetik
Susunan Saraf Pusat Saluran cerna
menenangkan dan menyebabkan
tidur pada orang yang eksitasi

Kadar puncaknya dalam


plasma tercapai dalam 2-6
jam sejak menelan obat
Sistem kardiovaskular
dan respirasi
Haloperidol (hipotensi, takikardi)
ditimbun dalam hati dan 1%
obat diekskresikan lewat
empedu
Efek Endokrin
Seperti CPZ, haloperidol
menyebabkan galaktore dan
Ekskresinya lambat melalui ginjal
respon endokrin lain
Efek Samping
Reaksi
Indikasi Ekstrapiramidal

Depresi akibat reversi keadaan


mania atau sebagai efek samping
yang sebenarnya
Perubahan
• Indikasi utama adalah untuk hematologik
leukopenia dan
psikosis agranulositosis
• sindrome Gilles dela tourette
Ikterus

Teratogenik
Golongan Atipikal
Risperidone dibandingkan dengan semua jenis antipsikotik atipikal,
risperidone merupakan yang paling banyak diteliti.

efektifitas risperidone, dapat ditoleransi pada dosis rendah (1,5-


6mg/hari) dan memberikan perbaikan yang nyata pada pasien
skizofrenia usia lanjut

Risperidone juga secara umum dapat ditoleransi dan tidak


menimbulkan efek samping ekstra piramidial yang bermakna

Risperidone dan olanzapine adalah dua antipsikotik atipikal yang paling


sering digunakan pada populasi pasien usia lanjut
02
Anti
Mania
Anti Mania
Dikenal juga sebagai mood modulator, mood stabilizer dan
antimatik.
FARMAKODINAMIK

Litium tidak bersifat sedatit, depresif atau suatu euforian.


Mekanisme kerjanya sebagai mood stabilizing agent belum diketahui dengan pasti
Litium dapat menembus membran biologic dan mengganti peran natrium dalam
menimbulkan potensial aksi neuron
Penelitian menunjukkan Litium kadar rendah dapat membantu metabolisme
monoamine biogenic yang berperan dalam patofisiologi gangguan mood
FARMAKOKINETIK

• Diabsorbsi melalui gastrointestinal


• Puncak kadar serum:
 1-1.5 jam untuk sediaan standar
 4.5 jam untuk serdiaan lepas
• Tidak terikat dalam protein plasma
• Tidak melintasi sawar darah dengan cepat
• Waktu paruh 7 jam
• Dieksresi pada ginjal
INDIKASI PEMBERIAN

• Pasien manik: 80% pasien berespon terhadap pemberian


litium
• Skizofrenia: 1/5 – 1/2 pasien skizofrenia mengalami
pengurangan gejala setelah pemberian litium dengan
antipsikotik
• Berikan benzodiazepine (klonopin) dan lorazepam pada 1-3
minggu pertama terapi litium sebelum litium mencapai terapi
konsentrasi terapeutik
KONTRAINDIKASI

Perempuan hamil
• Risiko terjadinya defek lahir
• Malformasi
• Anomali eibstein pada katub trikuspid

Pasca melahirkan
• Risiko toksisitas pada bayi
• Risiko dapat diminimalisir dengan hidrasi saat persalinan
EFEK SAMPING

Efek samping dini


pengobatan jangka Efek samping lain Gejala intoksikasi
panjang
• Mulut kering • Hipotiroidisme • Gejala dini seperti:
• Haus • Peningkatan berat muntah, diare, tremor
• Gangguan saluran badan kasar, mengantuk,
cerna (mual, muntah, • Edem tungkai penurunan konsentrasi
diare) • Gangguan daya ingat, • Gejala memberat:
• Kelemahan otot konsentrasi, dan pikiran penurunan kesadaran,
• Poliuria • leukositosis oligouri, kejang-kejang
• Tremor
• Tidak ada gangguan
sedasi maupun
ekstrapiramidal
03
Anti
Insomnia
Anti-insomnia

BENZODIAZEPIN NON-BENZODIAZEPIN
• Nitrazepam Zolpidem
• Estazolam
• Flurazepam
Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

Nitrazepam DUMOLID (Alpharma) Tab 5 mg 5 – 10 mg/malam

Estazolam ESILGAN (Takeda) Tab 1 mg 1 – 2 mg/malam

DALMADORM
Flurazepam Tab 15 mg 15 – 20 mg/malam
(Valeant)

STILNOX (Sanofi-
Tab 10 mg
Zolpidem Aventis) 10 – 20 mg/malam
Tab 10 mg
ZOLMIA (Fahrenheit)
INDIKASI
Target Syndrome : Sindrom insomnia
● Transient Insomnia
● Short Term Insomnia
● Long Term Insomnia

1. Supresi SSP  saat tidur


2. Oversedation  pasien dengan resiko jatuh (lansia)
3. Pengunaan jangka panjang obat antiinsomnia golongan
benzodiazepine dapat terjadi “disinhibiting effect”
4. Pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu
Pemilihan Penggunaan Obat
• Initial Insomnia. Obat yang dibutuhkan bersifat “Sleep Inducing Anti-Insomnia”,
yaitu golongan benzodiazepine (Short Acting). Contoh: pada gangguan Anxietas.

• Delayed Insomnia. Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Prolong latent phase
Anti-insomnia”, yaitu golongan heterosiklik antidepressan (Trisiklik dan
Tetrasiklik). Contoh: pada gangguan Depresi.

• Broken Insomnia.Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep Maintaining Anti-


Insomnia”, yaitu golongan phenobarbital atau golongan Benzodiazepine (Long
Acting). Contoh: pada gangguan stress psikososial.
Komplikasi
● Sleep Apneu Syndrome
● Congestive Heart Failure
● Chronic Respiratory Disease
● Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko menimbulkan
“teratogenic effect” (e.g. cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester pertama. Juga
Benzodiazepine diekskresi melalui ASI, berefek pada bayi (penekanan fungsi SSP
04
Anti
Anxietas
Anti-anxietas
Obat ini banyak digunakan untuk
penanganan gangguan kecemasan secara
umum maupun gangguan kecemasan
lainnya seperti phobia, post traumatic
stress disorder (PTSD) dan obsessive
compulsive disorder (OCD)
Mekanisme
Gejala kecemasan berhubungan dengan penurunan aktivitas dari sistem GABA dimana terdapat
penurunan jumlah reseptor pusat benzodiazepin. GABA merupakan senyawa asam amino yang
berfungsi sebagai neurotransmiter inhibitor utama pada sistem saraf pusat (SSP). GABA
berfungsi membantu mendorong terjadinya relaksasi sehingga memegang peranan penting
dalam proses kecemasan. Benzodiazepin mengurangi efek penghambatan GABA dan
mempunyai efek kontrol yang kuat terhadap sistem serotonin (5-HT), norepinephrine (NE) dan
dopamine (DA) yang mempengaruhi kecemasan. Selain itu terdapat locus keruleus yang
memiliki peran dalam mengatur ansietas yang berupa aktivasi pelepasan norepinephrine dan
merangsang sistem saraf simpatik yang memicu terjadinya kecemasan (Dipiro et al., 2008)
Efek Samping
● Sedasi (mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif melemah).
● Relaksasi otot
● Penghentian obat mendadak akan menimbulkan rebound phenomen yaitu
pasien menjadi irritable, bingung, gelisah, insomnisa, tremor, palpitasi, keringat
dingin, onvulsi (Muslim, 2007).
Pengaturan Dosis
● Terdapat suatu keadaan yang disebut dengan steady state (keadaan dengan jumlah obat
yang masuk sama dengan obat yang keluar yang dicapai setelah 5-7 hari.
● Efek klinis terlihat jika sudah mencapai steady state
● Diberikan dosis awal dan naikkan 3-5 hari mencapai dosis optimal dan pertahankan 2-3
minggu diturunkan setiap 1/8 x setiap 2-4 minggu yaitu dosis minimal yang masih efektif
bila kambuh dinaikkan lagi dan bila efektif pertahankan 4-8 minggu lakukan tapering off

Gejala Intoksikasi
● Kesadaran menurun, lemas, jarang sampai koma
● Pernafasan, tekanan darah, denyut nadi menurun
● Terapi supportif tatalaksana respiratory depression atau syok
● Terapi kausal benzodiazepine antagonis (flumazenil (ANEXATE) ampul 0,5 mg/5 cc (iv)
05
Anti
Depressan
Anti-depresan
Depresi merupakan suatu
penyakit mental yang
mempengaruhi mood,
kesehatan fisik, dan perilaku
Klasifikasi
● Antidepresan Trisiklik (TCA)
● Norepinephrine Dopamine Reuptake Inhibitor (NDRIs)
● Selectif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
● Mono Amine Oxidase Inhibitor (MAOI)
● Serotonin/Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRI)
06
Anti
Panik
Sediaan Obat dan Dosis Anjuran
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Imipramine TOFRANIL (Novartis) Tab 25 mg 75 – 150 mg/h


2 Clomipramine ANAFRANIL (Novartis) Tab 25 mg 75 – 150 mg/h
3 Alprazolam XANAX (Upjohn) Tab 0,25-0,5-1 mg 2 – 4 mg/h
4 Moclobemide AURORIX (Roche) Tab 150 mg 300 – 600 mg/h
5 Sertraline ZOLOFT (Pfizer) Tab 50 mg 50 – 100 mg/h
6 Fluoxetine PROZAC (Ely Lilly) Cap 20 mg 20 – 40 mg/h
ELIZAC (Mersifarma) Cap 20 mg
ANSI (Bernofarma) Cap 10-20 mg
ANDEP (Medikon) Cap 20 mg
ANTIPRESTIN Cap 10-20 mg
(Pharos) Tab 20 mg
COURAGE (Soho) Cap 10 -20 mg
KALXETIN (Kalbe)
7 Paracetine SEROXAT (Glaxo Smith-Kline) Tab 20 mg 20 – 40 mg/h
8 Fluvoxamine LUVOX (Solvay Pharma) Tab 50 mg 50- 100 mg/h
9 Citalopram CIPRAM (Lundbeck) Tab 20 mg 20 – 40 mg/h
Penggolongan Obat
01 03
TRISIKLIK RIMA
Imipramine, Moclobemide
Clomipramine

02 04
BENZODIAZEPIN SSRI
E
Alprazolam Sertraline, fluoxetine,
paroxetine, fluvoxamine,
citalopram
Indikasi Pengobatan
Gejala sasaran  SINDROM PANIK
Sindrom Panik:
● Selama paling sedikit satu bulan, mengalami beberapa kali serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic
anxiety) yang memiliki ciri-ciri berikut: unprovoked of episodic paroxysmal anxiety, unpredictable situations, bebas
dari gejala-gejala anxietas pada periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya
dapat terjadi juga komplikasi “anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan
sesuatu yang menghawatirkan akan terjadi).
● Gejala-gejala tersebut dapat terjadi dengan atau tanpa Agorafobia (anxietas yang terjadi dalam hubungan
dengan tempat atau situasi; banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah dan bepergian
sendiri)
● Gejala-gejala tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas sehari-hari (phobic
avoidance).
Mekanisme Kerja
Target Terapi  menghambat “Reuptake serotonin” pada celah sinaptik antar neuron
Efek Samping & Interaksi Obat

Efek Samping Interaksi Obat


1. Efek anti-histaminergik 1. Obat anti-panik trisiklik (Imipramine /
Clomipramine) + Haloperidol / Phenothiazine
2. Efek anti-kolinergik
2. Obat anti-panik trisiklik/SSRI + “ CCNS
3. Efek anti-adrinergik alfa
Depressants” (alkohol, opioida,
4. Efek neurotoksis
benzodiazepine, dll)
3. Obat anti-panik trisiklik/SSRI + MAOI
4. Pemberian bersama obat anti-panik SSRI dan
trisiklik
Cara Pemberian Obat

● Mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-


lahan dosis dinaikkan dalam beberapa minggu
untuk meminimalkan efek samping dan
mencegah terjadinya toleransi obat
● Batas lamanya pemberian obat bersifat
individual, umumnya selama 6 bulan sampai 12
bulan, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan (bebas gejala dalam kurun
waktu tertentu).
● Pengobatan gangguan panik biasanya
berjangka waktu lama  edukasi pasien
● Hati –hati pasien usia lanjut dan atau dengan
penyakit organik sebagai penyulit dan wanita
hamil atau menyusui
Cara Pemberian Obat
• Dosis efektif Alprazolam: 4 - 6 mg/hari.
• Dosis efektif Gol. Trisiklik 150-200 mg/hari.
• Kec. Obat Alprazolam beberapa hari, Trisiklik/RIMA/SSRI 4-6 minggu
pasca pemberian.
• Imipramine atau Clomipramine dapat dimulai dengan 25-50 mg/hari
dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/hari dengan
selang waktu beberapa hari sampai 1 minggu, sampai tercapai dosis
efektif yang mampu mengendalikan sindrom panik (150-200 mg/hari)
• Dosis efektif dipertahankan sekitar 6 bulan, kemudian dikurangi secara
perlahan-lahan sampai 1-2 bulan.
• Dosis pemeliharaan (maintenance) Imipramine/Clomipramine sekitar
100-200 mg/hari dan Sertraline sekitar 100 mg/hari, serta bertahan
untuk jangka waktu yang lama (1-2 tahun).
07
Anti
Obsesif
Kompulsif
Sediaan Obat dan Dosis Anjuran
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Clomipramine ANAFRANIL (Novartis) Tab 25 mg 75 – 200 mg/h


2 Fluvoxamine LUVOX (Solvay Pharma) Tab 50 mg 100 – 250
mg/h
3 Sertraline ZOLOFT (Pfizer-Pharmacia) Tab 50 mg 50 – 150 mg/h
4 Fluoxetine PROZAC (Eli Lilly) Cap 20 mg 20 – 80 mg/h
NOPRES (Dexa Medica) Cap 20 mg
ANSI (Bernofarma) Cap 10-20 mg
ANDEP (Medikom) Cap 20 mg
ANTIPRESTIN Cap 10-20 mg
(Pharos) Tab 20 mg
COURAGE (Soho) Cap 20 mg
ELIZAC (Mersifarma) Cap 10-20 mg
KALXETIN (Kalbe) Cap 20 mg
LODEP (Sunthi Sepuri) Cap 20 mg
OXIPRES (Sandoz) Cap 10-20 mg
ZAC (Ikapharmindo) Cap 20 mg
ZACTIN (Merck)
5 Paroxetine SEROXAT (Glaxo Smith-Kline) Tab 20 mg 40 – 60 mg/h
6 Citalopram CIPRAM (Lundbeck) Tab 20 mg 40 – 60 mg/h
Penggolongan Obat

TRISIKLIK SSRI
Clomipramine Sertraline, Paroxetine,
Fluvoxamine,
Fluoxetine,
Citalopram
Indikasi Pengobatan
Gejala sasaran  SINDROM OBSESIF KOMPULSIF
Sindrom Obsesif Kompulsif:
● Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala-gejala obsesif kompulsif yang
memiliki ciri-ciri berikut : Diketahui/disadari sebagai, pikiran, bayangan atau impuls dari diri individu
sendiri, Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
(ego-distonik), Melaksanakan tindakan sesuai dengan pikiran, bayangan atau impuls tersebut di atas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau
anxietas), Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan/ dielakkan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan/dielakkan oleh penderita
● Gejala-gejala tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas sehari-hari
(disability).
Mekanisme Kerja
Target Terapi  “serotonin reuptake blockers” (menghambat reuptake neurotransmitter serotonin)
Efek Samping & Interaksi Obat

Efek Samping Interaksi Obat


1. Clomipramine + Haloperidol/Phenothiazine
1. Efek anti-histaminergik
2. Obat anti-obsesif kompulsif Trisiklik/SSRI + “CNS Depressants”
2. Efek anti-kolinergik
(alkohol, opioida, benzodiazepind, dll)
3. Efek anti-adrinergik alfa
3. Obat anti-obsesif kompulsif Trisiklik/SSRI + Obat Simpatomimetik
4. Efek neurotoksis (derivat amfetamin)
4. Obat anti-obsesif kompulsif Trisiklik/SSRI + MAOI
5. Pemberian bersama obat anti-obsesif kompulsif SSRI dan Trisiklik
Cara Pemberian Obat
● Clomipramine (serotonin selective)  First line drug
● Mulai dengan dosis rendah untuk penyesuaian efek samping namun dosis ini umumnya lebih
tinggi dari dosis sebagai anti-depresi dan sebelum dihentikan, pengurangan dosis harus secara
“tapering off” agar tidak terjadi kekambuhan dan kesempatan yang luas untuk menyesuaikan diri.
● Meskipun respons terhadap pengobatan sudah dapat terlihat dalam 1 sampai 2 minggu, untuk
mendapatkan hasil yang memadai setidaknya diperlukan waktu 2 sampai 3 bulan dengan dosis
antara 75-225 mg/hari (a gradual titration of dosage is essential).
● Batas lamanya pemberian obat bersifat individual, umumnya diatas 6 bulan sampai tahunan,
kemudian dihentikan secara bertahap bila kondisi penderita sudah memungkinkan.
Cara Pemberian Obat
● Clomipramine mulai dengan 25-50 mg/hari (dosis tunggal
pada malam hari, waktu paruh-nya 10 sampai 20 jam),
dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25
mg/hari, sampai tercapai dosis efektif yang mampu
mengendalikan sindrom obsesif kompulsifnya (200-300
mg/hari) dan ini sangat tergantung pada toleransi penderita
terhadap efek samping obat.
● Dosis pemeliharaan (maintenance) Clomipramine sekitar
100-200 mg/hari dan Sentraline sekitar 100 mg/hari, serta
bertahan untuk jangka waktu yang lama (1-2 tahun), sambil
dilakukan terapi perilaku atau psikoterapi lain.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai