Anda di halaman 1dari 35

Siklus Sistem 7

Perpajakan PENINJAUAN
KEMBALI

RESTITUSI PENAGIHAN
BANDING ATAU 6
GUGATAN

PEMBETULAN 5
KEBERATAN
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI
PENGURANGAN/PEMBATALAN KETETAPAN
PAJAK
PENGURANGAN/PEMBATALAN STP PASAL 14
PEMBATALAN SKP/HASIL PEMERIKSAAN

PENETAPAN 4
(STP DAN
SKP)
NPWP/PPKP PELAPORAN
PENCATATAN/PEMBUKU PAJAK PENELITIAN
AN (SPT) PEMERIKSAAN
PEMBAYARAN/PENYETO PENYIDIKAN
1 RAN 2 3
 PAJAK PENGHASILAN (PPh).
Dasar Hukumnya: UU No. 7 Th 1983 sbgm diubah terakhir dg
UU No. 17 Th 2000 dan mulai berlaku 1984 dan merupakan
pengganti UU Pajak Pendapatan 1944, UU PBDR 1970

 PPN dan PPn BM


Dasar Hukumnya: UU No. 8 Th 1983 sbgm diubah terakhir dg
UU No. 18 Th 2000 dan mulai berlaku 1 April 1985,
merupakan pengganti UU Pajak Penjualan 1951
 BEA METERAI
Dasar Hukumnya: UU No. 13 Th 1985. UU Bea Meterai mulai
berlaku 1 Januari 1986 menggantikan peraturan dan UU Bea
3
Meterai yg lama (Aturan Bea Meterai 1921)
 PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
Dasar Hukumnya: UU No. 12 Th 1985 sbgm diubah dg UU No.
12 Th 1994. UU PBB berlaku mulai 1 Jan 1986 dan merupakan
pengganti: Ordonansi Pajak Rumah Tangga Th 1908;
Ordonansi Verponding Indonesia Th 1923; Ordonansi Pajak
Kekayaan Th 1932; Ordonansi verponding Th 1928; Ordonansi
Pajak Jalan Th 1942; UU Darurat No. 11 Tahun 1957; dan UU
No. 11 Prp. Th 1959 Pajak Hasil Bumi

 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN


BANGUNAN (BPHTB)
Dasar Hukumnya: UU No. 21 Th 1997 sbgm telah diubah
terakhir dg UU No. 20 Tahun 2000. UU BPHTB berlaku sejak
1 Januari 1998 menggantikan Ordonansi Bea Balik Nama
Staatblad 1924 Nomor 291 4
DASAR HUKUM
Adalah UU No. 18 Th 1997 ttg PAJAK DAERAH dan RETRIBUSI
DAERAH sbgm telah diubah terakhir dg UU No. 34 Th 2000
PAJAK DAERAH
 Beberapa pengertian/Istilah:
 Daerah Otonom, selanjutnya disebut PAJAK adalah kesat masy
hukum yg memp batas daerah tertt berwenang mengatur dan
mengurus kepent masy setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dlm ikatan NKRI

 PAJAK DAERAH, selanjutnya disebut PAJAK adalah Iuran


wajib yg dilakukan oleh orang pribadi/badan kpd daerah tanpa
imbalan langsung yg seimbang, yg dpt dipaksakan berdasarkan
Tur PerUU yg berlaku digunakan utk membiayai gara pemthn
daerah dan pemb. daerah
 BADAN adalah sekumpulan orang dan/atau modal yg merupakan
kesatuan baik yg melakukan usaha maupun yg tdk melakukan
usaha meliputi PT, CV, Perseroan lainnya, BUMN/BUMD dg
nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koprasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi
Sospol/org yg sejenis, Lemb, Bentuk Usaha Tetap, dan bentuk
badan lainnya.
 Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat
dikenakan PAJAK DAERAH

 WAJIB PAJAK adalah orang pribadi atau badan yang menurut kett
Tur Per UU Perpajakan Daerah diwajibkan utk melakukan
pembayaran pajak yg terutang, termasuk pemungut an atau
pemotong pajak tertentu 6
 PAJAK PROPINSI terdiri dari:
1. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
2. Bea balik nama Ranmor dan kendaraan di atas air
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan
 PAJAK KABUPATEN/KOTA terdiri dari:
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian C,
Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain
 TARIF, JENIS PAJAK, TATA CARA PELAKSANAAN
PEMUNGUTAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK YG
7
KADALUARSA (Lihat hal 2-3)
RETRIBUSI DAERAH
 BEBERAPA PENGERTIAN/ISTILAH al:
 Retribusi Daerah, selanjutnya disebut RETRIBUSI adalah
pungutan daerah sbg pembayaran atas jasa/pemberi an izin
tertt yg khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemda utk
kepentingan orang pribadi/badan
 Jasa adalah giat Pemda berupa usaha dan pelayanan yg
menyebabkan barang, fasilitas/keman faatan lainnya yg dapat
dinikmati oleh orang pribadi/ badan
 Jasa Umum adalah jasa yg disediakan atau diberikan oleh
PEMDA utk kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan
 Jasa Usaha adalah jasa yg disediakan oleh Pemda dengan
menganut prinsip’s komersial karena pada dasarnya dapat pula
8
disediakan oleh sektor swasta
 Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemda dlm rangka
pemberian izin kpd orang pribadi/badan yg dimaksudkan utk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,
barang, sarana/fasilitas tertentu guna melindungi kepent umum
dan menjaga kelestarian lingkungan

 JENIS RETRIBUSI DAERAH


 RETRIBUSI JASA UMUM (ditetapkan dgn PP)
Kriteria sbb:
o Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan
Retribusi Jasa Usaha/Retribusi Perizinan Tertentu
o Jasa ybs bukan merupakan kewenangan daerah dlm rangka pelaks
desentralisasi
o Jasa tsb memberi manfaat khusus bagi orang pribadi/ badan yg
diharuskan membayar retribusi, di samping utk melayani 9

kepentingan dan kemanfaatan umum


o Jasa tsb layak utk dikenakan retribusi
o Retribusi tdk bertentangan dg kebijakan nasional mengenai
penyelenggaraannya
o Retribusi dpt dipanggul sec efektif dan efisien serta mrpkn salah
satu sumber pendptn daerah yg potensial, dan Pemungutan
retribusi memungkinkan penyediaan jasa tsb dg tingkat dan/atau
kualitas pelayanan yg lebih baik

Jenis’s Retribusi Jasa Umum


o Retribusi pelayanan kesehatan
o Retribusi pelayanan kebersihan
o Retribusi penggantian biaya KTP/Akte Catatan Sipil
o Retribusi pemakaman
o Retribusi parkir di jalan umum
o Retribusi pelayanan pasar
o Retribusi pengujian ranmor 10
o Retribusi rik alat pemadam kebakaran
o Retribusi penggantian biaya cetak peta, dan
o Retribusi pengujian kapal perikanan

 RETRIBUSI JASA USAHA (ditetapkan dg PP)

Kriteria sbb:
o Retribusi Jasa Usaha Bukan Pajak dan bersifat bukan Retribusi
Jasa Umum/Retribusi Perizinan Tertentu; dan
o Jasa ybs adalah jasa yg bersifat komersial yg seyogyanya
disiapkan oleh sektor swasta ttp belum memadai/terdapatnya
harta yg dimiliki/dikuasai daerah yg belum dimanfaatkan
secara penuh oleh Pemerintah Daerah

11
Jenis Reribusi Jasa Usaha
o Retribusi pemakaian kekayaan daerah
o Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
o Retribusi tempat pelelangan
o Retribusi terminal
o Retribusi tempat khusus parkir
o Retribusi penginapan/vila
o Retribusi sedot kakus, rumah potong hewan
o Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
o Retribusi tempat rekreasi dan olah raga
o Retribusi penyebrangan di atas air
o Retribusi pengolahan limbah, dan
o Retribusi penjualan produksi daerah.

12
 RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU (ditetapkan dg PP)
Kriteria sbb:
o Perizinan tsb termasuk kewenangan pemth yg diserahkan kpd
daerah dlm rangka asas desentralisasi
o Perizinan tsb benar’s diperlukan guna melindungi kepentingan
umum; dan
o Biaya yg menjadi beban daerah dlm penyelenggaraan izin
tersebut dari biaya utk menanggulangi dampak negatif dari
perizinan tsb cukup besar shg layak dibiayai dari retribusi
perizinan

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu


o Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
o Retribusi Tempat Jualan Minuman Beralkohol
o Retribusi izin gangguan 13
o Retribusi izin trayek
 OBYEK RETRIBUSI DAERAH

 JASA UMUM yaitu layanan yg diberikan Pemda utk


kepentingan umum dan dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan

 JASA USAHA yaitu pelayanan yang disediakan oleh


Pemda dengan menganut prinsip komersial

 RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU yaitu giat


Pemda dlm rangka pemberian izin kpd orang pribadi/badan
utk pembinaan, pengaturan, dalwas/giat pemanfaatan
ruang, penggun sumda alam, barang, sarpras/fasilitas
tertentu utk lindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan 14
 SUBYEK RETRIBUSI DAERAH
 RETRIBUSI JASA UMUM adalah orang pribadi/badan yg
menggunakan/menikmati yan jasa umum ybs
 RETRIBUSI JASA USAHA adalah orang pribadi/badan yang
menggunakan/ menikmati pelayanan jasa usaha ybs
 RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUI adalah orang
pribadi/badan yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah
daerah

15
 PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN TARIF
RETRIBUSI DAERAH
 Retribusi Jasa Umum berdasarkan kebijakan daerah
mempertimbangkan biaya penyediaan jasa ybs, kemampuan
masyarakat, dan aspek keadilan
 Retribusi Jasa Usaha berdasarkan pada tujuan memperoleh
keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas
diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroprasi secara
efisien dan berorientasi pada harga pasar
 Retribusi Perizinan Tertentu berdasarkan tujuan utk menutup
sebagian/seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin ybs

16
 TATA CARA PELAKS PEMUNGUTAN RETRIBUSI
DAN TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YG KADALUWARSA
 Tata Cara Pelaks pemungutan retribusi ditetapkan oleh KEPALA
DAERAH
 Retribusi yg tidak mungkin ditagih lagi karena hak utk melakukan
penagihan sdh kadaluwarsa dapat dihapuskan
 Penghapusan piutang Retribusi Daerah Propinsi dan piutang
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota yg sdh kadaluwarsa dilakukan dg
keputusan yg masing’s ditetapkan oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota
 Ttata cara penghapusan piutang retribusi yg sdh kadaluwarsa diatur
dg PP
17
 Subyek Pajak diartikan sbg orang yg dituju oleh UU utk dikenakan
Pajak (PPh dikenakan thd Subyek Pajak berkenaan dg penghasilan
yg diterima/diperolehnya dlm tahun pajak

 Pengertian Subyek Pajak meliputi: Orang pribadi; Warisan yg


belum terbagi sbg satu kesatuan; Badan; dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT)
 Orang Pribadi; orang pribadi sbg Suby Pajak dpt ber tempat
tinggal/berada di Indo ataupun di luar Indo
 Warisan yg blm terbagi sbg satu kesatuan mengganti kan yg berhak.
Warisan yg belum terbagi dimaksud mrpkn Suby Pajak pengganti
menggantikan mereka yg berhak yaitu Ahli Waris. Penunjukkan ahli
waris yg blm terbagi sbg Suby Pajak pengganti dimaksudkan agar
pengenaan pajak atas penghasilan yg berasal dari warisan tetap dpt
dilaksanakan 19
 Badan; pengertian badan mengacu pd UU KUP, bahwa badan
adalah sekumpulan orang dan/atau modal yg mrpkn kesat baik yg
melakukan usaha maupun tdk melakukan usaha yg meliputi PT, CV,
Perseroan lainnya, BUMN/BUMD dg nama dan bentuk apapun, Fa,
Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan,
Yayasan, Org Massa, Org Sospol/Org lainnya, Lembaga, dan
Bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan BUT.

BUM dan BUMD mrpkn Suby Pajak tanpa perhatikan nama dan
bentuknya shg setiap unit tertt dari badan pemth, sbg contoh
Lembaga, Badan dsb yg dimiliki oleh Pemth Pusat dan Pemda yg
menjalankan usaha/melakukan giat utk memperoleh penghasilan
mrpkn Subjek Pajak. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula
asosiasi, persatuan, perhimpunan/ikatan dari pihak’s yg memp
20
kepent yg sama.
 Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yg dipergunakan
orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di Indo/berada di Indo tdk
lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan/badan yg tdk didirikan dan tdk
bertempat kedudukan di Indo, utk menjalankan usaha/melakukan
kegiatan di Indonesia. BUT ini ditentukan sbg Subjek Pajak
tersendiri terpisah dari badan. Perlakuan perpajakannya
dipersamakan dg Subjek Pajak Badan Dalam Negeri. Pengenaan
Pajak Penghasilan Bentuk Usaha Tetap ini mempunyai eksistensi
sendiri dan tidak termasuk dlm pengertian badan (Perhatikan Pasal
2 ayat (la) UU PPh).

21
 SUBYEK PAJAK berdasarkan lokasi geografi dapat
dibedakan menjadi: SUBYEK PAJAK DALAM NEGERI
dan SUBYEK PAJAK LUAR NEGERI
 SUBYEK PAJAK DALAM NEGERI
o Orang pribadi yang bertempat tinggal/berada di ari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yg dlm satu Tahun Pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia.
o Badan yg didirikan atau bertempat kedudukan di Indo, kecuali unit
tertentu dari badan pemerintah yg memenuhi kriteria sep:
pembentukannya berdasarkan kett per UU, biaya dari
APBN/APBD, penerimaannya dimasukkan dlm Anggaran Pem
Pusat atau Daerah, dan pembukuannya diperiksa oleh aparat Was
Fungsional Negara
22
o Warisan yg blm terbagi sbg satu kesatuan, mengganti kan yg
berhak. Warisan yg blm terbagi yg ditinggalkan oleh orang pribadi
sbg Subjek Pajak DN dianggap Subjek Pajak DN mengikuti status
pewaris. Adapun utk pelaksanaan pemenuhan kewajiban
perpajakannya, warisan tsb menggantikan kewajiban ahli waris yg
berhak. Apabila warisan tsb telah dibagi, maka kewajiban
perpajakannya beralih kpd ahli waris. Warisan yg blm terbagi yg
ditinggalkan oleh orang pribadi sbg Subjek Pajak LN yg tdk
menjalankan usaha/melakukan kegiatan melalui suatu BUT di Indo,
tidak dianggap sbg Subjek Pajak pengganti karena pengenaan pajak
atas penghasilan yg diterima/diperoleh orang pribadi dimaksud
melekat pd objeknya.

23
 Subyek Pajak Luar Negeri
o Orang pribadi yg tdk bertempat tinggal di Indo/berada di Indo tdk
lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan, dan badan yg tdk didirikan dan
tdk bertempat kedudukan di Indo yg jalankan usaha/melakukan giat
melalui BUT di Indo; dan BUT menggantikan orang pribadi/badan
sbg Subjek Pajak LN dlm penuhi kewajiban perpajakannya di Indo.
Bagi Suby Pajak LN yg jalankan usaha/lakukan giat melalui BUT di
Indo, pemenuhan kewajiban perpajakannya disamakan dg
pemenuhan kewajiban perpajakan bagi Subjek Pajak DN.

o Orang pribadi yg tdk bertempat tinggal di Indo/yg berada di Indo tdk


lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan, dan badan yg tdk didirikan dan
tdk bertempat kedudukan di Indo yg dpt terima/peroleh penghasilan
dari Indo bukan dari jalankan usaha/melakukan giat melalui BUT di
Indo. Dalam hal penghasilan diterima/diperoleh tanpa melalui BUT,
maka pengenaan pajaknya langsung kpd Suby Pajak LN tsb.
24
 Subjek Pajak dibedakan menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri dan
Subjek Pajak Luar Negeri. Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima/memperoleh
penghasilan yang besarnya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Subjek Pajak Badan Dalam Negeri menjadi Wajib Pajak sejak saat
didirikan/bertempat kedudukan di Indonesia. Subjek Pajak Luar
Negeri baik orang pribadi maupun badan sekaligus menjadi Wajib
Pajak karena menerima dan/atau memperoleh penghasilan yg
bersumber dari Indonesia melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
Dengan demikian, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif. Sehubungan
dengan pemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Wajib Pajak
Orang Pribadi yang menerima penghasilan di bawah Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) tidak wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP.

25
 Perbedaan Wajib Pajak DN dan Wajib Pajak LN (dlm
pemenuhan kewajiban pajaknya) al:
o Wajib Pajak DN dikenai pajak atas penghasilan baik yg
diterima/diperoleh dari Indo maupun dari luar Indon; sedangkan
Wajib Pajak LN dikenai pajak hanya atas penghasilan yang berasal
dari sumber penghasilan di Indo
o Wajib Pajak DN dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan
tarif umum, sedangkan Wajib Pajak LN dikenai pajak berdasarkan
silbrut dengan tarif pajak sepadan

o Wajib Pajak DN wajib sampaikan SPT Pajak Penghasilan sbg


sarana utk tetapkan pajak yang terutang dlm suatu Tahun Pajak,
sedangkan Wajib Pajak LN tidak wajib sampaikan SPT Pajak
Penghasilan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui
pemotongan pajak yang bersifat final. 26
 Bagi Wajib Pajak Luar Negeri yg menjalankan usaha/ melakukan
kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indo, pemenuhan kewajiban
perpajakannya dipersamakan dgn pemenuhan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak Badan Dalam Negeri sbgm diatur dlm UU Pajak
Penghasilan dan UU yg mengatur mengenai KUP.

 Subjek Pajak LN adalah orang pribadi/badan yg bertempat


tinggal/bertempat kedudukan di luar Indo yg dpt menerima/ peroleh
penghasilan dari Indo, baik melalui maupun tanpa melalui BUT.
Orang pribadi yg tdk bertempat tinggal di Indo, tetapi berada di Indo
tidak lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan maka orang tersebut adalah
Subjek Pajak LN.
 Apabila penghasilan diterima/diperoleh melalui BUT maka thd orang
pribadi/badan tsb dikenai pajak melalui BUT. Orang pribadi/badan
tsb, statusnya tetap sbg Subjek Pajak LN. Dgn demikian, BUT tsb
menggantikan orang pribadi/badan sbg Subjek Pajak LN dlm
memenuhi kewajiban perpajakannya di Indonesia. 27
 Dalam hal penghasilan tsb diterima/diperoleh tanpa melalui BUT
maka pengenaan pajaknya dilakukan langsung kpd Subjek Pajak LN
tsb.
 Tidak Termasuk Subyek Pajak
o Kantor perwakilan Negara Asing
o Pejabat’s perwakilan diplomatik dan konsulat/pejabat’s lain dari
Neg Asing, dan orang’s yg diperbantukan kpd mereka yg bekerja pd
dan bertempat tinggal bersama mereka, dg syarat bukan WNI dan di
Indo tdk terima/peroleh penghasilan lain di luar
jabatan/pekerjaannya tsb, serta negara ybs memberikan perlakuan
timbale balik
o Organisasi’s Internas dg syarat: Indo menjadi anggota organisasi tsb
dan tdk jalankan usaha/lakukan giat lain utk peroleh penghasilan
dari Indo selain pemberian pinjaman kpd pemth yg dananya berasal
dari iuran pd anggota
28
o Pejabat’s perwakilan organisasi Internas (perhatikan angka 3) dg
syarat bukan WNI dan tidak jalankan usaha/lakukan giat/pekerjaan
lain utk peroleh penghasilan dari Indo. Organisasi Internas yg tdk
termasuk Subjek Pajak ditetapkan dg Keputusan Menteri Keuangan.

 KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF 


o Pajak Penghasilan merupakan jenis Pajak Subjektif yang kewajiban
pajaknya melekat pada Subjek Pajak yang bersangkutan, artinya
kewajiban pajak tersebut dimaksudkan untuk tidak dilimpahkan
kepada Subjek Pajak lainnya.

o Oleh karena itu, dalam rangka memberikan kepastian hukum,


penentuan saat mulai dan berakhirnya kewajiban Pajak Subjektif
menjadi penting.
29
 Saat mulai dan berakhirnya kewajiban Pajak Subjektif
tersebut ditentukan sebagai berikut:
o Bagi orang pribadi yg bertempat tinggal di Indo, kewajiban Pajak
Subjektifnya dimulai pada saat ia dilahirkan di Indo, sedangkan bagi
orang pribadi yg berada di Indo lebih dari 183 hari dlm j.w 12
bulan/orang pribadi yg dlm suatu Tahun Pajak berada di Indo dan
memp niat utk bertempat tinggal di Indo, kewajiban Pajak
Subjektifnya dimulai sejak hari pertama orang pribadi tsb berada di
Indo/berniat utk bertempat tinggal di Indo. Kewajiban Pajak
Subjektif Orang Pribadi berakhir pd saat meninggal
dunia/meninggalkan Indo utk selama-lamanya.

o Bagi badan yg didirikan/bertempat kedudukan di Indo, kewajiban


Pajak Subjektifnya dimulai pd saat badan tsb didirikan/bertempat
kedudukan di Indo dan berakhir pd saat dibubarkan/tidak lagi
bertempat kedudukan di Indo.   30
o Bagi orang pribadi yg tdk bertempat tinggal di Indo/berada di Indo
tdk lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan, dan badan yg tdk didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indo yg jalankan usaha/lakukan
giat melalui BUT di Indo, kewajiban Pajak Subjektifnya dimulai saat
orang pribadi/badan tsb jalankan usaha/lakukan giat melalui BUT di
Indo (dimulai saat BUT tsb berada di Indo), dan kewajiban Pajak
Subjektifnya berakhir saat tdk lagi jalankan usaha/lakukan giat
melalui BUT di Indo (BUT tsb tdk lagi berada di Indo). 

o Bagi orang pribadi yg tdk bertempat tinggal di Indo/berada di Indo


tdk lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan, dan badan yg tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indo yg dpt
menerima/memperoleh penghasilan dari Indo bukan dari
menjalankan usaha/melakukan kegiatan melalui BUT di Indo,
kewajiban Pajak Subjektifnya dimulai saat orang pribadi/ badan tsb
menerima/memperoleh penghasilan dari Indo, dan kewajiban Pajak
Subjektifnya berakhir saat tidak lagi menerima/memperoleh 31

penghasilan tersebut.
o Bagi warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak, kewajiban Pajak Subjektifnya dimulai
pada saat timbulnya warisan yg belum terbagi tsb yaitu pd saat
meninggalnya pewaris, shg sejak saat itu pemenuhan kewajiban
perpajakannya melekat pada warisan tersebut Kewajiban Pajak
Subjektif warisan berakhir pada saat warisan tsb selesai dibagi kpd
para ahli warisnya, sehingga sejak saat itu pemenuhan kewajiban
perpajakannya beralih kepada para ahli warisnya.  

o Apabila kewajiban Pajak Subjektif Orang Pribadi yang bertempat


tinggal atau yang berada di Indonesia hanya meliputi sebagian dari
Tahun Pajak, maka Bagian Tahun Pajak tersebut menggantikan
Tahun Pajak. Dapat terjadi orangpribadi menjadi Subjek  

32
Pajak tdk utk j.w satu Tahun Pajak penuh,
misalnya orang pribadi yang mulai menjadi
Subjek Pajak pd pertengahan Tahun Pajak, atau
yang meninggalkan Indo utk selama-lamanya pd
pertengahan Tahun Pajak. Jangka waktu yang
kurang dari satu Tahun Pajak tsb dinamakan
Bagian Tahun Pajak yg menggantikan
Penghasilan Yang Termasuk Obyek Pajak Tahun
Pajak.
o Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yang
diterima termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi dst (lihat hal 13)
o Hadiah dari undian atau pekerjaan dan penghargaan
o Laba Usaha
o Keuntungan karena penjualan dst (lihat hal 13) 33
Penghasilan Yang Tidak Termasuk Obyek Pajak
o Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat
o Warisan
o Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan saham

o Imbalan sehubungan dgn pekerjaan atau jasa yang diterima dalam


bentuk natura dan/atauKeuntungan karena penjualan dst (lihat hal
13)

34
35

Anda mungkin juga menyukai