Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Perpajakan PENINJAUAN
KEMBALI
RESTITUSI PENAGIHAN
BANDING ATAU 6
GUGATAN
PEMBETULAN 5
KEBERATAN
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI
PENGURANGAN/PEMBATALAN KETETAPAN
PAJAK
PENGURANGAN/PEMBATALAN STP PASAL 14
PEMBATALAN SKP/HASIL PEMERIKSAAN
PENETAPAN 4
(STP DAN
SKP)
NPWP/PPKP PELAPORAN
PENCATATAN/PEMBUKU PAJAK PENELITIAN
AN (SPT) PEMERIKSAAN
PEMBAYARAN/PENYETO PENYIDIKAN
1 RAN 2 3
PAJAK PENGHASILAN (PPh).
Dasar Hukumnya: UU No. 7 Th 1983 sbgm diubah terakhir dg
UU No. 17 Th 2000 dan mulai berlaku 1984 dan merupakan
pengganti UU Pajak Pendapatan 1944, UU PBDR 1970
WAJIB PAJAK adalah orang pribadi atau badan yang menurut kett
Tur Per UU Perpajakan Daerah diwajibkan utk melakukan
pembayaran pajak yg terutang, termasuk pemungut an atau
pemotong pajak tertentu 6
PAJAK PROPINSI terdiri dari:
1. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
2. Bea balik nama Ranmor dan kendaraan di atas air
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan
PAJAK KABUPATEN/KOTA terdiri dari:
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian C,
Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain
TARIF, JENIS PAJAK, TATA CARA PELAKSANAAN
PEMUNGUTAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK YG
7
KADALUARSA (Lihat hal 2-3)
RETRIBUSI DAERAH
BEBERAPA PENGERTIAN/ISTILAH al:
Retribusi Daerah, selanjutnya disebut RETRIBUSI adalah
pungutan daerah sbg pembayaran atas jasa/pemberi an izin
tertt yg khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemda utk
kepentingan orang pribadi/badan
Jasa adalah giat Pemda berupa usaha dan pelayanan yg
menyebabkan barang, fasilitas/keman faatan lainnya yg dapat
dinikmati oleh orang pribadi/ badan
Jasa Umum adalah jasa yg disediakan atau diberikan oleh
PEMDA utk kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan
Jasa Usaha adalah jasa yg disediakan oleh Pemda dengan
menganut prinsip’s komersial karena pada dasarnya dapat pula
8
disediakan oleh sektor swasta
Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemda dlm rangka
pemberian izin kpd orang pribadi/badan yg dimaksudkan utk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,
barang, sarana/fasilitas tertentu guna melindungi kepent umum
dan menjaga kelestarian lingkungan
Kriteria sbb:
o Retribusi Jasa Usaha Bukan Pajak dan bersifat bukan Retribusi
Jasa Umum/Retribusi Perizinan Tertentu; dan
o Jasa ybs adalah jasa yg bersifat komersial yg seyogyanya
disiapkan oleh sektor swasta ttp belum memadai/terdapatnya
harta yg dimiliki/dikuasai daerah yg belum dimanfaatkan
secara penuh oleh Pemerintah Daerah
11
Jenis Reribusi Jasa Usaha
o Retribusi pemakaian kekayaan daerah
o Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
o Retribusi tempat pelelangan
o Retribusi terminal
o Retribusi tempat khusus parkir
o Retribusi penginapan/vila
o Retribusi sedot kakus, rumah potong hewan
o Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
o Retribusi tempat rekreasi dan olah raga
o Retribusi penyebrangan di atas air
o Retribusi pengolahan limbah, dan
o Retribusi penjualan produksi daerah.
12
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU (ditetapkan dg PP)
Kriteria sbb:
o Perizinan tsb termasuk kewenangan pemth yg diserahkan kpd
daerah dlm rangka asas desentralisasi
o Perizinan tsb benar’s diperlukan guna melindungi kepentingan
umum; dan
o Biaya yg menjadi beban daerah dlm penyelenggaraan izin
tersebut dari biaya utk menanggulangi dampak negatif dari
perizinan tsb cukup besar shg layak dibiayai dari retribusi
perizinan
15
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN TARIF
RETRIBUSI DAERAH
Retribusi Jasa Umum berdasarkan kebijakan daerah
mempertimbangkan biaya penyediaan jasa ybs, kemampuan
masyarakat, dan aspek keadilan
Retribusi Jasa Usaha berdasarkan pada tujuan memperoleh
keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas
diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroprasi secara
efisien dan berorientasi pada harga pasar
Retribusi Perizinan Tertentu berdasarkan tujuan utk menutup
sebagian/seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin ybs
16
TATA CARA PELAKS PEMUNGUTAN RETRIBUSI
DAN TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YG KADALUWARSA
Tata Cara Pelaks pemungutan retribusi ditetapkan oleh KEPALA
DAERAH
Retribusi yg tidak mungkin ditagih lagi karena hak utk melakukan
penagihan sdh kadaluwarsa dapat dihapuskan
Penghapusan piutang Retribusi Daerah Propinsi dan piutang
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota yg sdh kadaluwarsa dilakukan dg
keputusan yg masing’s ditetapkan oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota
Ttata cara penghapusan piutang retribusi yg sdh kadaluwarsa diatur
dg PP
17
Subyek Pajak diartikan sbg orang yg dituju oleh UU utk dikenakan
Pajak (PPh dikenakan thd Subyek Pajak berkenaan dg penghasilan
yg diterima/diperolehnya dlm tahun pajak
BUM dan BUMD mrpkn Suby Pajak tanpa perhatikan nama dan
bentuknya shg setiap unit tertt dari badan pemth, sbg contoh
Lembaga, Badan dsb yg dimiliki oleh Pemth Pusat dan Pemda yg
menjalankan usaha/melakukan giat utk memperoleh penghasilan
mrpkn Subjek Pajak. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula
asosiasi, persatuan, perhimpunan/ikatan dari pihak’s yg memp
20
kepent yg sama.
Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yg dipergunakan
orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di Indo/berada di Indo tdk
lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan/badan yg tdk didirikan dan tdk
bertempat kedudukan di Indo, utk menjalankan usaha/melakukan
kegiatan di Indonesia. BUT ini ditentukan sbg Subjek Pajak
tersendiri terpisah dari badan. Perlakuan perpajakannya
dipersamakan dg Subjek Pajak Badan Dalam Negeri. Pengenaan
Pajak Penghasilan Bentuk Usaha Tetap ini mempunyai eksistensi
sendiri dan tidak termasuk dlm pengertian badan (Perhatikan Pasal
2 ayat (la) UU PPh).
21
SUBYEK PAJAK berdasarkan lokasi geografi dapat
dibedakan menjadi: SUBYEK PAJAK DALAM NEGERI
dan SUBYEK PAJAK LUAR NEGERI
SUBYEK PAJAK DALAM NEGERI
o Orang pribadi yang bertempat tinggal/berada di ari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yg dlm satu Tahun Pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia.
o Badan yg didirikan atau bertempat kedudukan di Indo, kecuali unit
tertentu dari badan pemerintah yg memenuhi kriteria sep:
pembentukannya berdasarkan kett per UU, biaya dari
APBN/APBD, penerimaannya dimasukkan dlm Anggaran Pem
Pusat atau Daerah, dan pembukuannya diperiksa oleh aparat Was
Fungsional Negara
22
o Warisan yg blm terbagi sbg satu kesatuan, mengganti kan yg
berhak. Warisan yg blm terbagi yg ditinggalkan oleh orang pribadi
sbg Subjek Pajak DN dianggap Subjek Pajak DN mengikuti status
pewaris. Adapun utk pelaksanaan pemenuhan kewajiban
perpajakannya, warisan tsb menggantikan kewajiban ahli waris yg
berhak. Apabila warisan tsb telah dibagi, maka kewajiban
perpajakannya beralih kpd ahli waris. Warisan yg blm terbagi yg
ditinggalkan oleh orang pribadi sbg Subjek Pajak LN yg tdk
menjalankan usaha/melakukan kegiatan melalui suatu BUT di Indo,
tidak dianggap sbg Subjek Pajak pengganti karena pengenaan pajak
atas penghasilan yg diterima/diperoleh orang pribadi dimaksud
melekat pd objeknya.
23
Subyek Pajak Luar Negeri
o Orang pribadi yg tdk bertempat tinggal di Indo/berada di Indo tdk
lebih dari 183 hari dlm j.w 12 bulan, dan badan yg tdk didirikan dan
tdk bertempat kedudukan di Indo yg jalankan usaha/melakukan giat
melalui BUT di Indo; dan BUT menggantikan orang pribadi/badan
sbg Subjek Pajak LN dlm penuhi kewajiban perpajakannya di Indo.
Bagi Suby Pajak LN yg jalankan usaha/lakukan giat melalui BUT di
Indo, pemenuhan kewajiban perpajakannya disamakan dg
pemenuhan kewajiban perpajakan bagi Subjek Pajak DN.
25
Perbedaan Wajib Pajak DN dan Wajib Pajak LN (dlm
pemenuhan kewajiban pajaknya) al:
o Wajib Pajak DN dikenai pajak atas penghasilan baik yg
diterima/diperoleh dari Indo maupun dari luar Indon; sedangkan
Wajib Pajak LN dikenai pajak hanya atas penghasilan yang berasal
dari sumber penghasilan di Indo
o Wajib Pajak DN dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan
tarif umum, sedangkan Wajib Pajak LN dikenai pajak berdasarkan
silbrut dengan tarif pajak sepadan
penghasilan tersebut.
o Bagi warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak, kewajiban Pajak Subjektifnya dimulai
pada saat timbulnya warisan yg belum terbagi tsb yaitu pd saat
meninggalnya pewaris, shg sejak saat itu pemenuhan kewajiban
perpajakannya melekat pada warisan tersebut Kewajiban Pajak
Subjektif warisan berakhir pada saat warisan tsb selesai dibagi kpd
para ahli warisnya, sehingga sejak saat itu pemenuhan kewajiban
perpajakannya beralih kepada para ahli warisnya.
32
Pajak tdk utk j.w satu Tahun Pajak penuh,
misalnya orang pribadi yang mulai menjadi
Subjek Pajak pd pertengahan Tahun Pajak, atau
yang meninggalkan Indo utk selama-lamanya pd
pertengahan Tahun Pajak. Jangka waktu yang
kurang dari satu Tahun Pajak tsb dinamakan
Bagian Tahun Pajak yg menggantikan
Penghasilan Yang Termasuk Obyek Pajak Tahun
Pajak.
o Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yang
diterima termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi dst (lihat hal 13)
o Hadiah dari undian atau pekerjaan dan penghargaan
o Laba Usaha
o Keuntungan karena penjualan dst (lihat hal 13) 33
Penghasilan Yang Tidak Termasuk Obyek Pajak
o Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat
o Warisan
o Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan saham
34
35