Anda di halaman 1dari 29

HIFEMA

DEFINISI

Hifema adalah keberadaan sel darah merah


didalam bilik mata depan (COA) akibat
rupturnya pembuluh darah iris atau badan
siliar.
ANATOMI MATA
• Kebanyakan hifema  grade I (termasuk mikrohifema)
• 40% membentuk bekuan yang menempel ke stroma iris, 10%
kontak dengan endotel kornea
• 71% robekan pada pembuluh darah korpus siliaris bag. anterior
• Durasi umum hifema tanpa komplikasi: 5-6 hari sebelum resoprsi
• Riwayat trauma
GEJALA
• Nyeri yang hebat disertai rasa menekan kepala
KLINIS
• Mual muntah
• Fotofobia
• Penglihatan kabur / turunnya AV (tergantung
jumlah darah yang mengisi COA)
• Tanda-tanda iritasi dari konjungtiva dan
pericorneal
• Blefarospasme, edema palpebra, midriasis
ETIOLOGI

• Traumatik
• Iatrogenik
• Spontan (Nontraumatic)
Peningkatan transien TIO akibat kompresi
TRAUMATI anteroposterior + ekspansi bidang ekuatorial 
K distorsi struktur intraokular  pembuluh darah di
iris dan badan silier mengalami gaya regang 
ruptur dan pembentukan hifema.
Traumatic hyphaema. (a) Bleeding from the ciliary body; (b) small hyphaema; (c) secondary
total hyphaema; (d) corneal blood staining (Courtesy of R Curtis - fig. a; Krachmer, Mannis and
Holland, from Cornea, Mosby, 2005 - fig. d)
IATROGENI
K

Hifema yang timbul dan merupakan komplikasi dari proses medis,


seperti proses pembedahan.
SPONTAN (NONTRAUMATIC)

• Neovaskularisasi  DM, iskemia, sikatriks, rubeosis


iridis
• Neoplasma  Retinoblastoma, melanoma maligna
• Hematologi  leukemia, hemofilia, vWD (von
Willebrand)
• Farmakologi: aspirin, warfarin
OFTALMOLO
GI

• Adanya darah mengenai COA


• Batas tegas antara yang terisi darah dan tidak
• Pemeriksaan visus dan tekanan intraokular
• Pemeriksaan bagian dalam mata (lup, opthalmoskop, slitlamp) melihat keadaan
struktur jaringan intraokular
• Peningkatan TIO  dalam 24jam  penanganan segera  mencegah atrofi
papil syaraf optik
KLASIFIK
ASI

Primer • Perdarahan segera setelah trauma

• Timbul 5-7hari setelah trauma


dan lebih hebat dari yang primer
Sekunder • Resorbsi dari bekuan darah terjadi
terlalu cepat  tdk ada waktu
untuk regenerasi
GRAD Keberadaan darah di COA
E
1 <1/3
2 1/3 sampai ½
3 Lebih dari ½
4 Total (penuh)
GLAUKOMA TRAUMATIK

• Pada hifema dapat terjadi  TIO. Prediksi kejadian  TIO


disebabkan:
o<1/2 COA  insidens 4% (insidens komplikasi 22%, AV>6/18
78%)
o>1/2 COA  insidens 85% (insidens komplikasi 78%,
AV>6/18 28%)
GLAUKOMA TRAUMATIK
24 jam Hari 2-6 Hari 7 dst
•  TIO akut • Penurunan TIO • Kembalinya
• Plugging subnormal TIO ke
trabekula oleh akibat tingkat
eritrosit dan berkurangnya normal
fibrin produksi (atau
akueous humor sedikit
meningkat)
PERDARAHAN SEKUNDER

• Terjadi pada 22% hifema (terutama grade 3 dan 4);


• 1/3 perdarahan sekunder mengakibatkan hifema total
• Akibat lisis dan retraksi clot dan fibrin yang sebelumnya mengoklusi
pembuluh darah yang mengalami jejas
CORNEAL BLOOD STAINING

http://dro.hs.columbia.edu/corblood.htm
Conjunctival injection, corneal edema with Descemet membrane folds, and a 1 mm hyphema after blunt
force trauma from an airbag deployment.
Iris neovascularization in a patient with proliferative diabetic retinopathy with a resultant spontaneous
hyphema.
MANAJEMEN
• Konservatif:
• Istirahat atau kurangi aktivitas
• Limited ambulation, elevasi kepala 30-45o (evaluasi, cegah kontak dengan endotel kornea dan
trabekula)
• Atropine 1% solution or scopolamine 0.25%
• Analgesik (asetaminofen dan/atau kodein) . Hindari aspirin dan obat anti inflamasi non-
steroid menimbulkan perdarahan. Sedatif.
• Use topical steroids
• Follow up: tajam penglihatan, TIO, regresi hifema
MANAJEMEN (2)

• Kontrol TIO
• Start with a beta-blocker (timolol or levobunolol 0.5%).
• Masih tinggi: topical alphaagonist (apraclonidine 0.5%, or brimonidine 0.2%) or topical
carbonic anhydrase inhibitor (dorzolamide 2%, or brinzolamide 1%). In children under
5, topical alphaagonists are contraindicated.
• If topical therapy fails, acetazolamide (500 mg p.o., for adults, 20 mg/kg/day divided
three times per day for children) or mannitol [1 to 2 g/kg intravenously (i.v.) over 45
minutes].
MANAJEMEN (3)

• Cegah perdarahan sekunder


• Asam aminokaproat/ACA (anti-plasmin): 100/50 mg/kg @ 4 jam (max. 30 g), PO, 5
hari   insidens rebleeding
• ACA diberikan pada <75% hifema (lebih dari itu, retensi klot tidak efektif)
• ACA topikal  uji klinis membuktikan efektivitas setara dengan ACA oral (sistemik)
• Steroid topikal  terbukti menurunkan perdarahan sekunder dan cegah uveitis
anterior (Dexamethasone 0,1%)
MANAJEMEN (4)
• Indikasi rawat:
• Hifema grade II atau lebih (karena berpotensi perdarahan sekunder)
• Sickle cell
• Trauma tembus okuli
• Pasien yang tidak patuh terhadap pengobatan
• Ada riwayat glaukoma sejak awal
If hospitalized, use antiemetics p.r.n. for severe nausea or vomiting [e.g., prochlorperazine 10 mg
intramuscularly (i.m.) q8h or 25 mg q12h p.r.n.; <12 years of age, trimethobenzamide
suppositories, 100 mg PR q6h p.r.n.].
MANAJEMEN (5)

• Indikasi bedah:
• Corneal blood staining
• Penurunan visus yang signifikan
• Sickel cell trait (TIO>24 mmHg >24 jam)
• Hyphema that does not decrease to <50% by 8 days [to prevent peripheral anterior synechiae
(PAS)].
• IOP >60 mm Hg for >48 hours, despite maximal medical therapy (to prevent optic atrophy).
• IOP >25 mm Hg with total hyphema for >5 days (to prevent corneal stromal blood staining).
KOMPLIKASI
•  TIO akut  glaukoma traumatik
• Perdarahan ulang
• Sinekia posterior (iritis)
• Sinekia anterior (pada hifema >9 hari)
• Corneal blood staining (pada hifema total +  TIO)  dapat menghilang berbulan-bulan
sampai 2 tahun lamanya
• Glaukoma kronik (late-onset glaucoma)
• Atrofi optik
PROGNOSIS
Ditentukan berdasarkan pulihnya tajam penglihatan pasien. Dipertimbangkan:
• Kerusakan struktur mata lainnya
• Perdarahan sekunder
• Komplikasi lain: glaukoma, corneal blood staining, atrofi optik

• Hifema grade I: 80% AV >6/12


• Hifema grade II-III: 60% AV >6/12
• Hifema total: 35% AV >6/12
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Step 1 Dan 4
    Step 1 Dan 4
    Dokumen3 halaman
    Step 1 Dan 4
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • SK 2 Otopsi
    SK 2 Otopsi
    Dokumen19 halaman
    SK 2 Otopsi
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • LEPTOSPIROSIS
    LEPTOSPIROSIS
    Dokumen14 halaman
    LEPTOSPIROSIS
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Referat Selulitis
    Referat Selulitis
    Dokumen16 halaman
    Referat Selulitis
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tutorial TEMPUYUNG
    Tugas Tutorial TEMPUYUNG
    Dokumen7 halaman
    Tugas Tutorial TEMPUYUNG
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • LO Skenario 1
    LO Skenario 1
    Dokumen90 halaman
    LO Skenario 1
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Isi Laporan Sken 4
    Isi Laporan Sken 4
    Dokumen28 halaman
    Isi Laporan Sken 4
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Step 1 Dan 4
    Step 1 Dan 4
    Dokumen3 halaman
    Step 1 Dan 4
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Anemiaaa
    Anemiaaa
    Dokumen4 halaman
    Anemiaaa
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Jiwa f20-29
    Jiwa f20-29
    Dokumen58 halaman
    Jiwa f20-29
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • LO Skenario 1
    LO Skenario 1
    Dokumen90 halaman
    LO Skenario 1
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Notulensi Sken 1
    Notulensi Sken 1
    Dokumen1 halaman
    Notulensi Sken 1
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Nama Tanaman
    Nama Tanaman
    Dokumen1 halaman
    Nama Tanaman
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • LO Skenario 2
    LO Skenario 2
    Dokumen47 halaman
    LO Skenario 2
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Sken 3
    Sken 3
    Dokumen47 halaman
    Sken 3
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • ASFIKSIA (Forensik)
    ASFIKSIA (Forensik)
    Dokumen39 halaman
    ASFIKSIA (Forensik)
    rinamauliza
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen30 halaman
    Referat
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • B. Maserasi
    B. Maserasi
    Dokumen4 halaman
    B. Maserasi
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • GFM
    GFM
    Dokumen3 halaman
    GFM
    novia
    Belum ada peringkat
  • Referat TIO
    Referat TIO
    Dokumen14 halaman
    Referat TIO
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen30 halaman
    Referat
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • All About Tempuyung
    All About Tempuyung
    Dokumen3 halaman
    All About Tempuyung
    primaufiya
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Palpebra
    Kelainan Palpebra
    Dokumen37 halaman
    Kelainan Palpebra
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Referat TIO Dan Kafein
    Referat TIO Dan Kafein
    Dokumen17 halaman
    Referat TIO Dan Kafein
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Mata
    Anatomi Mata
    Dokumen32 halaman
    Anatomi Mata
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Referat TB Pulmo Dan Ekstra Pulmo
    Referat TB Pulmo Dan Ekstra Pulmo
    Dokumen38 halaman
    Referat TB Pulmo Dan Ekstra Pulmo
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Pada Pleura
    Penyakit Pada Pleura
    Dokumen26 halaman
    Penyakit Pada Pleura
    Fendra Zakia
    Belum ada peringkat
  • Ureter
    Ureter
    Dokumen24 halaman
    Ureter
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat
  • Uretra Dan Prostat
    Uretra Dan Prostat
    Dokumen39 halaman
    Uretra Dan Prostat
    Prima Ufiyantama
    Belum ada peringkat