Modul ke:
13 HSE
PSIKOLOGI KERJA
Fakultas
Pascasarjana ERGONOMI
Program Studi
MM (MO) & Dr Ir. Rosalendro Eddy Nugroho, MM
MTS
Dasar Hukum
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan ,
infeksi dan penularan.
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
Definisi
Menurut asal kata psikologi dari bahasa Yunani yaitu
psyche & logos secara harafiah artinya Ilmu Jiwa.
Definisi Psikologi oleh Garden Murphy
menyatakan psikologi adalah ilmu yang mempelajari
respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap
lingkungannya
(Sarwono, 1984:4)
Psikologi kerja sering disebut ; 'organizational
psychology, ergonomics, applied psychology, industrial
psychology, personnel management, time and stress
3
Bekerja harus menyesuaikan dengan
lingkungan.
4
Self-actualization
(personal growth and fulfillment, etc.)
Esteem needs
(achievement, status, responsibility, reputation, etc.)
Safety needs
(protection, security, order, law, limits, stability, etc )
Work-related stress
Violence at work
Bullying at work
Sexual harrasment
Workplace violance
Job security
unemployement
Risk assessment and OSH managemen
t
A risk assessment is nothing more than a careful
examination of what, in your work, could cause
harm to people, so that you can judge whether you
have taken enough precautions or should do more
to prevent harm. The aim is to make sure that no
one gets hurt or becomes ill. A risk assessment
involves identifying the hazards present and then
evaluating the extent of the risks involved, taking
into account existing precautions.
Stress di tempat kerja
Work Environment
Mental Stress
INDIVIDUAL
Mental Strain
16
Jepang
17
Indonesia
18
Indonesia…..
19
Indonesia …..
Murni T, 2002 : Perawat RS 33,3% insomnia manifest
Azizah MH, 2004 : gangguan mental emosional 47,2% di
pekerja offshore sensitifitas interpersonal, obsesi
kompulsi, fobia
stressor kerja dominan : perkembangan karir ;
bising stress kerja
Chrisna J, 2005 : di pabrik sepatu
stressor kerja dominan : beban kualitatif
stressor kerja berhub dg abortus spontan & stress
kerja
Sofrina.I , 2005 : pabrik semen
prevalensi stress kerja 73,25%(shift), 52,5%(nonshift)
konflik peran stressor dominan
20
The Good
Get married Sources of Stress
Have children
The Bad
Buy a new home
Go on vacation
New Job Break a leg
Spouse loses job
Promotion
Kidlet in trouble The Ugly
Lose wallet Nasty car accident
In-laws coming Bankruptcy
Divorce
Loved one dying
Stress tergantung dari
Tingkat Pendidikan
Pergaulan/sosialisasi
Pengetahuan umum
Informasi yang jelas
Iman
Leadership
Coping mechanism
dll
22
Penyebab Stressor di Pekerjaan
a. Faktor instriksik pekerjaan:
Lingkungan fisik : bising, vibrasi, suhu, sanitasi etc
Tuntutan tugas :
- kerja gilir/shift
- beban kerja
- berhadapan dg risiko dan bahaya
b. Peran individu dalam organisasi :
Konflik peran
Role ambiquity
c. Pengembangan karir :
Ketidakpastian pekerjaan (job insecurity)
Over/under promotion
25
Gejala stress kerja
Pada individu Pada organisasi :
Gejala Fisik
Absenteism,
turnover,
Gejala Psikis memburuknya
hubungan industri.
Gejala Perilaku
Memburuknya
semangat kerja,
kualitas kerja &
produktivitas
biaya kesehatan
26
DIAGNOSIS DINI
28
Workload : Kebutuhan /tuntutan perusahaan
harus dicocokkan dengan kemampuan
individu. Beban kerja harus sesuai dengan
masa pemulihan fisik maupun mental
Tugas atau beban kerja harus berarti bagi
pekerja, merangsang, bisa diselesaikan dengan
lengkap dan kesempatan memperlihatkan
keahliannya
Hak dan kewajiban yang jelas
Lingkungan sosial yang yang mendukung
Job future career development
29
Teknik manajemen stress
Autogenic training
Biofeedback
Deep Breathing
Exercise
Leisure Activities
Massage
Meditation,Yoga
Progressive relaxation
exercise
Social support
Time management
Organizational intervention
in stress reduction
Reorganisasi Jabatan dengan meningkatkan peran
karyawan dalam pengambilan keputusan.
Memperbaiki komunikasi dalam organisasi (baik
untuk memberitahu kekurangan maupun kelebihan
Mengembangkan konseling karyawan dan
kemampuan atasan mendeteksi stress
Membuat kerja tim bekerja, QCC
Memperbaiki lingkungan, ergonomik dan keamanan
di tempat kerja
Rekomendasi NIOSH u/ job design :
32
Istilah-istilah dalam
STRESS KERJA
1. Stressor = pembangkit stress
33
Stress
Sindrom yang meliputi respon non spesifik dari organisme
terhadap rangsangan dari lingkungan
35
Konsep Proses stress
Gatchel, Baum and Krantz, 1989
SEHAT
ADAPTASI
MALADAPTASI
GANGGUAN
MENTAL /
FISIK
36
MODEL STRES DALAM PEKERJAAN
Modifikasi Model Cooper, C.L. (1989)
LINGKUNGAN
LINGK. DILUAR PEKERJAAN
PEKERJAAN
INDIVIDU:
•KEPRIBADIAN
•KONDISI BADAN
•CIRI-CIRI
GEJALA
GEJALA FISIK ORGANISASI
38
MODEL STRESS KERJA
Relationship at work
Organization structure
and climate
40
Factors intrinsic to the job
Person- environment Fit
Workload
Hours of work
Enviromental design
Ergonomic factors
Autonomy and control
Work pacing
Electronic work monitoring
Role clarity and role overload.
Individual factors
Type A/B behaviour pattern
Hardiness
Self estemm
Locus of control
Coping styles
Social support
Gender, job stress and illness
ethnicity
Macro organizational factors
TQM
Managerial styles
Organizational structure
Organizational climate and culture
Performance measures and compensation
Staffing issues
Program
More relaxed
Coperative
Steady in their pace of activity
Appear more satisfied with their daily lives
and the people around them.
Ketentuan Perundang-undangan
Norma K3 Ergonomi
MACRO
MICRO
Pasal 3 :
Dengan peraturan perundang-undangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk :
Memperoleh keserasian antara tenaga
kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 9
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
PASAL 9
Untuk buruh yang bekerja sambil berdiri harus disediakan tempat
duduk
Tempat duduk tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
harus memenuhi ukuran-ukuran yang sesuai dengan tubuh orang
Indonesia umumnya cocok dengan buruh yang memakainya.
Harus memberi kesenangan duduk dan menghindari ketegangan
otot-otot;
Harus memudahkan gerak-gerik untuk bekerja;
Harus ada sandaran untuk punggung;
Untuk buruh yang melakukan pekerjaan sambil berdiri, berjalan,
merangkak, jongkok, atau berbaring harus disediakan tempat-tempat
duduk pada waktu ia membutuhkan;
Cara bekerja seperti dalam ayat (3) harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain;
SE 117/ Men/ PPK-PKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh
Pelaksanaan K3 di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan
tempat-tempat Publik Lainnya