Anda di halaman 1dari 21

Oleh :

Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH, MLI


Guru Besar Hukum Agraria FHUI

Disampaikan dalam acara Rapat Dengar Pendapat Umum tentang RUU Perubahan Atas
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
Yang Diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI
Rabu, 12 Oktober 2011
PERMASALAHAN

 Apakah perlu mengganti UUPA dan merevisi UUPA


atau hanya perlu menyempurnakan UUPA ?

 Atau peraturan perundang-undangan yang dimaksud


adalah ketentuan pelaksanaan UUPA?
FALSAFAH FUNDAMENTAL UUPA
YANG TETAP DAN DIPERTAHANKAN (1)

1. Hak Bangsa Indonesia;


2. Hubungan antara Bangsa Indonesia dengan Tanah
adalah Abadi;
3. Tanah merupakan kekayaan nasional;
4. Tanah dikuasai Negara dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat;
5. Hak menguasai Negara atas Tanah;
6. Pengakuan dan penghormatan Hak Ulayat;
7. Prinsip Landreform;
FALSAFAH FUNDAMENTAL UUPA
YANG TETAP DAN
DIPERTAHANKAN (2)

8. Keseimbangan antara Kepentingan Privat dengan


Kepentingan Umum;
9. Kenasionalan/Kebangsaan;
10. Gender;
11. Pengejawantahan sila-sila Pancasila;
12. Menjamin perlindungan kepentingan golongan
ekonomi lemah (kerakyatan)
Materi Pokok Penyempurnaan UUPA

1. Penegasan dan pelaksanaan Hak Menguasai Negara;

2. Pengaturan lebih lanjut HAK ULAYAT atau HAK ADAT yang serupa
dengan itu;

3. Pengaturan kembali beberapa Hak Atas Tanah;

4. Pengaturan kewenangan pengelolaan;

5. Perlu dibentuk lembaga Pengadilan Agraria yang diatur dengan


Undang-undang.

6. Selain itu sebagai tindak lanjut Pasal 5 TAP MPR No. IX/MPR/2001
perlu dibuat undang-undang khusus yang mengatur penyelesaian
sengketa pertanahan termasuk Badan Penyelesaian Sengketa
Pertanahan sebagai instrumennya.
PERLINDUNGAN TANAH TERTENTU
(1)
Pemerintah melindungi :

1. Tanah-tanah pertanian beririgasi, sarana dan prasarana serta


mengawasi pengalih fungsiannya.

2. Tanah-tanah yang ditetapkan sebagai situs purbakala, cagar


alam, konservasi dan lain-lain yang ditentukan dengan
peraturan pemerintah.

3. Tanah-tanah yang menurut sifat dan fungsinya dipergunakan


untuk jenis tanam-tanaman tertentu yang secara tehnis tidak
dapat dipindahkan ke lokasi lain, tidak dapat dialihfungsikan.
PERLINDUNGAN TANAH TERTENTU
(2)

Dalam rangka perlindungan terhadap tanah tertentu :

a.Pengurangan jumlah atau luas tanah pertanian harus


diimbangi dengan tersedianya tanah pertanian pengganti yang
setara dalam jumlah atau luas dan kualitasnya.

b.Penataan atau alih fungsi tanah pertanian tersebut


dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan.
Jenis-Jenis HAK

 Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna


Bangunan (HGB), Hak Pakai (HP).

 Hak Sewa, membuka tanah, memungut hasil hutan;

 Hak-hak atas ruang lainnya :


a. HM atas satuan bangunan bertingkat,
b. Hak guna ruang atas tanah,
c. Hak guna ruang bawah tanah.
Hak Atas Tanah
(Menurut UUPA)

Bangunan

Air
Permukaan Bumi

Gambar 2

Gambar 1
Hak Milik Satuan Bangunan Bertingkat
(menurut UU HM-SRS)

Bangunan/
Rumah Rumah
Susun Susun

Bangunan Bawah
Permukaan

Gambar 3 Gambar 4
Hak Guna Ruang Bawah Tanah
(Pengaturan Lembaga HK Baru)

Bangunan

Laut
Tubuh Bumi
Bangunan Bawah Permukaan Bumi
Terowongan Bawah Laut
Gambar 6
Gambar 5
Hak Guna Ruang Atas Tanah

Bangunan

Jalan

Gambar 7

Jembatan

Laut

Bumi
Gambar 8
Pendaftaran Tanah (1)
Pasal 19

(1) Untuk menjamin kepastian hukum dan pemberian perlindungan hukum atas tanah,
dilakukan Pendaftaran Tanah oleh Pemerintah yang diatur dengan Undang-undang.
(2) Pendaftaran Tanah meliputi :
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah dan obyek pendaftaran lainnya.
b. Penyajiannya berupa dokumen dalam bentuk buku dan/atau elektronik.
c. Pemberian tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat.
d. Penyediaan informasi pertanahan

(2a) Obyek-obyek pendaftaran tanah adalah :


a. HM, HGU, HGB, HP.
b. Tahah Wakaf.
c. Hak milik atas gedung bertingkat.
d. Hak Tanggungan.
e. Hak Guna Ruang Atas Tanah
f. Hak Guna Ruang Bawah Tanah dan
g. Hak-hak lain yang ditunjuk dengan Undang-undang
Pendaftaran Tanah (2)
 Pengukuran, perpetaan dan pembukuan dilakukan atas :
a. Tanah negara
b. Tanah pengelolaan
c. Tanah ulayat
d. Permukaan air

 Pendaftaran peralihan HAT,HM atas satuan bangunan bertingkat, hak guna


ruang bawah tanah, dan hak guna ruang atas tanah, kecuali karena lelang :
a. Dibuktikan dengan Akta PPAT
b. Dalam keadaan tertentu berdasarkan persetujuan Menteri Agraria.

 Untuk pelaksanaan kegiatan pengukuran dan perpetaan dilaksanakan oleh :


a. Pemerintah
b. Surveyor berlisensi

 PPAT dan surveyor berlisensi diatur dengan PP


Pulau Kecil, Pantai, Tanah Timbul

Penguasaan, pemilikan, penggunaan dan


pemanfaatan pulau-pulau kecil, pesisir pantai,
reklamasi dan tanah timbul diatur oleh Menteri
Agraria.

Penguasaan atau pemilikan yang meliputi


keseluruhan pulau kecil tidak diperbolehkan

Diatur dengan Peraturan Pemerintah


Ketentuan-Ketentuan Peralihan Dalam UUPA

Pasal 56 :

“Selama Undang-undang mengenai Hak Milik sebagai tersebut dalam


Pasal 50 ayat 1 belum terbentuk, maka yang berlaku adalah
ketentuan-ketentuan hukum adat setempat dan peraturan-
peraturan lainnya mengenai hak-hak atas tanah yang memberi
wewenang sebagaimana atau mirip dengan yang dimaksud dalam
Pasal 20, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan
ketentuan-ketentuan Undang-undang ini”.

Hingga saat ini belum ada peraturan yang mengatur hal tersebut.
Ketentuan-Ketentuan Peralihan Dalam UUPA

Pasal 57 :

“Selama Undang-undang mengenai Hak Tanggungan tersebut dalam


Pasal 51 belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan-
ketentuan hypotheek tersebut dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia dan Credietverband tersebut dalam S.
1908-542 sebagai yang telah diubah dengan S. 1937-190”.

Pasal 57 tersebut sudah tidak relevan lagi karena sudah ada peraturan
mengenai Hak Tanggungan yaitu Undang-Undang No. 4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-Benda
Yang Berkaitan Dengan Tanah.
Sanksi Pidana

Pasal 52

(1) Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan dalam


Pasal 15 dipidana dengan hukuman kurungan selama-
lamanya 6 bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp.
1.000.000.000,-

(2) Peraturan Pemerintah dan Peraturan Perundangan yang


dimaksud dalam Pasal 10, 22, 24, 26 ayat (1), 46, 48, dan
50 ayat (2) dapat memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan
selama-lamanya 6 bulan dan/.atau denda setinggi-tingginya
Rp. 1.000.000.000,-

(3) Tetap
Penyidik Pertanahan

Penyidik Pejabat POLRI

Pejabat PNS tertentu yang lingkup tugas dan


tanggung jawabnya meliputi pembinaan
pertanahan

Pedoman Undang-undang Nomor 8 Tahun


1981 tentang Hukum Acara Pidana
Konversi
 Sejak berlakunya UU ini :
- Bukti hak eigendom, erfpacht, opstal, konsesi dan sejenisnya
yang terkena ketentuan konversi, ketentuan UU 1/1958,
termasuk keputusan pemberian ganti ruginya, dinyatakan
dicabut dan tidak lagi berlaku.
- Bukti HMN, grant sultan, verponding Indonesia, girik, letter C,
letter D, petok, pipil, ipeda atau dengan nama apapun
dinyatakan tidak berlaku.
- Penyelenggaraan ketentuan tersebut diatur oleh Menteri Agraria.

 Sejak Tanggal 24 September 1960, Hak dan Wewenang atas bumi


dan air dari Swapraja atau bekas Swapraja hapus dan beralih kepada
Negara.
⋆ SEKIAN DAN TERIMA
KASIH ⋆

Anda mungkin juga menyukai