Anda di halaman 1dari 20

ASAS-ASAS HPI

Oleh
Dr. B Resti Nurhayati, SH.,MHum.
LITERATUR

Pengantar Hukum Perdata Internasional


Indonesia, Ridwan Khairandy, hlm. 131 – 140.
ASAS-ASAS HPI TENTANG
HK BENDA
A. Klasifikasi jenis benda hrs dilakukan
1. Hukum tempat gugatan diajukan (lex fori)
2. Hukum tempat dimana benda itu terletak
(lex situs)
B. Status benda bergerak:
• Untk menetapkan status benda bergerak
ditetapkan berdasar :
1. Hk tempat pemegang hak atas benda tsb
berkewarganegaraan (asas nasionalitas)
2. Hk tempat pemegang hak atas benda tsb
berdomisili (asas domisili)
3. Hk tempat benda terletak (lex situs)
C. Status Benda Tetap
• Status benda tetap ditetapkan berdasarkan
Lex Rei Sitae/ Lex Situs
• Ps 17 AB ttg statuta personalia
• Penentuan status benda tdk berwujud :
• Lex patriae/lex domicilii dr Kreditur;
• Tempat gugatan diajukan;
• Lex Loci contractus;
• Choice of law;
• Phk yg memiliki kaitan paling nyata dan substansial
(The subtansial connection) dg transaksi yg
menyangkut benda tsb;
• Pihak yg prestasinya paling khas/karakteristik dlm
perj (the most characteristic connection).
D. Status Benda tidak
Berwujud
• Benda yg termasuk dlm kategori ini al: hak tagihan
utang, hipotik atas kapal, hak tanggungan, gadai,
HAKI dsb.
• Asas HPI yg relevan dg permasalahan penentuan
status benda tdk berwujud di antaranya
menetapkan bahwa yg harus diberlakukan adl
sistem Hukum dari tempat:
• 1. Kreditur atau pemegang hak atas benda tsb
berkewarganegaraan atau berdomisili.
• 2. Tempat gugatan diajukan (lex fori).
• 3. Tempat perjanjian hutang piutang (lex loci
contractus)
• 4. Sistem hukum yg dipilih (choice of law)
• 5. Yg memiliki kaitan yg paling nyata/substansial
dlm transaksi (the substansial connection).
• 6. Pihak yg prestasinya paling khas atau
karakteristik (the most characteristic
connection).
E. Lembaga Jaminan
• Berdasar hk mana validitas jaminan ditentukan :
1.Hk tempat pemegang jaminan (K) mjd WN.
2.Hk tempat yg memiliki kaitan paling substansial dg
perj. induknya.
3.Hk yg dipilih oleh para pihak.
F. Asas HPI dlm Perkawinan
• Validitas Esensial Perkawinan terdapat beberapa
asas :
1. Asas lex loci contractus :
Validitas perkawinan ditetapkan berdasarkan
kaidah hk dr tempat perkawinan dilangsungkan.
2. Validitas materiil/essensial perkawinan
ditentukan berdasarkan sistem hk dr tempat
masing2 pihak mjd WN sblm perkawinan
dilangsungkan.
3. Validitas perkawinan ditentukan
berdasarkan sistem hk dr tempat masing2
pihak berdomisili sblm perkawinan
dilangsungkan
4. Validitas essensial perkawinan ditentukan
berdasarkan sistem hk dr tempat
dilangsungkannya perkawinan (locus
celebrationis) tanpa mengabaikan
persyaratan perkawinan di dlm sistem hk
para pihak sblm perkawinan dilangsungkan
• Validitas Formal Perkawinan
Pd berbagai sistem hukum validitas
perkawinan ditentukan berdasarkan asas
locus regit actum (lex loci celebrationis),
yaitu tempat dilangsungkannya perkawinan
(lex loci celebrationis).
2. Akibat hukum perkawinan
Akibat hukum perkawinan, misalnya:
•Hak dan kewajiban Suami – Isteri.
•Hubungan orangtua & anak.
•Kekuasaan orangtua.
•Harta perkawinan.
Dalam HPI berkembang beberapa asas yang
menyatakan bahwa akibat hukum perkawinan
tunduk pada:
1.Sistem hk tempat perkawinan
diresmikan/dilangsungkan (lex loci celebrationis).
2.Sistem hukum dari tempat suami isteri mjd WN
setelah perkawinan (joint nationality).
3.Sistem hukum dari tempat suami isteri
berkediaman tetap bersama-sama setelah
perkawinan (joint residence)
3. Perceraian dan Akibat
Perceraian
• Berkembang bbrp asas :
1. lex loci celebrationis
2. joint nationality
3. joint residence atau domicile of choice
4. lex fori
G. Pewarisan
• Beberapa fakta yg mempertautkan dg
sistem hk lokal atau hk asing :
 Status dan kedudukan benda;
 Penentuan kapasitas hk pewaris;
 Penentuan validitas substansial & formal
testamen.
Asas pewarisan dlm HPI :
• Dlm hal benda yg mjd objek pewarisan
berupa benda tetap, pewarisan atas benda
tetap tsb diatur berdasarkan lex situs;
• Bila objek warisan berupa benda bergerak
maka kaidah-kaidah hukum waris dr tempat
si pewaris mjd WN (lex patriae) atau lex
domicile.
Ttg kecakapan hukum pewaris (legal
capacity) :
1. Hukum dr tempat pewaris berdomisili atau
mjd WN saat testamen dibuat;
2. Hukum dr tempat pewaris berdomisili pd
atau mjd WN pada saat pewaris meninggal
dunia.
Validitas testamen :
• Hk saat pewaris mjd WN atau berdomisili
saat testamen dibuat;
• Lex loci actus.  statuta mixta

Anda mungkin juga menyukai