Milka Thereza
PENDAHULUAN
Elektrokimia
Kerugian :
Memerlukan bahan kimia yang berbahaya
MICROWAVE DIGESTION
GRAPHITE FURNACE
KEUNTUNGAN MICROWAVE DIGESTION
Waktu yang dibutuhkan jauh lebih efisien
Reagen yang digunakan lebih sedikit
Pencemaran lingkungan dapat diminimalisir
Sampel yang digunakan jumlahnya sangat sedikit
Logam-logam yang bersifat volatile tidak akan hilang,
karena menggunakan wadah dengan system tertutup
Tingkat keamanan terhadap SDM di laboratorium
jauh lebih baik
Ditinjau dari aspek kontaminasi dan kehilangan analit, karakteristik dari ketiga cara
preparasi yang telah dijelaskan di atas adalah :
No Metode Karakteristik
1. Dry Ashing - Wadah untuk ashing (porselen, Pt, dll) merupakan sumber kontaminan dan
(Dekstruksi berpotensi mengadsorpsi ion logam
Kering) - Suhu yang tinggi dapat menguapkan analit yang senyawanya mudah
menguap (Hg, As, Se, Sb, Pb, Cd)
2. Wet Ashing -Analit yang mudah menguap lebih aman digunakan untuk analit yang mudah
(Dekstruksi menguap
Basah) -Kontaminasi di gelas menjadi masalah utama (kecuali apabila bahan yang
digunakan teflon), karena dapat menyebabkan pembentukan ion logam baru
dengan logam di dalam wadah
-Blanko menjadi tinggi, karena diperlukan volume asam yang besar untuk
melarutkan sampel tersebut
-Efek polusi terhadap lingkugan sekitar tinggi oleh gas-gas produk oksidasi.
Memerlukan
No Metode U/ sampel yg
Repro Berat Efek
Recovery sulit
hasil sampel polusi
Asam Waktu Atensi Skill didekstruksi
Pekat analisis analisis Analis
1. Dry Minim 10-20 Sedang Sedang Sedang- Variabel 5-35 gr Lebih Sulit Sedang
Ashing jam baik (sedikit
asap)
2. Wet Banyak 10-20 Banyak/ Tinggi Sedang- Variabel 5 gr Lebih Sulit Besar
Ashing (50-80 jam kontinu baik (NO2,
ml) SO2,
asam
berlebih)
3. Microwa < 5 ml Minim Minim Sedang Baik Baik 0.5 gr Lebih Sesuai Minim
ve
Digestio
n
PERBANDINGAN WAKTU MICROWAVE
DENGAN METODE KONVENSIONAL
VALIDASI METODE
ANALISIS
MENGAPA VALIDASI METODE
SANGAT PENTING?
laboratorium.
Analis lebih percaya diri dan hasil – hasil yang diperoleh sesuai
24
VALIDASI VS VERSUS VERIFIKASI
METODA
25
AKTIVITAS VALIDASI MELIPUTI
PROSEDUR ANALITIS YANG LENGKAP
Pencuplikan Contoh
Preparasi Contoh
Analisis
26
TAHAPAN VALIDASI
Kualifikasi material
Spesifisitas / Selektivitas
Akurasi
Presisi
LOD/ LOQ
Sentivitas
Linearitas
Work Range
28
Robustness
KARAKTERISTIK VALIDASI ICH VS TIPE
PROSEDUR ANALITIK
30
STUDI DEGRADASI
32
EVALUASI LINEARITAS
33
CONTOH LINEARITAS
R2 = 0.999
Kemiringan/Slope = 0.97
Intersep-y = 0.233
34
WORK RANGE
35
KISARAN
36
AKURASI
37
AKURASI
38
PEROLEHAN KEMBALI ANALAT PADA
KONSENTRASI BERBEDA
Rerata % perolehan
Analat (%) Rasio Analat Unit
kembali
100 1 100 % 98-102
≥ 10 10-1 10 % 98-102
≥1 10-2 1% 97-103
≥ 0.1 10-3 0.1% 95-105
0.01 10-4 100 ppm 90-107
0.001 10-5 10 ppm 80-110
0.0001 10-6 1 ppm 80-110
0.00001 10-7 100 ppb 80-110
0.000001 10-8 10 ppb 60-115
0.0000001 10-9 1 ppb 40-120
AOAC manual for the Peer-Verified Methods program
39
PRESISI
Ball Bal Strik Strike
Ball Strike
Ball Ball Ball
l e Strike
Strike
Ball Strike
Kedekatan hasil beberapa pengukuran Ball
40
PRESISI DIBAGI MENJADI 3 LEVEL
41
KETERULANGAN
42
PRESISI INTERMEDIAT
maksud tertentu
43
KETERULANGAN DAN PRESISI
INTERMEDIATE
Hari 1 Hari 2
100.6 99.5
100.8 99.9
100.1 98.9
100.3 99.2
100.5 99.7
100.4 99.6
rerata = 100.5 rerata = 99.5
SBR = 0.24% SBR = 0.36%
SK = 100.5 ± 0.24 SK = 99.5 ± 0.36
Grand
rerata = 100.0
SBR = 0.59% 44
KETERTIRUAN
45
[ANALAT] VS PRESISI
% Analat Rasio Analat Unit RSD (%)
46
LOD / LOQ
47
CARA MENENTUKAN LOD / LOQ
Lakukan analisis terhadap blanko contoh minimal 7 kali
Hitung nilai standar deviasi pengukuran blanko tersebut
49
ROBUSTNESS
Waktu ekstraksi
Robustness Variations
52
TERIMA KASIH