John Lintner
Membandingkan hasil tulisannya dengan Sharpe, yang merupakan sat
u-satunya orang sebelum dirinya yang menulis mengenai CAPM. Men
urut Lintner, model yang ia kembangkan berbeda dan jauh lebih umum
dibandingkan dengan model yang ditulis oleh Sharpe.
Sejarah
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
= Tingkat suku bunga bebas resiko
= Tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset i
E(RM) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari portfolio pasar
β = Beta (Tingkat kemiringan (slope), risiko sistematis)
Konten (CAPM)
Ukuran risiko yang relevan dalam konteks CAPM adalah beta (β), yang didefinisikan sebagai c
ovarians return sekuritas dengan return pasar yang distandardisasi dengan varians return pas
ar.
i M i M
i
M
2
2. Brounen et.al (2004) melakukan survei yang sama untuk 313 perus
ahaan di kawasan Eropa dan menyatakan bahwa secara rata-rata 4
5% para CFO perusahaan masih tetap menggunakan CAPM
1. Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan kemu
dahan, namun penjelasan yang signifikan dari hubunga
n yang ada antara risiko dan return di pasar yang efisie
n.
2. CAPM efektif memberikan kontribusi kepada teori keua
ngan dengan mengubah cara berpikir para akademisi d
an investor.
Kesimpulan
• Capital Asset Pricing Model merupakan kontribusi fundamental bagi pemahama
n kita tentang faktor-faktor penentu harga aset.
• Capital Asset Pricing Model adalah teori dengan implikasi yang mendalam untuk
harga aset dan perilaku investor.
• Capital Asset Pricing Model (CAPM) digunakan untuk mengkalkulasi biaya moda
l dan mengukur kinerja portofolio sejak era 70-an. Di tahun 1990-an. CAPM tela
h menjadi alat yang sering dipakai dalam bidang finance, untuk menentukan cos
t of capital, portfolio performance, diversifikasi portfolio, pemilihan strategi portfol
io dan sebagainya.
• Model ini telah dikembangkan dengan berbagai cara untuk mengakomodasi beb
erapa kompleksitas dalam dunia nyata.
Kesimpulan
• CAPM masih merupakan model yang dominan dan digunkan sebagai paradi
gma untuk memahami keseimbangan antara risko dan tingkat pengembalia
n. .
• Asumsi yang tidak realistis jelas tidak memiliki efek negatif yang signifikan p
ada implikasinya.
• CAPM adalah model ekspektasi dan harusnya CAPM tidak dinilai berdasark
an asumsi tersebut, tetapi lebih kepada seberapa baik CAPM menjelaskan h
ubungan antara variabel dan prediksi perilaku kedepannya (Pike dan Neale
1996: 285).
• Radcliffe (1997:309) menyimpulkan bahwa validitas CAPM hanya dapat dinil
ai dengan menyelidiki seberapa baik CAPM dapat memprediksi fenomena d
unia nyata, dan penilaian tersebut membutuhkan pengujian empiris.
Kesimpulan