Anda di halaman 1dari 38

RISIKO, KETIDAKPASTIAN,

DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
AQNES DWI SAKTI HAMIDAH, S.M., M.M.
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
Pendahuluan
• Setiap aktivitas bisnis yang dilakukan selalu akan bertemu dengan ketidakpastian.
• Ketidakpastian dalam bisnis akan menimbulkan risiko dalam bisnis.
• Risiko akan memberikan ancaman (biaya, kerugian, dll) bagi perusahaan
• Setiap risiko yang terjadi di dalam aktivitas bisnis harus senantiasa diminimalisasi
• Perbedaan utama antara risiko dan ketidakpastian terletak pada banyak sedikitnya
informasi atau pengetahuan tentang kondisi mendatang suatu alternatif investasi.
• Istilah risiko digunakan untuk menggambarkan situasi pengambilan keputusan
dimana unsur-unsur yang mempengaruhi tidak diketahui dengan pasti tetapi masih
bisa digambarkan dalam suatu distribusi probabilitas.
• Istilah ketidakpastian digunakan apabila tingkat pengetahuan atau informasi tentang
situasi masa depannya rendah sekali sehingga tidak bisa dinyatakan dengan suatu
distribusi probabilitas.
PENGERTIAN
• Risiko adalah peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan.
• Risiko adalah ketidakpastianm atas terjadinya suatu peristiwa.
• Risiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang di harapkan.
• Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil yang berbeda
JENIS RISIKO
1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan :
a. Risiko yang tidak disengaja (Risiko Murni) adalah risiko yang
apabila terjadi akan menimbulkan kerugian dan terjadinya
tanpa di sengaja, misalnya terjadi kebakaran, bencana alam,
pencurian,pengelapan dan pengacauan.
b. Risiko yang disengaja (Risiko Spekulatif) adalah risiko yang
sengaja ditimbulkan, agar terjadinya ketidakpastian memberi
keuntungan, seperti hutang-piutang, perjudian,perdagangan
berjangka.
JENIS RISIKO
c. Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu
atau beberapa orang saja, seperti banjir angin topan dan sebagainya
d. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti: kapal
kandas, pesawat jatuh dan tabrakan mobil
e. Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan
kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, tehnologi, seperti risiko ke
usangan, risiko diluar angkasa. Kebalikan risiko statis, seperti hari tua,
kematian
JENIS RISIKO
2. Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, dapat
dibedakan :
a. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan
mempertangguhkan suatu objek yang akan terkena risiko
kepada pihak asuransi
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan pada pihak lain
JENIS RISIKO
3. Menurut sumber/penyebab timbulnya risiko dapat dibedakan:
a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri, seperti kecelakaan kerja, kerusakan
aktiva karena karyawan, mismanajemen dsb
b. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan,
seperti penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan
politik.
UPAYA PENANGGULANGAN RISIKO
1. Mengadakan pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian
2. Melakukan retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan
membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya
operasi dengan menyediakan dana untuk penanggulangannya.
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, seperti melakukan
perdagangan berjangka
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara
mengadakan kontrak pertangguhan (asuransi) dengan perusahaan
asuransi terhadap risiko tertentu.
RISIKO
• Memimalkan risiko  manajemen risiko adalah suatu sistem
pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan
keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya
kerugian karena adanya suatu risiko.
• Hazard  Peril  Losser
• Hazard adalah keadaan bahaya yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya peril (bencana).
• Peril adalah suatu peristiwa/kejadian yang dapat menimbulkan kerugian
atau bermacam kerugian.
• Losser adalah kerugian yang diderita akibat kejadian yang tidak
diharapkan tapi ternyata terjadi.
MANFAAT RISIKO
• Manfaat Manajemen Risiko:
1. Membantu perusahaan menghindari semaksimal
mungkin biaya-biaya yang terpaksa harus dikeluarkan.
2. Membantu manajemen untuk memutuskan apakah
rIsiko yang dihadapi perusahaan akan dihindari atau
diambil.
3. Jika penaksiran risiko dilakukan secara akurat maka
dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.
LANGKAH-LANGKAH
MANAJEMEN RISIKO
Mengidentifikasi dan
Menaksir resiko

Memonitor Resiko Menetapkan Kebijakan

Melaksanakan Kebijakan
dan Mengatur Resiko

Memperkenalkan dan Menguji Rencana


jika terjadi hal yang tidak diinginkan
ANALISIS RISIKO
(Risk Analysis)

• Analisis risiko atau analisis profitabilitas dimaksudkan untuk


membantu menjelaskan persoalan kepekaan tersebut.
• Analisis ini dapat memperbaiki penilaian mengenai kebaikan
relatif proyek-proyek alternatif, dan sama sekali tidak
mengurangi risiko.
• Analisis risiko yang teliti hanya dilaksanakan dalam kasus-kasus
khusus, seperti pada proyek-proyek yang besar dan sangat
kompleks, atau proyek-proyek yang mempunyai risiko yang luar
biasa yang tidak dapat diterima hanya berdasarkan analisis
kepekaan yang sederhana.
ANALISIS RISIKO
(Risk Analysis)
• Ada dua hal yang penting pada aspek risiko, yaitu risiko bisnis dan
risiko keuangan.
• Risiko bisnis timbul sebagai akibat dari ketidakpastian realisasi
keuntungan yang diharapkan perusahaan.
• Ketidakpastian ini timbul sebagai akibat dari kemungkinan perubahan harga
produk dan faktor-faktor produksi, perubahan selera konsumen, perubahan
metode produksi, dan reaksi pesaing.
• Dengan kata lain, risiko bisnis timbul dari kondisi bisnis umumnya, dan juga
karena kondisi khusus tentang permintaan dan penawaran harga di pasar.
• Risiko keuangan timbul sebagai akibat penggunaan hutang bagi
pembiayaan operasi perusahaan.
• Adanya penambahan hutang, akan mengurangi pendapatan bersih bagi
pemilik modal sendiri.
Pengambilan Keputusan yang
Mempertimbangkan Resiko

• Salah satu kriteria yang populer dalam pengambilan keputusan adalah


nilai ekspektasi.
• Dasar dari nilai ekspektasi mengacu pada nilai rata-rata jangka panjang
yang memiliki implikasi bahwa investasi akan dilakukan berulang-ulang
dengan probabilitas yang tidak berubah.
• Secara umum tujuan jangka panjang perusahaan bisa dinyatakan dengan
beberapa cara, yaitu dengan memaksimumkan nilai ekspektasi profit
dan meminimumkan ekspektasi ongkos-ongkos.
Nilai Ekspektasi yang
Mempertimbangkan Resiko
Perusahaan ABC sedang mempertimbangkan 3 alternatif alat pendingin ruangan
tempat menyimpan bahan baku yang tidak resisten terhadapa suhu tinggi. Pada tabel
dibawah ini ditunjukkan data-data ongkos investasi masing-masing alternatif serta
probabilitas kerusakannya. Apabila terjadi kerusakan maka diestimasikan akan
berakibat pada kerugian (yang disebut ongkos kerusakan) sebesar Rp. 5 juta dengan
probabilitas 0,4 dan Rp. 11 juta dengan probabilitas 0,6. disini diasumsikan bahwa
probabilitas terjadinya tidak tergantung apakah suatu kerusakan terjadi pada suatu
tahun atau tidak. Ongkos-ongkos tahunan masing-masing alternatif diperkirakan 20%
dari ongkos-ongkos awalnya. Alternatif manakah yang seharusnya dipilih apabila yang
diinginkan adalah yang ongkos tahunannya minimal?

Prob. Terjadinya kerusakan pada tahun


Alternatif Ongkos awal
tertentu
A Rp. 4,5 juta 0,12
B Rp. 5,0 juta 0,06
C Rp. 7,5 juta 0,01
Solusi
Menghitung ekspektasi kerusakan bila kerusakan terjadi adalah:
E (ongkos kerusakan) = (0,4) 5 juta + (0,6) 11 juta
= 8,6 juta
Probabilitas kerusakan pada tahun tertentu dari alternatif A adalah 0,12 sehingga ekspektasi ongkos kerusakan per tahun
adalah Rp. 8,6 juta x 0,12 = Rp. 1,032 juta.
Sedangkan ongkos operasional dari alternatif A tiap tahun adalah Rp. 4,5 juta x 0,2 = Rp. 0,9 juta.
Ongkos total tiap tahun untuk alternatif A adalah Rp.1,032 juta + Rp. 0,9 juta = Rp. 1,932 juta.
Selengkapnya perhitungan ketiga alternatif adalah sbb:
Ongkos Operasional Ekspektasi ongkos Ekspektasi Ongkos
Alternatif Tahunan Kerusakan Tahunan Total Tahunan
A 4,5jt (0,2) = 0,9jt 8,6jt (0,12) = 1,032jt 1,932 jt
B 5,0jt (0,2) = 1,0jt 8,6jt (0,06) = 0,516jt 1,516 jt
C 7,5jt (0,2) = 1,5jt 8,6jt (0,01) = 0,086jt 1,586 jt

Dengan hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa alternatif B yang terbaik karena memberikan ongkos total tahunan
yang terkecil
ANALISIS KETIDAKPASTIAN
• Selanjutnya dalam situasi yang tidak pasti pengambil keputusan tidak mengetahui
probabilitas bagi hasil yang akan diperoleh.
• Berikut ini akan dibahas pendekatan dalam pengambilan keputusan pada situasi
serba tidak pasti, yakni sebagai berikut.
• Kriteria Bayes-Laplace
• Kriteria Maximin
• Kriteria Minimax
• Kriteria Maximax
• Kriteria Hurwicz
• Kriteria Minimax-regret (kriteria minimax opportunity-loss).
ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Kondisi Bisnis Strategi A Strategi B Strategi C Strategi D


Umum
Nilai dolar konstan Rp 120,00 Rp 360,00 Rp- 30,00 Rp 500,00
Nilai dolar Rp -60,00 Rp 120,00 Rp 600,00 Rp 100,00
menurun
Nilai dolar naik Rp 240,00 Rp 480,00 Rp 300,00 Rp 120,00
• Sebagai contoh misalnya suatu perusahaan sedang mempertimbangkan empat strategi:
• A. mengubah style of product,
• B. mengubah harga jual produknya,
• C. menggalakkan kampanye periklanan,
• D. memperkenalkan produk baru.
• Perusahaan ini menghasilkan barang-barang untuk ekspor, yang artinya hasil dari masing-
masing alternatif itu tergantung dari apakah nilai dolar itu konstan, bertambah atau
berkurang di pasar uang internasional. Nilai dolar itu sama sekali tidak diketahui berapa
probabilitasnya pada waktu mendatang, dan memang tidak dapat dikontrol sama sekali.
Suatu informasi dapat diperoleh dari konsultan atau bagian pemasaran atau manajer
mengenai kemungkinan hasil pada masing-masing kondisi bisnis umum.
• Berdasarkan hasil tabel tersebut, ternyata strategi A lebih jelek dibandingkan dengan
strategi B, sebab dalam setiap kondisi, hasil yang diperoleh strategi A lebih kecil dari hasil
yang diperoleh strategi B.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Kriteria Bayes-Laplace
• Menurut kriteria Bayes-Laplace, apabila tidak diketahui
probabilitas bagi masing-masing kemungkinan hasil, maka
ditetapkan saja dengan probabilitas yang sama. Selanjutnya yang
akan dipilih adalah alternatif yang memiliki nilai harapan yang
tinggi, yakni:
• Jadi yang dipilih adalah strategi B.

E(B)= (1/3)(360)+(1/3)(120)+(1/3)(480)=Rp 320,00


E(C)= (1/3)(-30) +(1/3)(600)+(1/3)(300)=Rp 290,00
E(D)= (1/3)(500)+(1/3)(100)+(1/3)(120)=Rp 240,00
ANALISIS KETIDAKPASTIAN
Kriteria Maximin
• Pendekatan ini dianjurkan oleh Wald, bahwa pengambil keputusan bersifat
pesimis. Di antara keempat strategi pada masing-masing kondisi bisnis
umum, mempunyai nilai yang terendah. Nilai terendah yang paling besar
dari kesemua strategi itulah yang disebut sebagai maximin. Misalnya:
• Strategi A punya nilai minimum Rp -60,00
• Strategi B punya nilai minimum Rp 120,00
• Strategi C punya nilai minimum Rp -30,00
• Strategi D punya nilai minimum Rp 100,00

Nilai minimum yang terbesar adalah strategi B (minimum yang maksimum) yakni
sebesar Rp 120,00, artinya yang dipilih adalah strategi mengubah harga-harga
produknya.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Kriteria Minimax
• Kriteria Maximin digunakan hanya pd pilihan2 laba, penjualan, market share atau
growth. Akan tetapi, apabila besaran yg dipertimbangkan itu adl biaya atau
kerugian, maka kita akan memilih biaya atau kerugian yang terkecil. Kasus
demikian disebut Minimax. Misalnya strategi A penambahan jumlah peralatan
dan strategi B membeli peralatan untuk proses baru. Kedua strategi itu
dihadapkan dgn kondisi inflasi, resesi, dan depresi.
• Informasi yg diperoleh mengenai biaya u/ masing2 strategi adl seperti pd tabel:
• Keadaan yg terjelek adalah kolom yg memiliki nilai terbesar atau biaya yg
termahal. Melalui strategi A, biaya yang terbesar adalah Rp 100,00 (jika terjadi
inflasi}, sedangkan strategi B memiliki biaya yg terbesar pd waktu depresi Rp
120,00. Dlm hal ini yg dipilih adalah strategi yg memiliki biaya terendah dan nilai
maksimum, yakni strategi A. Dlm praktek, kriteria maximin dan minimax adalah
ekuivalent.
Strategi A Strategi B
Kondisi Bisnis Umum
Penggandaan Proses Pembuatan Proses Baru
Inflasi Rp 100,00 Lama Rp 95,00
Resesi Rp 90,00 Rp 100,00
Depresi Rp 80,00 Rp 120,00

23
ANALISIS KETIDAKPASTIAN
Kriteria Maximax
• Kriteria ini memilih nilai terbesar yang tertinggi. Kriteria ini bersifat
optimis karena masing-masing strategi diambil nilai maksimum,
kemudian diambil nilai maksimum yang terbesar. Dari contoh
sebelumnya ditunjukkan:
• Strategi A punya nilai maksimum Rp 240,00
• Strategi B punya nilai maksimum Rp 480,00
• Strategi C punya nilai maksimum Rp 600,00
• Strategi D punya nilai maksimum Rp 500,00
Atas dasar optimistik, strategi yang dipilih adalah strategi C, karena nilai
maksimum Rp 600,00 adalah yang terbesar dari yang lainnya. Pilihan ini jatuh
pada strategi meningkatkan kampanye periklanan.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN
Kriteria Hurwicz
• Hurwicz mengusulkan suatu kriteria yg terletak antara kriteria ekstim
maximin yg pesimistik dgn kriteria ekstrim maximax yg optimistik. Menurut
kriteria Hurwicz, pengambil keputusan menggunakan rata-rata
tertimbang dari nilai terkecil dan terbesar pada masing-masing alternatif
strategi.
• Pertimbangannya tergantung dari sikap seorang pengambil keputusan.
Apabila ia konservatif, ia akan menetapkan pertimbangan yang terbesar
bagi hasil yang terkecil, tetapi apabila ia seorang optimistik, maka ia akan
menetapkan pertimbangan yang terbesar untuk hasil strategi yang
tertinggi. Untuk kasus sebelumnya, anggaplah pengambil keputusan
bersifat konservatif dan menetapkan pertimbangan 0,75 bagi hasil yang
terendah dan 0,25 bagi hasil yang tertinggi. Dengan demikian :
ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Strate A= 0,7(-60) + 0,2(240 = Rp 15,00


gi
Strate B= 5(120 +
0,7 5(480
0,2 ) = Rp 210,00
gi
Strate C= 5)(-30) +
0,7 5)(600 = Rp 120,75
0,2
gi
Strate D= 5(100 +
0,7 5(500
0,2 ) = Rp 200,00
gi 5) 5)
Strate A= 0,20 (-60) + 0,80 (240) = Rp 180,00
gi
Strate B= 0,20 (120) + 0,80 (480) = Rp 408,00
gi
Strate C= 0,20 (-30) + 0,80 (600) = Rp 450,20
gi
Strate D= 0,20 (100) + 0,80 (500) = Rp 420,00
gi
Kriteria Hurwicz (cont.)
• Sesuai dgn kriteria Hurwicz, maka yg dipilih adl strategi B, yakni
mengubah harga produknya.
• Akan tetapi, apabila pengambil keputusan itu menetapkan
pertimbangan 0,20 u/ yg terendah dan 0,8 u/ yg tertinggi, maka hasil
penilaiannya adalah seperrti pd perhit. disamping:
• Dgn demikian, yg dipilih, adl strategi C, yakni menggalakkan
kampanye periklanan.
• Seperti halnya kriteria maximin dan minimax, kriteria Hurwicz ini
mengabaikan nilai ekstrim yg kurang pd masing2 strategi.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Kriteria Minimax-Regret
• Dlm pendekatan ini, keputusan diambil oleh seorang yg enggan u/ tidak mengambil
kemungkinan yg terbaik. Kriteria ini mendasarkan diri pada opportunity cost bagi
keputusan yg tidak tepat.
• Apabila ia mengambil keputusan yg keliru, maka ia menderita kehilangan
kesempatan menjalankan keputusan yg benar, dan menyesal hilangnya kesempatan.
Dgn demikian, yg menjadi tujuan adl meminimumkan penyesalan dari keputusan yg
keliru. Jadi yg perlu ditaksir adalah kerugian karena menyetujui suatu tindakan (dan
melepaskan kesempatan untuk mengambil tindakan).
• Apabila hasil yg dipertimbangkan itu adalah profit, tentu saja yang diinginkan adalah
yang terbesar. Hasil pengurangan nilai yg terbesar dlm baris dgn masing2 nilai dlm
baris itu, dan disusun dlm bentuk tabel, disebut tabel opportunity-loss dari contoh
terdahulu, dapat disusun tabel opportunity-loss sebagai berikut.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Kondisi Strategi B Strategi C Strategi D


Bisnis Umum (Rp) (Rp) (Rp)

Nilai $ -tetap 500 – 360=140 500 - (-30) = 530 500 - 500 =0


Nilai $ -naik
Tetap =600
140– 120=480 600 - 600 = 0 0600 - 100 =500
Naik
Nilai $ -turun =480
480– 480=0 480 - 300 = 180 500
480 - 120 =360
turun =0 360

Opportunity-loss karena
menyetujui strategi B yang = Rp 500,00 - Rp 360,00
salah dalam nilai dolar yang = Rp 140,00
konstan

Opportunity-loss karena
menyetujui strategi C = Rp 500,00 - Rp (-30,00)
yang salah dalam nilai = Rp 530,00
dolar yang konstan '
Kriteria Minimax-Regret (cont.)
Interpretasinya adalah sbb.

a. Jika nilai $ itu ternyata konstan (dlm kondisi bisnis umum yg pertama), maka
keputusan yg tepat adl strategi D, yakni membuat produk baru. Apabila
keputusan itu yg diambil maka tidak ada rugi kesempatan (opportunity-loss).
Akan tetapi, apabila kita memilih B, padahal seharusnya kita memilih B, atau
dengan kata lain kita telah memilih laba Rp 360,00 padahal dlm nilai $ yg
konstan kita harus memilih Rp 500,00 maka opportunity-loss adalah seperti
pada tabel di atas.
Demikian pula mengenai strategi C. Seharusnya kita memilih strategi D yang akan
memperoleh keuntungan Rp 500,00 pada nilai dolar yg konstan, tapi ternyata kita
memilih strategi C yg bahkan menje-rumuskan kedalam kerugian sebesar Rp
30,00 adl seperti tabel diatas.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN
Kriteria Minimax-Regret (cont.)

b. Jika nilai dolar naik, maka keputusan yg tepat adl memilih


strategi C, karena akan memperoleh keuntungan yg
tertinggi dibandingkan yg lainnya, yakni Rp 600,00. Dgn
demikian, strategi C ini pada nilai dolar naik tidak
mempunyai opportunity-loss. Akan tetapi, apabila dlm
keadaan nilai dolar naik ini kita memilih strategi B yang
hanya memiliki keuntungan Rp 120,00, padahal
seharusnya kita memilih C yang punya keuntungan Rp
600,00, maka opportunity-loss adalah: Opportunity-loss
karena menyetujui strategi B dlm keadaan nilai dolar yg
naik = Rp 600,00 - Rp 120,00 = Rp 480,00
• Demikian pula perhitungan-perhitungan yg lainnya.

• Hasil perhitungan tersebut di atas, ternyata :


1.opportunity-loss strategi B sebesar Rp480,00;
2.opportunity-loss strategi C sebesar Rp530,00;
3.opportunity-loss strategi D sebesar Rp500,00.

• Dengan demikian, melalui kriteria minimax-regret, yang dipilih adalah strategi


B, karena memiliki opportunity-loss yang terendah.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Model-model pengambilan keputusan dalam
analisa kuantitatif sering menggunakan anggapan
tersedianya informasi yang sempurna.
 Dunia nyata para manajer sering dipaksa harus
mengambil keputusan tanpa informasi sempurna
(ada variabilitas informasi, seperti kondisi kepastian,
risiko dan ketidakpastian).
 Model Pengambilan Keputusan dipengaruhi atau
tergantung dari Informasi yang ada/yang dimiliki.
 Informasi yang ada, pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu Informasi
Sempurna (Perfect Information) dan Informasi Tidak
Sempurna (Imperfect Information).
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki 
Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan:
1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian
(Certainty)
 Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan
(kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off tunggal).
 Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi
Berisiko (Risk)
 Menggambarkan bahwa setiap rangkaian
keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah
kemungkinan hasil dan masing-masing
kemungkinan hasil probabilitasnya dapat
diperhitungakan atau dapat diketahui.
 Model Keputusan dengan risiko ini disebut
juga Model Stokastik.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian
(Uncertainty)
 Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan)
mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing
kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat
diketahui/ditentukan.
 Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang
paling sulit untuk pengambilan keputusan.
Analisis Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

6.Analisis 1.Perumusan
Sensitivitas Masalah

5. Penentuan 2. Penentuan
Pilihan Tujuan

4.Peramalan 3.Pencarian
Dampak Alternatif
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai