REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PERCEPATAN
PELAKSANAAN BERUSAHA
(IMPLEMENTASI PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK)
INVESTASI
EKSPOR/
LANGSUNG $ IMPOR
(SEKTOR
BIDANG
KEBIJAKAN DASAR PERIZINAN FASILITAS
USAHA
• Non disriminasi
• Tidak nasionalisasi
• Badan usaha asing (PT)
• Valuta asing
• Tenaga kerja asing INSENTIF KEMUDAHAN
• Penyelesaian sengketa DNI PTSP OSS SATGAS
24
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
4
(POKOK-POKOK KEBIJAKAN MENDORONG DAYA SAING SEKTOR RIIL)
KEBIJAKAN AKSI REGULASI PKE
• Menghapus berbagai eraturan/ketentuan dan menghilangkan • PKE Jilid I
berbagai rekomendasi untuk kegiatan industri, investasi,
ekspor, dan wisata serta proyek strategis nasional
• Perampingan izin sektor kehutanan • PKE Jilid II
• Kemudahan layanan investasi 3 jam, percepatan pemberian
tax allowance dan tax holiday
• Penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman • PKE Jilild III
PENYEDERHANAAN modal.
REGULASI DAN
• Penyederhanaan izin impor bahan baku obat dan makanan • PKE Jilild VI
KEMUDAHAAN
oleh BPOM
BIROKRASI
• Kemudahan mendapatkan sertifikat tanah. • PKE Jilid VII
• Ease of Doing Business/EODB • PKE Jilid XII
• Memangkas perizinan rumah bagi MBR dari 33 tahapan • PKE Jilid XIII
perizinan, menjadi 11 tahapan, antara lain meliputi izin lokasi,
rekomendasi peil banjir, persetujuan gambar master plan,
persetujuan dan pengesahan gambar site plan, izin cut and
fill, serta analisis dampak lingkungan lalu lintas (Andal Lalin).
5
(POKOK-POKOK KEBIJAKAN MENDORONG DAYA SAING SEKTOR RIIL)
KEBIJAKAN AKSI REGULASI PKE
PENGURANGAN • Penurunan tarif listrik, harga BBM, dan gas. • PKE Jilild V
BIAYA USAHA DAN
KSEJAHTERAAN • Stabilisasi harga daging. • PKE Jilid IX
6
(POKOK-POKOK KEBIJAKAN MENDORONG DAYA SAING SEKTOR RIIL)
KEBIJAKAN AKSI REGULASI PKE
• Mempercepat pembangunan kilang minyak. • PKE Jilid VIII
LOGISTIK
• Peningkatan sektor logistik desa-kota.(Aggregator UMKM) • PKE Jilid IX
• PKE Jilid XV
• Pengembangan Logistik Nasional
II. LIMA ISU KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA
7
8
1. NEW REGIME PERIZINAN BERUSAHA 9
INSENTIF DISINSENTIF
1. Pemerintah Pusat dapat menetapkan insentif 1. Disinsentif bagi kementerian/lembaga dapat
atau mengenakan disinsentif bagi berupa pengurangan anggaran dan/atau bentuk
kementerian/lembaga, pemerintah daerah lain sesuai dengan ketentuan peraturan
provinsi, atau pemerintah daerah perundang-undangan.
kabupaten/kota yang melaksanakan Perizinan 2. Disinsentif bagi pemerintah daerah provinsi atau
Berusaha melalui sistem OSS.
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
2. Insentif bagi kementerian/lembaga dapat berupa
berupa penundaan DAU dan/atau DBH yang
tambahan anggaran dan/atau bentuk lain sesuai
menjadi hak daerah bersangkutan dan bentuk
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. lain sesuai dengan ketentuan peraturan
3. Insentif bagi pemerintah daerah provinsi atau perundang-undangan.
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat 3. Penundaan DAU dan/atau DBH dilakukan
berupa Dana Insentif Daerah berdasarkan setelah mempertimbangkan besaran penyaluran
penilaian atas kinerja pelayanan Pelaksanaan DAU/DBHl, sanksi pemotongan dan/atau
Berusaha. penundaan lainnya, serta Kapasitas Fiskal
4. Pemberian insentif dilaksanakan sesuai dengan Daerah yang bersangkutan
kemampuan keuangan negara
1
2. NEW FASHION PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA
(ONLINE SINGLE SUBMISSION (Pasal 90-96 PP 24/2018):
OSS telah operasional dalam memberikan pelayanan perizinan berusaha
(NIB, Izin Usaha dan Izin Operasional/Komersial) secara elektronik 24/7 1. Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota menggunakan sistem OSS
dalam rangka pemberian Perizinan Berusaha yang menjadi
kewenangannya masing-masing.
KEMENTERIAN /LEMBAGA
2. Penggunaan sistem OSS mengikuti standar integrasi sistem
Validasi, integrasi OSS.
penerbitan standard, 3. Sistem OSS dikelola oleh Lembaga OSS.
pendaftaran produk dll
Permohonan 4. Lembaga OSS berwenang untuk:
a. menerbitkan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS;
DPMPTSP
b. menetapkan kebijakan pelaksanaan Perizinan Berusaha
Pelayanan dalam rangka melalui sistem OSS;
Nomor Induk
Berusaha pemenuhan komitmen izin c. menetapkan petunjuk pelaksanaan penerbitan Perizinan
usaha/operasional
Pelaku usaha Izin Usaha Berusaha pada sistem OSS;
Izin Komersial/ d. mengelola dan mengembangkan sistem OSS; dan
Operasional BKPM
e. bekerja sama dengan pihak lain dalam pelaksanaan,
pengelolaan, dan pengembangan sistem OSS.
Pengawalan end to end oleh SATGAS
Menggunakan satu portal nasional (oss.go.id), satu identitas JUMLAH PELAYANAN OSS Rata-Rata
Jumlah Total
perizinan berusaha (NIB), dan satu format perizinan 9 JUL – 19 OKT 2018 (Per Hari)
berusaha (Izin Usaha dan Izin Operasional/Komersial); Registrasi 106.156 1.206
Perizinan Berusaha diterbitkan berdasarkan Komitmen Aktivasi akun 79.636 905
Kepatuhan yang harus dipenuhi oleh Pelaku Usaha;
Nomor Induk Berusaha (NIB)
64.055 728
Pemenuhan komitmen diselesaikan di K/L dan/atau Pemda.
Izin Usaha 47.827 543
Izin Komersial/Operasional
39.103 444 1
Gambaran Sistem Dalam Proses Pelayanan Perizinan Berusaha Melalui OSS
(tersedia secara cloud di http://oss.go.id)
12
SPIPISE (BKPM)
Proses
Pengawasan dan
OSS
Pelaku Usaha lainnya
Pengendalian atas Investor SiCANTIK
Investasi dan (KOMINFO)
Realisasi Investasi Pemrosesan Izin
dengan data yang Komersial di PTSP
diterima dari OSS. Delegasi Daerah/KL
SPIPISE K/L SiCANTIK
1. LAYANAN MANDIRI
2. LAYANAN BERBANTUAN
3. KLINIK BERUSAHA
4. LAYANAN PRIORITAS
1
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA