Anda di halaman 1dari 18

BAB I

Marterial Beton

CHELVIN RENDI RAHALUS


Agregat
 Agregat adalah butiran alami yang berfusi sebagai bahan penganti
dalam campuran beton. Kandunggan agregat dalam campuran
beton biasanya mencapai 60% - 70% dari volume beton.
 Jenis agregat yang digunakan sebagai bahan susun beton adalah
agegat kasar dan halus.
Agregat halus

 Agergat halus adalah semua butiran lolos saringgan 4,8mm.


Agergat halus untuk beton dapat berupa pasir alami, hasil pecahan
dari batuan secarah alami, atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh mesin pemecah batu yang bisa di sebut abu batu.

.
Agregat kasar
 Agregat yang dapat dipaki harus memenuhi syarat – syarat
(Tjokrodimulyo,2007):
1. Kekrikir harus merupakan butiran yang keras dan tidak
berpori
2. Agregat harus bersih dari unsur organik
3. Kerikil tidak mengandung lumpur lebih dari 1% berat
kering
4. Kerikil mempunyai bentuk yang tajam
Semen portland pc

 Menurut SNI-03-2834-2000, semen (sering disebut dengan


semen portland) yang di pakai di indonesia menjadi 5 jenis,
yaitu;
Tipe I : Semen portland unutk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus.
Tipe II : Semen portland yang pengguanaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang.
Tipe III : Semen portland yang dalam penggunaanya
menuntut kekuata awal yang tinggi
Tipe IV : Semen portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan panas hidrasi rendah
Tipe V : semen portland yang dalam penggunaanya
menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
TABEL KOMPOSISI OKSIDA SEMEN
PORTLAND
Oksida Komposisi (%)
Kapur (CaO) 60-65
Silika (SIO2) 17-25
Aluminia (AL203) 3-8
Besi (Fe2O3) 0,5-6
Magnesia (MgO) 0,5-4
Sulfur (SO3) 1-2
Alkali (K20, Na20) 0.5-1
Air

 Air untuk pembuatan beton sebaiknya digunakan air bersih


yang dapat diminum. Air yang di ambil dari dalam tanah
(misalnya air sumur) atau air dari perusahan air minum,
pada umumnya cukup baik bila di pakai untuk pembuaatan
beton.

 Faktor air sangat berpengaruhi dalam pembuatan beton


karna, air bereaksi dengan semen yang akan menjadi pasta
pengikat agregat.
 Air pada campuran beton akan berpengaruh pada :
1. Sifat workability adukan beton.
2. Besar kecilnya nila susut beton.
3. Kelangsungan reaksi dengan semen portland, sehingga di
hasilkan kekuatan dalam selang beberapa waktu.
4. Perawatan kertas adukan beton guna menjamin pengerasan
yang baik.
 Pengunaan air untuk beton sebaiknya air memenuhi
persyaratan sebagai berikut ini, (Tjokrodimulyo, 2007):
1. tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih
dari 2gr/ltr.
2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton
(asam, zat organik) lebih dari 15gr/ltr.
3. Tidak mengandung klorida (CL) lebih dari 0,5gr/ltr.
4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebuih dari 1gr/ltr.
Bahan tambah
 Bahan tambah adalah suatu bahan bubuk atau cairan, yang
ditambahkan kedalam campuran adukan beton selama
pengadukan, degan tujuan untuk mengubah sifat adukan
atau betonnya.

 Bahan tambah ada 2 jenis yaitu additive dan admixture.


(Rahmat, dkk,2016).
 Bahna tambah (Additive) adalah bahan tambah yang di
tambahkan pada saat proses pembuaatan semen di pabrik,
bahan tambah additive yang di tambahkan pada beton untuk
meningkatkan kinerja pada kuat tekan beton.

 Bahan tambah (Admixture) adalah bahan atau material selain


air, semen dan agregat di tambahkan ke dalam beton selama
pengadukan. Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat
dan karateristik beton.
Mortar

 Mortar di buat dari semen dan agregatnya yang di campur


dengan air. Agregat meliputi pasir sungai, kerikil sungai
atau makadam dan sebagainya, dan dibagi kedalam agregat
kasar dan halus menurut ukuran butirannya.
 Kegunaan/manfaat adukan atau mortar pada pasanggan bata
adalah :
1. Sebagai bahan pengkat antar bata yang satu dengan bata yang
lainnya.
2. Untuk menutup atau menghilanggakan permukaan bata yang
tidak rata
3. Untuk menyalurkan beban
a) Sifat-sifat pada mortar/adukan adalah:
1. Sifat kuat, campuran adukan harus cukup baik agar mampu
menopang beban yang diterima dinding
2. Sifat mudah untuk dikerjakan/digunakan, adukan harus
mudah dikerjakan, tidak terlalu basah (encer) dan tidak
terlalu kering
3. Sifat menyusut, adukan yang terlalu banyak airnya akan
mudah menyusut yang berakibat retak pada plesteran
maupun tempok.
Standar pengujian kraterirtik agregat
1) SK SNI 03-1968-1990. Analisan Saringgan Garegat Halus
dan Kasar. Badan Standardisasi Nasional. 1990.
2) SK SNI 03-1970-1990. Berat Jenis dan Penyerapan
Agregat Halus. Stanardisasi Nsional. 1990.
3) SK SNI 03-1969-1990. Berat Jenis dan Penyerapan
Agregat kasar. Bahan Standardisasi Nsional. 1990.
4) SK SNI 03-1971-1990. kadar Air. Bahan Standardisasi
Nasional. 1990.
5) SK SNI 03-2896-1990. kadar Organik. Bahan
Standardisasi Nasional. 1990.
6) SK SNI 03-4804-1998. Berat Isi Beton. Badan Standardisasi
Nasional.1998.
7) SK SNI 03-2834-1993. Mix Desing Beton. Badan Standardisasi
Nasional. 1993.
8) SK SNI 03-2493-1991. Pembuatan dan Perawatan Benda Uji.
Badan Standardisasi Nasional. 1991.
9) SK SNI 03-1974-1990. kuat Tekan Beton . Banad Standardisasi
Nasional. 1990
10) SNI 03-6861.1-2002. Spesifkasi Bahan Bangunan Bagain A
(Bahan Bagunan Bukan Logam). Puslitbang Permukiman. 2002

Anda mungkin juga menyukai