Anda di halaman 1dari 14

KEGAWATDARURATAN ASFIKSIA (KEL.

I)
KELAS C 2 D IV KEBIDANAN

Sondang (183112540120062)
 
Farida Afif (183112540120063)
 
Sarah E.S (183112540120064)
 
Hoiriah (183112540120065)
 
Resume Jurnal I

ANALISIS FAKTOR RISIKO ASPHYXIA


NEONATORUM
 Perawatan antenatal dirancang untuk

mempromosikan, melindungi, dan menjaga


kesehatan selama kehamilan dan penurunan
maternal dan kematian neonatal. Ruang lingkup
perawatan antenatal juga mencakup deteksi dan
perawatan khusus untuk kasus-kasus berisiko
tinggi serta komplikasi selama kehamilan dan
persalinan. Komplikasi kehamilan dan anak
menyebabkan asfiksia neonatorum.
Tujuan:
 Mengetahui faktor resiko asfiksia dalam

ruang lingkup perawatan antenatal


 Penelitian ini dilakukan di Mojokerto.

Analitik observasional dengan desain case


control dengan sampel kasus dan kontrol
berjumlah 80 bayi. Data dianalisis
menggunakan analisis univariat, bivariat dan
multivariat dengan regresi logistik.
Hasil
 Kualitas perawatan antenatal signifikan
dengan asfiksia neonatal (OR = 8,556; 95% CI:
2,777-26,358). Variabel perancu yang terkait
dengan asfiksia neonatal adalah pekerjaan
ibu (OR = 4,558; 95% CI: 1.391–14.298),
pendidikan dasar (OR = 21.620; 95% CI: 1.932–
241.886), pendidikan menengah (OR = 20.977;
95% CI: 1.819–241.872).
kesimpulan
 kualitas perawatan antenatal memiliki efek
asfiksia nenatorum. Saran dapat diambil dari
layanan antenatal dan layanan antenatal yang
harus diperoleh dari petugas kesehatan
Resume Jurnal II

 FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI


TERJADINYA ASPHYXIA NEONATORUM DI
RUMAH SAKIT UMUM ST ELISABETH MEDAN
TAHUN 2007 – 2012
 Kejadian asfiksia neonatorum adalah suatu kondisi
di mana bayi tidak dapat bernapas
 secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan
asfiksia neonatorum jika tidak segera diberikan
tindakan keperawatan, itu akan berakibat fatal bagi
kelangsungan hidup mereka. Diperkirakan sekitar
27% dari semuanya kematian neonatal di seluruh
dunia disebabkan oleh neonatorum asfiksia.
 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit St
Elisabeth Medan pada 2007-2012
 Jenis penelitian analitik observasional dengan
desain casecontrol dengan sampel kasus dan
kontrol berjumlah 156 bayi. Metode analisis
data digunakan termasuk analisis bivariat
menggunakan chi-square dan analisis
multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil

 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian


Asfiksia neonatorum secara signifikan di St
 Rumah Sakit Elisabeth Medan dipengaruhi oleh
usia ibu, paritas ibu, riwayat anemia ibu di PT
 pengiriman dan berat lahir bayi. Analisis regresi
logistik untuk mendapatkan faktor memiliki yang
paling dominan
 faktor adalah usia ibu (OR 2,51, PAR 14,2%, 95%
CI 1,60-10,58), paritas (OR 3,12, PAR 14,8%,
 95% CI 1,09 hingga 7,53) dan berat lahir bayi (OR
3,51, PAR 7,4%, 95% CI 1,26 hingga 9,7).
Kesimpulan
 Untuk mencegah timbulnya asfiksia neonatal,
diharapkan pekerja kesehatan dan
 pemangku kepentingan seperti Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk
menyediakan
 pendidikan dan sosialisasi mengenai usia optimal
untuk hamil dari berbagai informasi
 media, wanita hamil merekomendasikan setidaknya 4
kali perawatan antenatal selama kehamilan dan
berkelanjutan
 pelatihan tentang manajemen asfiksia neonatal pada
bayi baru lahir.
Jurnal III

 KEMATIAN NEONATAL DI KABUPATEN


GROBOGAN
 Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten
yang memiliki Angka Kematian Neonatal
tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2015
(13,6 per 1000 KH) dan tahun 2016 (13,5 per
1000 KH)
 Tujuanpenelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor risiko yang berhubungan
dengan kematian neonataldi Kabupaten
Grobogan
 Jenis penelitian yang digunakan adalah studi
case control dengan sampelsebesar 50 kasus
dan 50 kontrol. Instrumen yang digunakan
adalah lembar kuesioner terstruktur.Analisis
data dilakukan secara univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji chi-square
Hasil
 Hasil didapatkan faktor risiko yang
berhubungan dengan kematian neonatal
meliputi status gizi ibu (pvalue =0,006), status
anemia ibu (p value =0,013), frekuensi
kunjungan ANC (p value =0,031), umur
kehamilan (p value =<0,001), BBL (p value
=<0,001), kelainan kongenital (p value =0,03),
asfiksia ((p value =<0,001), keterlambatan
rujukan (p value =0,04) dan akses transportasi
(p value=0,014).
Kesimpulan
 Terdapat hubungan antara status gizi ibu,
status anemia,frekuensi kunjungan ANC,
umur kehamilan, BBL, kelainan kongenital,
asfiksia, keterlambatanrujukan, akses
transportasi dengan kejadian kematian
neonatal di Kabupaten Grobogan.
Sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai