Anda di halaman 1dari 43

KONSELING PENDERITA HIV/AIDS

(VCT = VOLUNTARY COUNSELLING


AND TESTING)

MISUTARNO,S.Kep.,NS

ANGGOTA TIM MEDIK AIDS


RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
PENDAHULUAN

Dampakpenyebaran
Dampak penyebaraninfeksi
infeksiHIV/AIDS
HIV/AIDSdan
dantingginya
tingginya
prevalensidi
prevalensi diIndonesia
Indonesia masalahHIV/AIDS
masalah HIV/AIDSbukan
bukanhanya
hanya
masalahmedik
masalah medikpenyakit
penyakitmenular
menular tapimasalah
tapi masalahkesehatan
kesehatan
masyarakat
masyarakat

Programpenanggulangan
Program penanggulangan//pencegahan
pencegahanHIV/AIDS
HIV/AIDS

 Pengamanandarah
Pengamanan darah

 Komunikasiinformasi
Komunikasi informasidan
danedukasi
edukasi(KIE)
(KIE)
Sudahberjalan
Sudah berjalanbaik,
baik,tapi
tapiprogram
programpelayanan
pelayanandan
dandukungan
dukunganmasih
masih
terbatas
terbatas khususnyaprogram
khususnya programkonseling
konselingdan
dantes
tessukarela
sukarela(VCT).
(VCT).
Oleh
Oleh karena
karena itu
itu VCT
VCT sudah
sudah mendesak
mendesak di
di jalankan
jalankan dalam
dalam
program
program penanggulangan
penanggulangan HIV/AIDS
HIV/AIDS

VCT
VCT juga
juga salah
salah satu
satu komponen
komponen utama
utama dalam
dalam
mendukung
mendukung program
program WHO,
WHO, the
the “3
“3 by
by 5”
5” 33 juta
juta ODHA
ODHA
dapat
dapat mengkonsumsi
mengkonsumsi ARV ARV ditahun
ditahun 2005
2005 didi Indonesia
Indonesia
5000
5000 ODHA
ODHA tahun
tahun 2004
2004 dan
dan 10.000
10.000 ODHA
ODHA tahun
tahun 2005.
2005.

Untuk
Untuk mendukung
mendukung pelayanan
pelayanan VCT
VCT yang
yang berkualitas
berkualitas perlu
perlu
pelatihan
pelatihan konselor
konselor dan
dan mensosialisasikan
mensosialisasikan VCT
VCT kepada
kepada
masyarakat
masyarakat terutama
terutama risiko
risiko HIV/AIDS
HIV/AIDS
Konseling
Konseling merupakan
merupakan proses
proses membantu
membantu
seseorang
seseorang untuk
untuk belajar
belajar menyelesaikan
menyelesaikan
masalah
masalah interpersonal,
interpersonal, emosional
emosional dan
dan
memutuskan
memutuskan halhal tertentu.
tertentu.
Membantu setiap individu untuk berperan
sendiri dalam hidupnya.
Membangun kemampuan untuk mengambil
keputusan bijak dan realistik
Menuntun perilaku mereka dan mengemban
konsekuensinya
Memberikan informasi
Pemecahan masalah
KONSELING (‘Psikoterapi’) VS EDUKASI
KESEHATAN
KONSELING EDUKASI KESEHATAN
Rahasia Tidak rahasia, Umum

Biasanya tatap muka, proses Kelompok kecil atau


seorang atau kelompok kecil besar

Membangkitkan emosi kuat


baik pada konselor maupun Emosi netral
klien
Informasi digunakan
Indormasi digunakan untuk untuk meningkatkan
mengubah dan memotivasi pengetahuan dan
perubahan perilaku mengedukasi

Orientasi pada isu Orientasi pada isi

Dasarnya adalah kebutuhan Dasarnya adalah


klien kebutuhan masyarakat
Adalah komunikasi bersifat rahasia klien –
konselor, bertujuan meningkatkan kemampuan
menghadapi stress dan mengambil keputusan yang
berkaitan dengan HIV/AIDS.
TUJUAN V.C.T (KONSELING HIV/AIDS)
1. Pencegahan penularan HIV :
Mengurangi perilaku berisiko
2. Mendorong ke layanan sedini mungkin :
Layanan medik:
Terapi ARV
Terapi dan prevalensi infeksi oportunistik
penularan ibu-anak
Keluarga Berencana
Layanan Kejiwaan
Konseling untuk hidup positif
Dukungan sosial
Bantuan hukum dan perencanaan masa depan

3. Masyarakat
Normalisasi HIV
Tantangan stigma
Menigkatkan kesadaran
Mendukung hak azasi
Orang yang sudah diketahui menderita AIDS
atau terinfeksi HIV dan keluarganya
Mereka yang sedang di tes untuk HIV
(sebelum dan sesudah testing)
Mereka yang mencari pertolongan diakibatkan
perilaku risiko yang lalu dan sekarang
merencanakan masa depannya
Mereka yang melakukan risiko tinggi
SUMBER DAYA MANUSIA KLINIK VCT

Layanan VCT harus memiliki SDM yang terlatih dan


Kompeten yang terdiri dari:
1. Kepala Klinik VCT
2. Dokter yang bertanggung jawab secara medik
3. Konselor Terlatih (minim 2 orang)
4. Petugas Manajemen kKsus (MK)
5. Petugas Laboratorium
6. Petugas Administrasi untuk Entry Data
7. Pekarya Kantor (Cleaning Service)
8. Petugas Keamanan
9. Relawan
MODEL PELAYANAN VCT
1. Mobile VCT ( Penjangkauan dan
Keliling)
2. Statis VCT (Klinik VCT Tetap)
KLINIK VCT BISA DIADAKAN DI:
RUMAH SAKIT
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
KLINIK KB
KLINIK KIA UNTUK PENCEGAHAN IBU DAN
ANAK
KLINIK IMS
KLINIK TB
LSM
JENIS KONSELOR
JENIS KONSELOR

1.
1. Konselor
Konselor Sebaya
Sebaya (Peer
(Peer Counselor)
Counselor)
2.
2. Konselor
Konselor Awam
Awam (Lay
(Lay Counselor)
Counselor)
3.
3. Konselor
Konselor Profesional
Profesional (Professional
(Professional Counselor)
Counselor)
4.
4. Konselor
Konselor Senior
Senior (Senior
(Senior Counselor)
Counselor)
SYARAT KONSELOR YANG BAIK

Kemauan belajar dari pengalaman

Kemauan menerima orang lain sebagaimana adanya

Mampu berempati

Kemauan untuk pendekatan fenomenologis

Kemauan untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif

Kemauan untuk menguji asumsi/hipotesisnya

Bersifat optimis
Tidak menghakimi, tidak membenarkan
Mampu dan trampil memberi dukungan
Mampu dan trampil membantu orang lain mengambil
keputusan
Mampu membina hubungan saling percaya: menjaga
kerahasiaan klien dalam perilaku kita dan data
Mampu memberi informasi
Mengetahui keterbatasan dirinya: ‘SAYA ADA TEMAN
YANG LEBIH COCOK UNTUK PERMASALAHAN SAUDARA’

PROSES PELATIHAN DIRI


MENGAPA KONSELING HIV/AIDS
DIPERLUKAN / PENTING ?

HIV penyakit yang mengancam kehidupan dan terapinya


seumur hidup

Diagnosis Infeksi HIV dapat menimbulkan tekanan dan


kecemasan psikologis yang hebat yang dapat memperlambat
perubahan konstruktif atau memperburuk penyakit,
terutama epidemi HIV telah menimbulkan ketakutan, salah
pengertian dan diskriminasi

Konseling dapat mencegah penularan melalui perubahan


perilaku.
 Waktu
 Pribadi / individual
 Privasi
 Rahasia
 Tidak menghakimi
 Dukungan emosi
 Mendorong klien membuat keputusan
TEHNIK DASAR
TEHNIK DASAR KONSELING
KONSELING

1. Mendengarkan aktif

2. Mengajukan pertanyaan

3. Menciptakan suasana hening dan nyaman

4. Memperhatikan perilaku non-verbal


 Konseling Pra tes

 Konseling Pasca tes


1. Konseling Pra Tes

Tujuan:
Tujuan:
Membuat klien
Membuat klien mampu
mampu memutuskan
memutuskan apakah
apakah dirinya
dirinya perlu
perlu
memeriksa status
memeriksa status HIVnya
HIVnya atau
atau tidak,
tidak, dengan
dengan segala
segala
konsekuensinya.
konsekuensinya.

Isi Konseling:
Isi Konseling: (ada
(ada 55 prinsip)
prinsip)

1.
1. Motif pelaksanaan
Motif pelaksanaan sukarela
sukarela
2.
2. Interprestasi hasil
Interprestasi hasil tes:
tes:
a.Pemahaman
a. Pemahaman akanakan infeksi
infeksi HIV
HIV dan
dan dampaknya:
dampaknya:
HIV tidak
HIV tidak dapat
dapat sembuh
sembuh namun
namun tetap
tetap dapat
dapat
produktif
produktif
b.Infeksi oportunistik
b.Infeksi oportunistik dapat
dapat diobati
diobati
3. Estimasi
3. Estimasi hasil:
hasil:
 Kesiapanmental-emosional
Kesiapan mental-emosionalpenerimaan
penerimaanhasil
hasilpemeriksaan.
pemeriksaan.

 kajianrisiko
kajian risikobukan
bukanharapan
harapanakan
akanhasil
hasil
 Periodejendela
Periode jendela(window
(windowperiod)
period)

4.Membuat rencana
4.Membuat rencana jika
jika didapatkan
didapatkan hasil:
hasil:
 Apakahharus
Apakah harusdilakukan
dilakukanjika
jikahasil
hasilpositif
positifatau
ataunegatif
negatif

 Memperkirakandukungan
Memperkirakan dukungandari
dariorang
orangdekat/sekitar
dekat/sekitarklien
klien

 Membangunpemahaman
Membangun pemahamanhiduphidupsehat
sehatdan
danmendorong
mendorong
perilakusehat.
perilaku sehat.
5.Membuat keputusan:
5.Membuat keputusan: melaksanakan
melaksanakan tes/tidak
tes/tidak
 Buat Informed
Buat Informed consent
consent
2. Konseling Pasca tes

Tujuan:
- Membuat klien mampu menerima hasil
- Pemeriksaan status HIV nya dan beradaptasi dengan
konsekwensi dan risiko.
- Membuat perubahan perilaku menjadi perilaku sehat

Isi Konseling: (mempunyai 5 prinsip)


1. Menilai situasi psikososial terkini, mendukung mental emosional
klien.
2. Pemahaman klien
3. Membacakan hasil
4. Mendukung emosi klien: Fentilasi dan mendorong klien bicara
lebih lanjut
5. Managemen pemecahan masalah: Gali masalah, pahami dan
pahamkan pada klien, susun rencana. Membantu membuat rencana
menghadapi kehidupan pasca penetapan hasil dengan perubahan
perilaku ke perilaku sehat.
Kunci utama dalam menyampaian hasil tes:
 Periksa ulang seluruh hasil klien dalam catatan medik
 Sampaikan hanya pada klien secara tatap muka.
 Berhati-hati dalam memanggil klien dari ruang tunggu
 Hasil tes tertulis

Penyampaian hasil tes negatif:


Waspada dengan periode Jendela
Mendorong mengubah perilaku ke arah positif
Tetap merawat diri untuk menghindari infeksi dan
kemungkinan penularan
Sampaikan berita secara hati-hati

Menilai kemampuan mengelola berita hasil

Sediakan waktu untuk diskusi secara pribadi dan rahasia

Ditekankan infeksi HIV bukan AIDS

Bantu agar adaptasi dengan situasi

Menjaga kesehatan

Buat rencana tepat dan rasional


Respon Emosional Klien

 Menangis:
 Biarkan klien menangis
 Beri kesempatan untuk menumpahkan kesedihannya
 Sediakan tissu penghapus air mata
 Beri komentar ketika proses berlangsung.’terasa sulit bagi
anda, bagaimana jika kita bicarakan? Apa yang membuat
anda menangis?

 Marah
 Bila klien mulai teriak atau mengamuk menunjukkan
kemarahannya, jangan panik, biarkan ia meluapkan
perasaannya
 Katakan bahwa perasaan demikian itu normal adanya
 Tanyakan apa yang membuatnya marah
 Tak Berespon
 Mungkin disebabkan karena shok atau menyangkal atau tak
berdaya
 Periksakan apakah klien memahami arti tes darahnya
 Waspada akan pikiran bunuh diri

 Menyangkal
 Baik verbal maupun non verbal
 Konseling memberi kesempatan klien untuk memahami kesulitan
akan hasil informasi
 Biarkan klien berbicara tentang perasaannya
 Kesehatan, Istirahat, olah raga, diet (gaya hidup)
 Sex Aman
 Perhatikan infeksi yang timbul di rumah dan
lingkungan sosial
 Tawarkan konseling tindak lanjut
 Sediakan informasi tertulis

Anda mungkin juga menyukai