Anda di halaman 1dari 20

MENGELOLA RESIKO ETIKA DAN PELUANG

NAMA KELOMPOK :
1. SILWANUS SUSANTO H (2018105001)
2. RIZAL AFFANDI (2018105006)
3. DIAN SUCI PRATIWI (2018105008)
4. MUHAMMAD AKHID (2018105019)
Identifikasi Serta Penilaian resiko Etika Dan
Peluang
Resiko Etika
merupakan suatu kemungkinan dilanggarnya etika yang disebabkan oleh ketidakmampuan
perusahaan atau institusi dalam memenuhi harapan stakeholder
Manajemen Resiko Etika

 Tata kelola yang menjunjung kode etik sehingga dapat meminimalisasi


ketidak mampuan perusahaan dalam memenuhi harapan stakeholder
 Dalam menerapkan manajemen resiko etika, terdapat beberapa tahapan yang dapat
dilakukan oleh para investigator perusahaan, yaitu:

Mengidentifikasi dan Menilai Resiko Etika


Penerapan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategis
dengan stakeholder.
Akuntabilitas sosial dan audit.
Risiko etika dan peluang dalam penilaian risiko perusahaan

Risiko etika dan peluang. Pengakuan atas kebutuhan adanya akuntabilitas korporat kepada
pemangku kepentingan membawa pengakuan simpulan yang dibutuhkan sistem tata kelola
modern untuk merefleksikan betapa pentingnya memenuhi kepentingan pemangku
kepentingan. Kepuasan pemangku kepentingan,pada gilirannya, didasarkan pada rasa hormat
yang ditunjukan oleh perusahaan untuk kepentingan tiap kelompok pemangku kepentingan
yang perusahaan ingin dapatkan dukungannya guna mencapai tujuan strategis
Identifikasi serta Penilaian Risio Etika dan Peluang
Manajemen Risiko Etika dan Peluang

1. Manajemen Risiko Etika dan Peluang


 Strategi dan taktik dapat dikembangkan untuk berurusan dengan masing-masing pemangku
kepentingan atau kelompok, berdasarkan penilaian kepentingan pemangku kepentingan
dan kemungkinan perubahan didalamnya, Satu pendekatan yang berasal dari Savage dkk
(1991) berfokus pada potensi untuk pemangku kepentingan dapat menjadi rentan terhadap
undangan untuk berkolaborasi atau menjadi rekan pendukung atau jika mereka tidak setuju
dengan posisi perusahaan, pertimbangan dapat diberikan pada kebutuhan mereka untuk
pemantauan atau ketika pembelaan diperlukan oleh mereka.
2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan Kewarganegaraan Korporat

 Korporasi telah dianggap secara hukum bertanggung jawab hanya untuk


pemegang saham atau pemilik, tetapi dalam kenyataannya mereka juga secara strategis
bertanggung jawab kepada berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas jika mereka
ingin menggalang dukungan yang diperlukan untuk pencapaian strategis. Sejauh
ini,pergeseran paradigma sedang berlangsung dari akuntabilitas kepada pemegang saham
menjadi pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.
 Adapun label yang dipakai-CSR atau kewarganegaraan korporat- keduanya merujuk pada sejauh mana
organisasi mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan dan mengambil tindakan yang
menghormati kepentingan-kepentingan itu.
A. Tujuan organisasi untuk CSR
Untuk mengembangkan rencana atau kerangka kerja yang komprehensif untuk CSR suatu organisasi harus
mempertimbangkan tujuan strategis, baik sebagai sebuah operasi dan bagaimana ia ingin tampil sebagai warga
korporasi, budaya perusahaan yang akan dihadapi operasi perusahaan, dan kepentingan pemangku kepentingan,
baik dilingkungan dalam negeri maupun luar negeri.
B. Membangun kerangka tanggung jawab sosial perusahaan

Inisiatif baru sedang dikembangkan untuk membantu ddengan keterlibatan pemangku


kepentingan dalam perencanaan perusahaan dan keputusan, mengatur kegiatan perusahaan dan
membuat laporan tentang mereka, dab melakukan audit atas apa yang dilakukan korporasi dan
pelaporannya.
C. Membangun kerangka tanggung jawab sosial perusahaan

 Juga sangat disarankan untuk meninjau kerangka CSR lainnya yang telah diciptakan oleh
perusahaan konsultan yang menyaring kegiatan untuk investor etika- baik individu dan
investor institusi yang ingin berinvestasi dengantujuan sosial atau diperusahaan dimana
kegiatannya secara sosial bertanggung jawab
D. Monitoring CSR

Setelah pengukuran CSR telah diidentifikasi data dikumpulkan dan laporan terbentuk, langkah
berikutnya adalah memantau bagaimana korporasi berbuat. Seperti skema pengukuran pada
umumnya perbandingan dapat membantu dengan:
 Tujuan strategis faktor kunci keberhasilan
 Organisasi serupa
 Alternatif praktik terbaik untuk pembandingan
 Standar terpublikasi seperti yang diuraikan sebelumnya
 Statistik dan rata-rata industri
 Hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya
E. Pelaporan CSR

Korporasi yang berangkat dari sebuah program pengukuran CSR perlu mempertimbangkan
bagaimana mereka akan melaporkan kinerja. Laporan internal dapat mengambil beragam
bentuk tetapi harus terfokus pada tujuan kinerja program yang berupa
 Meningkatkan kesadaran akan isu-isu etis dalam sebuah program
 Memberikan dorongan bagi karyawan untuk mematuhi tujuan etis
 Menginformasikan pemangku kepentingan eksternal
 Meningkatkan citra perusahaan
F. Assurance audit laporan CSR

Penyebaran dari apa yang disebut audit laporan CSR telah berkembang khususnya dieropa.
Inisiatif eropa dalam perlindungan lingkungan dan melalui Internasional Standards Association
(ISO) telah memiliki pengaruh perilaku mengarahkan diperusahaan dan telah mewajibkan
pengungkapan publik atas kinerja lingkungan.Akibatnya banyak individu dan beberapa
akuntan public besar dan perusahaan lainnya telah terlibat dalam membuktikan laporan yang
diterbitkan.
G. Pikiran penutup

Akuntabilitas strategis perusahaan untuk pemangku kepentingan, manajer, dan akuntan


profesional telah menjadi begitu jelas sehingga akan menjadi picik bagi suatu organisasi jika
tidak mengembangkan konsep yang efektif tentang kewarganegaraan corporate dan progran
yang efektif dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Etika di Tempat Kerja

 Hak Karyawan
 Privasi dan Martabat
 Perilaku yang adil
 Lingkungan Kerja Sehat dan Aman
 Kemampuan untuk Menjalankan Suara nurani seseorang
 Kepercayaan dan maknanya
 Keseluruhan Manfaat
 Kecurangan Kejahatan Kerah Putih
 Sebuah Kerangka Kerja untuk Memahami para Penipu
Operasi Internasional

 Ketika perusahaan beroperasi di luar pasar dalam negeri bimbingan normal ditawakan
kepada karyawan harus mempertimbangkan beberapa hal berikut :
1. Bagaimana praktik operasi mereka yang biasa berdampak terhadap ekonomi local dan
budaya
2. Apakah praktik asing local yang berbeda-beda, seperti pemberian hadiah luas atau
bahkan penyuapan, harus didukung atau dilarang
3. Reaksi terhadap perubahan-perubahan oleh para pemangku kepentingan utama termasuk
pelanggan besar dan pasar modal
Beberapa hal yang muncul ketika perusahaan beroprasi
secara internasioanl

 Dampak terhadap Ekonomi Lokal dan Budaya Mereka


 Konflik antar Budaya Domestik dan Budaya Asing
 Penyuapan, Pembayaran untuk Memfasilitasi
 Konflik Budaya yang jelas dengan melarang pemberian hadiah, suap, atau pembayaran
memfasilitasi
 Imajinasi Moral
 Pedoman praktik etika
 Konsultasi Sebelum Tindakan
Manajemen Krisis

Suatu krisis memiliki potensi untuk memiliki dampak krisis signifikan pada reputasi
perusahaan dan pejabatnya, dan pada kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya dan
kemampuannya untuk bertahan. Dengan belajar krisis harus dikelola untuk meminimalkan
kerugian. Penilaian, perencanaan, dan manajemen krisis harus merupakan bagian dari program
manajemen resiko modern.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai