Anda di halaman 1dari 10

PSIKOLOGI SEBAGAI

ILMU YANG BERDIRI


SENDIRI
1. Wilhelm Wundt (1832 – 1920)
• Seorang sosiolog, filsuf, ahli hukum, dokter
• Tokoh yang mempengaruhinya : Helmholtz dan J.P
Muller  tampak pada usahanya untuk
mengkombinasikan filsafat dan ilmu faal.
• Mendirikan laboratorium psikologi yang pertama di
Leipzig tahun 1879  titik tolak berdirinya psikologi
sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu2
lainnya
• Mendirikan aliran strukturalisme : mencoba menyelidiki
struktur kejiwaan
• Di masa yang sama, William James melakukan
eksperimen2 dalam psikologi di Amerika Serikat 
pelopor aliran fungsionalisme
• Fungsionalisme : berusaha mencari fungsi dari jiwa
• Murid2 Wundt:
a. James McKeen Cattel (Amerika Serikat) :
menciptakan dan mengembangkan psikotes
b. Oswald Kulpe : mendirikan aliran Wurzburg
c. Emil Kraeplin : mengklasifikasi penyakit
kejiwaan
d. Edward B. Titchener (Inggris) :
mengembangkan strukturalisme di Amerika
Serikat
e. G.S Hall (Amerika Serikat) : mengembangkan
psikoanalisa di Amerika Serikat
• Sistematika psikologi dari Wundt berubah2 dari masa
ke masa, menunjukkan perkembangan jalan pikiran
Wundt dan perkembangan psikologi pada periode itu.
Terbagi dalam 4 periode :
a. Periode pra-sistematik (tahun 1860-an)
Mengemukakan teori2 tentang persepsi dan
perbedaan antara feeling dan sensation yang
didasarkan pada unconscious inference
b. Fase elementisme, sensasionisme dan
assosiasionisme (tahun 1874- 1887)
• Jiwa digambarkan dalam elemen2 seperti
penginderaan dan perasaan yang satu sama
lain dihubungkan oleh asosiasi (feeling
dianggap bagian dari penginderaan)
• Mulai muncul konsep apersepsi
c. Fase empirisme (tahun 1896)
• Mengajukan teori 3 dimensi dari feeling :
Pleasantness – unpleasantness
Strain – relaxation
Excitement – calm
• Menekankan pentingnya empiris meski belum
secara mantap menggunakan metode
eksperimental
d. Tahun 1902 – 1903
• Konsep apersepsi : setiap rangsang yang
sampai pada alat indera selalu dipersepsikan,
tetapi sebagian saja dari persepsi itu yang dia
persepsikan, yaitu yang secara aktif sengaja
diberi perhatian.
• Dalam apersepsi terdapat unsur kesengajaan dan
kesadaran
• Mengemukakan the higher mental processes :
proses2 mental yang lebih tinggi dari penginderaan,
perasaan, persepsi dan apersepsi
• Proses mental ini yang memungkinkan individu
mengadakan kontak sosial dengan lingkungan, atau
bertingkah laku secara seragam dan teratur 
berkembang menjadi psikologi sosial
• Metode yang digunakan dalam riset2nya adalah
introspeksi.
• Menurut Wundt, psikologi harus berdiri sendiri
sebagai ilmu, punya hukum2 sendiri yang tidak
dipengaruhi oleh hukum2 ilmu faal.
• 3 persoalan yang harus dibahasa dalam psikologi
yang berdiri sendiri menurut Wundt:
1) Analisa dari proses2 kesadaran ke dalam
elemen2
2) Penyelidikan mengenai bagaimana terjadinya
hubungan antara elemen2 itu
3) Penentuan hukum2 yang mengatur
hubungan2 tsb.

2. Edward Bradford Titchener (1867 – 1927)


• Memperkenalkan ajaran Wundt ke Amerika Serikat
• Tidak sependapat dengan Wundt dalam hal
attention.
• Menurut Titchener : segala kejiwaan harus dipelajari
melalui penginderaan (sensation), karena itu teori
mengenai attention dianggap berbahaya karena tidak
berhubungan langsung dengan penginderaan sehingga
bisa menimbulkan kesalahan2 dalam interpretasi.

3. Hermann Ebbinghaus (1850 – 1909)


• Pelopor dan pendiri psikologi eksperimen
• Orang pertama yang melakukan penelitian
eksperimental mengenai proses belajar dan memori
• Mengemukakan Hukum Ebbinghaus :
Makin banyak hal yang harus dipelajari, makin banyak
pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya
secara sebanding
• Menurut Ebbinghaus, proses mengingat dan proses
lupa terjadi secara otomatis dan mekanistis
4. Georg Elias Muller (1850 – 1934)
Pemikirannya:
a. Persepsi menimbulkan jejak2 tertentu pada otak seperti
lensa kamera menimbulkan jejak2 gambar tertentu
pada film
b. Prosedur mengingat dan lupa tidak semata2 mekanistis
dan otomatis, tetapi ada unsur aktivitas dari individu2
yang bersangkutan

5. Oswald Kulpe (1862 – 1915)


Sumbangannya :
• Meletakkan dasar2 studi tentang proses berpikir :
proses berpikir yang tinggi tidak terikat pada
penginderaan, dan dapat diteliti secara eksperimental
6. Karl Buhler (1879 – 1963)
Sumbangan :
a. Menggunakan pendekatan holistik dalam
masalah kejiwaan  proses kejiwaan harus
dilihat dan dianggap sebagai suatu
keseluruhan/totalitas (ganzheit)
b. Memunculkan aliran Psikologi Ganzheit
c. Meneliti bahasa dari sudut pandang psikologi
mengembangkan psikolinguistik

Anda mungkin juga menyukai