Anda di halaman 1dari 33

Hypertensive Emergency With

Acute Cardiac Care

Hendy Wirawan, MD, FIHA


Curiculum Vitae

Nama : dr. Hendy Wirawan, M.Biomed, Sp.JP


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 20 Pebruari 1984
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Tukad Badung XX, Denpasar, Bali
• 2002 - 2008 : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
• 2012 - 2017 : PPDS Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
Universitas Udayana
• 2017-sekarang : Staf Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular RSUP
Sanglah/ FK UNUD
• 2017-sekarang : RS Balimed Denpasar
Outline

Definisi

Patofisiologi

Spesifik Organ Target Pada Hipertensi Emergensi

Farmakologi Pada Hipertensi Emergensi


DEFINISI
Hipertensi emergensi :
• Peningkatan tekanan darah yang berat
• Tekanan darah >180/120 mmHg
• Terdapat komplikasi : disfungsi target organ/target organ
damage (otak, mata, jantung, aorta dan ginjal)

Brigitte M. Baumann, etc, Hypertensive Emergencies, Cardiac Intensive Care 3rd edition
DEFINISI
Hipertensi emergensi dengan target organ kardiovaskular :
• Sindroma koroner akut
• Edema paru akut
• Diseksi aorta

Brigitte M. Baumann, et al, Hypertensive Emergencies, Cardiac Intensive Care 3rd edition
PREVALENSI
• 1-6% pasien UGD datang dengan hipertensi (>180/120 mmHg)
• 30-50% disertai dengan target organ damage
• Faktor Risiko hipertensi emergensi :
• Laki-laki
• Usia tua
• Tekanan diastolik yang tinggi
• Tidak rutin minum obat
PREVALENSI
• Jika tidak diterapi 1-year mortality 79%
• Pada 1930 mean survival HT emergensi 10.5 bulan, no
survivors dalam 5 th
• Saat ini 2-4% (studi Eropa) dan 5-10% (US cohort)
• Thailand (15%), Nigeria (22%)
• Komplikasi HT emergensi : Renal insufisiensi (44%), Infark
miokard (26%), gagal jantung akut (22%) dan stroke (19%)

Brigitte M. Baumann, et al, Hypertensive Emergencies, Cardiac Intensive Care 3rd edition
PATOFISIOLOGI

• Peningkatan resistensi vaskular yang mendadak


• Baroreflex arterial yg mengalami gangguan atau tidak aktif
• Derajat tingginya tekanan darah tidak berkorelasi dengan
keparahan kerusakan organ
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

• Pasien dengan TD >180/120 mmHg harus di skrining HT


emergensi
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan serial tekanan darah di kedua lengan


• Pemeriksaan TD saat pasien posisi supine dan upright
• Perbedaan TD >20 mmHg di lengan : diseksi aorta, coarctatio,
penyakit vaskular perifer, kelainan neurologi atau
muskuloskeletal .
DIAGNOSIS
TATALAKSANA

• Tatalaksana sesuai dengan target organ damage (Stroke


ischaemic atau hemoragik, hipertensi ensefalopati, edema paru
akut, iskemia koroner dan diseksi aorta akut)
• Monitoring :
▪ Tekanan darah
▪ Cardiac telemetry
▪ Akses intravena

Bert-Jan H et al, ESC Council on hypertension position document on themanagement


of hypertensive Emergencies, 2018
TATALAKSANA

Monitoring : Tekanan Darah


• Penurunan mean arterial pressure (MAP) 25% dalam 1 jam
• Jika tekanan darah stabil turunkan sampai TD 160/100 mmHg
sampai 2-6 jam berikutnya
• Penurunan secara gradual sampai TD normal dalam 24-48 jam
• Setelah terkontrol selama 12-24 jam, inisiasi terapi oral
hipertensi
HIPERTENSI EMERGENSI
PADA
SPESIFIK TARGET ORGAN
DAMAGE
Acute Coronary Syndrome
Acute Coronary Syndrome
• Modifikasi keseimbangan supply dan demand oksigen pada
miokard
• Pemberian oksigen jika saturasi <90%
• Terapi lini pertama :
▪ Nitroglycerine
▪ Beta blocker
▪ Terapi ACS (antiplatelet, antikoagulan, terapi reperfusi)
• Target tekanan darah pada pasien ACS TDS<140 mmHg
(immediately)
Acute Coronary Syndrome
• Pemberian NTG menyebabkan fluktuasi tekanan darah (fokus
pada stabilisasi pasien dan mengurangi gejala)
• Jika refrakter terhadap NTG dapat dipertimbangkan pemberian
Bet blocker intravena
• 2 hari pertama risiko terjadi syok kardiogenik
• ACE inhibitor atau agiotensinogen reseptor blocker atau
aldosterone antagonist terbukti bermanfaat
• Saat discharge target TD <130/80 mmHg
Edema Paru Akut
• Disebabkan oleh transient disfungsi sistolik atau diastolik
ventrikel kiri
• Rekomendasi terbaru adalah pemberian vasodilator dan
diuretik intravena
• Vasodilator (nitrat) dapat menurunkan tekanan darah,
menurunkan konsumsi oksigen miokard dan meningkatkan
aliran darah koroner
• Diuretik berfungsi menghilangkan gejala dalam 6 jam (tetapi
tidak terbukti menurunkan angka mortalitas
Edema Paru Akut
• Jika edema paru akibat hipertensi yang merupakan komplikasi
ACS : nitrat merupakan pilihan utama
• Nicardipine intravena dapat meningkatkan stroke volume dan
aliran darah koroner → menghilangkan gejala
Diseksi Aorta Akut
Diseksi Aorta Akut
• Diseksi aorta merupakan robekan tunika intimal pada
pembuluh darah aorta yang menyebabkan lumen aortic lumen
yang palsu
• Faktor predisposisi : usia tua, hipertensi sistemik, kelainan
kongenital katup aorta kelainan jaringan ikat yang herediter
Diseksi Aorta Akut
Diseksi Aorta Akut
Tatalaksana
• Tatalaksana nyeri
• Menurunkan tekanan darah (TDS <120 mmHg)
• Menurunkan laju jantung (heart rate <60 x/mnt)
• Intravena B-blocker dikombinasi dengan sodium nitroprusside
• Penegakan diagnosa dengan non invasive aortic imaging atau
dengan transesofageal echocardiography
Diseksi Aorta Akut
• Diseksi aorta tipe A harus segera dilakukan operasi
• Coronary angiography tidak diindikasikan karena dapat
memperlambat tatalaksana operasi
• Angka kematian operasi adalah 7-36%, jika hanya dengan
medikamentosa angka kematiannya lebih dari 50%
FARMAKOLOGI PADA
HIPERTENSI
EMERGENSI
KESIMPULAN
• Identifikasi target organ damage atau impendig target organ
damage sangat penting untuk menentukan diagnosis HT
emergency
• Menentukan target tekanan darah harus sesuai dengan target
organ damage yang terkena
• Pemilihan farmakologi harus mengetahui farmakologi properties
dan efek samping obat
MATUR
SUKSMA
Nitrat
Pada ACS
• Sebagai vasodilator menghilangkan keluhan nyeri dada
• Clinical trial evidence : NTG tidak menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas (hanya menurunkan nyeri angina, tekanan darah
dan manjemen edema paru)
• Caution pada infark inferior dan kontraindikasi pada infark kanan

Anda mungkin juga menyukai