Anda di halaman 1dari 13

PPh Pasal 21 (Bagian

1)
Disusun Oleh :
Avin Maulana 190301034
Budiman 190301086
Muhammad risky Ramadhan keman 190301100
Pemotongan pajak penghasilan pasal 21

Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU
adalah
Pemberi kerja

• terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun

Bendahara atau pemegang kas pemerintah

• termasuk bendahara atau pemegang kas yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa
dan kegiatan

Dana pensiun

• badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja dan badan – badan lain yang membayar uang pensiun

Perusahaan

• dan badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain atas jasa yang dilakukan di Indonesia oleh
tenaga ahli
HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK PPh PASAL 21
Hak-hak pemotong pajak PPh pasal 21
Pemotongan pajak berhak
Pemotong pajak berhak untuk untuk menghitungkan
mengajukan permohonan kelebihan setoran pada SPT
memperpanjang jangka waktu tahunan terhadap pajak yang
penyampaian SPT tahunan PPh terutang untuk bulan pada
pasal 21 waktu dilakukan perhitungan
kembali

Pemotong pajak berhak untuk


membetulkan sendiri SPT dengan
menyampaikan pernyataan tertulis Pemotongan pajak berhak
kepada kepala inspeksi pajak mengajukan surat keberatan
setempat atau tempat lain yang kepada kepala inpeksi pajak
ditentukan oleh Direktur Jendral atau suatu ketetapan pajak. Dll
Pajak sepanjang belum dimulai
tindakan pemeriksaan
HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK PPh PASAL 21
Kewajiban pemotong pajak PPh 21

Wajib menghitung,
Pemotong pajak
memotong, menyetorkan
PPh pasal 21/26 yang wajib lapor
Wajib mendaftarkan dipotong wajib disetor ke sekalipun nihil,
dan melaporkan PPh pasal
kantor pos atau bank
diri ke KPP 21 dan pasal 26 yyang
paling lama 10 hari setelah paling lama 20 hari
terutang untuk setiap bulan setelah masa pajak
masa pajak berakhir
kalender
berakhir.
Wajib membuat catatan Wajib membuat
Wajib menyimpan
atau kertas kerja bukti potong dan
catatan atau kertas
perhitungan PPh pasal memberikannya
21/26 untuk setiap kerja sesuai
kepada penerima
masa pajak ketentuan
penghasilan
PENERIMA PENGHASILAN (WAJIB PAJAK PPh 21)
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi
yang merupakan:

Pegawai

Penerima uang pesangon, pensiun, Tunjangan Hari Tua


(THT)

Bukan pegawai yang menerima Penghasilan sehubungan


dengan pekerjaan, jasa/kegiatan, meliputi:
• Tenaga ahli (pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, aktuaris)
• Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, penari, pemahat,
pelukis
• Olahragawan
PENERIMA PENGHASILAN (WAJIB PAJAK PPh 21)
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi
yang merupakan:
Bukan pegawai yang menerima Penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa/kegiatan, meliputi:
• Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator
• Pengarang, peneliti, penerjemah
• Pemberi jasa disegala bidang termasuk tekhnik komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan
sosial
• Agen iklan
• Pengawas atau pengelola proyek
• Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/yg menjadi perantara
• Petugas penjaja barang dagangan
• Petugas dinas luar asuransi
• Distributor Multi Level marketing (MLM)
PENERIMA PENGHASILAN (WAJIB PAJAK PPh 21)
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi
yang merupakan:

Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh


penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam
suatu kegiatan, antara lain meliputi:
• Peserta perlombaan dalam segala bidang
• Peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan
• Peserta atau anggota dalam suatu kepanitian sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu
• Peserta pendisikan, pelatihan, dan magang
Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21

Pejabat perwakilan diplomatik atau


konsulat atau pejabat lain dari negara asing
Pejabat perwakilan organisasi internasional
dan orang-orang yang diperbantukan
yang dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)
kepada mereka yang bekerja pada dan
huruf c UU PPh, yang telah dditetapkan
bertempat tinggal bersama mereka, dengan
oleh menteri keuangan, dengan syarat
syarat bukan warga negara Indonesia dan
bukan warga negara Indonesia dan tidak
di Indonesia tidak menerima atau
menjalankan usaha atau kegiatan atau
memperoleh penghasilan lain dari luar
pekerjaan lain untuk memperoleh
jabatan atau pekerjaan tersebut, serta
penghasilan di Indonesia.
negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik
HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Hak Wajib Pajak

Menerima bukti pemotongan PPh Pasal 21 dari


pemotong pajak

Mengajukan surat keberatan kepada DJP jika


PPh Pasal 21 yg dipotong pemotong pajak tidak
sesuai dgn peraturan yg berlaku

Mengajukan permohonan banding secara tertulis


kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
terhadap keputusan keberatan oleh DJP
HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

Kewajiban Wajib Pajak


Wajib pajak (penerima penghasilan) wajib
menyerahkan surat pernyataan kepada
pemotong pajak mengenai jumlah tanggungan
keluarga dlm 1 thn takwim

Menyerahkan Surat Pemberitahuan tahunan PPh


Wajib Pajak Orang Pribadi jika Wajib Pajak
mempunyai Penghasilan lebih dari satu pemberi
kerja.
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH PASAL 21 (OBJEK PPh 21)

Penghasilan sehubungan dengan


Penghasilan yang diterima atau pemutusan hubungan kerja dan
Penghasilan yang diterima atau
diperoleh Penerima paensiun penghasilan sehubungan dengan
diperoleh Pegawai tetap, baik
secara teratur berupa uang pensiun yang diterima secara
berupa penghasilan yang bersifat
pensiun atau penghasilan sekaligus berupa uang pesangon,
teratur maupun tidak teratur
sejenisnya; uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua

Penghasilan pegawai tidak tetap Imbalan kepada bukan pegawai, Imbalan kepada peserta
atau tenaga kerja lepas, berupa antara lain berupa honorarium, kegiatan, antara lain berupa uang
upah harian, upah mingguan, komisi, fee, dan imbalan saku, uang representasi, uang
upah satuan, upah borongan atau sehubungan dengan pekerjaan, rapat, honorarium, hadiah atau
upah yang dibayarkan secara jasa, dan kegiatan yang penghargaan dengan nama dan
bulanan dilakukan dalam bentuk apapun
DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPh Pasal 21 (BUKAN OBJEK PPh 21)

Pembayaran manfaat Iuran pensiunan kepada


atau santunan asuransi Natura/kenikmatan dana pensiun yang telah
disahkan oleh menteri
kesehatan, kecelakan, dari wajib pajak atau keuangan, iuran THT/JHT
jiwa, dwiguna dan pemerintah yang dibayarkan pemberi
beasiswa. kerja

Zakat/sumbangan
Beasiswa sebagaimana
wajib keagamaan dari
dimaksud dalam pasal
badan/lembaga yang
4 ayat (3) huruf I UU
dibentuk/disahkan
PPh
pemerintah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai