Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN STRES

ANGGIA EVITARINI, M.Pd


PENGERTIAN MANAJEMEN STRES
Manajemen stress adalah kemampuan dalam
menggunakan sumber daya (manusia) secara
efektif untuk mengatasi gangguan atau
kekacauan mental dan emosional yang muncul
karena tanggapan (respon).
TUJUAN MANAJEMEN STRES
 Mengantisipasi kemungkinan munculnya
penyebab stress
 Mencegah terjadinya stress pada individu dan
organisasi secara keseluruhan
 Mengelola stress agar tidak menimbulkan
akibat yang lebih buruk
 Memulihkan individu dan atau organisasi dari
stress
4 Faktor yang Menyebabkan Orang Indonesia Mudah Stres

Kebutuhan Keluarga. Dari waktu ke waktu,


kebutuhan keluarga Indonesia terus meningkat.
Masalah Pekerjaan. Sebagian besar pekerja di
Indonesia pasti merasakan banyak
permasalahan, baik di lingkungan sekitar
ataupun dalam bidang pekerjaan yang mereka
lakukan.
Masalah Kesehatan.
Masalah Kehidupan Sosial.
FAKTOR-FAKTOR STRES DI TEMPAT KERJA
• Konflik dengan Rekan Kerja.
• Tak Bisa Menahan Emosi.
• Tumpukan Pekerjaan.
• Masalah Personal.
• Notifikasi diluar jam kantor
• Lingkungan Pekerjaan
Dampak stres akibat kerja:

• Subjektif, berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa


bosan, depresi, keletihan, frustrasi, kehilangan kendali emosi,
penghargaan diri yang rendah, gugup, kesepian.
• Perilaku, berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol,
penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara
berlebihan, perilaku impulsif, tertawa gugup.
• Kognitif, berupa ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang
masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif
terhadap kritik, hambatan mental.
• Fisiologis, berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut
jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola
mata melebar, panas, dan dingin.
• Organisasi, berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah,
terasing, dari mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas
berkurang.
Gejala-gejala stres
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang
beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari
stres pada individu, yaitu:
 1) Gejala psikologis
   

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada


hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :
 1. Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
   

 2. Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)


   

 3. Sensitif dan hyperreactivity


   

 4. Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi


   

 5. Komunikasi yang tidak efektif


   

 6. Perasaan terkucil dan terasing


   

 7. Kebosanan dan ketidakpuasan kerja


   

 8. Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan


   

konsentrasi
 9. Kehilangan spontanitas dan kreativitas
   

 10. Menurunnya rasa percaya diri


2)    Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:


* Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan
kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
* Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
* Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
* Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
* Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom
kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)
* Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
* Gangguan pada kulit
* Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
* Gangguan tidur
* Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan
terkena kanker
3)    Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:


v  Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
v  Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
v  Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
v  Perilaku sabotase dalam pekerjaan
v  Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai
pelampiasan, mengarah ke obesitas
v  Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk
penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba,
kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
v  Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
v  Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
v  Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan
teman
v  Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
Alternatif menghilangkan stres di tempat
kerja :
1.      Kenali batas kemampuan
Mengenali sampai mana batas kemampuan
pekerja dalam menanggung beban pekerjaan
adalah hal yang penting untuk mengurangi stres
dalam pekerjaan. Dengan begini, pekerja juga
dapat memperhitungkan berapa lama waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan beban
kerja. Selain itu, pekerja dapat terhindar dari
rasa lelah berlebihan
2.      Bicarakan dengan atasan
Bagi sebagian orang, berbicara dengan atasan atau
melakukan sesi curhat  kecil terkadang merupakan
hal yang agak canggung. Tapi, cobalah bicarakan
mengenai stres yang dialami kepada atasan.
Pekerja juga berhak untuk menolak atau
mengatakan tidak pada atasan, jika merasa beban
yang diberikan sudah melewati batas kemampuan,
 atau bahkan beban pekerjaan yang diberikan di luar
dari tanggung jawab pekerjaan. Tujuannya bukan
untuk mengeluh, melainkan untuk membuat rencana
efektif dalam mengelola stres kerja.
3. Lupakan sejenak pekerjaan

Lupakan pekerjaan sejenak dan carilah hiburan


yang dapat membuat pekerja tertawa. . Tertawa
dapat memberikan dampak positif bagi tubuh dan
jiwa. Jangan lupa bahwa cuti adalah hak pekerja,
dan jika memang diperlukan, pekerja bisa
mengambil cuti  selama beberapa waktu untuk
menenangkan diri dan menjauhi stres kerja.
4.      Melakukan olahraga atau aktivitas
lain
Beberapa olahraga dan aktivitas yang dapat
menghilangkan stres dan tentu saja
meningkatkan stamina, antara lain:
a.      Jalan santai atau jalan cepat
b.      Menari
c.       Yoga atau meditasi
d.      Tai chi
e.      Renang
f.        Menyanyi

Anda mungkin juga menyukai