Anda di halaman 1dari 70

Sistem

Uropoetika
Gustitiaa An Nisaa G992003064
Safrilia Syifa D.A. G992003132
Bukhori Ahmad M. G992003028
Rizkika Albanjar S. G992003129

Pembimbing:
dr. Agustina Wulandari, Sp.A., M.Kes.
01
Anatomi dan Embriologi Ren/Ginjal
Perkembangan Ren/Ginjal
◎ Minggu 4-9, secara berurutan dari kranial
◎ Ginjal berkembang dari
ke caudal terbentuk :
mesoderm antara.
○ Pronephros  regresi
◎ Pada minggu ke4, mesoderm ○ Mesonephros  diferensiasi dan
antara berkembang membentuk berfungsi sementara kmd regresi
sistem urogenital yang bagian ○ Metanephros  berkembang
lateralnya disebuat rangkaian menjadi nefron.
nefrogen.
◎ Saluran kemih mesonephros primitif
(ductus mesonephricus WOLFF)
menetap dan bermuara ke dalam bagian
kaudal usus belakang (kloaka)

3
4
◎ Minggu ke5, dari saluran ◎ Ren terbentuk dari 2 bagian :
WOLFF (ductus mesonephricus) ○ Metanephros  nefron
berkembang tunas ureter, yg ○ Tunas ureter  Tubulus collectivus
disatu sisi membentuk saluran ◎ Mula-mula metanephros berdiferensiasi
kemih, sisi lain menginduksi setinggi panggul dan naik ke superior
diferensiasi metanephros. (ascensus) akibat pertumbuhan cepat
◎ Tunas ureter akan berkembang setengah bawah tubuh embrio
mjd : ◎ Minggu 9, metanephros sudah di posisi
○ Ureter tetap. Hilum berputar 90 derajat dari
○ Pelvis renalis dan calyces posisi menghadap ventral, menjadi
○ Tubulus collectivus pada menghadap ke medial.
parenkim ginjal
6
Letak Ren/Ginjal

◎ Lokasi. Pada dinding posterior


abdomen, terletak retroperitoneal
setinggi VT12-L3.

◎ Ren dexter lebih rendah karena


adanya lobus hepatis dexter.

◎ Saat respirasi, kedua ren turun


sekitar 2,5 cm.
Peritoneum Pararenal fat
Perirenal fat ◎ RETROPERITONEAL : di
posterior dari peritoneum

Fascia renalis
Capsula fibrosa
Bagian Anterior

9
Bagian Posterior

10
◎ Margo medial, cekung dan membentuk
celah disebut : Hilus renalis
◎ Rongga didalamnya meluas disebut :
Sinus renalis
◎ Dilalui oleh :
○ V. Renalis
○ Aa. renalis
○ Ureter
○ Pembuluh limfe
○ Serabut simpatik

11
Selubung Ren/Ginjal

○ Capsula fibrosa
○ Capsula adiposa (perirenal fat)
○ Fascia renalis (membungkus ren
& gland. Adrenal, bag. Depan :
fascia GEROTA)
○ Corpus adiposum pararenale
○  menyokong & memfixasi ren

12
Struktur dalam Ren/Ginjal

◎ Substansia Corticalis
- Columna Renalis
- Arcus Corticalis
◎ Substansia Medullaris
- Pyramidis Renalis
- Papilla Renalis
- Calyx Minor
- Calyx Mayor
- Pelvis Renalis
- Sinus Renalis
- Foramina Papillaria 13
◎ Struktur Ren:
○ Cortex
○ Medula (pyramis renalis), apexnya disebut : papilla renalis, columna renalis
◎ Sinus Renalis: ruangan didalam hilus, berisi pelebaran ureter proksimal (pelvis
renalis)
◎ Pelvis renalis bercabang mjd 2-3 calyces mayor, yg masing-masing bercabang mjd
2-3 calyces minor.
◎ Setiap calyx minor diinvaginasi oleh papilla renalis

14
Neurovaskularisasi

○ A. Renalis, cabang dari aorta


setinggi VL2.
○ A. Renalis  aa. Segmentalis
(masuk ke hilus)  aa. Lobares
(masuk ke pyramis)  aa.
Interlobaris (berjalan di columna
renalis)  aa. Arcuatae (basis
pyramis)  aa. Interlobulares
(cortex renalis)  arteriolae
afferen glomerulus

15
16
◎ Vascularisasi Ren :
○ Vena renalis keluar dari hilus
 v. cava inferior
◎ Limfe  nodi limfatici lumbales
(di pangkal a. Renalis)
◎ Saraf : Plx simpaticus renalis.
Serabut aff berjalan melalui plx
renalis masuk Medula spinalis
melalui n. Thoracicus X-XII.

17
n.l lumbales

18
02
Histologi, Fisiologi Ginjal dan
Pembentukan Urin
Histologi Proximal and Distal Convoluted Tubule
◎ Nefron terdiri atas segmen-segmen korpuskulum malphigi,
tubulus kontortur proksimal, ansa henle dan tubukus kontrortus
distal.
◎ Bagian pangkal dari nefron terdiri atas 2 lapisan tipis kapsula
Bowman (lamina parietel dan lamina veseral), diantara kedua
lapisan itu terdapat ruangan Bowman.
◎ Kapsula Bowman berbentuk mangkuk di dalamnya ditempati
,
oleh kapiler glomerulus kedua bangunan ini disebut
korpuskulum renalis (malphigi)
Glomerulus

Function = Filtration of blood


◎ kaitannya dengan fungsi pengendalian tekanan darah maka di
dalam ginjal terdapat apparatus jukstaglumerularis yang terdiri
atas sel-sel jukstaglumerularis dan macula densa. Macula densa
merupakan bagian dari tubulus distal
1. GINJAL / REN
◎ terletak pada dinding posterior abdomen (didaerah lumbal),
disebelah kanan dan kiri tulang belakang,
◎ dibungkus lapisan lemak yang tebal dibelakang peritoneum
◎ Kedudukan setinggi Vth12-L3, ginjal kanan lebih rendah
dari kiri
◎ Ukuran : panjang 6-7,5 cm, tebal 1,5-2,5 cm, berat 140 gr
◎ Bentuk : seperti biji kacang, sisi dalam cekung (hilum)
merupakan tempat masuk dan keluar pembuluh ginjal
Anatomi internal

○ Cortex renalis
○ Medulla renalis
○ Pyramid renalis
○ Papilla renalis
○ Collumna renalis
○ Ductus papillaris
○ Calyx minor
○ Calyx major
○ Pelvis renalis
○ Sinus renalis

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://academic.kellogg.cc.mi.us/herbrandsonc/bio201_McKinley/f27-9a_urinary_bladder_c.jpg&imgrefurl=http://academic.kellogg.cc.mi.us/herbrandsonc/bio201_McKinley/Urinary%2520System.htm&h=490&w=800&sz=135&hl=id&start=3&tbnid=PjiUmIL-
b7BE7M:&tbnh=88&tbnw=143&prev=/images%3Fq%3Dmicturition%2Breflex%26svnum%3D10%26hl%3Did%26lr%3D%26sa%3DG
Nephron (Struktur terkecil dari ginjal) :
1. Renal corpuscle :
a. Glomerulus/ badan malphigi
b. Bowman’s capsule
2. Renal tubule:
a. Proximal convoluted tubule
b. Loop of Henle
c. Distal convoluted tubule
3. Collecting duct
4. Papillary duct

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/solitarykidney/images/nephronkidA.gif
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://academic.kellogg.cc.mi.us/herbrandsonc/bio201_McKinley/f27-9a_urinary_bladder_c.jpg&imgrefurl=http://academic.kellogg.cc.mi.us/herbrandsonc/bio201_McKinley/Urinary
%2520System.htm&h=490&w=800&sz=135&hl=id&start=3&tbnid=PjiUmIL-b7BE7M:&tbnh=88&tbnw=143&prev=/images%3Fq%3Dmicturition%2Breflex%26svnum%3D10%26hl%3Did%26lr%3D%26sa%3DG
Arah Aliran Urin pada Tubulus Renalis

Tubulus tubulus medulla


Nephron contortus descenden membentuk
ansa Henle lengkung (loop)
proximalis

Tubulus tubulus
Papilla ductus
colectivus ascenden
renalis colectivus distalis ansa Henle

calyces calyces pelvis


ureter
minor mayor renalis

30
Fungsi Ginjal

1. Ekskresi produk sisa/limbah/benda asing metabolisme : urea(dari metabolisme protein),


kreatinin(dari metabolisme otot), bilirubin (dari metabolisme hemoglobin), asam urat
(dari metabolisme asam nukleat)
2. Ekskresi bahan kimia asing : obat, toksin, pestisida, zat tambahan makanan
3. Hormon yg dimetabolisme ginjal : sebagian besar hormon peptide (mis. Insulin,
angiotensin I,II), hormon (calcitriol & erythropoetin) , metabolisme dan ekskresi
hormone : factor eritropetik ginjal, 1,25 dihidroksikolekalsiferol (vit D), renin.
4. Pengaturan/regulasi pH darah/ keseimbangan asam-basa
5. Regulasi glukosa darah / Glukoneogenesis : sintesa glukosa dari asam amino
6. Pengendalian /regulasi tekanan darah dan tekanan arteri
7. Pengaturan /Pemeliharaan osmolaritas darah (300 mOsm/l), ekskresi air dan elektrolit
PROSES PEMBENTUKAN URIN

◎ Proses Filtrasi oleh glomerulus


○ perpidahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerulus ke dlm kapsul bowman
○ Dibantu oleh : membran kapiler glomerulus lebih permeable dan tekanan darah
glomerulus lebih tinggi (10 mmHg)
◎ Proses Reabsorbsi oleh tubulus
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan bbrp ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal, Sedangkan pada tubulus distal terjadi penyerapan kembali sodium dan ion
bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
◎ Proses Sekresi oleh tubulus
Sisa dari penyerapan kembali yg terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis (pelvis
renalis) selanjutnya diteruskan keluar
1. Filtrasi oleh Glomerulus
Permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent shg terjd
penyerapan darah yg tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yg
terdiri dr glukosa air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat,dll diteruskan
ke tubulus ginjal cairan yang di saring disebut filtrate gromelurus.
 Filtrat glomerular = 150 l (F)/ 180 l (M); Fraksi filtrasi (16-20%);
99% filtrat direabsorbsi (ekskresi 1-2 l)
 Net filtration pressure (NFP) sebesar 10 mmHg
 Glomerular Filtration Rate (GFR): jumlah filtrat terbentuk di dalam
corpusculi renalis per menit = 125 ml/min (M) atau 105 ml/min (F)
Regulasi Glomerular Filtration Rate (GFR)
1. Autoregulasi renal
1. Mekanisme myogenik
2. Umpan balik tubuloglomerular
2. Regulasi saraf simpatis
3. Regulasi hormonal
1. Angiotensin II
2. Atrial natriuretic peptide (ANP)
1. Autoregulasi renal
1. Mekanisme myogenik:
Glomerular Filtration Rate GFR  regangan arteriola afferent 
kontraksi otot arteriola afferent  lumen menyempit 
GFR ke tingkat semula

2. Umpan balik tubuloglomerular:


GFR  cairan lewat cepat di tubulus 
rebasorbsi Na, Cl, air di PCT & loop of Henle 
deteksi oleh macula densa  inhibisi sekresi NO 
arteriola afferen konstriksi  GFR ke normal
2. Regulasi saraf simpatis  norepinephrine

1. istirahat: stimulasi rendah  arteriola a & e dilatasi  autoregulasi


renal & GFR tetap

2. stimulasi moderat: arteriola a & e konstriksi  restriksi aliran darah


masuk & keluar glomerulus  GFR sedikit

3. stimulasi kuat: vasokonstriksi arteriola a > e  GFR  urine


 aliran darah ke jaringan lain
Reabsorbsi dan sekresi pada berbagai
lumen tubuli
◎ Tubulus Proximalis :
○ Glucose, as.amino dan protein 100% direabsorbsi.
○ Air, Na+, Cl-, K+ 80% direabsorbsi
○ Sekresi kreatinin, urea, asam organik, metabolik obat dan ion H +
◎ Pars Descenden Loop Henle : sangat permeable terhadap air
◎ Pars Ascenden : tidak permeable terhadap air, dapat reabsorbsi
aktif Na+, Cl-
◎ Tubulus Distalis :
○ Permeabilitas air tergantung ADH
○ Na+, Cl-, reabsorbsi aktif
○ Sekresi H+, K+, NH3-
Transport ion-ion pada tubuli

◎ Cl- : reabsorbsi pada Loop Henle tebal, tubulus proximalis

◎ K+ : disekresi pada tubulus distal

◎ HCO3- : direabsorbsi dalam bentuk CO2, sebagian kecil dalam bentuk HCO3-

◎ H+ : disekresi aktif pada tubulus proximalis bag distal


Prinsip-prinsip Reabsorbsi & Sekresi Tubulus
◎ Reabsorbsi: 99% air dikembalikan ke darah
◎ Tubulus proximalis berperan besar dalam reabsorbsi
◎ Reabsorbsi: Na+, K+, Ca2+, Cl- , HCO3- , HPO42-
◎ Protein & peptida  reabsorbsi pinositosis
◎ Tubulus distalis  “fine tuning” reabsorbsi
◎ Sekresi: H+, K+, NH4+, kreatinin, obat-obatan (penisilin)
○ Sekresi H+  kontrol pH darah
○ Sekresi substansi sampah
◎ Rute reabsorbsi:
○ Paraseluler & Transeluler
◎ Mekanisme transport:
○ Transport aktif primer (hidrolisis ATP)
○ Transport aktif sekunder (symporters & antiporters)
○ Transport maksimum (mg/min)  glukosa darah > 200 mg/ml
• 90% air direabsorpsi bersama Na+, Cl-, dan glukosa 
reabsorpsi air wajib (obligatory water reabsorption)

• 10% air (10 – 20 L/ hari) direabsorpsi (tubulus kolektivus, oleh


ADH)  reabsorpsi air fakultatif (facultative water reabsorption)
Rebasorbsi & Sekresi di Tubulus Proximalis

 Reabsorbsi ion (terutama Na+ dan air terbesar; 65%)


 Reabsorbsi dengan sistem Na+ symport: glukosa &
asam amino (100%), asam laktat, ion-ion fosfat
(HPO42-) dan sulfat (SO42-)
 Sistem Na+ /H+ antiport: Na+ dan HCO3- (80-90%)

 Osmosis air (tub. prox. & descending limb of


Henlepermeable)
 Difusi pasif: Cl- (50%), K+ (65%), Ca2+, Mg2+, HPO42+
 Hepatosit: Ammonia (NH3)  urea  filtrasi & sekresi
 Deaminasi asam amino  ammonia http://people.eku.edu/ritchisong/554images/proximal_tubule.jpg
Reabsorbsi di Loop of Henle
◎ Akhir tubulus proximalis: osmolaritas = darah
◎ Loop of Henle:
○ Descending limb  reabsorbsi 15% air
○ Thick ascending limb  impermeable thd. air
○ Reabsorbsi HCO3- (10-20%)
◎ Sistem Na+ -K+ -2Cl- symport:
○ Reabsorbsi Na+ & Cl- (35%)
○ K+ kembali ke tubulus
◎ Reabsorbsi kation: Na+, K+,Ca2+ (20-30%), Mg2+
◎ Akhir loop of Henle: osmolaritas
http://www.mscd.edu/~biology/2320course/2320images/nephron.jpg
Reabsorbsi di Tubulus Distalis
◎ Sistem Na+ -Cl- symport
◎ Hormon parathyroid  reabsorbsi Ca2+
◎ Reabsorbsi air 10-15%
◎ Akhir tubulus distalis: 90-95% ion & air terserap

http://www.varimed.hu/hypertension/pha/img/pha_577.gif
Reabsorbsi & Sekresi di Ductus Collectivus
Principal cells: reabsorbsi Na+ & sekresi K+
◎ Intercalated cells: reabsorbsi K+ & HCO3- ; sekresi
H+

http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/N/nephron.gif
Regulasi Reabsorbsi & Sekresi oleh Hormon

Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron


• Angiotensin ll:
• Vasokonstriksi arteriola afferent  GFR
• Reabsorbsi Na+, Cl- , dan air di tubulus proximalis
• Stimulasi kortex adrenal  aldosteron  reabsorbsi
Na+, Cl- dan sekresi K+ di ductus collectivus 
reabsorbsi air
• Hormon Antidiuretik (ADH)/ Vasopressin
• Reabsorbsi air di bagian akhir tubulus distalis & ductus
collectivus (urine = 400 – 500 mL)
• Osmolaritas plasma  osmoreseptor hipothalamus 
hipophysis  ADH  tubulus
distalis & ductus collectivus
• Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
• Volume darah  ANP dari jantung
1. Inhibisi reabsorbsi Na & air di tubulus proximal & ductus
collectivus
2. Inhibisi sekresi aldosteron & ADH
03
Ureter
Ureter
◎ Terdiri dari 2 saluran fibromuskular pipa masing-masing
bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya 35-
40 cm, dengan penampang 0.5 cm, setebal tangkai bulu
angsa. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan
sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

49
Vaskularisasi Ureter

◎ Ureter memasuki apertura pelvic


superior dan berjalan di anterior dari
percabangan a. iliaca communis,
kelateral sepanjang dinding dan dasar
pelvis, lalu memasuki basis VU
dalam posisi miring mencegah
refluks urine ke ureter saat VU
penuh.
◎ Didalam pelvis, ureter disilangi oleh:
○ Ductus deferen (pada pria)
atau
○ Arteri uterina (pada wanita)

50
Ureter

◎ Terbagi menjadi 3 bagian :


◎ Superior : cab. a. Renalis; nl.
lumbales
◎ Media : cab. aorta abdominalis, a.
Testicularis/ovarica, a. Iliaca
communis; nl. Iliaca comm.
◎ Inferior : cab. a. Iliaca interna; nl.
Iliaca interna & externa

51
Persarafan Ureter

◎ Berasal dari plx renalis, aorticus, hypogastricus sup dan inf.


◎ Eff visc berasal dari sumber simpatik dan parasimpatik.
◎ Aff visc menuju Medula spinalis level T11-L2.
◎ Nyeri ureter biasanya berkaitan dgn distensi ureter, dialihkan ke area kulit yg
disuplai oleh saraf pada level T11-L2.
◎ Daerah tsb meliputi :
○ Dinding posterior & lateral abdomen
○ Antara costae dan crista iliaca
○ Regio pubica
○ Scrotum/labia majora
○ Aspek anterior proximal regio femoral

52
◎ Lapisan dinding ureter terdiri dari : Dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa); Lapisan tengah lapisan otot polos dan Lapisan sebelah dalam
lapisan mukosa
◎ Bermula dari hilum kemudian berjalan ke bawah melalui rongga abdomen
ke dalam rongga pelvis dengan arah oblique dan bermuara di posterior
kandung kencing
◎ Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yg
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih

53
54
Histologi ureter
arteriole

1. Epitel transisionil , 3-5 lapis , vesikel


sitoplasma pada puncak sel,lumen
melipat
2. Lamina propria : jp padat ,serat elastis.
3. Lamina musklularis : 2 lapis (lingitudinal
interna, sirkuler/ oblik eksternal . Di 1/3
dital 3 lapisan (longit. sisrkulaer, longit.)
4. Adventisia : jp.fibroelastis.

Adventisia
04
Vesica Urinaria
Vesica Urinaria
◎ Terletak di cavum pelvis saat kondisi kosong, dan mengembang ke superior hingga cavum
abdomen saat penuh.
◎ Bentuk seperti piramid, memiliki apex (anterior), basis (posterior) dan 1 fasies superior, 2
facies inferolateral.
◎ Apex  lig. umbilicale mediana (sisa chorda urachus), berlanjut dari apex hingga
umbilicus
◎ Basis  bentuk segitiga terbalik, 2 Sudut atasnya dimasuki oleh ureter, 1 sudut inferior
berlanjut sebagai urethra. Di bagian dalam halus, membentuk Trigonum vesicae.
◎ Permukaan inferolateral berada di superior dari m. Obturator intrernus dan m. Levator ani.

57
58
Collum vesicae = cervix vesicae, merupakan pangkal urethra. Bagian ini paling
terfixasi oleh lig. pubovesicale (pada wanita) atau lig. puboprostaticum (pada
pria)
Saat lahir, VU hapir seluruhnya berada di cavitas abdominalis, namun seiring
pertumbuhan panjang badan, saat pubertas VU terletak di cavum pelvis.

59
bekerja sebagai penampung urin.
Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi), bagian bawah disebut basis, bagian atas
fundus, puncaknya apeks mengarah ke depan bawah dan letaknya di belakang simfisis
pubis di dalam rongga panggul.
Vesica urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet
Dinding kandung kemih terdiri dari 4 lapisan : lapisan sebelah luar (peritoneum); Lapisan
otot (tunika muskularis), Tunika submukosa, dan Lapisan bagian dalam (lapisan mukosa)
Ada 3 saluran yg berhubungan dengan kandung kencing yaitu 2 ureter yg bermuara ke
dalam kandung kencing dan 1 uretra yg keluar dari kandung kencing

60
Daerah segitiga antara 2 lubang ureter dan 1 lubang uretra disebut trigonum vesica
urinaria
Pada wanita, kandung kecing terletak di antara simfisis pubis, uterus dan vagina.
Dari uterus kandung kencing dipisahkan oleh lipatan peritoneum, membentuk suatu
ruang disebut cavum Douglas

61
Cara Kerja VU mengeluarkan urin

◎ Jumlah urin sekitar 300-400 ml di VU  distensi/peregangan otot VU


stress reseptor  mempengaruhi medulla spinalis S2,3,4  otak saraf
parasimpatis (melalui n. splanchnicus pelvicum) pada dinding VU 
diapfragma dan dinding anterior abdomen berkontraksikenaikan tekanan
intra abdomen  m. pubococcygeus relaksasi cervix vesicae turun
kontraksi m. detrusor vesicaememendekkan urethra melebarkan dan
membuka OUI (Ostium Urethra Interna)  urin keluar dari VU.
◎ Kontraksi m. pubococcygeus mengangkat cervix vesicaem. detrusor
dan otot urethra relaksasi urethra memanjang OUI menyempit dan
menutup pengeluaran urin berhenti

62
Histologi ureter
arteriole

1. Epitel transisionil , 3-5 lapis , vesikel


sitoplasma pada puncak sel,lumen
melipat
2. Lamina propria : jp padat ,serat elastis.
3. Lamina musklularis : 2 lapis (lingitudinal
interna, sirkuler/ oblik eksternal . Di 1/3
dital 3 lapisan (longit. sisrkulaer, longit.)
4. Adventisia : jp.fibroelastis.

Adventisia
05
Urethra
URETHRA

◎ Berawal dari basis VU hingga ostium urethra externum.


◎ Pada wanita, urethra pendek (4 cm), menembus spatium perinei
profundum dan bermuara pada vestibulum vaginae diantara kedua
labia minora.
◎ Dua glandula paraurethrales SKENE berhubungan dgn ujung
bawah urethra dan bermuara pada margo lateral OUE.
◎ Pada pria, urethra panjang (20 cm), membelok 2 kali. Menembus
prostat, melewati spatium perinei profundum dan membrana
perinei lalu, masuk ke bulbus penis (lengkung pertama). Lengkung
kedua terjadi ketika penis dalam kondisi lemas.
URETHRA

◎ Urethra pria terbagi menjadi :


○ pars preprostatica (1 cm; m. Sphincter urethra
internum),
○ Pars prostatica (3-4 cm; sinus prostaticus, muara
duct. Ejaculatorius, crista urethralis, colliculus
seminalis, utriculus prostaticus),
○ Pars membranacea (m. Sphincter urethra externum),
○ Pars spongiosa (paling panjang, fossa navicularis,
OUE).
Histologi Uretra
 Laki-laki  3 segmen :
1. pars prostatic  epitel
transisional
2.pars membranosa 
epitel columnar komplek &
pseudokkomplek kolumner
3. pars spongiosa 
pseudokomplek kolumner,
squamous komplek pd
glans.
KLINIS

◎ Wanita lebih mudah infeksi pada ◎ Kateterisasi urethra dilakukan


tractus urinarius karena urethra untuk drainase urine pada kondisi
pendek. tertentu.
◎ Gejala berupa cystitis (inflamasi VU) ◎ Pada pria, urethra panjang dan
◎ Pada anak kurang dari 1 tahun infeksi membelok sehingga perlu
dapat menyebar ascenden ke ginjal
pengetahuan anatomi agar
menyebabkan kerusakan ginjal
hingga gagal ginjal. Diagnosis dan
terhindar dari kesalahan. Pars
penatalaksanaan hingga tuntas sangat membranacea sangat tipis dan
penting. pada area yg membelok sehingga
rawan terjadi ruptur.
TERIMA
KASIH

70

Anda mungkin juga menyukai