Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN KAWASAN PRODUKSI

SUNGAI DI PERKOTAAN DAN


TRADISIONAL
Reva aulia qori (160000000)
Agria Yolanda (2020422016)
PENGELOLAAN KAWASAN PRODUKSI SUNGAI DI PERKOTAAN

SUNGAI
Pengelolaan sungai meliputi :
alur atau wadah alami dan/atau buatan berupa jaringan
• Konservasi sungai
pengaliran air beserta air didalamnya, mulai dari hulu
• Pengembangan sungai
sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis
• Pengendalian daya rusak air sungai
sempadan

Pengelolaan sungai dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan dengan tujuam umtuk
mewujudkan kemanfaatan fungsi sungai yang berkelanjutan (PP 38 tahun 2011).

FUNGSI SUNGAI DI WILAYAH PERKOTAAN


PP 38/2011 tentang sungai
UU 1/2011 tentang PKP
Pasal 4
Ayat 1. a. Palung sungai berfungsi sebagai ruang Kawasan pemukiman adalah bagian
dari lingkungan hidup diluar kawasan UU 26/2007 tentang ruang
wadah air mengalir dan sebagai tempat
berlangsungnya kehidupaan ekosistem sungai. lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun pedesaan, yang Sempadan termasuk dalam kawasan
berfungsi sebagai lingkungan tempat lindung setempat
Pasal 5
Ayat 1. b. Sempadan sungai berfungsi sebagai tinggal atau lingkungan hunian dan
ruang penyangga antara ekosistem sungai dan tempat kegiatan yang mendukung
daratan, agar fungsi sungai dan kegiatan manusia perikehidupan dan penghidupan
tidak saling terganggu.
PENGELOLAAN KAWASAN PRODUKSI SUNGAI DI PERKOTAAN

Pengelolaan sungai perkotaan

LOKASI OLEH
LINGKUP
• palung sungai; • Pemerintah
• konservasi sungai
• sempadan sungai; • Pemerintah daerah provinsi
• pengembangan sungai
• 3 danau paparan banjir • Pemerintah daerah kab/kota
• pengendalian daya rusak air sungai
• Dataran banjir • Masyarakat

a) Kegiatan yang diperbolehkan b) Kegiatan yang diperbolehkan c) kegiatan yang tidak


dengan syarat diperbolehkan
sesuai peruntukan: untuk RTH,
pemasangan bentangan jaringan kegiatan budidaya pertanian dengan kegiatan yg mengubah bentang alam,
transmisi tenaga listrik, kabel jenis tanaman yg tidak mengurangi kegiatan yang mengganggu kesuburan
telepon, pipa air minum, kekuatan struktur tanah & kegiatan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi dan
pembangunan prasarana lalu lintas selain yg tidak mengganggu fungsi hidraulis, Kelestarian flora dan fauna,
air, bangunan pengambilan, dan sempadan sungai antara lain kegiatan kelestarian fungsi lingkungan hidup,
pembuangan air, bangunan pemasangan reklame & papan kegiatan pemanfaatan hasil tegakan,
penunjang sistem prasarana kota, pengumuman, pendirian bangunan kegiatan yang menghalangi dan/atau
kegiatan penyediaan lokasi dan jalur yg dibatasi hanya utk bangunan menutup ruang dan jalur evakuasi bencana,
evakuasi bencana, serta pendirian penunjang kegiatan transportasi kegiatan pembuangan sampah, & kegiatan
bangunan untuk kepentingan sungai, kegiatan rekreasi air, serta lain yg mengganggu fungsi sempadan
pemantauan ancaman bencana; jalan inspeksi & bangunan pengawas
ketinggian air sungai
CONTOH GAMBARAN KAWASAN PRODUKSI SUNGAI DI PERKOTAAN
PENGELOLAAN KAWASAN PRODUKSI SUNGAI TRADISIONAL
Dengan ditetapkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi dengan UU No. 32 tahun 2004, secara
legal daerah kabupaten/kota telah diberi wewenang untuk mengelola wilayahnya. Konsekuensinya adalah, daerah perlu lebih aktif
mengelola sumber daya alam yang dimiliki termasuk sumber daya ikan. Pengelolaan secara aktif oleh daerah itu perlu dilakukan,
agar daerah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya

Surat Keputusan Bupati Pesisir Selatan Sumatera Barat No. 523 Tahun 2007 Tentang Penetapan Kawasan Konservasi Adat Perairan Air Tawar.
Salah satu kawasan konservasi adat perairan tawar yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan adalah lubuk larangan Lubuk Panjang di Nagari
Barung-Barung Balantai. Lubuk larangan ini dibentuk atas inisiasi masyarakat di desa setempat yang bertujuan untuk menjaga kelestarian
ikan pada sungai tersebut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Suaka perikanan perlu dilakukan agar habitat pemijahan ikan dapat
terlindung, terutama dari aktivitas non perikanan seperti penambangan pasir.

Batasan-batasan konservasi pada lubuk larangan, dijelaskan pada Peraturan


Nagari Barung-Barung Belantai Nomor 02/PN/BBB-2002 dan Nomor
Fungsi : untuk menjaga kelestarian
01/PN/BBB-2003 tentang larangan penangkapan ikan dan penebangan kayu
sumber daya perikanan dan secara illegal.
meningkatkan kesejahteraan serta
perekonomian masyarakat, Pelarangan yang dimaksud adalah pelarangan melakukan penangkapan ikan
baik di wilayah lubuk larangan maupun disekitarnya dengan menggunakan
Syarat dibentuknya lubuk larangan racun, jaring, bahan peledak dan penyetrumanbaik perseorangan maupun
antara lain adalah harus adanya kelompok karena dapat merusak ekosistem sungai. Namun, khusus untuk
peraturan dari Nagari dan adanya wilayah lubuk larangan tidak diperbolehkan menangkap ikan dengan segala
kelompok pengelola/pengurusnya. jenisalat tangkap.Peraturan ini juga mengatur sanksi terhadap pelanggaran
penangkapan di wilayah lubuk larangan.
PENGELOLAAN KAWASAN PRODUKSI SUNGAI TRADISIONAL

Kearifan lokal dalam pengelolaan sungai dan sumber daya alam (SDA) sejak dahulu telah diterapkan pada Sungai
tradisional Sebangau seperti :

Adat mengelola Sungai Adat Mengelola Perikanan

Aturan-aturan dalam mengelola sungai: Beberapa aturan mengelola/mencari ikan:


• Masyarakat berhak menggunakan • Alat yang digunakan dalam menangkap ikan adalah peralatan
sungai/anak sungai untuk berbagai keperluan tradisional seperti bubu (buwu),rengge, tampirai, rawai dan
dan memungut sumber daya alam yang ada di lain-lain alat tangkap ikan tradisional
sepanjang aliran sungai dan sekitar • Setiap penangkapan ikan pada sebuah sungai/saha/tatah
• Pengelola sungai berkewajiban menjaga harus seizin pengelola sunga/tatah
kebersihan sungai, sakadanberhak mengatur • Penangkapan ikan dengan cara menyetrum, menggunakan
serta mengawasi semua orangyang melakukan tuba ataupun bahan beracun lainnya dilarang karena dapat
kegiatannya disungai, sakatersebut menyebabkan kematikan ikan secara masal
• Anak sungai atau saka yang dikelola oleh • Seseorang memasuki sungai tanpa izin pengelola sungai/anak
seseorang atau sekelompok masyarakat adat, sungai untuk tujuan menangkap ikan atau mencari
hak pengelolaannya diakui dan dilindungi hasilhutan di sekitar sungai dikenakan sanksi
oleh hukum adat Dayak • Seseorang yang menuba/menyetrum sungai/anak
sungai/danau sehingga menyebabkan kematian ikan secara
masal dikenakan sanksi.
PENGELOLAAN KAWASAN PRODUKSI SUNGAI TRADISIONAL

Anda mungkin juga menyukai