DENGAN SENGAJA
Kejahatan terhadap tubuh yang dilakukan dengan
sengaja (penganiayaan) ada 6 macam :
1. Penganiyaan biasa (pasal 351)
2. Penganiyaan ringan (pasal 352)
3. Penganiyaan berencana (pasal 353)
4. Penganiyaan berat (pasal 354)
5. Penganiyaan berat berencana (pasal 355)
6. Penganiyaan dengan cara dan terhadap orang –
orang yang berkualitas tertentu yang memberatkan
(pasal 356)
1. Penganiyaan Biasa (Gewone
Mishandeling)
Penganiayaan biasa (gewone mishandeling) dapat
disebut juga dengan penganiayaan bentuk pokok
dirumuskan dengan menyebut kualifikasinya sebagai
penganiayaan dan menyebutkan ancaman pidananya
Berbeda dengan rumusan kejahatan-kejahatan lain
yang disebutkan unsur tingkah laku dan unsur-unsur
lainnya, seperti kesalahan, melawan hukum atau
unsur mengenai obyeknya.
Sehingga dalam mencari unsur-unsur dalam
penganiayaan pokok harus menafsirkan tentang arti
dari penganiayaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang pembentukan pasal
diatas, penganiayaan diartikan sebagai perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan
rasa sakit (pijn) atau luka (letsel) pada tubuh orang
lain.
Sehingga penganiayaan mempunyai unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Adanya kesengajaan
b. Adanya perbuatan
c. Adanya akibat perbuatan (yang dituju)
yaitu :
• Rasa sakit pada tubuh dan atau
• Luka pada tubuh.
Unsur pertama merupakan unsur subyektif
(kesalahan),
unsur kedua dan ketiga merupakan unsur obyektif .
MISHANDELING)
Tindak pidana penganiyaan ringan (lichte mishandeling)
diatur dalam pasal 352 KUHP, yang rumusannya sebagai
berikut :
(1) Lain dari pada hal tersebut dalam pasal 353 dan 356,
penganiyaan yang tidak menyebabkan sakit atau halangan
untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan, dipidana
sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara
selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-
banyaknya empat ribu lima ratus rupiah. Pidana itu dapat
ditambah sepertiganya bagi orang yang melakukan
kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya atau
yang dibawah perintahnya.
(2) Percobaan melakukan kejahatan itu tidak dapat
dipidana.
Dalam penjelasan pasal tersebut yang masuk dalam pasal
ini adalah penganiayaan yang tdk :
1. Menyebabkan sakit (walaupun menimbulkan rasa sakit)
2. Menimbulkan halangan untuk menjalankan jabatan atau
melakukan pekerjaan sehari-hari
Batasan penganiayaan ringan
Batasan penganiayaan ringan adalah :
a. Bukan berupa penganiayaan berencana (pasal 353)
b. Bukan penganiyaan yang dilakukan :
1) Terhadap ibu atau bapaknya yang sah, istri atau anaknya
2) Terhadap pegawai negeri yang sedang dan atau karena
menjalankan tugasnya yang sah
3) Dengan memasukkan bahan yang berbahaya bagi nyawa
atau kesehatan untuk dimakan atau diminum (pasal 356)
c. Tidak (1) menimbulkan penyakit, atau (2) halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau (3) pencaharian.
Utuk menetapkan suatu penganiayaan sebagai
penganiayaan ringan. Menurut wirjono Prodjodikoro,
dalam tatanan praktek ketentuan tidak menyebabkan
sakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau
pekerjaan adalah bahwa korban harus dirawat
dirumah sakit atau tidak .
Pada penganiayaan ringan ada faktor pemberat pidana
(dapat ditambah sepertiga dari pidana yang diancamkan ),
yang digantungkan pada kualitas pribadi korban dalam
hubungannya dengan petindak, ada 2, ialah :
(1) pada orang yang bekerja pada petindak, dan
(2) pada bawahannya.