Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENYAKIT VIRAL

Utk analisis penyakit infeksius, diperlukan :


• Case history  populasi yg menunjukkan
Data morbiditas atau mortalitas
Species, ukuran, jumlah ikan
Berapa lama ikan tsb menunjukkan gejala
klinis, perubahan behaviour dan perubahan
pada pola makan
• Pola mortalitas  gambaran penyebab
Agen infeksius
Kualitas air yg buruk
Bahan toksik
• Gejala klinis
Perubahan behaviour
 Nafsu makan berkurang atau berhenti
 Lesu atau malas berenang
 Gerakan renang berputar atau tdk menentu
Perubahan eksternal
 Hemoragis, erythemia
 Exopthalmia, mata buram
 Hydropsy
 Tubuh tampak bengkak krn odema otot atau rongga
perut berisi cairan
 Abdomen membesar
 Nodul pada kulit atau sirip
Perubahan internal
 Terdapat cairan jernih atau kuning dlm rongga
peritoneal
 Viscera hyperemic
 Hati pucat, mottled, hyperemic, petechiae
 Limpa gelap kemerahan, bengkak
 Ginjal gelap kemerahan, pucat atau lunak
 Interstine erythemic, lembek, kosong
 Otot petechiae

• Data kualitas air


 Temperatur air, kand. oksigen terlarut, kadar CO2, amonia,
nitrit, kepadatan, kondisi cuaca sebelum & sesudah
mortalitas dan aktivitas pertanian yg ada pad lokasi
tersebut.
• Pemeriksaan Laboratorium
Deteksi antigen viral  menggunakan uji :
 Uji immunofluorescent
 Elisa (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
 AGPT (Agar Gel Precipitation Test)
 Viral Haemagglutination Test (HA-Test)
 Complement Fixation Test (CFT)
 Dll
Demonstrasi adanya partikel virus  dengan
mikroskop elektron (Transmission Electron
Microscope)
Isolasi dan identifikasi virus
 Isolasi virus  menumbuhkan virus pada TAB, kultur
sel. Hasil positip dilakukan pasase berulang
 Identifikasi :
- secara langsung dng mikroskop elektron
- secara tdk langsung dng uji serologis

Deteksi antibodi  dng uji serologis


Bila terdeteksi  ada kontak antara individu dng
antigen (agen infeksius)
Keberhasilan isolasi virus tergantung :
• Seleksi spesimen
0 0 1 1 0 0 1
0 Penentuan
1 0 1 0 1 1 0 1 0obyek
0 0 1 0 1 0yg
0 1tepat
sbg spesimen
011
 Saat pengambilan spesimen
Stadium awal penyakit (untuk penyakit yg mempunyai

2
masa inkubasi pendek)
Stadium akut

1
4
Stadium penyembuhan
Stadium setelah sembuh
• Koleksi spesimen
 Pengambilan dilakukan secara aseptik
 Spesimen diambil dari jaringan terinfeksi (ø 2-3 cm)
 Spesimen dimasukkan ke dlm media transport, dikemas,
dilabel & dimasukkan ke dlm termos es.
Medium transport : NaCl fisiologis, phosphate buffer
saline (PBS), Hank’s BSS (balanced salt solution)

Pengambilan sampel untuk tujuan serologik :


Darah diambil tanpa antikoagulan, dipisahkan dan
disimpan pada suhu 4°C atau -20°C
Sebelum diuji, serum terlebih dahulu dipanaskan
pada suhu 56°C selama 30 menit untuk
menghilangkan zat yg tdk spesifik dan komplemen
(utk CFT & uji netralisasi)
Sampel serum diambil sebanyak 2 kali, yaitu pada
fase akut dan fase penyembuhan
• Pengiriman spesimen ke laboratorium
Dilakukan secepat mungkin dlm keadaan dingin
Dilindungi dari sinar matahari
Dilengkapi dng surat pengantar yg menjelaskan
tentang :
Spesies, ukuran dan jumlah ikan dalam kolam
Data morbiditas / mortalitas dan pola mortalitas
Perubahan behaviour dan gejala klinis
Data kualitas air
Treatmen yg sudah diberikan
 Pengolahan spesimen
 Usapan  dimasukkan ke dlm media transport 
dibuat homogen, disentrifus dan difilter.
 Cairan  difilter
 Feses  dibuat suspensi 20%, diaduk dan disentrifus
 supernatan diambil & ditambah antibiotik
 Jaringan  dibuat suspensi 10%  disentrifus &
supernatan ditambah antibiotik.
Antibiotik : penisilin 1000 unit/ml, streptomisin 1000
µg/ml dan fungizon 25 µg/ml.
Bila kontaminan dlm spesimen terlalu banyak  dosis
ditingkatkan
Bahan isolat : supernatan hasil pengolahan spesimen

Anda mungkin juga menyukai