1
Analisis Derajat
Kesehatan (Konsep
Henrik L. Blum)
Lingkungan
45%
30%
Perilaku masyarakat
:
Intervensi Spesifik
30%
kontribusi pada penurunan
stunting
Intervensi Sensitif
70%
kontribusi pada penurunan
stunting
Membutuhkan SDM
3 KOMPONEN
PENANGGULANGAN STUNTING -
EE
Continued expsoure: Mounts an immune response, stress levels rise and the body diverts nutrients
away from growth towards fighting an infection
Environmental Enteropathy
STRATEGI NASIONAL
SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT (STBM)
adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui
pemberdayaan dengan metode pemicuan
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN
R.I.
NOMOR:
852/MENKES/SK/IX/2008
Jakarta, 9 September 2008
7
Diagram Pemutusan Mata Rantai
Penularan Penyakit
Tangan
Tinja
1. 2.
STOP CTPS
BABS Cairan
4. 3.
Sampah Makanan &
PSRT PAM Manusia
Minuman
MRT
Lalat/
serangga
5.
Limbah PLRT
Tanah
Kerangka Pikir
STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan
dng sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total
Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui peningkatan demand & supply
Dukungan
kebijakan Pemda
Strateg Wirausaha
sanitasi
Berbagi
i Pengembangan
Environmen STBM
pembelajaran Enabling Supply kredit mikro
Creation
t
Pembiayaan : APBN/D, Pilihan
Donor, CSR, sumber lain yg
Teknologi Tepat
tidak mengikat
Guna Sarana
Monev Sanitasi
Pelajaran dari Sejarah
Program Sanitasi
Pendekatan tradisional dianggap kurang berhasil
• Tidak menumbuhkan kebutuhan ( demand ) secara luas untuk cakupan sanitasi dan perubahan
perilaku.
• Tidak mendukung ekspansi sektor swasta yang dapat menyediakan pilihan luas ( supply
capacity ) bagi konsumen yang miskin dan kaya.
Penyediaan BLM kesling dan Pamsimas tidak hanya untuk meningkatkan akses masyarakat sangat miskin,
tetapi
1
sebagai alat untuk memastikan inklusifitas kelompok miskin dan untuk memicu percepatan ODF
kabupaten
3
di Daerah Intervensi Stunting 2018
RINCIAN
PENGALOKASIAN
1. Besaran alokasi untuk dinas kesehatan kab/kota sebagai fasilitas UKM
sekunder sesuai lampiran JUKNIS
2. Besaran alokasi balai kesehatan masyarakat sebesar Rp 200 juta/per
balai/tahun (bila ada)
3. Besaran alokasi dana BOK Puskesmas sesuai lampiran sebelum dibagi ke setiap
Puskesmas terlebih dahulu dialokasikan untuk :
1) Nusantara sehat sebesar Rp 200 juta/NS/tahun
2) Pemicuan desa STBM sebesar Rp 7,5 juta/desa/tahun
4. Alokasi dana bok puskesmas total setelah dikurangi untuk Nusantara
Sehat dan desa STBM dibagi untuk semua puskesmas secara
proporsional
5. Khusus untuk puskesmas dengan program Nusantara Sehat dan desa STBM maka
besaran alokasi dana BOK pusk hasil perhitungan pada point 3 ditambah
dengan alokasi Nusantara Sehat dan atau desa STBM
14
KETENTUAN KEGIATAN DESA STBM (DAK
Non
Fisik) 2017
• ALOKASI YANG DIPERHITUNGKAN DALAM ALOKASI ADALAH DESA YANG
SUDAH DITETAPKAN JUMLAHNYA 5.000 DESA
• APABILA ADA PENAMBAHAN DESA DIPERBOLEHKAN DENGAN
MENGGUNAKAN DANA YANG TERSEDIA DI SETIAP PUSKESMAS
• BESARAN SETIAP DESA DALAM PENETAPAN ALOKASI RP
7.500.000/DESA TETAPI DALAM PELAKSANAAN DPT DISESUAIKAN
DISETIAP DAERAH
• JENIS KEGIATAN DISESUAIKAN DENGAN PEDOMAN PENGEMBANGAN
STBM
15
Tahapan Pemicuan desa STBM
Pra Pemicuan : Pemicuan : Pasca Pemicuan :
1. Survei Lokasi (Identifikasi 1. Perkenalan dan Bina Suasana 1. Monitoring dan Evaluasi Hasil
baseline data sanitasi) 2. Maksud dan Tujuan Pemicuan sampai Desa
2. Penentuan Komunitas 3. Identifikasi Bahasa Lokal tersebut SBS.
3. Penentuan Tim Pemicu (penyebuta BABS
(Persiapan Diri penyebutan
n Tinja) dan 2. Verifikasi Desa SBS
Pemicu/Fasilitator/sanitarian) 4. Pemetaan
4. Penentuan Waktu dan 5. Hitung Tinja 3. Deklarasi Desa SBS
Tempat 6. Alur Penularan Penyakit
Sasaran 7. Transect Walk 4. Pendampingan desa pasca
8. Kontaminasi Air SBS desa (minimal 2 tahun u/
5. Penyiapan Alat Bantu (Bahan
9. Titik Pemicuan keg. Peningkatan Kualitas
Lokal/tepung terigu, tali rafia,
Elemen Pemicuan)
(Menggunakan
kertas plano, tepung terigu, Sarana dan Pemeliharaan
10. Kontrak Sosial
spidol, kertas HVS, air mineral Perilaku)
11. Komitmen Kapan
gelas)
Semua Terbebas dari BABS
6. Advokasi Toma dan Toga 12. Membentuk Komite/ Natural
(Koordinasi dengan aparat Leader
desa setempat ) 13. RTL 16
Pra Pemicuan Pemicuan Paska Pemicuan
17
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN
BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU
APLAUS
TERPICU BERI
TIDAK TERPICU TAKUT DOSA APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU HARGA DIRI TERPICU
APLAUS
PEMICUAN SELESAI /
TRANSECT WALK FASILITASI
PASCA PEMICUAN PEMICUAN SELESAI
FILM
19
PENDEKATAN
PEMICUAN
STBM
11/14/2018 ian88ellyas@yahoo.com
Secara umum, STBM terbukti memberikan
perubahan
45.000 100,0
40.000
38.605 90,0
35.000 80,0
70,0
30.000
24.955 60,0
25.000
50,0
20.000
40,0
15.000
28,9 30,0
10.000 7.325 20,0
5.000 17,4 16,8 10,0
- -
2012 2015 2017
Trigerred Percent ODF
• Lebih dari 6,000 desa yang dipicu setiap • Rata-rata peningkatan akses mencapai
tahun. 60%, sebelum dan setelah intervensi
• Rasio angka ODF (Open Defecation Free
STBM
/Stop BABS ) meningkat 170% dalam 2
tahun terakhir
Sistem Monitoring Nasional secara On-Line (Smart STBM)
26
No Program Padat Karya Alokasi Sasaran Unit Cost per Fisik Terbangun Total Fisik (65% dari Total dana Tenaga Kerja (30% dari Total Dana per desa= Rp. 30.000.000) Total Jumlah Jumlah Total Asumsi Total Upah
Perdesaan Dana desa (Rp.Juta) (unit minimal 1 desa per desa) Tenaga Kerja Per Prediksi Tenaga Jumlah Tenaga Kerja
PELAKSANAAN ( Rp.
Juta)
)
KK terlayani Unit cost/unit Penyelesa jumlah tenaga Upah Per Orang
lokasi desa Kerja Terlibat Hari Kerja
(hari)
(Rp.Juta)
Total Upah per
PENINGKATAN ian 1
Unit
kerja 1 unit Per Hari Rp. unit sarana
KUALITAS 1
1 2
Peningkatakan Kualitas
3
25.000 250
4
desa
5
100
6
20 KK/U
7
3,250,000
8= (6*7)
65.000.000
9
4 Hr
10
3 or
11
125,000
12=(9*10*11)
1.500,000
13 =(10*6)
60
14=(13*4)
15.000
15
30
16=(12*6*4)
7.500
SANITASI Sanitasi Kesehatan
Lingkungan) minimal 20 KK
nit
PRIORITAS
Tangan Pakai Sabun bagi
masyarakat miskin
Sumedang Karawang
Dokumentasi Tahap
I
Lampung Langkat
Dokumentasi Tahap
I
Cirebon Pamekasan
Temuan di
Lapangan
Positif: Negatif
1. Progress pembangunan desa sudah berjalan 1. Pelaporan keuangan dilaksanakan setelah selesai
50 - 100% Tahap ke 1 70% dari dana Rp. pembangunan fisik
100.000.000,- 2. KKM mengejar pembangunan sarana sanitasi,
2. Pembangunan sudah mengikuti ROK Tahap ke mengingat musim hujan = pelaporan keuangan
1; dikerjakan belakangan.
3. Sanitarian Puskesmas dan Faskab ataupun pj 3. Tidak bergantung kepada kepala desa dalam
pelaksanaan kegiatan rencanakan sesuai dengan ROK
kesling segera untuk membuatkan Berita acara yang akan direncanakan
uji fungsi yang memenuhi (teknis sudah sesuai
dengan rencana yang dibangun?MS dan 4. Masih ada KKM yang menarik 50% dana dari Tahap ke
berfungsi ); 1
5. Masih ada RKM melaksanakan pembangunan fisik
4. Kab dan Sanitarian Mengawal ROK masing hanya mempekerjakan 3 orang saja, sehingga
masing desa untuk berjalan sesuai rencana menghabiskan waktu pelaksanaan;
tepat waktu
6. Pembuatan Berita Acara penyimpanan dana di brankas
desa mengingat dana di simpan di rumah
KKM/Bendahara KKM;
35
Pembelajaran Positif Untuk Percepatan 2019
• Sosialisasi pelaksanaan di awal tahun 2019
• Revisi pedoman teknis pelaksanaan terkait percepatan untuk
pelaporan keuangan
• Penyediaan dana monev propinsi u mengawal pembangunan
• Propinsi dan Kabupaten sudah tersosialisasi kegiatan BLM di tahun
2018 sehingga proses pelaksanaan 2019 dapat dilaksanakan lebih
cepat
• Hampir 70% kabupaten 2018 ikut kembali desa sasarannya di tahun
2019.
• Pembelajaran model pendekatan BLM Sanitasi diangkat oleh daerah
untuk menjadi model pelaksanaan pengajuan di dana desa
36
540 DESA 85 KABUPATEN 32 PROVINSI
(dari 160 Kab Prioritas Stunting)
TAHUN 2019
SUMATERA
KALIMANTAN SULAWESI
14 KAB/KOTA PRIORITAS MALUKU - PAPUA
5 KAB/KOTA PRIORITAS 9 KAB/KOTA PRIORITAS
1. PIDIE 10 KAB/KOTA PRIORITAS
2. ACEH TENGAH 1. BARITO TIMUR 1. BOLAANG MONGONDOW
3. LANGKAT 2. HULU SUNGAI UTARA 1. MALUKU TENGAH
4. PADANG LAWAS UTARA 2. BANGGAI 2. SERAM BAGIAN BARAT
5. GUNUNG SITOLI 3. PENAJAM PASER 3. ENREKANG 3. HALMAHERA SELATAN
6. OGAN KOMERING ILIR UTARA 4. BUTON 4. SORONG SELATAN
7. LAMPUNG SELATAN 4. MALINAU 5. BOALEMO 5. TAMBRAUW
8. LAMPUNG TIMUR 5. KETAPANG 6. GORONTALO 6. TOLIKARA
9. BANGKA BARAT 7. MAJENE 7. LANNY JAYA
10. NATUNA 8. POLEWALI MANDAR 8. DOGIYAI
11. KAUR 9. MAMUJU 9. INTAN JAYA
12. ROKAN HULU 10. JAYAWIJAYA
13. LAMPUNG TENGAH
14. KERINCI
1 Peningkatakan 54.000 540 desa 100.000 20 KK/ 3,250,000 65.000.000 4 Hr 3 or 125,000 1.500,000 60 32,400 60 16.200
Kualitas Sanitasi Unit
Kesehatan
Lingkungan)
minimal 20 KK
miskin terlayani
akses
sanitasi/jamban
layak kesehatan &
Tempat Cuci
Tangan Pakai
Sabun
1. Sasaran desa adalah prioritas desa sudah dilaksanakan pemicuan /peruban perilaku
(STBM)
2. Dukungan Tim Kemen PUPERA untuk pendampingan Fasilitator Teknis Tingkat
Kecamatan dalam penyusunan RKM Fisik
3. Usulan 1 Desa 1 RKM dari KKM (Kelompok Kerja Masyarakat) RKM yang diusulkan
38
disahkan oleh Kepala Desa, Kepala Puskesmas Serta Kepala Dinas Kesehatan Kab )
PENGUATAN SUMBERDAYA PELAKSANAAN KONVERGENSI STUNTING &
PENINGKATAN KUALITAS SANITASI LINGKUNGAN
• Sasaran : Desa PMT Gizi , sesuai dengan Desa program peningkatan kualitas sanitasi lingkungan karena
Desa sudah dilakukan pemicuan STBM
• BOK :
1) Desa STBM 5000 desa
2) Pemicuan,
3) Pendampingan Desa ODF,
4) Survailans Kualitas Air Minum,
5). Penyediaan Tenaga STBM
• Dana Desa: Pemberdayaan
Masyarakat (STBM), Peningkatan
kualitas air dan sanitasi.
• DAK Fisik Kesehatan = Sanitarian
Kit, Kit Kesling Kab/Kota, Cetakan
Jamban
• DAK Fisik Penugasan Stunting
Sanitarian Kit, Kit Kesling Kab/Kota,
Cetakan Jamban
• DAK Fisik == Septink Tank
TERIMA KASIH