Anda di halaman 1dari 31

RESPIRASI

SEL

 Rika Novianti
 Ratih Nurfitriani
 Aas Aisyiah Priatna
 Rofiq Almunawar Effendi
 Noefadillah Yasin Rusmana
Glikolisis.
RESPIRASI
SEL Jalur Pentosa Phosfat Pathwag.

Reaksi Transfer Elektron.

Reaksi Siklus Krebs.


Respirasi Sel
Respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik
kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang
berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada tingkat seluler. Pada
respirasi sel, oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan bahan
bakar organik dan akan menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk
energi utamanya ATP. ATP (adenosin trifosfat) memiliki energi untuk
aktivitas sel seperti melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula
yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot,
dan mengangkut biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah
berkonsentrasi lebih tinggi.
GLIKOLISIS
GLIKOLISIS
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa, biasanya
glukosa, menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasma sel dan
tidak memerlukan adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu :
1. Fase Persiapan (glukosa diubah menjadi dua senyawa tiga karbon)
Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim heksokinase
membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan perubahan gula
aldosa menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase dan
menyebabkan perubahan glukosa-6-fosfat yang difosforilasioleh ATP dan enzim
fosfofruktokinase menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP.Selanjutnya fruktosa-1,6-
difosfat dipecah menjadi dua molekul senyawa tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat
dan dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase.Dihidroasetonfosfat dikatalis
oleh enzim fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada fase
ini dihasilkan dua gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak dihasilkan energi tetapi
membutuhkan energi 2 ATP.
GLIKOLISIS
2. Fase Oksidasi (senyawa tiga karbon diubah menjadi asam piruvat)
Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat.
Reaksi ini melibatkan penambahan fosfat anorganik pada karbon pertama dan
reduksi NAD menjadi NADH2 yang dibantu oleh enzim fosfogliseraldehida
dehidrogenase. Dengan adanya ADP dan enzim fosfogliserat kinase, asam 1,3-
difosfogliserat diubah menjadi asam 3-fosfogliserat dan ATP dibentuk. Asam 3-
fosfogliserat selanjutnya diubah menjadi asam 2-fosfogliserat oleh aktivitas
enzim fosfogliseromutase. Pelepasan air dari 2-fosfogliserat oleh enzim enolase
membentuk asam fosfoenolpiruvat. Dengan adanya ADP dan piruvat kinase,
asam fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat dan ATP dibentuk. Pada fase
ini dihasilkan dua molekul asam piruvat. Pada fase ini juga dihasilkan energi
sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP.
SIKLUS KREBS
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur
trikarboksilat) merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan
air serta sejumlah energi kimia. Asetil-CoA
merupakan mata rantai penghubung antara
SIKLUS glikolisis dan siklus krebs. Reaksi ini berlangsung di
dalam matriks mitokondria.Siklus krebs terjadi
KREBS dalam 2 fase utama :
1. Fase Pembentukan Asam Sitrat
Reaksi pertama siklus krebs adalah
kondensasi asetil-CoA denga asam oksaloasetat
(asam dikarboksilat berkarbon empat)
membentuk asam sitrat (asam dikarboksilat
berkarbon enam) dan membebaskan koenzim A
(CoSH) dengan bantuan enzim kondensasi sitrat.
2. Fase Regenerasi Asam Oksaloasetat
Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan
reaksi yang sama, asam sis-akonitat diubah menjadi asam isositrat.
Reaksi berikutnya adalah asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan
bantuan enzim isositrat dehidrogenase dan NAD atau NADP yang pada akhirnya
membentuk NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus krebs berikutnya adalah
dekarboksilasi asam oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat, dikatalis enzim
karboksilase sehingga menghasilkan CO2. Selanjutnya, asam α-ketoglutarat diubah
menjadi asamsuksinil-SCoA dengan bantuan enzim α-ketoglutarat dehisrogenase
dan NAD serta CoASH. Pada reaksi ini dibentuk NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA
diubah oleh suksinat tiokinase menjadi asam suksinat dan CoASH. Pada reaksi
tiokinase energi yang tersimpan dalam tioester dari suksinil-SCoA digunakan untuk
mengubah ADP+iP menjadi ATP. Oksidasi asam suksinat membentuk asam fumarat
dengan bantuan suksinat dehidrogenase dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah
menjadi FADH2.Asam fumarat mengalami hidrasi menjadi asam malat oleh enzim
fumarase. Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase.
Dalam proses ini NAD direduksi menjadi NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat
melengkapi siklus krebs.
Pada reaksi siklus krebs (dua asetil-CoA) dihasilkan energi sebanyak 6 NADH2,
2 FADH2, 2 ATP dan 4 CO2
TRANSFER
ELEKTRON
Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses
produksi ATP (energi) dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan
dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs.
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria, yang
dibantu oleh kelompok-kelompok protein yang terdapat pada
membran tersebut.
Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya
terjadi transfer elektron dari satu protein ke protein yang lain.
Elektron yang ditransfer berasal dari NADH dan FADH2.
Elektron akan ditransfer dari tingkat energi tinggi menuju
tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan
energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP.
Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek
protein I, komplek protein II, ubiquinon (Q), komplek protein
III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein IV. Elektron akan
ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk
ATP. Sedangkan molekul O2 akan berperan sebagai penerima
elekron terakhir yang nantinya akan berubah menjadi H2O.  ATP
akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase melalui proses yang
disebut kemiosmosis.
1. NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada
komplek protein I. Peristiwa ini membebaskan energi
yang memicu dipompanya H+ dari matriks
mitokondria menuju ruang antar membran. NADH
TAHAP yang telah kehilangan elektron akan berubah menjadi
TRANSFER NAD+.
ELEKTRON 2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein
YANG BERASAL III. Hal ini akan memicu dipompanya H+ keluar
DARI NADH menuju ruang antar membran.
4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV.
Hal ini juga akan memicu dipompanya H+  keluar
menuju ruang antar membran.
6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul
oksigen, yang kemudian berikatan dengan 2 ion H+ 
membentuk H2O.
7. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-
macam protein tadi memicu dipompanya 3 H+ 
keluar menuju ruang antar membran. H+  atau
proton tersebut akan kembali menuju matriks
mitokondria melalui enzim yang disebut ATP
sintase.
8. Lewatnya H+  pada ATP sintase akan memicu enzim
tersebut membentuk ATP secara bersamaan. Karena
terdapat 3 H+  yang masuk kembali ke dalam
matriks, maka terbentuklah 3 molekul ATP.
9. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase
tersebut dinamakan dengan kemiosmosis.
FADH2  akan mentransfer elektronnya bukan
kepada komplek protein I, namun pada
komplek protein II. Transfer pada komplak
TAHAP protein II tidak memicu dipompanya H +  keluar
menuju ruang antar membran. Setelah dari
TRANSFER komplek protein II, elektron akan ditangkap
ELEKTRON oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama
YANG BERASAL dengan transfer elektron dari NADH. Jadi pada
DARI FADH2 transfer elektron yang berasal dari FADH 2 ,
hanya terjadi 2 kali pemompaan H+  keluar
menuju ruang antar mebran. Oleh sebab itu
dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2
molekul ATP saja.
JALUR PENTOSA
FOSFAT
Jalur pentosa fosfat merupakan proses pengubahan glukosa
menjadi gula berkarbon 5 (gula pentosa) dengan juga
menghasilkan NADPH. Jalur ini juga disebut dengan nama
Jalur Fosfoglukonat dan Jalur Heksosa Monofosfat. Sel-sel yang
aktif membelah seperti kulit dan sum-sum tulang menggunakan
jalur ini untuk menghasilkan pentosa sebagai bahan baku DNA,
RNA, ATP, dan koenzim-A. Hasil lain jalur in berupa NADPH
sangat penting bagi proses reduksi untuk menangkal bahaya
dari radikal bebas oksigen. Sel-sel yang selalu bersentuhan
dengan oksigen seperti eritrosit dan lensa mata, memiliki resiko
tinggi terhadap proses oksidasi oleh oksigen. NADPH akan
menangkal proses oksidasi ini sehingga mencegah terjadinya
kerusakan sel dan jaringan.
Jalur pentosa fosfat adalah jalur respirasi yang menghasilkan NADPH dan
pentosa.Terdapat dua fase yang berbeda, namun keduanya berada dalam jalur
yang sama .Fase yang pertama adalah fase oksidatif yang menghasilkan
NADPH, dan fase kedua adalah fase nonoksidatif yang menghasilkan pentosa.
Pada hewan, proses Ini terjadi di sitosol, sedangkan pada tumbuhan proses ini
terjadi di plastida.
Jalur pentosa fosfat mengoksidasi Glukosa 6 Fosfat menjadi zat antara
jalur Glikolitik dan dalam proses tersebut menghasilkan NADPH dan Ribosa 5
Fosfat untuk sintesis nukleotida. NADPH digunakan untuk jalur reduktif,
misalnya biosintesis asam lemak, dan sistem pertahanan gluatation terhadap
cedera yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif
FASE JALUR PENTOSA FOSFAT

1. Fase Oksidatif
Lintasan ini dimulai dengan oksidasi dari glukosa 6-fosfat
menjadi 6-fosfoglukono-δ-lakton; reaksi ini dikatalis oleh
glukosa 6-fosfat dehidrogenase, yang memerlukan NADP+
dan Mg+ sebagai kofaktor. Pada reaksi kedua, laktonase
membelah cincin lakton menghasilkan turunan teroksidasi
dari glukosa 6-fosfoglukonat.
Pada fase oksidatif, dua molkeul NADP+ direduksi menjadi
NADPH dengan memanfaatkan energi dari konversi glukosa-
6-fosfat menjadi ribulosa 5-fosfat.
2. Fase Non oksidatif
Pada fase non oksidatif jalur pentosa fosfat, ribulosa 6-fosfat diubah menjadi ribosa
5-fosfat dan zat antara jalur glikolitik. Ribosa 5 fosfat menghasilkan gula untuk
sintesis nukleotida. Bagian dari jalur ini bersifat reversibel, oleh karena itu ribosa 5
fosfat juga dapat dibentuk dari zat antara glikolisis. Salah satu enzim yang berperan
dalam interkonversi gula-gula ini transketolase dan menggunakan tiamin pirofosfat
sebagai koenzim. Glukosa 6 fosfat adalah substrat untuk jalur pentosa fosfat dan
glikolisis.
Bagian nonoksidatif jalur pentosa terdiri dari serangkaian penyusunan ulang dan
reaksi pemindahan yang mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi ribosa 5 fosfat dan
xilulosa 5 fosfat lalu menjadi zat antara pada jalur glikolitik. Enzim yang terlibat
adalah epimerase, isomerase, transketolase dan transaldolase.
Epimerase dan isomerase mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi dua gula 5 karbon
lainnya. Isomerase mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi ribosa 5 fosfat. Epimerase
mengubah posisi stereokimia satu gugus OH, mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi
xilulosa 5 fosfat.
Transketolase memindahkan fragmen gula 2 karbon dan transaldolase
memindahkan fragmen 3 karbon ke gula lain. Transketolase mengambil 2 fragmen
karbon dari xilulosa 5-fosfat dengan memutuskan ikatan karbon-karbon antara
gugus keto dan karbon didekatnya sehingga terjadi pembebasan gliseraldehida 3-
fosfat.
Dua reaksi dalam jalur pentosa fosfat menggunakan transketolase. Pada reaksi
pertama fragmen keto 2 karbon dari xilulosa 5-fosfat dipindahkan ke ribosa 5 -fosfat
untuk membentuk sedoheptulosa 7-fosfat, dan pada reaksi yang lain fragmen
tersebut dipindahkan ke eritrosa 4-fosfat untuk membentuk fruktosa 6-fosfat
Aktivitas transketolase dalam sel darah merah digunakan untuk
mengukur status nutrisitiamin dan mendiagnosis adanya defisiensi
tiamin.
Transaldolase memindahkan fragmen keto 3 karbon dari sedoheptulosa
7 fosfat kegliseraldehida 3 fosfat untuk membentuk eritrosa 4-fosfat dan
fruktosa 6-fosfat. Pemutusan aldol terjadi antara 2 karbon yang
berdekatan dengan gugus keto. Fragmen 3 karbon yang mengandung
gugus keto dipindahkan ke aldehida gugus lain dan bukan dibebaskan.
Enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase mengontrol HMP Shunt. Enzim ini
dapat dihambat oleh NADPH. Reaksi yang dikatalisis enzim ini tidak akan
berjalan apabila NADPH tidak dipakai atau dengan kata lain konsentrasinya
tidak menurun. Perlu diingat bahwa produksi ribosa 5-fosfat tidak tergantung
pada oksidasi glukosa, tapi dapat melewati kebalikan jalur glikolisis.
NADPH yang terbentuk berguna dalam sintesis asam lemak, steroid dan
sintesis asamamino. Sintesis asam amino melalui glutamat dehidrogenase.
Adanya lipogenesis yang aktif,memerlukan NADPH, hal ini akan merangsang
oksidasi glukosa lewat HMP Shunt. "Fedstate", suatu keadaan dimana
seseorang baru saja makan, mungkin dapat menginduksi sinte-sis enzim-
enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
Pada fase non oksidatif, jalurnya cukup rumit dan melibatkan banyak proses
dan molekul pentosa.
• Reaksi UDP-Glukosa
UDP glukosa adalah gula nukleotida aktif yang merupakan prekursor glikogen dan
laktosa, UDP glukuronat dan glukuronida dan rantai karbohidrat pada
proteoglikan,glikoprotein dan glikolipid. Dalam pembentukan banyak bagian
karbohidrat dari senyawa ini,terjadi pemindahan suatu gula dari gula nukleotida ke
suatu alkohol untuk membentuk ikatan glikosidat. Ikatan berenergi tinggi antara
UDP dan gula tersebut menghasilkan energi untuk membentuk ikatan baru.
Enzim yang membentuk ikatan glikosidat adalah gula transferase.Transferase juga
berperan dalam pembentukan ikatan glikosidat dalam bilirubin glukuronida,
proteoglikan dan laktosa UDP-Glukuronat Pembentukan UDP-glkuronat berfungsi
sebagai prekursor gula lain dan prekursor glukuronida. Glukuronat terbentuk
melalui oksidasi alkohol pada C6 glukosa menjadi suatu asam oleh dehidrogenase
dependen-NAD+. Glukuronat juga terdapat didalam makanan, dan terbentuk dari
penguraian inositol.
Glukuronat setelah terbentuk, dapat masuk kembali
ke jalur metabolisme glukosamelalui reaksi yang
akhirnya mengubah glukuronat menjadi D-xilulosa
5-fosfat, suatu zatantara pada jalur pentosa fosfat.
Pada sebagian besar hewan menyusui selain
manusia, zatantara pada jalur ini adalah prekursor
asam askorbat (vitamin C). Manusia tidak dapat
mensintesis vitamin C.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai