KEJAHATAN KORPORASI
NDO
SH. BO
O , U
T
ON SI
IY AR S
UG N
:S MU
L EH KU
O HU
TAS
K UL
FA
PENGERTIAN KEJAHATAN
Pendapat Suprapto:
1) Penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan si
terhukum untuk waktu tertentu
2) Pencabutan seluruh atau sebagian fasilitas tertentu
yang telah atau diperolehnya dari pemerintah oleh
perusahaan selama waktu tertentu
3) Penempatan perusahaan di bawah pengampuan
selama waktu tertentu.
Model adalah budaya kerja korporasi merupakan pendekatan
yang memfukuskan pada kebijakan yang tersurat dan
tersirat yang mempengerahui korporasi melakukan kegiatan
atau usahanya, model budaya kerja korporasi ini tidak
perlu menemukan orang yang bertanggungjawab atas
perbuatan yang melanggar hukum untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan kepada korporasi,
dengan demikian pertanggungjawaban pidana korporasi
hanya dapat diberlakukan dalam hal tindak pidana
sebagaimana yang dilakukan oleh pengurus yaitu menurut
anggaran dasar yang secara formal menjalankan
pengurusan korporasi
PENGGOLONGAN KORPORASI
Korporasi publik; sebuah korporasi yang didirikan oleh pemerintah yang
mempunyai tujuan untuk memenuhi tugas administrasi di bidang urusan publik
(Pemkab/Pemprov)
Korporasi Privat; sebuah korporasi yang didirikan untuk kepentingan pribadi
yg dapat bergerak di bidang industri dan perdagangan
(PT.Garuda/PT.Sidomuncul)
Korporasi Publik Quasi; sebuah korporasi yang melayani kepentingan umum
(PLN, TELKOM, PDAM, PT.KAI)
Korporasi sebagai Badan Hukum dianggap subjek hukum karena segala sesuatunya
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum, dengan ciri-ciri:
1) Memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari pengurus
2) Memiliki hak dan kewajiban yang terpisah dengan pengurus
3) Memiliki tujuan tertentu
4) Berkesinambungan, tidak terikat dengan pergantian pengurusnya.
JENIS-JENIS KEJAHATAN KORPORASI
Kejahatan di bidang lingkungan hidup
Kejahatan di bidang ekonomi/perbankan
Kejahatan di bidang perburuhan
Kejahatan di bidang administrastif
Kejahatan di bidang kesehatan
Kejahatan di bidang fiskal/pajak
Kejahatan di bidang tehnologi
Kejahatan di bidang sosial budaya
Kejahatan di bidang Politik
KATEGORI DEFINISI KEJAHATAN KORPORASI
Defrauding the stock holders, perusahaan tidak melaporkan besar keuntungan yang
sebenarnya kepada pemegang saham.
Defrauding the public, perusahaan mengelabui publik tentang produk-produk terutama
yang berkaitan dengan mutu dan bahan.
Defrauding the government, perusahaan membuat laporan pajak yang tidak benar.
Endangering employees, perusahaan tidak memperhatikan keselamatan kerja karyawan
Illegal intervention in the political process, peruahaan berkolusi dengan partai politik
dengan memberikan sumbangan kampanye
Endangering the public welfare, perusahan yang tidak memperhatikan analalisi dampak
lingkungan akibat proses produksinya.
MODEL PELAKU KEJAHATAN
KORPORASI
Kajahatan perusahaan (corporate crime) yakni pelakunya adalah kalangan
eksekutif dengan melakukan kejahatan untuk kepentingan korporasi dalam
mencapai keuntungan;
Kejahatan yang pelakunya adalah para pejabat atau birokrat yang melakukan
kejahatan untuk kepentingan dan atas persetujuan atau perintah negara;
Kejahatan malpraktek, atau dikategorikan profesional occupational crime,
pelakunya adalah kalangan profesional (mis: dokter, akuntan, dll)
Prilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh pengusaha, pemilik modal yang
tidak tinggi status sosial-ekonominya;
KARAKTERISTIK KEJAHATAN KORPORASI
Maksud dan tunjuan yang sebenarnya seperti tidak terlihat (mis: suap-menyuap)
Pelaku memanfaatkan ketidaktahuan korban
Penyembunyian Pelanggaran, biasanya korban baru merasa dirugikan selang
waktu beberapa lama.
Dilakukan dengan cara menyimpang dan bertujuan untuk menguntungkan
korporasi
DIMENSI KEJAHATAN KORPORASI
Super White Crime, kejahatan korporasi sangat rumit, sulit dilacak dan tidak
meninggalkan bekas;
Bersifat lintas batas nasional (transnational), kejahatan korporasi menggunakan
alat tehnologi tinggi sebagai alat bantu dan sangat teroganisir;
Melibatkan kerja sama antar pengusaha dan menggunakan cara rekayasa
korporasi yang canggih.
RUANG LINGKUP KEJAHATAN
KORPORASI
Crimes for corporation, yakni kejahatan atau pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh korporasi dalam mencapai usaha atau tujuan tertentu guna
memperoleh keuntungan (profit);
Criminal Corporation, yakni korporasi yang bertujuan semata-mata untuk
melakukan kejahatan
Crimes againts corporation, yakni kejahatan-kejahatan terhadap korporasi
seperti pencurian atau penggelapan milik korporasi
PERBEDAAN KEJAHATAN KORPORASI
DENGAN KEJAHATAN KONVENSIONAL
Kejahatan korporasi sulit dilihat, karena biasanya tertutup oleh kegiatan pekerjaan
yang normal dan rutin, melibatkan keahlian profesional dan sistem organisasi yang
kompleks;
Kejahatan korporasi sangat kompleks, sebab selalu berkaitan dengan kebohongan,
penipuan dan pencurian bahkan seringkali berkaitan dengan tehnologi, finansial,
terorganisir dan melibatkan banyak orang;
Kejahatan korporasi sering terjadi ketidakjelasan tanggungjawab (diffusion of
responsibility)
Peraturan tidak jelas sehingga menyulitkan proses penegakkan hukum
Hambatan dalam pendektesian dan penuntutan (detection and prosecution), sebagai
akibat dari ketidakseimbangan profesionalitas antara penegak hukum dengan pelaku
kejahatan korporasi.
BENTUK KERUGIAN YANG TIMBUL
Kerugian di bidang ekonomi, meskipun sulit diukur secara tepat jumlah
kerugian yang timbul namun tingkat kerugian yang muncul sangat tinggi
nilainya;
Kerugian di bidang kesehatan dan keselamatan jiwa, banyak korban kematian
dan cacat sebagai akibat dari perbuatan korporasi baik dari produk yang
dihasilkan oleh korporasi maupun dalam proses produksi, sehingga yang
menjadi korban adalah masyarakat luas, konsumen dan pekerja korporasi itu
sendiri;
Kerugian di bidang sosial dan moral, yaitu merusak kepercayaan masyarakat
terhadap prilaku bisnis, merusak ukuran-ukuran moral prilaku bisnis.
BENTUK SANKSI PIDANA TERHADAP KORPORASI
Pendapat Suprapto:
1) Penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan si terhukum untuk waktu
tertentu
2) Pencabutan seluruh atau sebagian fasilitas tertentu yang telah atau
diperolehnya dari pemerintah oleh perusahaan selama waktu tertentu
3) Penempatan perusahaan di bawah pengampuan selama waktu tertentu.
Pendapat M.Mulyadi:
SIH
KA
A
M
ERI
T