Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan Ke 2

LOGIKA
Juriadi, S.Ag, S.Pd.I, MA
Ciri Berfikir Filsafat
Menurut Nur A. Fadhil Lubis, filsafat memiliki tiga
ciri utama, yakni:
• Universal (menyeluruh),
yaitu pemikiran yang luas dan tidak hanya aspek tertentu saja.
• Radikal (mendasar),
yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental
dan essensial.
• Sistematis,
Yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan logis
meskipun spekulatif.
Manfaat Filsafat
•  Secara umum manfaat filsafat :
1. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu
tampak seperti apa adanya.
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia
kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan
pertanyaan-pertanyaan mendasar.
3. Filsafat membuat kita lebih kritis.
4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita Untuk menalar secara
Jelas
5. membedakan argumen yang baik dan yang buruk
6. menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
7. melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
8. melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang
berbeda.
Logika
• logika adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang
aturan-aturan, asas-sasa, hukum-hukum dan metode atau
prosedur dalam mencapai pengetahuan secara rasional dan
benar, juga merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu
pengetahuan dengan menggunakan akal pikiran, kata dan
bahasa yang dilakukan secara sistematis.
Cabang Logika
• Logika Naturalis (Alamiah)
kecakapan berlogika berdasarkan akal bawaan manusia. Akal
manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum
hukum logika dasar.
Logika Arifisialis (Ilmiah)
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal
budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas
asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan
lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika
ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling
tidak, mengurangi kesesatan.
Logika Dalam Perspektif Islam
• Filsafat menurut perspektif Islam bukanlah sekedar sinonim
dari Falsafah yang hanya melingkupi salah satu tradisi
intelektual dalam Islam saja terutama yang beraliran
Aristotelian-Neo Platonis.Tapi lebih merupakan cerminan
dari Hikmah sebagaimana filsafat yang secara harfiah berarti
cinta kebijaksanaan, dalam perspektif Islam tentu saja
kebijaksanaan yang paling tinggi adalah pemberian Tuhan
yang barangsiapa bisa memperolehnya ia telah mendapat
pemberian yang berlimpah.
Manfaat Filsafat dalam Islam
•  Mengetahui Asal Identitas
Kita tidak dapat mengetahui diri kita sendiri tanpa mengetahui
dari mana kita berasal. Tidak tahu dari mana kita berasal dari
meninggalkan kita tanpa rasa kedewasaan kita.
Hilangnya identitas meninggalkan kita tanpa tujuan, seperti kapal
tanpa tujuan, atas belas kasihan angin tanpa ampun.
Jangan seperti orang yang melupakan Allah, maka Allah
membuat mereka melupakan diri mereka sendiri . [Surat Al-
Hashr, 59:19]
• Sebagai Sebuah Pengingat
Di Surat Al-Fil, Allah mengingatkan orang-orang Quraisy atas
nikmat-Nya pada mereka di masa
lalu,mendorongmerekauntuk belajar pelajaran moral dari filsafah
mereka:
• Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
telah bertindak terhadap tentara bergajah? [Surat Al-Fil 105:
1]
• Bahan Renungan Diri
Allah berulang kali memerintahkan umat Islam di dalam Quran
untuk mengamati, mempertimbangkan, dan merenungkan
pelajaran dari kejadian yang telah berlalu.
“Kisah Nabi Adam (QS.Al-Baqarah : 30-39. Al-Araf : 11 dan
lainnya); b. Kisah Nabi Nuh (QS.Hud : 25-49); c. Kisah Nabi Hud
(QS. Al-A‟Raf: 65, 72, 50, 58); d. Kisah Nabi Idris (QS.Maryam: 56-
57, Al-Anbiya: 85-86), Kisah tentang Fir‟aun (QS. Al-Baqarah: 49-
50,dll) i. Kisah tentang Qorun (QS. Al-Qashash: 76-79,dll)”
•  Interpretasi Moral-Spiritual
Allah menuntut kita untuk melihat terlebih dahulu dan terutama aspek moral dari
filsafah suatu bangsa. Bangsa-bangsa jatuh, misalnya, bukan karena kegagalan
ekonomi, namun karena kegagalan moral-spiritual untuk secara tepat
mengeluarkan keadilan ekonomi berdasarkan kepercayaan dan ketaatan yang
benar kepada Allah.Di Surat Al-A’raf, setelah menceritakan beberapa kisah
perjumpaan antara nabi-nabi Allah yang benar dan orang-orang yang tidak percaya
mereka, Allah merangkum pelajaran dari cerita-cerita ini dengan mengatakan:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami


akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. [Surat Al-A’raf 7:96]”

Anda mungkin juga menyukai