Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

 
AMBLYOPIA RISK FACTORS IN CONGENITAL NASOLACRIMAL DUCT
OBSTRUCTION: A LONGITUDINAL CASE-CONTROL STUDY

Disusun Oleh :
Maulidya Chilma Nabila (G4A020118)

Pembimbing :
dr Teguh Anamani Sp.M

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
• JUDUL
AMBLYOPIA RISK FACTORS IN
CONGENITAL NASOLACRIMAL DUCT
OBSTRUCTION: A LONGITUDINAL
CASE-CONTROL STUDY

• PENULIS
YungJu Yoo, Hee Kyung Yang, Namju Kim,
Ho-Kyoung Choung, Jeong-Min Hwang,
Sang-In Khwarg

• PUBLISHED IN
PLOS ONE
ABSTRAK
• Menyelidiki faktor risiko amblyopia pada anak-anak • Case control observasional retrospektif
yang menjalani pengobatan obstruksi ductus • Sampel yang dibutuhkan 446 anak usia <4th

1 nasolacrimal kongenital (CNLDO)


2 yang menjalani probing dan/ intubasi CNLDO
antara Januari 2004-Januari 2018.
• Sampel kontrol dilakukan pada 446 anak usia
PURPOSE METHODS <4th
• AAPOS 2013 guidline

• Prevalensi kelainan refraksi ambliogenik pada


pasien CNLDO (5,4%), serupa dengan kontrol • Tidak menemukan bukti bahwa faktor

3 •
(6,5%) (p=0,571).
Setelah 1 tahun perbaikan gejala CNLDO
prevalensi sebesar 4,7%
4 •
risiko amblyopia lebih tinggi pada
pasien CNLDO.
Strabismus satu-satunya determinan
RESULTS • Tidak ada perbedaan prevalensi kelainan refraksi CONCLUSIONS yang terkait dengan kelainan refraksi
ambliogenik unilateral dan bilateral pasien CNLDO ambliogenik
• FR yang berhubungan: strabismus (p=0,029)
PENDAHULUAN
Obstruksi ductus nasolakrimalis kongenital muncul pada sekitar 5%-15% bayi
cukup bulan yang ditandai dengan mata berair terus menerus dan mengeluarkan
discharge hilang timbul (intermitten) pada satu atau kedua mata

Pengeluaran air mata persisten penglihatan kabur  mengganggu emetropisasi


 anisometropia  FR ambliopia

• Belum ada penelitian yang mengevaluasi prevalensi faktor risiko amblyopia


pada pasien CNLDO yang menjalani probing dan/ intubasi
• Hanya satu penelitian yang membandingkan prevalensi amblyopia antara
pasien CNLDO dan kontrol
• Tujuan: menyelidiki perubahan longitudinal dalam prevalensi faktor risiko
ambliopia di antara pasien dengan CNLDO setelah pengobatan, dan untuk
mengevaluasi karakteristik klinis yang terkait dengan kesalahan bias
ambliogenik pada populasi pasien
MATERIALS AND METHODS

PASIEN
KRITERIA INKLUSI
•anak usia <4th pada bulan Januari 2004-Januari 2018 yang di intubasi/Probing di Seoul
National University Bundang Hospital
•Pemeriksaan oftalmologi refraksi siklopegik dan pengukuran deviasi ocular pada saat
pengobatan dan selama follow up satu tahun setelahnya

KRITERIA EKSKLUSI
•Bayi premature <37 minggu
•BBLR (1500-2.499 gr)
•Subjek dengan deformitas mata seperti ptosis/ keropati
•Anak dengan sindrom sistemik, disabilitas mental berat, craniosinostosis,
hidrocephalus
METODE

Metode: age-matched control group yang mengunjungi RS Nasional Seoul untuk pemeriksaan
mata rutin.
EVALUASI KLINIS
• Data dikumpulkan berdasarkan demografik dan karakteristik klinis
• Rekam medis untuk menilai motiltas ocular, kelainan refraksi silopegik,
temuan segmen anterior dan posterior
• Kesalahan refraksi awal dicatat selama pemeriksaan mata pertama
• Refraksi siklopegik: meneteskan 1% cyclopentolat masing2 mata tiap 5 menit
ditunggu 30-40 menit
• Deviasi ocular diukur dengan Alternative Prism and Cover Test (APCT) atau test
Krimsky
• Kesalahan refraksi akhir: kelainan refraksi siklopegik terbaru setidaknya satu
tahun setelah gejala hilang
• Prevalensi faktor risiko amblyopia diukur menggunakan American Association
for Pediatric Opthalmology and Strabismus (AAPOS) guideline yang direvisi
tahun 2013
ANALISIS DATA PENELITIAN
•SPSS ver 21.0

•Analisis Univariat

Chi Square dan unpaired t test

•Analisis Multivariat

uji regresi logistik


HASIL
HASIL
Tabel karakteristik
sampel yang menderita
CNLDO
Tabel perbandingann kesalahan refraksi ambliogenik sampel dengan kontrol

Tidak ada perbedaan signifikan antar pasien dengan


kelompok control (p>0,5)

Tidak ada perbedaan signifikan antar pasien dengan


kelompok control setelah 1 tahun follow-up (p>0,5)
Tabel predictor kesalahan refraksi ambliogenik pada CNLDO

Satu-satunya factor yang mempengaruhi kemunculan


ambliopia pada pasien CNLDO adalah adanya
strabismus p=0,029 (p<0,05)
DISKUSI
• Studi sebelumnya tidak meyakini bahwa terdapat hubungan antara
CNLDO dengan amblyopia
• Pengeluran air mata persisten menyebabkan pengaburan penglihatan
dan mengganggu pemfokusan gambar pada retina
• Ellis et al: tidak menemukan bukti bahwa pengeluaran air mata
persisten dapat mengganggu emetropisasi pada pasien CNLDO
• Penelitian sebelum: meneliti ketajaman visual dan refraksi kesalahan
pada pasien CNLDO setelah 4 tahun perbaikan gejala tapi tidak ada
penjelasan rinci mengenai tingkat keparahan pasien CNLDO dan
perawatan, serta prevalensi FR ambliogenik menurut pedoman
• Strabismus manifestasi satu-satunya yang terkait dengan kelainan
refraksi ambliogenik. (anisometropia, astigmatisme dapat memicu
strabismus pada pasien yang rentan karena gangguan fusi)
KESIMPULAN
Tidak ada perbedaan antara prevalensi kesalahan refraksi
ambliogenik pada pasien CNLDO dengan kontrol dan
kecenderunganya tidak berubah meskipun setelah 1 tahun
dari resolusi gejala
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai