Anda di halaman 1dari 19

Pergulatan intelektual

kuntowijoyo menuju isp


DISUSUN OLEH:
Nama: Eko Setiyawan
NPM: 1931090386
Kelas: Sosiologi Agama (e)

1
BIOGRAFI KUNTOWIJOYO
Kuntowijoyo lahir didesa ngawonggo,
kecamatan ceper, kabupaten, klaten pada
tanggal 18 september 1943. Pendidikan SD dan
SMA ditempuhnya disekolah rakyat Negri
klaten (1956) dan SMP Negri klaten (1959).
Lalu melanjutkan ke SMA Negri solo (1962).
Kemjjudian melanjutkan studinya diFakultas
Sastra UGM Yogyakarta (1969).

2
Kuntowijoyo meraih gelar sebagai master
diUiversity Of Conneecticut, AS (1974) dan
mendapatkan gelar Doktor Ilmu Sejarah dari
Universitas AS (1980) Dengan disertai Social
Change in an Agrarian Society: Madura
(1850-1940). Write your description
description here
here

3
Menuju Ilmu Sosial Profektif
Persoalan serius yang dihadapi oleh ilmuan
sosial di Indonesia adalah bagaimana menghadirkan
ilmu sosial yang mampu melekukan transformasi.
Hal ini dikarenakan ilmu sosial pada dekade ini masih
mengalami kemandekan.
Ilmu sosial yang dibutuhkan adalah bukan hanya
mammpu menjelaskan fenomene sosial, namun juga
mentransformasikan fenomena tersebut kearah mana
transformasi dilakukan, untuk apa dan oleh siapa.

4
Menurut refleksi Kuntowijoyo dalam
menghadapi persoalan ini ilmu sosial akademis
dan ilmu sosial kritis, belum bisa memberikan
jawaban yang jelas (Kuntowijoyo, 2006: 86;
Saefuddin, 2010: 39-49). Jalan keluar yang
ditawarkan oleh Kuntowijoyo adalah dengan
membangun ilmu sosial profetik, yaitu suatu ilmu
sosial yang tidak hanya menjelaskan dan
mengubah fenomena sosial tetapi juga memberi
petunjuk ke arah mana transformasi itu dilakukan,
untuk apa dan oleh siapa.

5
Oleh karena itu ilmu sosial profetik,
tidak sekedar mengubah demi perubahan,
tetapi mengubah betdasarkan cita-cita etik
dan profetik tertentu.
Dalam pengertian ini maka ilmu sosial
profetik secara sengaja memuat
kandungan nilai cita-cita perubahan yang
diinginkan masyarakat .

6
Dengan Ilmu sosial profetik, akan dilakukan orientasi terhadap
epistemologi, yaitu orientasi terhadap mode of thought dan mode
of inquiry, bahwa sumber ilmu pengetahuan itu tidak hanya dari
rasio dan empirik, tetapi juga dari wahyu. Dengan gagasan ilmu
sosial profetik ilmuwan sosial Muslim tidak perlu terlalu khawatir
yang berlebihan terhadap dominasi ilmu sosial Barat di dalam
proses theory building.Dengan Ilmu sosial profetik, akan dilakukan
orientasi terhadap epistemologi, yaitu orientasi terhadap mode of
thought dan mode of inquiry, bahwa sumber ilmu pengetahuan itu
tidak hanya dari rasio dan empirik, tetapi juga dari wahyu. Dengan
gagasan ilmu sosial profetik ilmuwan sosial Muslim tidak perlu
terlalu khawatir yang berlebihan terhadap dominasi ilmu sosial
Barat di dalam proses theory building.

7
Islamisasi pengetahuan dengan proses peminjaman
dan sistesis ini tidak harus diartikan sebagai westernisasi
Islam.Diskursus Islam Kultural, Islam Struktural, dan
Islam Politik Analisis pemikiran Kuntowijoyo dalam
paparan ini selanjutnya akan menggunakan kerangka
Ilmu Sosial Profetik yang ditawarkan oleh Kuntowijoyo,
yang berusaha untuk menyajikan suatu telaah Islam
politik di Indonesia atau lebih tepatnya ikhtiar untuk
menghadirkan perspektif baru pemikiran ilmu sosial
khususnya politik Islam di Indonesia.

8
Dalam kajian ilmu sosial terutama yang berkaitan
dengan jian ilmu sosial profetik, perlu ditegaskan
perbedaan 3 istilah, Islam politik, Islam struktural, Islam
kultural. Diantara cara yang dapat dilakukan untuk
memperjelas perbedaan antara ketiga istilah tersebut,
perlu dibedakan dua karakteristik perspektif Islam, yaitu
pertama, sosialisasi dan institusionalisasi ajaran Islam,
termasuk dalam konteks tranformasi sosial dan
pembentukan sistem nasional.

9
Dengan demikian strategi perjuangan Islam yang
memilih model Islam struktural bisa melalui Islam
politik (partai politik Islam) maupun malalui model
Islam kultural. Sedangkan yang memilih model
Islam kultural memilih untuk tidak menggunakan
model Islam struktural, tetapi bisa dipadukan
melalui Islam politik (melalui partai politik) atau
juga bisa tidak memakai partai politik.

10
Desktop Project
Dinamika islam politik, menunjukkan proses pasangan naik pada
awalnya ketika dimulai demokrasi parlementer, kemudian mengalami
proses surut ketika dimulai zaman pemerintah orde lama atau demokrasi
terpimpin. proses surut tersebut terus berlanjut ketika memasuki zaman
pemerintahan orde baru, bagi islam politik pada waktu jeda proses pasang
naik yakni antara tahun 1971-1977, namun setelah rentang waktu tersebut
kerena berbagai persoalan intern partai dan kebijakan depolitasi islam
(desislamisasi islam), perkembangan selanjutnya islam politik mengalami
proses surut hingga sampai ketitik nadi, pada tahun 1985, yakni dengan
diberlakukannya kebijakan depolitasi islam dan deislamisasi partai politik.

11
Diskursus tentang Objektivitas

Kuntowijoyo berpandangan bahwa dalam perspektif Ilmu


Sosial Profetik, Ilmu Sosial tidak bisa bebas nilai (free values),
kajian dalam ilmu sosial perlu dikerangkai (diframe) oleh suatu
nilai-nilai tertentu yang disebutnya sebagai nilai-nilai kenabian
(profetik). Dengan memperbanyak pengetahuan yang benar
daan membuang kepercayaaan-kepercayaan yang oportunis dan
palsu.

12
Maka ilmu sosial meletakkan landasan
kerja bagi suatu pendidikan yang semakin
efektif membuat kepercayaan orang lebih
rasional, mendorong penilaian lebih terbuka
dan mempersulit usaha mempertahankan
penilaian di tingkat lebih tinggi.

13
Namun saat ini, masih banyak ahli ilmu soasial
yang mempunyai kecenderungan ke arah “Scientisme”
palsu (menghilangkan tanggung jawab untuk
membentuk pendapat umum dan merosotkan
pentingnya riset untuk membuat orang lebih rasional)
dan menutup diri dengan cara menggunakan istilah–
istilah rumit dan aneh yang tidak dimengerti.

14
Asal moral yang umum yakni, prinsip bahwa semua
manusia mempunyai hak yang sama dan bahwa
persamaan dalam syarat hidup dan syarat kerja bagi
manusia merupakan cita-cita tertinggi. Disamping itu
ada penyimpangan asal moral yang umum yakni
peperangan yang mungkin dipakai sebagai suatu alat
yang mungkin dalam kebijaksanaan nasional.

15
Ilmu sosial modern telah dipertajam ke arah suatu
alat teoretis yang jelas dan tegas untuk penilaian yang
objektif. Alat tersebut adalah “pembuktian”, yang biasa
terdapat dalam ilmu sosial khususnya ekonomi.Sifat
manusia bisa ditinjau dari pandangan kaum radikal dan
kaum konservatif. Ilmu sosial modern telah dipertajam
ke arah suatu alat teoretis yang jelas dan tegas untuk
penilaian yang objektif.
Alat tersebut adalah “pembuktian”, yang biasa terdapat
dalam ilmu sosial khususnya ekonomi.

16
Menurut kaum radikal, kesalahan dan tanggung jawab
atas terjadinya ketidak-beresan dalam masyarakat terletak
pada lingkungan, yang dapat diubah. Kaum konservatif
sebaliknya berpendapat bahwa watak pembawaan
manusialah dan bukan lingkungan secara keseluruhan
yang membuat perorangan dan masyarakat sebagaimana
adanya. Pembawaan manusia tidak dapat diubah.

17
Rasionalisme sekuler telah memberikan umpan bagi
konservatisme dan menentang pendekatan hakiki yang
berdasarkan pada lingkungan. Relatif pentingnya
lingkungan dan pembawaan dan lingkungan adalah
persoalan fakta, sedang kepercayaan dapat dibuktikan
benar tidaknya melalui riset.

18
Thanks!
Any questions?

19

Anda mungkin juga menyukai