Alat Ukur Radiasi - 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 37

ALAT UKUR RADIASI

Pendahuluan
Radiasi yang digunakan tidak dapat “dirasakan”
panca indera manusia.
Radiasi memiliki potensi pengionan (pengrusakan)
Untuk mengetahui paparan radiasi diperlukan alat
pengukur yang dapat menunjukkan tingkat paparan
radiasi ditempat kerja dan alat yang dapat mencatat
dosis radiasi yang telah diterima oleh pekerja radiasi
dalam kurun waktu tertentu.
Alat ukur radiasi memberikan informasi dosis radiasi
seperti paparan dalam roentgen, dosis serap dalam rad
atau gray, dan dosis ekivalen dalam rem atau sievert.
Instrumen Pemantau Radiasi
Interaksi dasar radiasi dan materi : eksitasi dan
ionisasi atom atau molekul.
Semua detektor radiasi pengion memanfaatkan
ionisasi dan eksitasi proses
Terdapat pengukuran langsung atau tidak
langsung dari ionisasi.
Pemilihan alat pengukur tertentu tergantung
pada beberapa faktor termasuk:
intensitas relatif dari radiasi.
akurasi pengukuran yang diperlukan
Instrumen Pemantau Radiasi

Tipe detektor radiasi

Diklasifikasikan menurut medium interaksi


radiasi :

 Detektor isian gas


 Detektor Sintilasi
 Detektor solid state
 Detektor Film
Detektor Isian Gas
Digunakan partikel bermutan yang memicu
ionisasi dalam bilik isian gas.
Detektor yang paling banyak digunakan
adalah :
 Ionization Chambers
 Kounter proporsional
 Kounter Geiger-Muller
Perbedaan ketiga detektor terletak pada :
 Gas yang digunakan,
 Tekanan gas di dalam bilik,
 Aras beda potensial antara eletroda tengah dan
elektroda dinding.
Instrumen Pemantau Radiasi
Pengukuran Peralatan

 Sinar- X Bilik Ionisasi

 Paparan lingkungan Surveimeter

 Paparan personal Dosimeter saku


Film badges
Thermoluminescene Dosimeters (TLD)

 Radioaktivitas Sintilasi
Kalibrator aktivitas
Detektor Isian Gas (lanj.)
Detektor Isian Gas (lanj.)
Detektor Isian Gas (lanj.)
Detektor Sintilasi
 Sintilasi dapat dihasilkan dari media padatan seperti
NaI(Tl).

 Mengukur berkas cahara yang dilepaskan oleh krisal


usai berintekasi dengan radiasi.

 Terdiridari :
 Kristal tunggal [NaI(Tl), anthracene]
 Tabung pengganda berkas [PMT’s]
Detektor Sintilasi (lanj.)
Foton Kristas cahaya PMT

pulsa elektrik

 Bila dieksitasi oleh foton sinar-X atau gamma, maka kristal


akan memproduksi berkas cahaya.
 PMT mendeteksi cahaya dan mnghasilkan sinyal listrik
yang sesuai.
Detektor Sintilasi (lanj.)
Tabung pengganda foton

Tabugn vakum cahaya

pulsa elektrik

PMT adalah tabung vakum, bila terkena kilatan yang


samar dari cahaya akan menghasilkan pulsa muatan.
Detektor Sintilasi (lanj.)
Fotokatoda

 mengubah cahaya menjadi elektron

foton fotokatoda

fotoelektron interaksi fotoelektrik

 Ketika foton cahaya dari energi yang cukup menabrak fotokatoda, hal ini
kemudian menyemburkan fotoelektron akibat efek fotolistrik.

 bahan fotokatoda biasanya campuran logam alkali, yang membuat PMT


peka terhadap foton seluruh cahaya tampak dari spektrum
elektromagnetik.
Detektor Sintilasi (lanj.)
Crystals and PMT’s
Detektor Sintilasi (lanj.)
Dynode
Detektor Sintilasi (lanj.)
 Dinoda menggandakan elektron.

 Setiap
fotoelektron dipercepat ke dynode pertama -
menyemburkan beberapa elektron sekunder.

 Elektron sekunder menumbuk dynode kedua, di mana proses


berulang.

 Amplifikasi bergantung pada jumlah dinoda dan tegangan


pemercapat.

 Sinyal listrik yang telah dikuatkan dikumpulkan pada anoda


di posisi ground, yang dapat diukur.
Detektor Solid State
 Memaksimalkan pengion akibat radiasi.

 Penggunaan perangkat menggunakan semikonduktor.

 pasangan elektron-lubang yang dibuat di sepanjang jalan


yang diambil oleh partikel bermuatan (radiasi primer
atau partikel sekunder) melalui detektor.

 Gerak dalam medan listrik diterapkan menghasilkan


sinyal listrik dasar dari detektor.
Detektor Solid State (lanj.)

Skema detektor semikonduktor


Detektor Solid State (lanj.)
Silicon Detector Germanium Detector

Lithium-Drifted Silicon Detector


Detektor Solid State (lanj.)
 Silicon (Si) Detector

 Bilagan atom 14.


 Extremely low noise, which results from the use of high- resistivity
Si substrates.
 A low-leakage-current fabrication process.

 Germanium (Ge) Detector

 Excellent energy resolution, potentially high spatial resolution, large


active volumes leading to high detector efficiencies, simplified
fabrication, and enabling unique detector geometries and detection
schemes.
Detektor Solid State (lanj.)
Keuntungan:

harapan hidup yang panjang.


Peningkatan reliability- pembacaan lebih stabil daripada detektor lainnya.
Peningkatan detektor rawatan -semiconductor beroperasi pada tetap.
berkurang.
tegangan rendah, kebutuhan untuk bekerja dalam mengatur detektor sangat

 Miniaturisasi - detektor semikonduktor kecil - memungkinkan untuk


mengurangi ukuran peralatan detektor, sehingga kedua menghemat
ruang dan mengurangi.

 desain yang kompak.


Detektor Solid State (lanj.)
Kekurangan:

sensitivitas yang lebih rendah,


resolusi energi rendah,
kinerja spektral yang buruk,
tegangan yang diberikan harus cukup besar,
foton energi terlalu tinggi.
Klasifikasi Alat Ukur Radiasi
Dosimeter Personal, berfungsi untuk
“mencatat” dosis radiasi yang telah mengenai
seorang pekerja radiasi secara akumulasi
Surveimeter, untuk melakukan pengukuran
tingkat radiasi di suatu lokasi secara langsung
Monitor Kontaminasi, untuk mengukur
tingkat kontaminasi pada pekerja, alat
maupun lingkungan
Surveimeter
Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis
radiasi pada suatu area secara langsung. Jadi, seorang pekerja
radiasi dapat memperkirakan jumlah radiasi yang akan
diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama waktu
tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini,
setiap pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan
radiasi yang melebihi batas ambang yang diizinkan.
Konstruksi survaimeter terdiri atas detektor dan peralatan
penunjang. Cara pengukuran yang diterapkan adalah cara arus
(current mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan
nilai intensitas radiasi. Secara elektronik, nilai intensitas
tersebut dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan
satuan roentgent/jam.
Surveimeter (Lanj.)
Konstruksi survaimeter

Detektor yang sering digunakan adalah


detektor isian gas dan detektor NaI(Tl)
Surveimeter (Lanj.)
Jenis Surveimeter
Survaimeter Gamma
 Survaimeter Beta dan Gamma
 Survaimeter Alpha (detektor yang
digunakan ZnS(Ag))
 Survaimeter neutron (gas BF3 atau gas
Helium)
 Survaimeter Multi-Guna
Surveimeter (Lanj.)
Prosedur Pemakaian Surveimeter
memeriksa batere
Hal ini dilakukan untuk menguji kondisi
catu daya tegangan tinggi detektor. Bila
tegangan tinggi detektor tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan, maka detektor tidak peka
atau tidak sensitif terhadap radiasi yang
mengenainya, akibatnya survaimeter akan
menunjukkan nilai yang salah
Surveimeter (Lanj.)
memeriksa sertifikat kalibrasi
Pemeriksaan sertifikat kalibrasi harus
memperhatikan faktor kalibrasi alat dan memeriksa
tanggal validasi sertifikat. Faktor kalibrasi
merupakan suatu parameter yang membandingkan
nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dan nilai dosis
sebenarnya.
Dsebenarnya = Dterukur x Faktor Kalibrasi
Bila sertifikat kalibrasinya sudah melewati batas
waktunya, maka survaimeter tersebut harus
dikalibrasi ulang sebelum dapat digunakan lagi.
Surveimeter (Lanj.)
mempelajari pengoperasian dan pembacaan
Langkah ini perlu dilakukan, khususnya bila akan
menggunakan survaimeter “baru”. Setiap
survaimeter mempunyai tombol-tombol dan
saklar-saklar yang berbeda-beda, biasanya terdapat
beberapa faktor pengalian misalnya x1; x10; x100
dan sebagainya.
Sedang display-nya juga berbeda-beda, ada yang
berskala rontgent / jam ; rad / jam ; Sievert /jam
atau mSievert / jam atau bahkan masih dalam cpm
(counts per minutes).
Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis
radiasi secara akumulasi.
Dosimeter personal ini harus ringan dan
berukuran kecil
Macam dosimeter personal :
 dosimeter saku (pen / pocket dosemeter),
 film badge,
 Thermoluminisence Dosemeter (TLD).
Dosimeter Saku

Keuntungan : dapat dibaca secara langsung dan tidak


membutuhkan peralatan tambahan untuk
pembacaannya.
Kelemahannya : tidak dapat menyimpan informasi
dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang
lama (sifat akumulasi kurang baik)
Film Badge

 Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan
holder
 Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika
digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter) energi
radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder,
maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis
dan energi radiasi yang telah mengenainya
Film Badge (lanj.)
Keuntungan lainnya film badge dapat
membedakan jenis radiasi yang
mengenainya dan mempunyai rentang
pengukuran energi yang lebih besar daripada
dosimeter saku
Kelemahannya, untuk mengetahui dosis
yang telah mengenainya harus diproses
secara khusus dan membutuhkan peralatan
tambahan untuk membaca tingkat kehitaman
film, yaitu densitometer
Dosimeter Termoluminisensi (TLD)
TLD (lanj.)
Detektor yang digunakan ini adalah kristal
anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF,
CaSO4. 
Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai
radiasi adalah proses termoluminisensi.
Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal
TLD sampai temperatur tertentu, kemudian
mendeteksi percikan-percikan cahaya yang
dipancarkannya. 
Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter
ini adalah TLD reader.
TLD (lanj.)
Keuntungan TLD dibandignkan film:

 dapat digunkan kembali,


 dapat dibuat ‘setara-jaringan’,
 tidak sensitif terhadap panas sebagaimana film,
 lebih rensponsif terhadap rentang energi foton yang
lebar,
 lebih sensitif terhadap radiasi.

Kekurangan TLD dibandingkan film:


 Mahal,
 bukan rekaman permanen.
TERIMAKASIH
SEMOGA
MENYEGARKAN
KEMBALI.

Anda mungkin juga menyukai