Anda di halaman 1dari 11

MATAHARI

SEBAGAI TATA
SURYA
DIMAS SYAHRUL DZAKI
Karakteristik

Matahari adalah bintang deret utama tipe G yang kira-kira terdiri dari 99,85% massa total tata surya. Bentuknya nyaris
bulat sempurna dengan kepepatan sebesar sembilan per satu juta, artinya diameter kutubnya berbeda 10 km saja dengan
diameter khatulistiwanya. Karena matahari terbuat dari plasma dan tidak padat, rotasinya lebih cepat di bagian
khatulistiwa ketimbang kutubnya. Peristiwa ini disebut rotasi diferensial dan terjadi karena konveksi pada matahari dan
gerakan massa-nya akibat gradasi suhu yang terlampau jauh dari inti ke permukaan. Massa tersebut mendorong
sebagian momentum sudut matahari yang berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari kutub utara ekliptika sehingga
kecepatan sudutnya didistribusikan Kembali. Matahari adalah bintang populasi I yang kaya elemen berat.
Pembentukan matahari diperkirakan diawali oleh gelombang kejut dari satu supernova terdekat atau lebih.Teori ini
didasarkan pada keberlimpahan elemen berat di tata surya, seperti emas dan uranium, dibandingkan bintang-bintang
populasi II yang elemen beratnya sedikit. Elemen-elemen ini sangat mungkin dihasilkan oleh reaksi nuklir endotermik
selama supernova atau transmutasi melalui penyerapan neutron di dalam sebuah bintang raksasa generasi kedua.

Matahari tidak punya batas pasti seperti planet-planet berbatu. Kepadatan gas di bagian terluarnya menurun seiring
bertambahnya jarak dari pusat matahari. Meski begitu, matahari memiliki struktur interior yang jelas. Radius matahari
diukur dari pusatnya ke pinggir fotosfer. Fotosfer adalah lapisan terakhir yang tampak karena lapisan-lapisan di atasnya
terlalu dingin atau terlalu tipis untuk meradiasikan cahaya yang cukup agar dapat terlihat mata telanjang di hadapan
cahaya terang dari fotosfer. Selama gerhana matahari total, ketika fotosfer terhalang Bulan, korona matahari terlihat di
sekitarnya.
Inti
Inti matahari diperkirakan merentang dari pusatnya sampai 20–25%
radius matahari. Kepadatannya mencapai 150 g/cm3 (sekitar 150 kali
lipat kepadatan air) dan suhu mendekati 15,7 juta kelvin (K).
Sebaliknya, suhu permukaan matahari kurang lebih 5.800 K. Analisis
terkini terhadap data misi SOHO menunjukkan keberadaan tingkat
rotasi yang lebih cepat di bagian inti ketimbang di seluruh zona radiatif .
Inti adalah satu-satunya wilayah matahari yang menghasilkan energi
termal yang cukup melalui fusi; 99% tenaganya tercipta di dalam 24%
radius matahari. Fusi hampir berhenti sepenuhnya pada tingkat 30%
radius. Sisanya dipanaskan oleh energi yang ditransfer ke luar oleh
radiasi dari inti ke zona konvektif di luarnya. Energi yang diproduksi
melalui fusi di inti harus melintasi beberapa lapisan dalam perjalanan
menuju fotosfer sebelum lepas ke angkasa dalam bentuk sinar matahari
atau energi kinetik partikel.
Zona konvektif

Di lapisan terluar matahari, dari permukaannya sampai kira-kira 200.000 km di


bawahnya (70% radius matahari dari pusat), suhunya lebih rendah daripada di zona
radiatif dan atom yang lebih berat tidak sepenuhnya terionisasikan. Akibatnya,
transportasi panas radiatif kurang efektif. Kepadatan gas-gas ini sangat rendah untuk
memungkinkan arus konvektif terbentuk. Material yang dipanaskan di takoklin
memanas dan memuai sehingga mengurangi kepadatannya dan memungkinkan
material tersebut naik. Pengaruhnya, konveksi termal berkembang saat sel panas
mengangkut mayoritas panas ke luar hingga fotosfer matahari. Setelah material
tersebut mendingin di fotosfer, kepadatannya meningkat, lalu tenggelam ke dasar
zona konveksi. Di sana, material memanfaatkan panas dari atas zona radiatif dan
siklus ini berlanjut. Di fotosfer, suhu menurun hingga 5.700 K dan kepadatannya
turun hingga 0,2 g/m3 (sekitar 1/6.000 kepadatan udara di permukaan laut)
Fotos
fer
Permukaan matahari yang tampak, fotosfer, adalah lapisan yang di bawahnya
matahari menjadi opak terhadap cahaya tampak. Di atas fotosfer, sinar
matahari yang tampak bebas berkelana ke angkasa dan energinya terlepas
sepenuhnya dari matahari. Perubahan opasitas diakibatkan oleh
berkurangnya jumlah ion H− yang mudah menyerap cahaya tampak.
Sebalinya, cahaya tampak yang kita lihat dihasilkan dalam bentuk elektron
dan bereaksi dengan atom hidrogen untuk menghasilkan ion H−.
Tebal fotosfer puluhan sampai ratusan kilometer, sedikit kurang opak daripada
udara di Bumi. Karena bagian atas fotosfer lebih dingin daripada bagian
bawahnya, citra matahari tampak lebih terang di tengah daripada pinggir atau
lengan cakram matahari; fenomena ini disebut penggelapan lengan.
Spektrum sinar matahari kurang lebih sama dengan spektrum benda hitam
yang beradiasi sekitar 6.000 K, berbaur dengan jalur penyerapan atomik dari
lapisan tipis di atas fotosfer. Fotosfer memiliki kepadatan partikel sekitar
1023 m−3 (sekitar 0,37% jumlah partikel per volume atmosfer Bumi di
permukaan laut). Fotosfer tidak sepenuhnya terionisasikan—cakupan
ionisasinya sekitar 3%—sehingga nyaris seluruh hidrogen dibiarkan
Atmosfer
Bagian matahari di atas fotosfer disebut atmosfer matahari. Atmosfer dapat diamati menggunakan
teleskop yang beroperasi di seluruh spektrum elektromagnet, mulai dari radio hingga cahaya tampak
sampai sinar gama, dan terdiri dari lima zona utama: suhu rendah, kromosfer, wilayah transisi, korona,
dan heliosfer. Heliosfer, dianggap sebagai atmosfer terluar tipis matahari, membentang ke luar
melewati orbit Pluto hingga heliopause yang membentuk batas dengan medium antarbintang.
Kromosfer, wilayah transisi, dan korona jauh lebih panas daripada permukaan matahari.[69]
Alasannya belum terbukti tepat; bukti yang ada memperkirakan bahwa gelombang Alfvén memiliki
energi yang cukup untuk memanaskan korona
Di atas kromosfer, di wilayah transisi tipis (sekitar 200 km), suhu naik cepat dari sekitar 20 ribu kelvin
di atas kromosfer hingga mendekati suhu korona sebesar satu juta kelvin. Peningkatan suhu ini
dibantu oleh ionisasi penuh helium di wilayah transisi, yang mengurangi pendinginan radiatif plasma
secara besar-besaran. Wilayah transisi tidak terbentuk di ketinggian tetap. Wilayah ini membentuk
semacam nimbus mengitari fitur-fitur kromosfer seperti spikula dan filamen dan memiliki gerakan tak
teratur yang konstan.[66] Wilayah transisi sulit diamati dari permukaan Bumi, tetapi dapat diamati
dari luar angkasa menggunakan instrumen yang sensitif terhadap spektrum ultraviolet ekstrem.
Medan
Magnet
Matahari adalah bintang bermagnet aktif. Matahari memiliki medan magnet kuat yang berubah-ubah tiap tahun
dan berbalik arah setiap sebelas tahun di sekitar maksimum matahari. Medan magnet matahari menjadi
penyebab sejumlah dampak yang secara kolektif disebut aktivitas matahari, termasuk titik matahari di
permukaan matahari, semburan matahari, dan variasi angin matahari yang mengangkut material melintasi
tata surya. Dampak aktivitas matahari terhadap Bumi meliputi aurora di lintang tengah sampai tinggi serta
gangguan komunikasi radio dan tenaga listrik. Aktivitas matahari diduga memainkan peran besar dalam
pembentukan dan evolusi tata surya. Aktivitas matahari mengubah struktur atmosfer terluar Bumi.
Semua materi dalam matahari berbentuk gas dan bersuhu tinggi yang disebut plasma. Ini membuat matahari
bisa berotasi lebih cepat di khatulistiwa (sekitar 25 hari) daripada lintang yang lebih tinggi (sekitar 35 hari
di dekat kutubnya). Rotasi diferensial lintang matahari menyebabkan jalur medan magnetnya saling terikat
seiring waktu, menghasilkan lingkaran medan magnet dari permukaan matahari dan mencetus pembentukan
titik matahari dan prominensa matahari (baca rekoneksi magnetik). Aksi ikat-ikatan ini menciptakan
dinamo matahari dan siklus aktivitas magnetik 11 tahun; medan magnet matahari berbalik arah setiap 11
tahun.
Pergerakan Matahari
Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali
putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap
perubahan posisi bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari
sumbu orbit Bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di bulan September
sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola
padat, melainkan bola gas, sehingga matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang
seragam. Ahli astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian interior matahari tidak
sama dengan bagian permukaannya. Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan,
sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga berotasi bersama, tetapi dengan kecepatan
yang berbeda. Bagian ekuatorial (tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari,
sedangkan bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari. Sumber perbedaan waktu
rotasi matahari tersebut masih diteliti
Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi
Bimasakti. Matahari terletak sejauh 28 ribu tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti.
Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah 828 ribu km/jam sehingga diperkirakan akan
membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk mencapai satu putaran sempurna
mengelilingi galaksi.
Bintik Matahari

Bintik matahari adalaah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian


fotosfer matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik matahari tercipta saat
garis medan magnet matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari
dapat lebih besar daripada Bumi. Bintik matahari memiliki daerah yang gelap
bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra.
Warna bintik matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah
dari fotosfer. Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200 °C sedangkan di daerah
penumbra adalah 3.500 °C. Karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka
bagian bintik matahari umbra hanya mengemisikan 1/6 kali cahaya bila
dibandingkan permukaan matahari pada ukuran yang sama.
Manfaat dan Peran
Matahari
1. Panas matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi. Bumi
juga menerima energi matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair,
yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan. Selain itu, panas matahari
memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
2. Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan
fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan berperan sebagai
sumber pangan bagi hewan dan manusia. Makhluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil
yang menghasilkan minyak Bumi dan batu bara sebagai sumber energi. Hal ini merupakan peran
dari energi matahari secara tidak langsung.
3. Pembangkit listrik tenaga matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber energi
terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap
cahaya matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik. Panas yang ditangkap kemudian
digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan dipakai untuk menjalankan
turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya
atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar matahari. Sel surya sudah
banyak dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap
bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai